Evaluasi fasilitas asrama tingkat persiapan bersama Institut Pertanian Bogor menggunakan analisis kano

EVALUASI FASILITAS ASRAMA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR MENGGUNAKAN ANALISIS KANO

RIZA ADITIYA

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

RINGKASAN
RIZA ADITIYA. Evaluasi Fasilitas Asrama Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor
Menggunakan Analisis Kano. Dibimbing oleh TOTONG MARTONO dan ANIK DJURAIDAH.
Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan tempat
tinggal yang diwajibkan bagi mahasiswa tahun pertama program sarjana IPB dengan masa huni
selama satu tahun. Mahasiswa TPB IPB angkatan 2011 yang tercatat tinggal di asrama sebanyak
3497 orang, dengan rincian 2068 orang menghuni lima gedung asrama putri dan 1429 orang
menghuni empat gedung asrama putra. Badan Pengelola Asrama (BPA) berkewajiban untuk
memberikan kenyamanan kepada setiap penghuni asrama. Kenyamanan penghuni asrama sangat
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas fasilitas asrama. Pada awal berdirinya asrama hanya enam

gedung yang tersedia bagi 2900 mahasiswa angkatan 2001 dan fasilitas yang tersedia tidak
berbeda secara signifikan dengan fasilitas yang ada saat ini. Semakin bertambahnya mahasiswa
mengharuskan BPA meningkatkan banyaknya gedung asrama. Namun hal ini tidak seiring dengan
perbaikan kondisi fasilitas yang seharusnya dilakukan secara berkala sehingga perlu dilakukan
evaluasi terhadap fasilitas Asrama TPB IPB. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan
menganalisis preferensi fasilitas asrama TPB IPB. Teknik penarikan contoh yang digunakan
adalah penarikan contoh acak berlapis dua tahap. Banyaknya responden ditentukan dengan
menggunakan teknik Slovin sehingga diperoleh responden sebanyak 359 orang dan penentuan
banyaknya responden di tiap lantai menggunakan alokasi sebanding. Analisis yang digunakan
adalah analisis Kano karena metode ini mampu memetakan preferensi penghuni asrama terhadap
fasilitas yang ada atau belum ada di asrama. Berdasarkan hasil analisis, fasilitas utama yang harus
tersedia di asrama adalah fasilitas kamar, fasilitas lorong, dan beberapa fasilitas gedung serta
penunjang. Sejak asrama berdiri fasilitas tersebut sudah tersedia di asrama, sehingga BPA telah
mampu memenuhi kebutuhan dasar fasilitas di asrama. Fasilitas kamar mandi yang menjadi salah
satu kebutuhan dasar di asrama merupakan fasilitas yang dipermasalahkan oleh 80% dari seluruh
responden karena kotornya kondisi fasilitas ini. Salah satu fasilitas yang dapat meningkatkan
kepuasan penghuni asrama adalah wifi. Namun setelah dilakukan evaluasi pada fasilitas ini,
sebanyak 94% dari seluruh responden merasa tidak puas karena tidak adanya sinyal pada wifi.
Selain itu, gedung yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan kualitas dan kuantitas dari fasilitas
kamar mandi, setrika, tempat mencuci dan menjemur pakaian, wifi, serta televisi adalah gedung

A2, A5, dan C4.
Kata kunci: contoh acak berlapis, teknik Slovin, alokasi sebanding, analisis Kano

EVALUASI FASILITAS ASRAMA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR MENGGUNAKAN ANALISIS KANO

RIZA ADITIYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika pada
Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

Nama
NRP

: Evaluasi Fasilitas Asrama Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor
Menggunakan Analisis Kano
: Riza Aditiya
: G14080028

Disetujui oleh

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Totong Martono
NIP. 19530428 197802 1 001

Dr. Ir. Anik Djuraidah, MS
NIP. 19630515 198703 2 002


Diketahui oleh
Ketua Departemen Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si.
NIP. 19650421 1999002 1 001

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1990, anak kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan Sjafrul Achmad (alm) dan Salamah. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri
14 Duren Sawit pada tahun 1996 hingga lulus tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 27 Jakarta dan lulus tahun 2005. Tahun 2005 penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 91 Jakarta hingga lulus tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan
Mayor Statistika di Departemen Statistika. Penulis memilih supporting course dari Departemen
Gizi Masyarakat dan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
Selama perkuliahan penulis aktif di kegiatan kemahasiswaan. Pada tahun 2008-2009, penulis

aktif di BEM TPB IPB sebagai wakil bendahara organisasi. Pada tahun 2009-2010, penulis aktif di
BEM MIPA sebagai anggota Peningkatan Potensi Sumber Daya Mahasiswa (PPSDM). Pada tahun
2010-2011, penulis aktif di Bina Desa MIPA sebagai anggota Informasi dan Komunikasi
Masyarakat (Infokomas) dan pada tahun 2011-2012, penulis aktif di BEM KM IPB sebagai wakil
bendahara organisasi. Bersama dengan tim, penulis telah berhasil melakukan penelitian yang
didanai oleh dana hibah Program Kreatifitas Mahasiswa DIKTI tahun 2011. Penulis juga pernah
mengikuti kegiatan praktik lapang di Pixel Research Jakarta pada bulan Februari hingga April
2012.

