Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Transplantasi Karang Masif Favia rotundata (Veron, 2000) di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta

1

PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP
TRANSPLANTASI KARANG MASIF Favia rotundata (Veron, 2000)
DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

RIANDI ERNANDA

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Pertumbuhan
dan Tingkat Kelangsungan Hidup Transplantasi Karang Masif Favia rotundata

(Veron, 2000) di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta adalah benar
merupakan hasil karya sendiri dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dan karya tulis ini kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014

Riandi Ernanda
NIM C540800

iv

RINGKASAN
RIANDI ERNANDA. Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup
Transplantasi Karang Masif Favia rotundata (Veron, 2000) di Perairan Pulau
Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Dibimbing oleh DIETRIECH
GEOFFREY BENGEN dan BEGINER SUBHAN.

Transplantasi karang merupakan suatu cara memperbanyak koloni karang
secara buatan dengan menggunakan fragmen-fragmen yang diletakkan di batu,
beton, rak maupun jaring. Fragmen merupakan potongan koloni karang yang di
ambil dengan menggunakan proses fragmentasi. Tujuan penelitian ini adalah
mengamati tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan transplantasi karang
Favia rotundata (Veron, 2000). Favia rotundata diletakkan pada modul semen
yang bersusun pada rak berukuran 1 m². Pemulihan luka fragmen karang Favia
rotundata selama enam bulan sudah tidak memperlihatkan adanya bekas
pemotongan. Perubahan warna yang terjadi pada fragmen karang Favia rotundata
terlihat jelas menjadi lebih cerah. Tingkat kelangsungan hidup fragmen Favia
rotundata yang ditransplantasikan adalah 100%. Tingkat pertumbuhan rata-rata
koloni karang selama pengamatan enam bulan adalah 0.94 ±0,10 cm², panjang
koloni diperoleh sebesar 0,80±0,13 cm, dan lebar koloni 0,87±0,11 cm.. Laju
pertumbuhan luas rata-rata fragmen karang Favia rotundata sebesar
0,0039±0,0018 cm²/bulan, laju pertumbuhan panjang rata-rata fragmen karang
Favia rotundata sebesar 0,0187±0,0094 cm/bulan, dan laju pertumbuhan lebar
rata-rata Favia rotundata sebesar 0,0228±0,0066 cm/bulan.
Kata kunci: Favia rotundata, transplantasi, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan
ABSTRACT
RIANDI ERNANDA. Survival Rate and Growth of Transplanted Corals

Favia rotundata Veron 2000 in Pramuka Island Waters of Thousand Island
Jakarta. Supervised by DIETRIECH GEOFFREY BENGEN and BEGINER
SUBHAN.
Transplantation is a way of artificial coral colonies reproduction by using
fragments which placed in stone, concrete, racks or net. Fragments are pieces of
coral colonies taken by using a fragmentation. This research aimed to measure the
survival and growth of coral transplants Favia rotundata Veron 2000. Favia
rotundata placed on the composite cement module and put on a rack-sized 1 m².
Recovery of coral fragment Favia rotundata wounds in six months showed that
there was no cutting scars. Coloration change from pale to brownish was observed
at the end of observation at the end of observation. Survival rate of transplanted
fragment was 100%. The average growth rate of coral colonies during the six
months study was 0.94 ±0,10 cm² (area), 0,80±0,13 cm (length) and 0,87±0,11
cm (width). The growth rate of average area was 0,0039±0,0018 cm²/month, the
growth rate of average length was 0,0187±0,0094 cm/month, and growth rate of
average width was 0,0228±0,0066 cm/month.
Keyword : Favia rotundata, transplantation, survival rate, growth rate

v


PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP
TRANSPLANTASI KARANG MASIF Favia rotundata (Veron, 2000)
DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

RIANDI ERNANDA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

vi


vii

SKRIPSI
Judul Skripsi :

Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Transplantasi
Karang Masif Favia rotundata (Veron, 2000) di Perairan Pulau
Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta
Nama :
Riandi Ernanda
NIM :
C54080056
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen, DEA
Pembimbing I

Beginer Subhan, S.Pi, M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Ujian : 23 Juni 2014

viii

ix

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat dan
karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi berjudul “Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup
Transplantasi Karang Masif Favia rotundata Veron 2000 di Perairan Pulau
Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta”. Penelitian ini merupakan tugas akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Departemen

Ilmu dan Teknologi Kelautan yaitu Sarjana Ilmu Kelautan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dietriech
Geoffrey Bengen, DEA dan Bapak Beginer Subhan, S.Pi, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan, serta seluruh staf
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK-IPB yang telah membantu. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Suryo Kusumo, S.Pi, M.Si.
selaku pihak Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) yang telah
memberikan dukungan untuk menyelesaikan penelitian, serta Bapak Mahyudin
beserta Istri, Bapak Halimun dan Bapak Leo atas bantuan di lapangan. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada Fisheries Diving Club (FDC-IPB) atas
pendidikan dan pelatihan yang diberikan beserta teman-teman diklat 28 atas
kebersamaannya selama ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
Ayah Mahrian Subarta, Ibu Erna Setiawati, kedua Adik yaitu Anggun Angraini
dan Dinda Triana P serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014

