Potensi Penggunaan Tumbuhan Air sebagai Water Purifier Limbah Pabrik Cangkang Kapsul

POTENSI PENGGUNAAN TUMBUHAN AIR SEBAGAI WATER
PURIFIER LIMBAH PABRIK CANGKANG KAPSUL

SARAH CYNTHIA NOVEMBRIA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

ABSTRAK
SARAH CYNTHIA N. Potensi Penggunaan Tumbuhan Air sebagai Water Purifier Limbah Pabrik
Cangkang kapsul. Dibimbing oleh IBNUL QAYIM dan NUNIK SRI ARIYANTI
Limbah cair PT Capsugel Indonesia setelah melalui proses pengolahan (di bak outlet)
mengandung klorin 0.03-0.05 ppm, sehingga belum memenuhi kriteria yang dapat digunakan untuk
kehidupan biota air seperti ikan, plankton dan lainnya. Pada kadar klorin lebih dari 0.003 ppm,
kehidupan ikan dapat terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tiga spesies
tumbuhan air: kayu apu (Pistia stratiotes), kiambang (Salvinia natans) dan kiapung (Azolla pinnata)
sebagai water purifier limbah pabrik cangkang kapsul. Beberapa parameter yang diamati adalah
klorin, nitrat, amonia, pH, Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD)

sebelum dan sesudah penanaman. Selanjutnya juga diamati respons tumbuhan air tersebut dalam
medium tumbuh (limbah cair) dengan kandungan klorin tinggi (0.66 ppm). Dua hari setelah
penanaman tumbuhan air, konsentrasi klorin dalam medium limbah cair banyak berkurang. Penurunan
kandungan klorin dalam medium dengan kayu apu lebih banyak dibanding tumbuhan kiambang dan
kiapung, sebaliknya klorin pada medium tanpa tumbuhan air sedikit bertambah. Konsentrasi nitrat dan
amonia turun dan naik selama perlakuan, sedangkan konsentrasi nitrat dan amonia pada kontrol terus
naik. Perlakuan dengan tumbuhan air menghasilkan nilai pH rata-rata juga mengalami peningkatan,
kecuali pada perlakuan dengan kiambang nilai rata-rata pertumbuhan mengalami penurunan. Nilai
COD dan BOD yang rendah ditemukan pada perlakuan dengan tanaman kayu apu pada akhir
pengamatan. Kayu apu dan kiambang pada medium dengan kandungan klorin 0.66 ppm tidak
berpengaruh, sebaliknya pertumbuhan kiapung terganggu.
Kata Kunci : tumbuhan air, penjernih air, limbah cair, klorin, cangkang kapsul.
ABSTRACT
SARAH CYNTHIA N. Potential Use of Aquatic Plant for Water Purifier of the Waste Water of
Capsule Package Factory. Directed by IBNUL QAYIM and NUNIK SRI ARIYANTI
The processed wastewater (in the outlet pool) of PT Capsugel Indonesia (capsule package
factory) contained chlorine of 0.03-0.05 ppm, therefore they were out of water criteria of used for the
aquatic lives such as fish, plankton and others. This study aimed to determine the potential use of
three species of aquatic plants: kayu apu (Pistia stratiotes), kiambang (Salvinia natans) and kiapung
(Azolla pinnata) for purifying wastewater of the factory. The observed parameters were chlorine,

nitrate, ammonia, pH, COD and BOD before and after planting. In addition growth of the aquatic
plant in the medium contained high chlorine (0.66 ppm) were also observed. The chlorine in
wastewater medium with the aquatic plants was reduced. The decreased chlorine in the medium with
kayu apu was lower than those with kiambang and kiapung, while chlorine slightly increased in the
medium without plants. The concentration of nitrate and ammonia go up and down in the medium
treated, while those of control continued to rise. The average pH medium with kayu apu and kiambang
increased, however the average pH of medium planted kiambang declined. The value of COD and
BOD are low in the medium of kayu apu after two days planting. Kayu apu and kiambang were not
affected in medium with the chlorine of 0.66 ppm, otherwise the growth of kiapung decreased.
Keywords : aquatic plants, water purifier, wastewater, chlorine, capsule package.