PRAKATA
Assalamu’alaikum wr. wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Karya ilmiah ini berjudul “Evaluasi Fasilitas Asrama Tingkat Persiapan Bersama Institut
Pertanian Bogor Menggunakan Analisis Kano”. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak
Asrama TPB IPB untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan penghuni asrama.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari
pengumpulan data hingga terselesaikannya karya ilmiah ini, yaitu kepada:

1. Bapak Dr. Totong Martono selaku ketua komisi pembimbing skripsi yang telah membimbing,
mengarahkan, dan memberi saran kepada penulis.
2. Ibu Dr. Ir. Anik Djuraidah, MS selaku anggota komisi pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan memberi masukan bagi penulis.
3. Pihak asrama yang telah membantu mempermudah penulis untuk memperoleh responden
penelitian.
4. Bapak (alm) dan mama yang sangat saya cintai yang selalu memberikan dukungan serta doa
yang tidak terputus bagi penulis. Kak Vivi, Mas Adi, Arif, dan Kirana yang selalu memberi
semangat.
5. Teman-teman yang membantu dalam pengumpulan data dan penulisan karya ilmiah Sekarsari,
Nurul, Silvi, Aci, Hadi dan Aldi serta seluruh teman-teman Statistika 45 umumnya.
6. Teman-teman di BEM KM IPB Berkarya dan ponpes Al-Iffah atas dukungan dan semangatnya.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas saran, masukan, dan kritiknya
kepada penulis.
Semoga semua amal ibadah baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan yang lebih baik dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Bogor, Februari 2013
Riza Aditiya


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................viii
PENDAHULUAN............................................................................................................................. 9
Latar Belakang .............................................................................................................................. 9
Tujuan ........................................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................... 9
Teknik Penarikan Contoh ............................................................................................................. 9
Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................................................... 10
Uji Validitas ........................................................................................................................... 10
Uji Reliabilitas ........................................................................................................................ 10
Analisis Kano.............................................................................................................................. 10
Kuesioner dan Tabel Evaluasi Kano ...................................................................................... 11
Koefisien Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Coefficient) ..................................... 11
Diagram Pencar pada Analisis Kano ...................................................................................... 11
METODOLOGI .............................................................................................................................. 11
Sumber Data ............................................................................................................................... 11
Metode Analisis Data.................................................................................................................. 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 13
Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................................................... 13
Deskripsi Responden .................................................................................................................. 13
Tingkat Kepuasan Responden terhadap Fasilitas Asrama .......................................................... 13
Hasil Analisis terhadap Fasilitas Asrama dan Interpretasi Diagram Pencar .............................. 16
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 19

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Evaluasi Kano ............................................................................................................................ 11
2. Banyaknya responden pada tiap lantai (lapisan) di asrama putri ............................................... 12
3. Banyaknya responden pada tiap lantai (lapisan) di asrama putra ............................................... 12
4. Deskripsi responden ................................................................................................................... 13
5. Tabulasi silang antara kategori biaya dan daerah asal ................................................................ 15
6. Tabulasi silang antara kepuasan terhadap fasilitas secara umum dan daerah asal...................... 15
DAFTAR GAMBAR

1. Diagram pencar analisis Kano .................................................................................................... 11
2. Frekuensi keberadaan responden di asrama tiap minggu ........................................................... 13
3. Tingkat kepuasan responden tiap gedung terhadap fasilitas asrama ........................................... 14
4. Perbandingan tingkat kepuasan fasilitas berdasarkan BPIF ........................................................ 15
5. Diagram pencar pemetaan preferensi fasilitas asrama dalam empat tipe persyaratan Kano ....... 16
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Fasilitas-fasilitas di Asrama TPB IPB ....................................................................................... 20
Kuesioner penelitian .................................................................................................................. 21
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner .............................................................................. 24
Alasan responden mengenai kepuasan terhadap BPA .............................................................. 25
Grafik tingkat kepuasan responden tiap gedung terhadap pelayanan SR asrama ...................... 25
Alasan responden mengenai kepuasan terhadap SR asrama .................................................... 26