Riandi Ernanda

x


DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Persiapan Rak dan Substrat
Pengambilan Fragmen Karang
Penempelan Fragmen Karang
Pengukuran Luas, Panjang, dan Lebar Fragmen Karang
Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan
Analisis Data
Tingkat Kelangsungan Hidup Fragmen Karang
Pertumbuhan Mutlak Fragmen Karang
Laju Pertumbuhan Fragmen Karang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemulihan Luka dan Perubahan Warna Fragmen Karang
Tingkat Kelangsungan Hidup Favia rotundata
Pertumbuhan Favia rotunda

Pertumbuhan Mutlak
Laju Pertumbuhan Luas
Laju Pertumbuhan Panjang
Laju Pertumbuhan Lebar
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
1
1
2
2
2
3
3
3
3
4
4

4
5
6
6
7
8
8
9
10
11
12
13
15

xi
DAFTAR GAMBAR
1. Lokasi penelitian di Selatan Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan
Seribu, Jakarta
2. Rak (a) dan substrat (b) pada penelitian transplantasi untuk penempelan fragmen karang
3. Pemulihan luka dan perubahan warna pada Favia rotundata

4. Tingkat kelangsungan hidup karang Favia rotundata
5. Pertumbuhan mutlak fragmen karang Favia rotundata
6. Laju pertumbuhan luas (cm²/bulan) fragmen karang Favia rotundata
7. Laju pertumbuhan panjang (cm/bulan) fragmen karang
8. Laju pertumbuhan lebar (cm/bulan) fragmen karang

2
3

6
7
8
9
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1. Foto fragmen karang jenis Favia rotundata
2. Hasil perhitungan pertumbuhan ukuran panjang dan lebar fragmen karang jenis
Favia rotundata
3 . Hasil perhitungan pertumbuhan ukuran luas fragmen karang jenis Favia rotundata
4. Hasil perhitungan parameter fisika dan kimia lokasi penelitian

15
16
17
18

0

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Transplantasi atau propagasi karang merupakan suatu cara memperbanyak
koloni karang secara buatan dengan menggunakan fragmen-fragmen yang
diletakkan di batu, beton, rak maupun jaring. Transplantasi karang bertujuan
untuk memanfaatkan sumberdaya hayati laut yang berkesinambungan dan
berimbang serta untuk mempercepat proses rehabilitasi terumbu karang yang
rusak atau memperbaiki dan menciptakan habitat terumbu karang. Karang dengan
bentuk skeleton, bentuk tentakel, dan kombinasi warna yang indah dapat
dimanfaatkan untuk perdagangan (Suharsono, 2008). Oleh karena itu, banyak
kegiatan transplantasi karang yang memiliki tujuan untuk perdagangan. Karang
dengan berbagai variasi bentuk pertumbuhan, variasi bentuk tentakel, dan variasi
warna dapat dimanfaatkan untuk hiasan aquarium. Bahkan karang mati dapat
dimanfaatkan sebagai substrat tempat tumbuhnya biota-biota lainnya seperti
koralin alga, karang lunak, zoanthid, dan bryozoa (Suharsono, 2008).
Beberapa karang hias yang berhasil ditransplantasikan saat ini sangat
banyak. Beberapa jenis telah ditransplantasikan oleh Subhan et al. (2008) pada
karang jenis Euphyllia sp dengan nilai kelangsungan hidup 77,78%, Plerogyra
sinuosa dengan nilai 33,33%, dan Cynarina lacrymalis dengan nilai 22,22%,
kemudian Aziz (2002) melakukan transplantasi pada jenis Trachypillia geoffroyi
dan Wellsophyllia radiata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta dengan nilai
kelangsungan hidup masing-masing jenis sebesar 33,33% dan 66,67%.
Karang dengan bentuk pertumbuhan masif dan yang hidup soliter biasanya
lambat pertumbuhannya, sedangkan karang dengan bentuk pertumbuhan
bercabang tumbuh lebih cepat. Karang bercabangd dari jenis Acropora merupakan
karang yang paling cepat tumbuh dan dapat mencapai 20 cm/th, sedangkan karang
masif dari semua jenis Porites, Favia, Favites mempunyai kecepatan tumbuh
antara 1,5–2 cm/th (Suharsono, 2008). Transplantasi karang juga memperhatikan
tingkat kelangsungan hidup yang dapat dijadikan faktor keberhasilan transplantasi
karang. Menurut Harriot dan Fisk (1988) kegiatan transplantasi dikatakan berhasil
dari sudut pandang biologis, apabila jumlah karang yang hidup antara 50–100%.
Favia merupakan salah satu karang yang diperdagangkan sebagai karang hias
(Idris dan Fadillah, 2012), namun penelitian tentang transplantasi ini masih
jarang dan masih perlu diteliti lebih lanjut. Perdagangan karang hias diperkirakan
memiliki nilai sebesar US $ 7.000 per ton, jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan karang yang diproduksi sebagai bahan kapur yang hanya bernilai sebesar
US$ 60 per ton (Wabnitz et al. 2003).