POTENSI PENGGUNAAN TUMBUHAN AIR SEBAGAI WATER
PURIFIER LIMBAH PABRIK CANGKANG KAPSUL

SARAH CYNTHIA NOVEMBRIA

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Judul Skripsi

: Potensi Penggunaan Tumbuhan Air sebagai Water
Purifier Limbah Pabrik Cangkang Kapsul

Nama

: Sarah Cynthia Novembria

NIM

: G34062526


Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

(Dr. Ir. Ibnul Qayim)

(Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si.)

NIP : 196502201990021001

NIP : 196907291993032001

Mengetahui:
Ketua Departemen

(Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena)
NIP : 19641002 198903 1002


Tanggal lulus :

PRAKATA
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr. Ir. Ibnul Qayim dan Ibu Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si sebagai dosen pembimbing
yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan nasehat
kepada penulis sehingga penulisan karya ilmiah dapat diselesaikan, serta Ibu Dra. Sri Listiyowati, M.Si
selaku penguji. Terimakasih kepada Bapak Eddy Suyadi dan Bapak Idwan Arianto sebagai
pembimbing di PT Capsugel, juga kepada pihak-pihak di PT Capsugel Indonesia yang telah
menyediakan tempat untuk penelitian.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua tersayang Ir. H. Sudradji dan
Hj. Ermyn Elsuf yang senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dukungan, dan doa
yang tak henti-henti. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakak (Siera Aninditha
Casandri Putri), adik (Vidi Yugho Prawira Pati), Suherman Adhi Putra atas kasih sayang, perhatian,
motivasi, dan doa.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para karyawan PT Capsugel Indonesia: Pak
Suripto, Kang Irwan, Ka Amal, Pak Riswan dan Pak Muji yang telah membantu penulis untuk
mendapatkan ide dan bahan penunjang, sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Teh
Indri, Irma, Imam, Tanto dan Menur terima kasih atas kebersamaan, bantuan dan dukungan. Temanteman seperjuangan Biologi 43 (Risya Putri Anggraeni, Diana Agustin Carolina, Christine Marsaulina

Pardede, Isnita Khairunnisa, Nining Maulana, dll) yang telah bersama penulis baik dalam suka
maupun duka, selalu memberi dorongan kepada penulis agar menjadi yang terbaik di masa akan
datang, dan semua pihak yang telah membantu dalam kesuksesan penulisan karya ilmiah ini yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Bogor, Agustus 2011

Sarah Cynthia N

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 15 Nopember 1987, dari ayah Ir. H. Sudradji dan Ibu Hj.
Ermyn Elsuf. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis lulus SD pada tahun 1993 dan lulus SLTP tahun 2002. Tahun 2005 penulis lulus dari
SMU Plus YPHB dan tahun 2006 penulis diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melaksanakan kegiatan studi lapang di Sukabumi
dengan judul “Autekologi Phaius flavus dan Spathologlottis sp. sebagai tumbuhan langka di Taman
Wisata Alam Situgunung”. Penulis melaksanakan kegiatan praktik lapang di PT Capsugel Indonesia

dengan judul Pengaruh Penambahan Sodium Karbonat terhadap Penurunan Amonia dan COD pada
Proses Nitrifikasi di PT Capsigel Indonesia pada tahun 2009.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ............................................................................................................................ 2
Metode ........................................................................................................................................ 2
Persiapan Tumbuhan Air .......................................................................................................... 2
Penanaman Tumbuhan pada Medium Limbah Cair ................................................................... 2
Penanaman Tumbuhan pada Medium Limbah Cair dengan Penambahan Kaporit ...................... 2
Pengolahan Data ...................................................................................................................... 2
HASIL
Kualitas Air Limbah dalam Medium setelah Penanaman Tumbuhan Air. ...................................... 2
Konsentrasi Klorin. .................................................................................................................. 2