Jumlah masing-masing kategori dan nilai koefisien kepuasan pelanggan pada tiap fasilitas
asrama ....................................................................................................................................... 27
8. Fasilitas yang termasuk dalam kategori harus ada .................................................................... 28
9. Fasilitas yang termasuk dalam kategori satu dimensi ............................................................... 37
10.Fasilitas yang termasuk dalam kategori biasa saja .................................................................... 38

9

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Deklarasi UNESCO merumuskan empat
pilar konsep pendidikan perguruan tinggi yaitu
selalu belajar untuk mencari tahu guna
menguasai bidang ilmu (learning how to
know), melatih diri untuk memperoleh
keterampilan dalam mengaplikasikan bidang
ilmu (learning to do), memerankan profesi
bidang ilmu (learning to be), dan hidup
bermasyarakat (learning how to live together).
Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai

pelaksana pendidikan menjabarkan dan
mengaplikasikan deklarasi tersebut dalam lima
pilar konsep pendidikan, yaitu profesionalisme,
kepekaan
sosial,
kepedulian
terhadap
lingkungan, jiwa kewirausahaan, dan moral.
Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB)
IPB yang terdiri atas lima gedung untuk
mahasiswa putri dan empat gedung untuk
mahasiswa putra didirikan sebagai salah satu
bentuk perwujudan kelima pilar konsep
pendidikan IPB.
Hal utama yang harus diperhatikan oleh
Badan Pengelola Asrama (BPA) adalah
kenyamanan penghuni asrama yang sangat
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas fasilitas
Asrama TPB IPB. Berbagai fasilitas yang
disediakan secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 1 (Habib 2009). Pada awal
berdirinya asrama hanya enam gedung yang
tersedia bagi 2900 mahasiswa angkatan 2001
dan fasilitas yang tersedia tidak berbeda secara
signifikan dengan fasilitas yang ada saat ini.
Semakin bertambahnya mahasiswa mengharuskan BPA meningkatkan banyaknya
gedung asrama. Namun hal ini tidak seiring
dengan perbaikan kondisi fasilitas yang
seharusnya dilakukan secara berkala sehingga
perlu dilakukan evaluasi terhadap fasilitas
Asrama TPB IPB. Penilaian kepuasan dilihat
berdasarkan gedung dan aspek kemapanan
ekonomi yang diukur dari kategori Biaya
Pengembangan Institusi dan Fasilitas (BPIF).
Kategori BPIF di IPB terbagi menjadi dua,
yaitu kategori satu dan dua. Biaya yang
dibebankan pada kategori satu lebih tinggi
daripada kategori dua. Selain mengevaluasi
kepuasan dilakukan juga evaluasi terhadap
ketersediaan fasilitas Asrama TPB IPB.
Analisis yang digunakan untuk mengevaluasi
fasilitas yang sebaiknya ada di asrama untuk
memberikan kenyamanan dan kepuasan
kepada penghuninya adalah analisis Kano
karena metode ini mampu memetakan
preferensi penghuni terhadap fasilitas yang
ada atau belum ada di asrama.

Evaluasi kepuasan terhadap fasilitas yang
tersedia di asrama sangat penting dilakukan
oleh BPA karena dapat diketahui fasilitas yang
memadai atau belum memadai di masingmasing gedung asrama. Informasi yang
diperoleh dapat menjadi masukan bagi BPA
untuk memperbaiki fasilitas yang kurang
memadai
bagi
penghuni
asrama.
Pengklasifikasian fasilitas asrama yang sudah
maupun belum ada di asrama ke dalam
persyaratan Kano akan lebih memudahkan
BPA dalam melakukan pengembangan
fasilitas agar kepuasan penghuni asrama dapat
segera tercapai.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengevaluasi dan menganalisis preferensi
fasilitas asrama pada mahasiswa TPB IPB
angkatan 2011.
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik Penarikan Contoh
Secara umum, teknik penarikan contoh
terbagi menjadi dua yaitu penarikan contoh
berpeluang (probability sampling) dan
penarikan contoh tak berpeluang (nonprobality
sampling).
Contoh
berpeluang
adalah
rancangan contoh yang diambil berdasarkan
pada keacakan yang direncanakan (Scheaffer
et al. 1990). Sebaliknya dengan contoh tak
berpeluang yaitu rancangan contoh yang
diambil tidak berdasarkan pada keacakan yang
direncanakan. Terdapat empat tipe utama
rancangan penarikan contoh berpeluang,
antara lain penarikan contoh acak sederhana
(simple random sampling), penarikan contoh
acak berlapis (stratified random sampling),
penarikan contoh gerombol (cluster sampling),
dan penarikan contoh sistematis (systematic
sampling). Rancangan penarikan contoh tak
berpeluang antara lain penarikan contoh
kebetulan (accidental sampling), penarikan
contoh kuota (quota sampling), penarikan
contoh bertujuan (purposive sampling), dan
penarikan contoh bola salju (snowball
sampling).
Penarikan contoh acak berlapis dua tahap
(double sampling for stratification) merupakan
penarikan
contoh
berpeluang
yang
menerapkan dua tahap rancangan acak
berlapis. Pada tahap pertama mengambil
contoh
berukuran
besar
untuk
mengidentifikasi lapisan dan tahap kedua
mengambil contoh yang lebih kecil untuk
mengumpulkan data yang lebih rinci