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pertumbuhan dan tingkat
kelangsungan hidup karang masif Favia rotundata (Veron, 2000) di perairan
Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta.

2

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga November 2011. Lokasi
penelitian berada di Selatan Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu, Jakarta (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi penelitian di Selatan Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau
Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta

Persiapan Rak, Jaring dan Substrat
Metode transplantasi ini menggunakan rak, jaring dan substrat. Rak yang
digunakan berukuran 1 m2 terbuat dari paralon yang berbentuk persegi dan diisi
semen padat agar tenggelam di dalam air. Pada bagian atas rak dibentangkan
jaring untuk menutupi luasan rak dan dilingkari oleh tali pancing untuk
mengaitkan fragmen karang yang akan ditempelkan. Rak yang telah siap
dipasangkan penyangga yang terbuat dari pipa paralon berisi semen padat
sepanjang 10 cm untuk menjaga jarak terhadap dasar perairan. Ada satu rak yang
diletakkan pada kedalaman 15 m.
Substrat yang digunakan terbuat dari semen padat yang berbentuk persegi
berukuran (10x10) cm2 (Gambar 2). Bagian tengah subsrat diberi lubang
berdiameter ±2 cm sebagai tempat menempelkan fragmen karang Favia

3

rotundata. Semen yang digunakan berasal dari campuran semen dengan air laut.
Substrat akan didiamkan selama satu minggu di dalam air laut sebelum digunakan
agar lebih bersifat alami. Jumlah fragmen karang Favia rotundata yang
digunakan sebanyak 16 fragmen yang diletakkan di atas rak.

Gambar 2. Rak (a) dan substrat (b) pada penelitian transplantasi untuk penempelan
fragmen karang

Pengambilan Fragmen Karang
Fragmen yang ditranplantasikan berasal dari induk koloni karang alami
Favia rotundata berbentuk masif yang ditemukan di Pulau Air dan Pulau
Panggang. Induk alami yang ditemukan kemudian dipotong dengan menggunakan
pahat dan palu. Koloni karang Favia rotundata yang diambil dimasukkan ke
dalam wadah ember besar yang diberi air laut. Perlakuan ini dilakukan agar dapat
mengurangi tekanan pada fragmen karang Favia rotundata yang diambil.
Meminimalisasi cahaya matahari perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan pada
fragmen karang Favia rotundata. Tekanan merupakan bentuk perubahan kondisi
yang dialami oleh fragmen karang yang dapat dicirikan dengan keluarnya lendir
dari karang.
Penempelan Fragmen Karang
Penempelan fragmen karang Favia rotundata pada substrat yang telah
disiapkan menggunakan semen yang dicairkan dengan air laut. Penggunaan air
laut ini akan lebih memudahkan fragmen karang untuk beradaptasi. Fragmen
karang Favia rotundata kemudian dikaitkan pada rak. Jarak antar substrat ±10-15
cm agar fragmen karang Favia rotundata mendapatkan pasokan nutrien yang
cukup. Rak berisi substrat dan fragmen karang Favia rotundata diletakkan pada
kedalaman 15 m.
Pengukuran Luas, Panjang, dan Lebar Fragmen Karang
Pengukuran fragmen karang yang dilakukan melalui pengambilan foto
fragmen yang disertai dengan skala bergaris untuk memudahkan dalam
pengolahan data. Pengambilan foto fragmen yang dilakukan memiliki konsistensi
atau acuan untuk mengurangi kesalahan. Konsistensi yang dilakukan dengan

4

mengambil foto fragmen menghadap kedalaman yang lebih dangkal. Selain itu,
konsistensi dilakukan dengan menampilkan kode fragmen. Tegak lurusnya saat
pengambilan foto antara bidang yang diamati juga menjadi konsistensi dalam
pengukuran fragmen karang. Pengukuran panjang diambil dari atas sampai bawah
karang, pengambilan lebar diambil dari sisi kiri sampai sisi kanan karang dan
pengukuran luas diambil dari pengukuran panjang dan lebar dengan menggunakan
sisi terpanjang. Penggaris yang diletakkan di sebelah karang menjadi skala
pengukuran, kemudian dilakukan digitasi pada tepian karang dengan
menggunakan ImageJ 1.46r (NIH Image, USA).
Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan
Parameter fisika-kimia perairan digunakan sebagai data pendukung
pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan warna karang. Pengambilan data
parameter fisika-kimia perairan dilakukan tiap bulannya selama enam bulan
penelitian. Parameter fisika-kimia yang diambil adalah suhu (oC), kekeruhan
(NTU), oksigen terlarut (mg/l), derajat keasaman, salinitas (‰), nitrat (mg/l),
ortofosfat (mg/l), dan amoniak (mg/l).
Analisis Data
Tingkat kelangsungan hidup fragmen karang
Untuk mengetahui persentase fragmen karang yang ditransplantasikan
masih tetap hidup dari awal hingga akhir kegiatan penelitian, persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut (Ricker, 1975):
...................................... (i)
Keterangan :
SR
: Tingkat kelangsungan hidup fragmen (%)
: Jumlah fragmen pada akhir penelitian
N�
No
: Jumlah fragmen pada awal penelitian
Pertumbuhan mutlak fragmen karang
Pertumbuhan mutlak fragmen karang diketahui dengan menganalisis
beberapa parameter terkait pertumbuhannya, yaitu meliputi pertumbuhan panjang,
lebar, dan luas. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Ricker, 1975):
..................................................... (ii)
Keterangan :
β
: Pertumbuhan panjang/lebar/luas fragmen karang (cm)
: Panjang/lebar/luas fragmen karang pada saat waktu akhir (cm)
: Panjang/lebar/luas fragmen karang pada saat waktu awal (cm)

