Bina Keluarga Balita HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DENGAN PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN BALITA DI BINA KELUARGA BALITA (BKB) GLAGAHWERO KECAMATAN KALISAT JEMBER

umur anak, dan jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan P. Tetapi apabila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan maka lakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan seperti gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi, dan kemandirian Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006.

2.4 Bina Keluarga Balita

2.4.1 definisi Bina Keluarga Balita Bina Keluarga Balita BKB adalah suatu upaya untuk memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada keluarga khususnya para ibu tentang bagaimana mengasuh dan mendidik anak balita Sari, 2010. Bina keluarga balita adalah kegiatan yang mengelola pembinaan tumbuh kembang balita melalui pola asuh yang benar dan dilaksanakan oleh sejumlah kader Pedoman Pembinaan Kelompok Bina Keluarga Balita Tahun, 2006. 2.4.2 tujuan Bina Keluarga Balita Bina Keluarga Balita dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: a. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya: 1 proses tumbuh kembang balita dalam aspek fisik, mental dan sosial; 2 pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di Posyandu. b. meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulus mental dengan menggunakan Alat Permaianan Edukatif APE dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia Soetjiningsih, 1995. 2.4.3 ciri-Ciri Kelompok Bina Keluarga Balita BKB Program BKB mempunyai ciri khusus yang membedakan dengan program- program pembinaan kesejahteraan balita lainnyu, yaitu: 1 Program BKB menitikberatkan pada ibu-ibu yang memiliki anak balita; 2 Program BKB adalah untuk meningkatkan keterampilan dan kecerdasan balita; 3 Didalam pelaksanaan kegiatan program BKB menggunakan alat bantu dalam hubungan timbal balik ibu anak berupa permainan antara lain Alat Permainan Edukatif APE, serta cerita dan dongeng sebagai perangsang tumbuh kembang anak: 4 Kedudukan Program Bina Keluarga Balita dalam Pembangunan Keluarga Sejahtera BKKBN, 2007. 2.4.4 kegiatan Bina Keluarga Balita Kegiatan BKB dilakukan satu kali dalam sebulan. Penanggung jawab umum gerakan BKB adalah Kepala Desa. BKB dikembangkan oleh kader, LKMD dan PKK serta Tim Pembina LKMD tingkat kecamatan. Penyelenggarannya dilakukan oleh kader terlatih berasal dari anggota masyarakat yang bersedia secara sukarela bertugas memberikan peyuluhan kepada sasaran gerakan BKB BKKBN, 2007. BKB dilaksanakan untuk membina ibu kelompok sasaran yang mempunyai anak Balita. Ibu sasaran ini, dibagi menjadi 5 kelompok menurut umur anaknya, yaitu: 1 Kelompok ibu dengan anak umur 0-1 tahun; 2 Kelompok ibu dengan anak umur 1-2 tahun; 3 Kelompok ibu dengan anak umur 2-3 tahun; 4Kelompok ibu dengan anak umur 3-4 tahun; 5 Kelompok ibu dengan anak umur 4-5 tahun. Pembagian kelompok umur ini sesuai dengan tugas perkembangan anak, dimana tiaptiap kelompok umur tersebut mempunyai tugas perkembangan anak Soetjiningsih, 1995. BKB sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan BKB dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT atau di tempat khusus yang dibangun oleh masayarakat. Adapun kegiatan BKB dilakukan oleh kader yang terlatih dengan 3 kegiatan: 1 Penyuluhan; 2 Bermain Alat Permainan Edukatif APE; 3 Pencatatan hasil perkembangan ke dalam Kartu Kembang Anak KKA. Kegiatan BKB adalah kegiatan pelayanan pada hari buka BKB yang dilakukan satu hari dalam sebulan. Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik, sesuai dengan pedoman yang berlaku, maka jumlah kader setiap BKB minimal 10 orang yang dibagi dalam 5 kelompok umur BKKBN, 2007.

2.5 Fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan pencapaian tugas perkembangan balita