Konsentrasi Nitrat. ................................................................................................................... 2
Konsentrasi Amonia ................................................................................................................. 3
pH. .......................................................................................................................................... 3
Konsentrasi COD. .................................................................................................................... 3
Konsentrasi BOD. .................................................................................................................... 3
Respons Tumbuhan Air pada Medium dengan Konsentrasi Klorin Tinggi..................................... 4
Penurunan Konsentrasi Klorin ..................................................................................................... 4
PEMBAHASAN
Potensi Tumbuhan Air dalam Menurunkan Konsentrasi Klorin..................................................... 5
Nitrat, Amonia dan pH dalam Medium......................................................................................... 5
COD dan BOD dalam Medium .................................................................................................... 5
Respons Tumbuhan Air pada Medium dengan Kandungan Klorin 0.66 ppm ................................. 6
Penurunan Konsentrasi Klorin ..................................................................................................... 6
SIMPULAN ....................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 6
LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 8

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1


2

3

4

5

6

7

8

9

10

Rata-rata konsentrasi klorin pada medium limbah cair setelah penanaman

kayu apu (PS), kiambang (SN), kiapung (AP) dan tanpa tumbuhan air (KO)
pada hari ke-2……………………………………………………………………..……………….2
Rata-rata konsentrasi nitrat pada medium limbah cair setelah penanaman
kayu apu ( ), kiambang ( ), kiapung (x) sera medium tanpa tumbuhan
air (kontrol, ) pada hari ke-0, hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6 dan hari ke-8……...……..……......3
Rata-rata konsentrasi amonia pada medium limbah cair setelah penanaman
kayu apu ( ), kiambang ( ), kiapung (x) serta medium tanpa tumbuhan
air (kontrol, ) pada hari ke-0, hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6 dan hari ke-8………………..…....3
Rata-rata konsentrasi pH pada medium limbah cair setelah penanaman
kayu apu ( ), kiambang ( ), kiapung (x) serta medium tanpa tumbuhan
air (kontrol, ) pada hari ke-0, hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6 dan hari ke-8…………..…….…....3
Rata-rata konsentrasi COD pada medium limbah cair setelah penanaman
kayu apu ( ), kiambang ( ), kiapung (x) serta medium tanpa tumbuhan
air (kontrol, ) pada hari ke-0, hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6 dan hari ke-8…...……………..…..4
Rata-rata konsentrasi BOD pada medium limbah cair setelah penanaman
kayu apu ( ), kiambang ( ), kiapung (x) serta medium tanpa tumbuhan
air (kontrol, ) pada hari ke-0, hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6 dan hari ke-8…………...………....4
Rata-rata jumlah daun ( ), jumlah tunas ( ) dan panjang akar ( ) per
tanaman kayu apu pada hari ke-0, ke-2, ke-4, ke-6, ke-8 dan ke-10
penanaman pada medium limbah cair………………………………………………...……...…...4

Rata-rata jumlah daun ( ), jumlah tunas ( ) dan panjang tumbuhan ( )
per tanaman kiambang pada hari ke-0, ke-2, ke-4, ke-6, ke-8 dan ke-10
penanaman pada medium limbah cair…………………………………………………………….4
Rata-rata persentase penutupan kiapung pada permukaan medium limbah
cair pada hari ke-0, hari ke-2, ke-4, ke-6, ke-8 dan ke-10 penanaman pada
medium limbah cair…………………………………………………………..…………………...4
Rata-rata nilai klorin pada medium limbah cair setelah penanaman kayu
apu ( ), kiambang ( ) dan kiapung (x) serta medium tanpa tumbuhan air
(kontrol, ) pada hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6, hari ke-8 dan hari ke-10……………….………5