5

Laju pertumbuhan fragmen karang
Persamaan yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan fragmen
karang adalah sebagai berikut (Ricker, 1975):
........................................................... (iii)
Keterangan :
α
: Pertumbuhan panjang dan lebar (cm/bulan), atau luasan (cm2/bulan)
dL
: Pertumbuhan panjang dan lebar (cm), atau luasan (cm2)
dT
: Perubahan waktu (bulan)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemulihan Luka dan Perubahan Warna Fragmen Karang
Pengamatan terhadap pemulihan luka dan perubahan warna fragmen
karang Favia rotundata bertujuan untuk mengetahui perubahan fragmen karang
terhadap luka hasil pemotongan fragmen dan tekanan yang diakibatkan oleh
perlakuan didarat. Pemulihan dan perubahan warna karang diamati dengan
menggunakan hasil foto yang didapatkan dari pengamatan tiap bulannya (tanda
panah berwarna merah). Pemulihan luka karang yang diakibatkan oleh
pemotongan koloni (induk karang) menjadi fragmen karang diamati berdasarkan
penyembuhan luka serta pelebaran jaringan, sedangkan perubahan warna karang
dilihat dengan membandingkan warna karang dari awal penelitian hingga akhir
penelitian (Gambar 3).

Gambar 3. Pemulihan luka dan perubahan warna pada Favia rotundata.
Pemulihan luka karang terjadi pada bulan Juni, setelah itu terjadi pelebaran
jaringan hingga bulan November dimana fragmen yang mengalami luka telah
sembuh dan tumbuh pada pinggiran fragmen (Gambar 3). Luka yang terdapat
pada fragmen karang berasal dari pemotongan indukan saat pengambilan dari
alam yang akan dibawa ke darat. Karang kembali dipotong sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan. Sebaiknya luka pada awal pemotongan diusahakan seminimal
mungkin agar karang membutuhkan waktu yang singkat untuk proses
penyembuhan dibandingkan dengan luka yang besar karena waktu diperlukan
untuk penutupan luka akan semakin lama. Salah satu ciri yang terjadi pada proses
pentupan luka pada fragmen karang adalah keluarnya cairan jaringan tubuh dan
diproduksinya lendir yang relatif banyak. Cairan yang keluar pada bagian luka
karang bertujuan untuk melindungi luka dari bakteri atau predator.

7

Karang jenis Favia rotundata yang ditransplantasikan mengalami
perubahan warna dari warna awal yaitu coklat pucat menjadi coklat segar di akhir
pengamatan. Perubahan warna karang juga terjadi pada penelitian Ramadhana
(2013), dimana karang jenis Acanthastrea echinata pada bulan awal berwarna
hijau, kemudian bulan selanjutnya karang berubah menjadi warna hijau pekat lalu
berubah menjadi coklat kekuningan hingga bulan terakhir pengamatan. Penelitian
Prastiwi (2011), memperlihatkan bahwa karang jenis Lobophytum stritum
mengalami perubahan warna pada minggu ke-2, dari warna coklat pucat menjadi
warna coklat segar.

Tingkat kelangsungan hidup Favia rotundata
Tingkat kelangsungan hidup memberikan pengaruh terhadap kelestarian
ekosistem terumbu karang. Jenis fragmen Favia rotundata yang diteliti
mengalami tingkat kelangsungan hidup 100% (Gambar 4). Karang yang
ditransplantasikan pada bulan awal mengalami stress akibat luka hasil
pemotongan ataupun perlakuan lainnya saat didarat.

