Keanekaragaman Cacing Tanah pada Tipe Habitat dan Ketinggian Tempat yang Berbeda

1

KEANEKARAGAMAN CACING TANAH PADA TIPE
HABITAT DAN KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA

RIRIN RIANI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman
Cacing Tanah pada Tipe Habitat dan Ketinggian Tempat yang Berbeda adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Ririn Riani
NIM G34100086

ABSTRAK
RIRIN RIANI. Keanekaragaman cacing tanah pada tipe habitat dan ketinggian
tempat yang berbeda. Dibimbing oleh TRI HERU WIDARTO dan ACHMAD
FARAJALLAH.
Penelitian keanekaragaman cacing tanah dilakukan pada tiga tipe habitat,
yaitu lahan terlantar, persawahan, dan lahan perkebunan pada ketinggian tempat
yang berbeda di wilayah Bogor dan Bekasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui
keanekaragaman cacing tanah pada tipe habitat dan ketinggian yang berbeda.
Sampling menggunakan metode kuadrat berukuran 30x30 cm2 dalam plot
berukuran 5x5 m2. Cacing tanah yang diperoleh di wilayah Bogor ada 10 spesies,
yaitu Metaphire houlleti, Pontoscolex corethrurus, Perionyx excavatus, Perionyx

sp 1, Eudrilus eugeniae, Dichogaster sp., Glyphidrilus sp., dan tiga spesies tidak
teridentifikasi. Cacing tanah yang diperoleh di wilayah Bekasi ada 10 spesies,
yaitu Amynthas agrestis, Metaphire houlleti, Pontoscolex corethrurus, Perionyx
excavatus, Perionyx sp 2, Polypheretima elongata, Glyphidrilus sp., dan tiga
spesies tidak teridentifikasi. Keanekaragaman jenis cacing tertinggi terdapat di
lahan perkebunan yaitu H’=0.65 untuk wilayah Bogor. Lahan perkebunan di
wilayah Bogor juga memiliki nilai indeks keseragaman tertinggi (E= 0.80), dan
memiliki nilai indeks dominasi Simpson terendah (C=0.56).
Kata kunci: cacing tanah, keanekaragaman, tipe habitat

ABSTRACT
RIRIN RIANI. Earthworm diversity in different habitats and heights. Supervised
by TRI HERU WIDARTO and ACHMAD FARAJALLAH.
A research on earthworm diversity was conducted on three types of
habitats, the abandoned land, rice fields and horticultural plantations at different
heights of Bogor and Bekasi. This study aims to determine earthworm diversity in
different habitat and heights. A quadrat measuring 30x30 cm2 was used in 5x5 m2
plot in collecting the earthworm. Ten species of earthworms were obtained in the
Bogor region, namely Metaphire houlleti, Pontoscolex corethrurus, Perionyx
excavatus, Perionyx sp 1, Eudrilus eugeniae, Dichogaster sp., Glyphidrilus sp.,

and three unidentified species. Earthworms obtained in Bekasi were also of 10
species, namely Amynthas Agrestis, Metaphire houlleti, Pontoscolex corethrurus,
Perionyx excavatus, Perionyx sp 2, Polypheretima elongata, Glyphidrilus sp., and
three unidentified species. The highest diversity was in the horticultural
plantations (H '= 0.65) for Bogor area. The horticultural plantation in Bogor
region also has the highest uniformity index value (E = 0.80), and has the lowest
value of Simpson's dominance index (C = 0.56).
Keywords: earthworms, diversity, habitat type

KEANEKARAGAMAN CACING TANAH PADA TIPE
HABITAT DAN KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA

RIRIN RIANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Keanekaragaman Cacing Tanah pada Tipe Habitat dan
Ketinggian Tempat yang Berbeda
Nama
: Ririn Riani
NIM
: G34100086

Disetujui oleh

Ir Tri Heru Widarto, MSc
Pembimbing I

Dr Ir Achmad Farajallah, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai Mei 2014 ini ialah
cacing tanah, dengan judul Keanekaragaman Cacing Tanah pada Tipe Habitat dan
Ketinggian yang Berbeda.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Tri Heru Widarto, MSc dan Dr
Achmad Farajallah, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran, Nina Ratna Djuita, MSi selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukannya. Disamping itu, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Retno, Ibu Tini, Mba May, Fahri, Wahyu Widi,
Rastyawati, kak Andy, dan kak Yanti yang telah membantu dalam penelitian ini,

serta kepada ayah dan ibu atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014