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
5

Jenis tumbuhan air, yaitu: kayu apu (Pistia stratiotes), kiambang
(Salvinia natans) dan kiapung (Azolla pinnata)…………………………………...................…...9
Rancangan percobaan penanaman tumbuhan air dalam medium
Limbah cair………………………………………………………………....................................10
Kayu apu pada percobaan penanaman tumbuhan air medium limbah
cair dengan penambahan klorin 0.66 ppm ………………………………….………………......11
Kiambang pada percobaan penanaman tumbuhan air medium limbah
cair dengan penambahan klorin 0.66 ppm …………………………………………....................12
Kiapung pada percobaan penanaman tumbuhan air medium limbah
cair dengan penambahan klorin 0.66 ppm …………………………………………....................13

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri cangkang kapsul adalah industri di
bidang farmasi yang memproduksi kapsul
kosong. Kegiatan industri ini menghasilkan
limbah cair maupun limbah padat. Limbah cair
berasal dari limbah proses produksi maupun
limbah domestik (sanitasi dan toilet). Limbah
cair tersebut mengandung bahan-bahan organik
seperti sisa gelatin dari proses produksi, sisa
makanan dari pencucian di kafetaria, dan
buangan toilet. Selain itu limbah tersebut
mengandung bahan-bahan anorganik seperti sisa
pewarna kapsul dan sisa deterjen dari kafetaria.
Tanpa melalui proses pengolahan, limbah
industri seperti limbah cair dari industri
cangkang kapsul
berpotensi
mencemari
lingkungannya. Sisa-sisa gelatin dalam limbah
dapat merupakan sumber pencemar amonia yang
berasal dari dekomposisi protein (Masui et al.
1999). Selain itu dekomposisi bahan organik
(gelatin dan lainnya) oleh mikroorganisme juga
dapat menurunkan Chemical Oxygen Demand
(COD) dalam perairan (Khiatuddin 2003),
sementara limbah deterjen dapat menambahkan
banyak unsur fosfor (P) dalam perairan (Fardiaz
1992).
Upaya
mengurangi
pencemaran
lingkungan dari limbah industri, umumnya pihak
industri telah melakukan pengolahan limbah.
Proses pengolahan limbah cair dilakukan
melalui proses-proses fisik, kimia dan biologi
(Sugiharto 1987). Limbah cair yang telah
melalui proses pengolahan menunjukkan
kualitas air secara fisik lebih baik (lebih jernih)
dan tidak ada bahan-bahan padatan. Namun
demikian, secara kimia kualitas limbah cair yang
melalui proses pengolahan sering kali masih
mengandung
bahan-bahan
yang
dapat
mengurangi kualitas air. Sebagai contoh nilai
klorin dalam limbah cair PT Capsugel Indonesia
setelah melalui proses pengolahan (di bak outlet)
berkisar 0.03-0.05 ppm (PT Capsugel 2010).
Nilai ini dibawah nilai ambang batas maksimal
kandungan klorin yang diperbolehkan ada di air
limbah yaitu 1 ppm (Keputusan Gubernur Jawa
Barat No.6 Tahun 1999). Namun demikian
limbah cair di bak outlet dengan kadar klorin
tersebut belum memenuhi kriteria air golongan
C yaitu air yang dapat digunakan untuk
kehidupan hewan air seperti ikan dan biota air
lainnya. Konsentrasi klorin maksimum dalam air
golongan C adalah 0.003 ppm (Kementerian
KLH 1988a).
Kehidupan hewan air seperti ikan dan biota
lainnya terganggu ketika ada penambahan klorin
ke dalam air, yang biasa disebut klorin bebas.
Klorin bebas menyebabkan peningkatan
konsentrasi hemoglobin pada ikan (Christensen
et al. 1977), sehingga dapat menurunkan
tekanan oksigen dalam darah arteri yang akan
menyebabkan gangguan penyerapan oksigen