Gambar 4. Tingkat kelangsungan hidup karang Favia rotundata
Menurut Harriot dan Fisk (1988), kegiatan transplantasi dikatakan berhasil
dari sudut pandang biologis apabila jumlah karang yang hidup antara 50-100%.
Tingkat ketahanan hidup didapatkan dengan cara membandingkan jumlah karang
yang hidup pada akhir penelitian (Nt) dengan jumlah karang pada awal penelitian
(No). Sintasan yaang tinggi pada kegiatan transplantasi ini menunjukkan bahwa
transplantasi berjalan dengan sangat baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada jenis dan genera yang berbeda nilai yang didapatkan sama dengan
Kamalikasari (2012), Ramadhana (2013) untuk genera Mussidae dan Sadewa
(2013) untuk genera Faviidae menunjukkan bahwa nilai 100% untuk tingkat

8

kelangsungan hidup. Penelitian yang dilakukan adalah pada lokasi yang sama dan
pada kurun waktu yang sama. Transplantasi yang dilakukan oleh Subhan et al.
(2008) pada karang masif jenis Euphyllia sp, Plerogyra sinousa, dan Cynarina
lacrymalis memiliki tingkat kelangsungan hidup yang baik, yaitu masing-masing
sebesar 77,78%, 33,33%, dan 22,22%. Jenis karang masif memiliki daya tahan
hidup yang tinggi untuk bertahan hidup.
Pertumbuhan Favia rotundata
Pertumbuhan mutlak Favia rotundata
Pertumbuhan merupakan proses perubahan ukuran baik panjang, lebar,
tinggi, maupun luas yang dapat mencirikan sifat hidup dari suatu individu atau
spesies. Pertumbuhan fragmen karang Favia rotundata mengalami peningkatan
pada akhir penelitian (Gambar 5).

Gambar 5 . Pertumbuhan mutlak fragmen karang Favia
rotundata ± SB selama enam bulan pengamatan
Nilai pertumbuhan karang dilihat dari nilai rata-rata panjang, lebar dan
luas. Selisih nilai panjang pada akhir penelitian sebesar 0,80±0,13 cm/enam bulan,
lebar sebesar 0,87±0,11 cm/enam bulan dan luas sebesar 0,94 ±0,10 cm2/enam
bulan (Lampiran 3). Ramadhana (2013) melakukan penelitian mengenai
kelangsungan karang keras Acanthastrea echinata memiliki nilai panjang sebesar
1,94 cm/enam bulan, dan nilai lebar sebesar 1,51 cm/enam bulan. Sadewa (2013)
juga melakukan penelitian mengenai kelangsungan hidup karang keras Favites
paraflexuosa memiliki nilai panjang sebesar 1,72 cm/enam bulan, nilai lebar 1,57
cm/enam bulan, dan nilai luas sebesar 1,73 cm2/enam bulan. Pertumbuhan ini
tergolong lambat, sama halnya seperti yang diungkapkan Suharsono (2008),
bahwa karang dengan bentuk pertumbuhan masif dan karang yang hidup soliter
biasanya lambat pertumbuhannya.
Pertumbuhan jenis Favia rotundata yang ditransplantasi termasuk
perkembangan lambat dikarenakan banyaknya luka dan memerlukan waktu

9

penyembuhan yang cukup lama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan luas,
panjang dan lebar (Lampiran 3), dan juga adanya ganguan lingkungan terutama
alga yang disebabkan adanya nutrien (nitrat dan ortofosfat) yang cukup tinggi
pada perairan membuat pertumbuhan karang terhambat. Luka yang diderita oleh
karang memerlukan waktu sekitar 4 bulan untuk penyembuhan. Pertumbuhan
Favia yang ditransplantasikan yang diteliti oleh Damar et al. (2011) mempunyai
pertumbuhan 2,2 cm/thn.
Laju pertumbuhan luas Favia rotundata
Laju pertumbuhan luas fragmen karang Favia rotundata (Gambar 5)
mengalami nilai peningkatan luasan tertinggi sebesar 0,0040±0,0020 cm²/bulan
pada bulan Agustus, sedangkan nilai terendah sebesar 0,0037±0,0017 cm²/bulan
pada bulan Okober (Gambar 6). Laju pertumbuhan luas fragmen karang Favia
rotundata mengalami penurunan dari bulan kedua sampai bulan selanjutnya
berturut-turut 0,0038±0,0017 cm²/bulan, dan 0,0037±0,0017 cm²/bulan (Gambar
6). Laju pertumbuhan rata-rata luas fragmen karang Favia rotundata adalah
sebesar 0,0039±0,0018 cm²/bulan.
Kisaran nilai tertinggi laju pertumbuhan luas selama pengamatan
menunjukkan adanya hubungan dengan parameter fisika dan kimia perairan. Nilai
amoniak yang merupakan salah satu komponen dalam nutrien ini juga mendukung
dan meruasak dalam pertumbuhan fragmen karang. Amoniak merupakan salah
satu senyawa kimia yang bersifat racun bagi biota perairan jika jumlahnya
berlebihan di dalam perairan (Effendi,2003)

Gambar 6. Laju pertumbuhan luas (cm²/bulan)
fragmen karang Favia rotundata ±SB
Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhana (2013) dengan menggunakan
fragmen karang jenis Acanthastrea echinata dalam jangku waktu yang sama juga
menunjukkan adanya pengaruh kandungan nutrien berupa ortofosfat. Bentuk
fosfor tidak tersedia secara langsung bagi makhluk hidup karena tidak dapat
dimanfaatkan dalam sel. Fosfor harus diubah (dihidrolisis) menjadi bentuk

10

ortofosfat, yang berperan penting dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh
endosimbiosis karang (Paytan dan McLaughlin, 2007).
Laju pertumbuhan panjang Favia rotundata
Laju pertumbuhan panjang fragmen karang selama penelitian
menunjukkan naik turunnya laju pertumbuhan. Pertumbuhan panjang dilihat dari
bulan Juli sampai bulan November menunjukan nilai yang stabil (Gambar 7).

