Tahap pendahuluan Tahap pengajuan, pembahasan, dan penetapan APBN

37 APBN dan APBD alokasi dana per departemenlembaga, sektor, subsektor, program, dan proyekkegiatan. 4. Untuk membiayai tugas umum pemerintah dan pembangunan, departemenlembaga mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga RKAKL kepada Departemen Keuangan dan Bappenas untuk kemudian dibahas menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA dan diverifikasi sebelum proses pembayaran. Proses ini harus diselesaikan dari Oktober hingga Desember. 5. Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa Keputusan Presiden Kepres sebagai Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam melaksanakan pembayaran, kepala kantorpimpinan proyek di masing-masing kementerian dan lembaga mengajukan Surat permintaan Pembayaran kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara KPPN.

c. Tahap pengawasan APBN

1. Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh pengawas fungsional baik eksternal maupun internal pemerintah. 2. Sebelum berakhirnya tahun anggaran sekitar bulan November, pemerintah melalui Menteri Keuangan membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan melaporkannya dalam bentuk Rancangan Perhitungan Anggaran Negara RUU PAN yang paling lambat dilakukan lima belas bulan setelah berakhirnya pelaksanaan APBN tahun anggaran yang ber- sangkutan. Laporan ini disusun atas dasar realisasi yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa keuangan BPK. Apabila hasil pemeriksaaan perhitungan dan pertanggung jawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam RUU PAN disetujui oleh BPK, RUU PAN tersebut diajukan kepada DPR untuk mendapat pengesahan menjadi UU Perhitungan Anggaran Negara UU PAN tahun anggaran bersangkutan. 38 Ekonomi SMA Kelas XI

6. Struktur APBN

Format APBN yang sekarang ini sudah disesuaikan dengan format I-Account GFS IMF Standard, yang terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu 1. sisi penerimaan, 2. sisi pengeluaran, dan 3. sisi pembiayaan. Apakah kalian sudah membaca APBN negara kita tahun ini? No. Uraian 2002 2003 2004 2005 2006 PAN PAN APBN-P APBN-P2 APBN 1. Pendapatan Negara dan 298,8 341,4 403,8 516,2 625,2 Hibah Penerimaan Perpajakan 210,1 242,0 279,2 347,6 416,3 Penerimaan Bukan Pajak 88,4 98,9 123,8 161,4 205,3 Hibah 0,3 0,5 0,8 7,2 3,6 2. Belanja Negara 322,2 376,5 430,0 542,4 647,7 Belanja Pemerintah Pusat 224,0 256,2 300,0 392,8 427,6 Pembayaran Bunga Utang 89,9 65,4 63,2 59,2 76,6 Subsidi 40,0 43,9 69,9 121,9 79,5 Belanja Daerah 98,2 120,3 130,0 149,6 220,1 3. Keseimbangan Umum 23,4 34,4 26,3 26,2 22,4 4. Surat Utang Negara 650,0 624,0 621,0 620,0

n.a.

5. Utang Luar Negeri 131,3 135,4 137,0 134,9

n.a. USD milyar

Pemerintah 74,5 80,9 80,7 78,3 n.a. Swasta 55,2 51,9 52,9 52,4 n.a. 6. PDB Nominal 1.897,8 2.086,8 2.303,5 2.636,5 3.040,8 7. Surplus Defisit APBN 1,4 1,7 1,1 1,0 0,7 PDB Tabel 2.1 APBN Tahun 2002–2006 dalam Triliun rupiah Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN RI 2006