oleh insang (Alan 1987). Menurut Capuzzo et
al. (2003) klorin bebas dan suhu berpengaruh
terhadap kehidupan larva lobster.
Klorin adalah bahan kimia yang
ditambahkan dalam proses pengolahan limbah
untuk mengurangi konsentrasi amonia dan
warna yang tersisa dalam efluen. Hasil proses
pengolahan limbah cair di PT Capsugel
Indonesia masih mengandung 0.08 mg/l amonia
dan 8 mg/l nitrat (PT Capsugel 2010). Nilai
tersebut di atas batas yang diperbolehkan ada di
perairan golongan A, yaitu air yang
diperuntukan sebagai air minum tanpa
pengolahan (Kementerian KLH 1988b). Selain
itu nitrat dalam jumlah banyak di perairan dapat
menyebabkan eutrofikasi. Menurut Effendi
(2003) kadar nitrat di atas 5 mg/l di perairan
dikategorikan sebagai perairan eutrofik. Perairan
eutrofik ini dapat menunjukkan dampak yang
tidak diinginkan, termasuk pertumbuhan
ganggang yang berlebihan (Smith 1998) dan
terjadinya populasi bentik alga diperairan (Biggs
2000). Dekomposisi ganggang berlebihan dapat
mengakibatkan penurunan oksigen yang pada
gilirannya dapat menyebabkan kematian pada
ikan (Carpenter et al. 1998, Smith 1998).
Eutrofikasi dapat menyebabkan meningkatnya
populasi ganggang beracun dan menyebabkan
air laut berwarna cokelat kemerahan (Red
Tides), sehingga dapat menimbulkan keracunan
pada kerang dan kematian pada ikan-ikan di laut
(Anderson 1994). Masalah lain yang terkait
dengan eutrofikasi adalah pemusnahan tanaman
asli (Gleick 1998, Smith 1998), hilangnya
keanekaragaman hayati (NRC 1993, Smith
1998), dan kematian terumbu karang (Smith
1998).
Kemampuan
tumbuhan
air
dalam
membersihkan limbah cair (water purifier)
akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian.
Menurut Stowell et al. (1980), secara umum
tumbuhan air memiliki kemampuan untuk
menetralisir komponen-komponen tertentu di
dalam perairan, dan hal tersebut sangat
bermanfaat dalam proses pengolahan limbah
cair. Beberapa contoh tumbuhan air yang telah
digunakan sebagai water purifier adalah kayu
apu (Pistia stratiotes), kiambang (Salvinia
natans) dan kiapung (Azolla pinnata). Kayu apu
dan kiambang dapat menurunkan total N hampir
50% dan total P lebih dari 50% dalam perairan
(Henry-Silvia & Camargo 2006). Selain itu
penggunaan kayu apu dalam penyerapan
kromium (Ulfin 2005). Kiapung sudah umum
digunakan untuk pupuk hijau (Arifin 2003).
Beberapa penelitian menunjukkan kiapung
mampu menyerap logam berat seperti Pb
(Juhaeti & Syarif 2003).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi
tiga jenis tumbuhan air sebagai water purifier
limbah pabrik cangkang kapsul. Selain itu
penelitian ini juga bertujuan mengamati

2

pertumbuhan tiga jenis tumbuhan air dalam
(limbah cair) dengan kandungan klorin tinggi
(0.66 ppm) sebagai medium tumbuhnya.