Gambar 7. Laju pertumbuhan panjang (cm/bulan)
fragmen karang Favia rotundata ± SB
Laju pertumbuhan rata-rata panjang fragmen karang Favia rotundata
sebesar 0,0187±0,0094 cm/bulan. Pertumbuhan fragmen karang Favia rotundata
pada awal bulan mencapai 0,0289±0,0126 cm/bulan dan terjadi penurunan
perubahan panjang pada akhir bulan pengamatan. Laju pertumbuhan terendah
sebesar 0,0174±0,0067 cm/bulan yang terjadi pada bulan November. Penurunan
pertumbuhan pada bulan Agustus diduga akibat penurunan kandungan oksigen
terlarut di sekitar perairan. Oksigen terlarut di perairan Selatan Pulau Pramuka
pada bulan Agustus mencapai 4,87 mg/l. Semakin besar oksigen terlarut, maka
derajat pengotoran semakin kecil. Gas oksigen terlarut dalam air sangat penting
untuk keberadaan organisme air yang hidup di dalamnya. Oksigen adalah
komponen kunci dalam respirasi selular untuk kehidupan baik di air dan di darat.
Perubahan kandungan oksigen terlarut perairan dapat mempengaruhi respirasi di
perairan. Konsentrasi oksigen terlarut, di perairan merupakan indikator penting
kualitas air (Suhartini, 2008).
Suharsono (2008) mengungkapkan bahwa karang berbeda dengan hewan
lain dalam hal pola pertumbuhan. Pola pertumbuhan hewan pada umumnya
mengikuti pola grafik sigmoid, yaitu pada awal pertumbuhannya akan lambat,
kemudian diikuti dengan pertumbuhan yang cepat pada umur muda dan
pertumbuhannya berhenti pada umur tua. Karang pada umumnya mempunyai pola
pertumbuhan dengan kecepatan tumbuh relatif konstan sepanjang hidupnya.

11

Laju pertumbuhan lebar Favia rotundata
Laju pertumbuhan lebar fragmen karang Favia rotundata menunjukkan
peningkatan pada bulan September dan penurunan pada dua bulan berikutnya
(Gambar 8). Laju pertumbuhan rata-rata lebar fragmen karang Favia rotundata
sebesar 0,0228±0,0066 cm/bulan. Laju pertumbuhan lebar tertinggi selama
penelitian sebesar 0,0244±0,0087 cm/bulan yang terjadi pada bulan September
dan laju pertumbuhan lebar terendah selama penelitian adalah 0,0203±0,0062
cm/bulan yang terjadi pada bulan November.

Gambar 8. Laju pertumbuhan lebar (cm/bulan)
fragmen karang Favia rotundata ± SB
Penurunan yang terjadi pada dua bulan terakhir menunjukkan adanya
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap penurunan laju pertumbuhan lebar
fragmen karang. Nilai kisaran parameter fisika dan kimia perairan berupa nitrat
yang didapat mengalami perubahan, dimana pada bulan Oktober sebesar 0,163
mg/l dan pada bulan November sebesar 0,045 mg/l (Lampiran 4). Kisaran nilai
tersebut mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan lebar fragmen karang. Nilai
nitrat yang merupakan salah satu komponen dalam nutrien ini juga berperan untuk
mendukung pertumbuhan fragmen karang. Ortofosfat merupakan bentuk fosfor
yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan tingkat tinggi dan alga
(Sutika, 1989). Peningkatan kadar ortofosfat rendah ini mengganggu pertumbuhan
pada bulan Oktober–November karena dimanfaatkan alga untuk berkembang
disekeliling fragmen karang.

12

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Seluruh fragmen karang yang ditransplantasikan memiliki tingkat
kelangsungan hidup yang baik, karena tidak ada fragmen karang yang mati hingga
akhir penelitian. Kemampuan hidup yang tinggi dan didukung oleh kondisi
lingkungan yang sesuai menjadikan sintasan fragmen karang dapat bertahan hidup
hingga akhir penelitian. Laju pertumbuhan rata-rata luas, panjang, dan lebar
fragmen karang Favia rotundata adalah masing-masing sebesar 0,0039±0,0018
cm²/bulan, 0,0187±0,0094 cm/bulan, dan 0,0228±0,0066 cm/bulan.
Pertumbuhan mutlak luas, panjang, dan lebar fragmen karang selama enam
bulan penelitian masing-masing sebesar 0,94 ±0,10 cm2/enam bulan, 0,80±0,13
cm/enam bulan, dan 0,87±0,11 cm/enam bulan. Pemulihan luka akibat
pemotongan fragmen karang masih terlihat pada bulan ketiga pengamatan, namun
pada bulan selanjutnya luka yang ditimbulkan oleh pemotongan sudah mulai
ditutupi oleh lendir dan pada akhir pengamatan sudah muncul polip karang baru.