Ririn Riani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

i

DAFTAR GAMBAR

i

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan Penelitian

2

METODE PENELITIAN

2

Waktu dan Tempat

2

Koleksi Cacing Tanah dan Pengukuran Kondisi Lingkungan

2

Identifikasi Sampel


2

Analisis data

2

HASIL

4

Koleksi Cacing Tanah dan Pengukuran Kondisi Lingkungan

4

Identifikasi Cacing Tanah

4

Deskripsi Spesies


6

Indeks Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi

8

PEMBAHASAN

9

SIMPULAN

11

DAFTAR PUSTAKA

11

RIWAYAT HIDUP


13

DAFTAR TABEL
1 Hasil pengukuran kondisi lingkungan di Bogor dan Bekasi
2 Pengelompokan cacing tanah berdasarkan habitat

4
9

DAFTAR GAMBAR
1 Data hasil perolehan cacing di wilayah Bogor
5
2 Data hasil perolehan cacing di wilayah Bekasi
5
3 Empat spesies cacing yang dikoleksi: (a) Amynthas agrestis, (b) Perionyx sp 1,
(c) Perionyx sp 2, (d) Perionyx excavatus, (e) Metaphire houlleti, (f)
Polypheretima elongata.
6
4 Pontoscolex corethrurus

6
5 Eudrilus eugeniae
7
6 Glyphidrilus sp.
7
7 Dichogaster sp.
7
8 Tujuh spesies yang telah dikoleksi: (a) spesies A, (b) spesies B, (c) spesies C,
(d) spesies E, (e) spesies F, (f) spesies G.
8
9 Perbandingan indeks keanekaragaman (H’), keseragaman (E), dan dominansi
(C) cacing tanah yang ditemukan di wilayah Bogor dan Bekasi
8

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cacing tanah merupakan salah satu makrofauna tanah yang berperan dalam
menjaga struktur tanah, merombak bahan organik dan melepasnya sebagai nutrisi
yang dibutuhkan oleh tumbuhan (Edwards dan Bohlen 1996). Cacing tanah
membutuhkan sumber karbon dan nitrogen untuk tumbuh dan bereproduksi.
Sumber karbon ini diperoleh dari serasah, tanah (kerikil), dan mikroba (Edwards
dan Bohlen 1996). Cacing tanah mampu mencerna serasah dan menjadikannya
sebagai material organik yang lebih sederhana yang bermanfaat bagi kesuburan
tanah. Cacing tanah juga dapat meningkatkan aerasi tanah dengan membentuk
lubang-lubang dalam tanah yang sekaligus akan meningkatkan daya serap tanah.
Menurut Paoletti et al. (1992) cacing tanah dibagi ke dalam tiga kelompok,
yaitu cacing tanah epigeik, cacing tanah endogeik, dan cacing tanah anesik.
Cacing tanah epigeik yaitu cacing yang hidup di atas permukaan tanah dan
memakan serasah. Cacing ini tidak membuat lubang, berperan sebagai pemotong
dan pemakan serasah daun serta mentransformasikannya menjadi bahan organik
yang lebih stabil. Cacing tanah endogeik yaitu cacing tanah yang membuat lubang
horizontal dekat dengan permukaan tanah, memakan serasah di permukaan.
Cacing ini berperan dalam mengubah bahan organik menjadi humus yang
dilakukan dengan membawa bahan organik ke bagian bawah tanah. Cacing tanah
anesik yaitu cacing tanah yang mampu membuat lubang vertikal yang dalam,
cacing ini memakan bahan organik, dapat pula memakan akar-akar mati. Cacing
tanah ini berperan meningkatkan aerasi tanah. Keanekaragaman cacing tanah
dengan peran yang berbeda-beda tersebut mampu menjadikan cacing tanah
sebagai bioindikator kualitas tanah yang mengalami perubahan sebagai akibat
sistem pengelolaan tanah yang berbeda-beda.
Kelimpahan cacing tanah sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah,
kelembaban, pH, dan kandungan bahan organik (Joshi et al. 2010). Selain itu
pengelolaan tanah seperti yang dilakukan pada lahan perkebunan dan pertanian
dapat pula mempengaruhi kelimpahan cacing tanah (Buckman dan Brady 1982).
Faktor tersebut dapat mempengaruhi cacing tanah yaitu dengan cara
mempengaruhi ketersediaan makanan, mengubah tekstur dan pH tanah. Namun
pertanian mungkin juga berdampak positif terhadap cacing tanah jika dengan
lahan pertanian tersebut dapat meningkatkan suplay makanan (serasah) bagi
cacing tanah (Joshi et al. 2010). Keberadaan cacing tanah juga diduga dapat
dipengaruhi oleh iklim. Menurut Joshi dan Aga (2009) cacing tanah lebih banyak
ditemukan pada saat musim hujan. Penelitian ini dilakukan pada dua wilayah
dengan ketinggian tempat yang berbeda yaitu wilayah Bogor dan Bekasi, serta
pada lahan dengan pengelolaan yang berbeda yaitu perkebunan, persawahan, dan
lahan terlantar.