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah sampel air
yang diambil dari air outlet hasil proses
pengolahan limbah cair industri di PT. Capsugel
Indonesia dan tiga jenis tumbuhan air, yaitu:
kayu apu (Pistia stratiotes) kiambang (Salvinia
natans) dan kiapung (Azolla pinnata).
(Lampiran 1).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wadah penampung air untuk limbah
(akuarium) berukuran (30 x 30 x 30) cm³, jaring
kawat untuk mengukur penutupan kiapung pada
medium, spektrofotometer UV-VIS DR
2010/HACH untuk mengukur parameter klorin,
nitrat dan amonia, pH meter, COD meter, BOD
meter dan alat-alat gelas.
Metode
Persiapan Tumbuhan Air. Tumbuhan air
yang digunakan pada penelitian ini diambil di
daerah persawahan. Tumbuhan tersebut
dibersihkan
dari
sisa
lumpur
dengan
menggunakan air mengalir. Selanjutnya
dikondisikan menggunakan air demineralisasi
sebanyak 15 liter selama 1 hari.
Penanaman Tumbuhan pada Medium
Limbah Cair. Dua belas akuarium masingmasing diisi 15 liter air limbah dari bak outlet.
Tiga akuarium diisi dengan tumbuhan kayu apu,
tiga akuarium diisi kiambang, tiga akuarium
diisi kiapung dan tiga sisanya tidak diisi
tumbuhan air (sebagai kontrol). Tumbuhan air
yang dimasukkan pada setiap akuarium
menutupi 50% permukaan air (Lampiran 2).
Pengamatan dilakukan terhadap konsentrasi klorin sebelum dan setelah dua hari
penanaman, dan nitrat, amonia, pH, COD dan
BOD setiap dua hari sekali selama delapan hari.
Klorin diukur menggunakan spektrofotometer
pada program 952 dengan panjang gelombang
530
nm,
nitrat
diukur
menggunakan
spektrofotometer pada program 355 dengan
panjang gelombang 500 nm, amonia diukur
menggunakan spektrofotometer pada program
380 dengan panjang gelombang 425 nm, pH
diukur menggunakan pH meter, COD diukur
menggunakan COD meter dan BOD dikur
menggunakan BOD meter.
Penanaman Tumbuhan pada Medium
Limbah Cair dengan Penambahan Kaporit.
Limbah cair dari bak outlet ditampung dalam
drum besar, kemudian ditambahkan kaporit
hingga konsentrasi klorin mencapai 0.66 ppm.
Setelah itu, limbah cair diisikan ke dalam 12
akuarium, masing-masing akuarium diisi 15 liter
air limbah tersebut. Kemudian tiga akuarium
diisi dengan tumbuhan kayu apu, tiga akuarium
diisi kiambang, tiga akuarium diisi kiapung dan
tiga sisanya tidak diisi tumbuhan air (sebagai

kontrol). Tumbuhan air yang dimasukkan pada
setiap akuarium menutupi 50% permukaan air
(lampiran 3).
Pengamatan dilakukan terhadap konsentrasi klorin setiap dua hari sekali selama
sepuluh hari. Klorin diukur menggunakan
spektrofotometer pada program 952 dengan
panjang gelombang 530 nm. Selain itu juga
diamati parameter pertumbuhan tumbuhan air
meliputi jumlah daun dan jumlah tunas (kayu
apu dan kiambang), panjang akar (kayu apu),
panjang tumbuhan (kiambang). Pada setiap
akuarium hanya diambil tiga tumbuhan untuk
mengukur parameter tumbuhan tersebut. Khusus
untuk kiapung diukur luas penutupan pada
mediumnya.
Pengolahan Data. Uji yang dilakukan
menggunakan Anova Rancangan Acak Lengkap
(RAL) intime diolah secara statistik dengan
program SAS dilanjut-kan menggunakan uji
Duncan dengan tingkat kepercayan 95%. Uji
tersebut untuk analisis data parameter kimia dan
parameter pertumbuhan.

HASIL
Kualitas Air Limbah dalam Medium setelah
Penanaman Tumbuhan Air.
Konsentrasi Klorin. Konsentrasi klorin
dalam akuarium kontrol (tanpa tumbuhan air)
sedikit bertambah (dari 0.031 ppm menjadi
0.035 ppm). Sedangkan konsentrasi klorin dalam
akuarium dengan tumbuhan air banyak
berkurang pada hari ke-2 (Anova p