Saran
Perlu dilakukannya penelitian dalam periode satu tahun untuk mengetahui
dinamika pertumbuhan satu musim.

13

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. M. 2002. Tingkat Kelangsungan Hidup, Laju Pertumbuhan, dan Rasio
Pertumbuhan Beberapa Jenis Karang Batu dan Karang Api yang
Ditransplantasikan di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Damar, A., B. Subhan, N.D. Adi, A.A Taurusman, A. Gunawan, Husnileili, A.
Trihandoyo. 2011. Pemantauan dan Pemeliharaan Berkelanjutan Program
Peningkatan Kualitas Lingkungan Kepulauan Seribu. Working Paper
PKSPL dan IPB.Vol. 2 No. 3 Juli 2011.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Edisi Kelima. Kanisius. Yogyakarta. 35 hlm.
Harriot, V.J. dan D. A. Fisk. 1998. Coral transplantation as reef management
option. Proceeding of 6th International Coral Reef Symposium (2):375379.
Idris dan Fadillah. 2012. Panduan Pengenalan Karang Keras yang
Diperdagangkan. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. Jakarta.
87 hlm.
Kamalikasari, L. 2012. Pengaruh adaptasi fragmen karang keras berpolip besar
jenis Blastomussa wellsi pada kedalaman berbeda di Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Legendre, L dan P. Legendre. 1983. Numerical Ecology. Developments in
Environmental Modelling. V. 3. Elsevier : 870 pp.
Matjik, A.A. dan I.M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
SAS dan Minitab. Edisi kedua. Bogor : Institut Pertanian Bogor Press.
Paytan, A dan K. McLaughlin. 2007. The Oceanic Phosphorus Cycle. Chem. Rev.
107(2): 563-576.
Prastiwi, D. I. 2011.Pertumbuhan Karang Lunak Lobophytum strictum Hasil
Transplantasi pada Sistem Resirkulasi dengan Kondisi Cahaya yang
berbeda. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ramadhana, H.C. 2013. Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup karang keras
Acanthastrea echinata (Dana 1846) di PUlau Pramuka, Kepulauan Seribu.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ricker, W. E. 1975. Computation and Interpretation of Biological Statistic of Fish
Population. Departement of Environmental. Fisheries and Marine Service.
Ottawa : 401 pp.
Sadewa, S. 2013. Sintasan dan Laju Pertumbuhan Transplantasi Karang Massive
Jenis Favites paraflxuosa Veron 2000 di perairan Pulau Pramuka, Kep
Seribu, Jakarta. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Subhan, B., D. Soedharma, H. Madduppa, D. Arafat dan D. Heptarina. 2008.
Tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan karang jenis Euphyllia
sp, Plerogyra sinusa dan Cynarina lacrymalis yang ditransplantasikan
diperairan Pulau Pari, Jakarta. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan :
Prosiding Bidang Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan ; 2008 November
08; Malang, Indonesia. Malang (ID) Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya. xxiv : hal 59-67.

14

Suharsono. 2008. Bercocok Tanam Karang dengan Transplantasi. COREMAP
Program, Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta : 67 hal.
Suhartini. 2008. Pengelolaan Lingkungan. Yogyakarta : Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sutika, N. 1989. Ilmu Air. Universitas Padjadjaran. UNPAD Bandung. Bandung
Veron, J. 2000. Corals of the World (Volume 3). Australian Institute of Marine
Science and CRR Qld Pty Ltd. Australia : 490 pp.
Wabnitz, C., M. Taylor E. Green and T. Razak 2003. From Ocean to Aquarium.
UNEP-WCMC, Cambridge, UK : 64 pp.

15

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto fragmen karang jenis Favia rotundata

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

15

16
16

Lampiran 2 . Hasil pengukuran panjang dan lebar fragmen karang Favia rotundata

Ket
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
F13
F14
F15
F16
Simpangan
Baku