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari keanekaragaman cacing tanah pada
tipe habitat berbeda di wilayah Bogor dan Bekasi dengan ketinggian tempat yang
berbeda.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Pengambilan sampel cacing tanah dilakukan pada bulan Januari hingga
Maret 2014. Sampling dilakukan di beberapa tipe habitat, yaitu 3 daerah
persawahan, 3 daerah perkebunan (perkebunan tanaman okra di Bogor dan
perkebunan pisang di Bekasi), dan 3 daerah lahan terlantar (yang ditumbuhi
rerumputan) di Bogor dan Bekasi. Identifikasi cacing tanah dan analisis data
dilakukan di Laboratorium Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen
Biologi, FMIPA IPB, Bogor.

Koleksi Cacing Tanah dan Pengukuran Kondisi Lingkungan
Pengambilan sampel cacing tanah menggunakan metode kuadrat dan
penggalian manual (kedalaman 20 cm). Sebanyak 3 plot (5x5 m) dibuat secara
acak pada setiap lokasi. Setiap plot dibuat kuadrat ukuran 30x30 cm sebanyak 3
buah. Sampel dimasukkan ke dalam botol sampel berisi alkohol 70%. Parameter
lingkungan yang diukur secara langsung adalah suhu dan kelembaban tanah, pH
tanah, dan kelembaban udara.

Identifikasi Sampel
Identifikasi dilakukan berdasarkan beberapa karakter morfologi dan anatomi
(Stephenson 1923; Blakemore 2002), antara lain dengan mengamati jumlah
segmen, prostomium, letak dan bentuk klitelum, letak dan bentuk lubang jantan
dan betina.

Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan karakter kuantitatif yaitu
analisis keanekaragaman cacing tanah meliputi keragaman jenis dengan
menggunakan rumus indeks Shannon-Wienner, keseragaman dengan rumus
indeks evennes (Brower et al. 1998) dan indeks dominansi dengan rumus
dominansi Simpson (Zar 1999).

3

1.

Keanekaragaman
Indeks keanekaragaman menunjukkan kekayaan spesies atau tingkat
keanekaragaman dalam suatu komunitas. Nilai ini dihitung menggunakan
Indeks Shannon-Wiener dengan persamaan:
H’ = -∑ Pi ln Pi
Keterangan
H’
: Indeks keanekaragaman

: Jumlah spesies
Pi
: ni/N
ni
: Jumlah individu spesies ke-i
N
: Jumlah individu total
Kriteria hasil keanekaragaman (H’) berdasarkan Shannon-Wiener (Krebs
1989) yaitu:
H’ ≤ 3.32
: Keanekaragaman rendah
3.32

Dokumen yang terkait

Klasifikasi Tanah Entisol pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasudutan

1 46 65

KEANEKARAGAMAN TANAMAN OBAT PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA DI SEKITAR JALUR SELATAN PENDAKIAN Keanekaragaman Tanaman Obat Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda Di Sekitar Jalur Selatan Pendakian Gunung Lawu JawaTengah.

0 2 15

PENDAHULUAN Keanekaragaman Tanaman Obat Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda Di Sekitar Jalur Selatan Pendakian Gunung Lawu JawaTengah.

0 1 5

KEANEKARAGAMAN TANAMAN OBAT PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA DI SEKITAR JALUR SELATAN Keanekaragaman Tanaman Obat Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda Di Sekitar Jalur Selatan Pendakian Gunung Lawu JawaTengah.

0 1 16

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA-BEDA DI SEKITAR JALUR KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA-BEDA DI SEKITAR JALUR SELATAN PENDAKIAN GUNUNG MERAPI.

1 3 15

PENDAHULUAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA-BEDA DI SEKITAR JALUR SELATAN PENDAKIAN GUNUNG MERAPI.

0 2 6

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA ( Arachnida ) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA Keanekaragaman Laba-Laba ( Arachnida ) Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda Di Taman Nasional Gunung Merbabu Kabupaten Boyolali Tahun 2012.

0 1 14

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA ( Arachnida ) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA Keanekaragaman Laba-Laba ( Arachnida ) Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda Di Taman Nasional Gunung Merbabu Kabupaten Boyolali Tahun 2012.

0 10 14

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER HASIL BUDIDAYA KUNYIT DAN JAHE PADA KARAKTER TANAH DAN KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA.

0 1 15

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT DI GUNUNG LAWU.

0 0 14