Panjang fragmen (cm)
Lebar fragmen (cm)
Juni
Juli
Agustus September Oktober
November
Juni
Juli Agustus September Oktober November
10.65 10.81
11.17
11.57
11.85
12.01
5.63 5.83
6.15
6.57
6.96
7.25
7.47
7.68
7.97
8.35
8.67
8.91
6.16 6.35
6.58
6.93
7.30
7.56
13.41 13.64
13.99
14.48
14.84
15.05
8.32 8.52
8.89
9.29
9.64
9.85
10.05 10.37
10.81
11.34
11.65
11.89
8.42 8.63
8.94
9.31
9.70
10.02
8.97
9.28
9.70
10.23
10.61
10.80
9.66 9.90
10.28
10.70
11.04
11.29
8.29
8.52
8.84
9.33
9.64
9.90
8.35 8.58
8.96
9.36
9.66
9.87
6.05
6.34
6.74
7.24
7.54
7.76
7.40 7.64
8.03
8.48
8.80
9.02
11.64 11.94
12.34
12.78
13.10
13.31
11.33 11.54 11.93
12.38
12.71
12.97
6.55
6.77
7.23
7.74
8.12
8.39
8.11 8.31
8.68
9.16
9.47
9.67
4.44
4.78
5.23
5.73
6.08
6.34
5.92 6.14
6.53
6.98
7.37
7.65
11.49 11.79
12.20
12.66
13.05
13.33
8.11 8.31
8.68
9.08
9.42
9.63
8.46
8.68
8.96
9.35
9.69
9.92
8.21 8.46
8.84
9.29
9.56
9.72
12.29 12.52
12.82
13.30
13.67
13.92
9.44 9.68
10.03
10.41
10.73
11.02
7.47
7.69
7.91
8.35
8.71
8.94
9.11 9.33
9.71
10.14
10.42
10.63
8.47
8.73
9.03
9.35
9.69
9.95
10.42 10.63 10.93
11.31
11.70
12.00
7.42
7.67
7.92
8.35
8.74
8.96
8.50 8.75
9.20
9.59
9.87
10.10
8.95
9.20
9.55
10.01
10.35
10.59
8.32 8.54
8.90
9.31
9.65
9.89
2.4627 2.4552 2.45425 2.4561029 2.4579632 2.450640392 1.545 1.55 1.5632 1.5642416 1.55094 1.55142717

17

Lampiran 3 . Hasil pengukuran luas fragmen karang Favia rotundata

Ket
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
F13
F14
F15
F16
Simpangan
Baku

Juni
49.156
30.065
78.151
75.628
74.794
58.549
52.867
92.041
39.922
26.182
52.867
57.279
75.466
58.398
62.857
46.127
58.15
18.034

Juli
49.426
30.355
78.391
75.928
75.074
58.849
53.147
92.341
40.171
26.432
53.147
57.589
75.776
58.658
63.147
46.397
58.43
18.042

Luas fragmen (cm²)
Agustus September
Oktober
49.806
50.246
50.636
30.675
31.195
31.555
78.781
79.221
79.601
76.298
76.738
77.158
75.424
75.904
76.244
59.179
59.649
60.019
53.487
53.977
54.307
92.701
93.151
93.521
40.602
41.091
41.453
26.782
27.262
27.632
53.497
53.977
54.357
57.909
58.399
58.749
76.106
76.576
76.956
59.018
59.478
59.868
63.497
63.977
64.347
46.737
47.237
47.597
58.78
59.25
59.63
18.0438 18.0292947 18.034089

November
50.916
31.805
79.881
77.388
76.524
60.209
54.537
93.871
41.741
27.991
54.617
59.089
77.186
60.158
64.617
47.857
59.90
18.03147787

17

18
18

Lampiran 4. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia lokasi penelitian
Waktu pengamatan

Parameter
Suhu (oC)
Kekeruhan (NTU)
Oksigen Terlarut (mg/l)
Derajat Keasaman (-)
Salinitas (‰)
Nitrat (mg/l)
Ortofosfat (mg/l)
Amonia (mg/l)
Sumber:
Keterangan:

Juni
29
0,25
5,04
8,16
30
0,157

Dokumen yang terkait

Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Transplantasi Karang Porites nigrescel~sd an Montiporn digitata di Pulau tari, Kepulauan Seribu, DKI. Jakarta.

0 6 100

Tingkat Kelangsungan Hidup, Laju Pertumbuhan Dan Rasio Pertumbuhan Beberapa Jenis Karang Batu Dan Karang Api Yang Ditransplantasikan Di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 8 99

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang (Caulastrea furcata), dengan Fragmentasi Buatan di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu

0 5 74

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang (Caulastrea furcata) dengan Fragmentasi Buatan di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu

0 13 74

Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Karang Transplantasi Jenis Acropora humilis (Dana 1846), Acropora brueggemanni (Brook 1893), dan Acropora austera (Dana 1846) di Perairan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 1

Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Karang Acropora nobilis dan Montipora altasepta, Hasil Transplantasi di Pulau Karya, Kepulauan Seribu

0 7 103

Sintasan dan Laju Pertumbuhan Transplantasi Karang Massive Jenis Favites paraflexuosa Veron 2000 di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 7 29

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang Keras Acanthastrea echinata (Dana 1846) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

1 14 115

Tutupan Karang Di Daerah Transplantasi Karang Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

2 10 38

Tingkat Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Spons Jenis Petrosia yang Ditransplantasikan di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 71