10

(Scheaffer et al. 1990). Contoh acak berlapis
diperoleh dengan memisahkan elemen
populasi ke dalam grup-grup yang tidak
tumpang tindih yang disebut lapisan,
kemudian memilih contoh secara acak dari
masing-masing lapisan. Ketika banyaknya
populasi diketahui dan misalkan � adalah
ukuran contoh,
adalah banyaknya unit
contoh dalam populasi, � adalah taraf nyata
(0.05), �� adalah ukuran contoh pada lapisan
ke-i , serta � adalah banyaknya unit contoh
dalam lapisan ke-i maka dapat digunakan
persamaan Slovin dengan rumus sebagai
berikut (Siregar 2010):
�=

1+ � 2

Penghitungan untuk menentukan banyaknya
responden masing-masing lapisan digunakan
persaman alokasi sebanding sebagai berikut:
�� = �



�=1

dengan � : 1, . . ., ;
banyaknya lapisan



= �



menyatakan

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Validitas menunjukkan kemampuan suatu
alat ukur dalam mengukur peubah dalam
kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk
mengukur validitas kuesioner pada data
berskala kategorik adalah uji korelasi
peringkat Spearman ( ).
Uji Reliabilitas
Siregar (2010) menuliskan bahwa adanya
uji reliabilitas adalah untuk mengetahui
kekonsistenan jawaban responden terhadap
pengukuran yang dilakukan dua kali atau lebih
pada obyek dan alat ukur yang sama. Teknik
pengukuran reliabilitas pada jawaban yang
berskala ordinal seperti sangat jarang hingga
sangat sering atau jawaban responden yang
menginterpretasikan penilaian sikap adalah
teknik Alpha Cronbach.
Analisis Kano
Daftar kebutuhan pelanggan dibuat
sebelum merencanakan suatu produk atau jasa
agar kepuasan pelanggan dapat tercapai. Salah
satu cara yang baik untuk memperoleh
masukan tentang atribut yang harus ada dalam
daftar kebutuhan pelanggan adalah dengan
menemui pelanggan secara langsung. Hal
tersebut dapat diketahui dengan melakukan

penyelidikan terhadap setiap daftar kebutuhan
pelanggan secara mendetail untuk memahami
mana dari kebutuhan pelanggan yang harus
dimasukkan ke dalam produk atau jasa. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk
menganalisis hal tersebut yaitu dengan
menggunakan metode yang ditemukan oleh
Profesor Noriaki Kano.
Sauerwein et al. (1996) mengemukakan
bahwa Kano menyatakan terdapat empat tipe
persyaratan produk yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Persyaratan yang bersifat harus ada (must
be)
Persyaratan yang bersifat harus ada ini
merupakan kriteria dasar dari suatu produk.
Pelanggan menganggap persyaratan yang
bersifat harus ada sebagai prasyarat dari suatu
produk sehingga jika persyaratan ini tidak
terpenuhi maka pelanggan akan merasa sangat
kecewa. Namun, di sisi lain jika pelanggan
memerlukan
kebutuhan
ini
untuk
kesenangannya,
ternyata
pemenuhan
persyaratan ini tidak akan menaikkan
kepuasan mereka.
b. Peryaratan yang bersifat satu dimensi (one
dimensional)
Pada persyaratan ini kepuasan pelanggan
memiliki hubungan yang linier atau
proporsional dengan tingkat pemenuhannya.
Artinya, semakin tinggi tingkat pemenuhan
atribut dari suatu produk, maka kepuasan pun
akan meningkat. Begitupun sebaliknya,
semakin rendah tingkat pemenuhan atribut
dari suatu produk, maka kepuasan pun akan
semakin menurun.
c. Persyaratan yang bersifat biasa saja
(indifferent)
Pada persyaratan ini pelanggan merasa ada
atau tidaknya atribut tidak berdampak pada
kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan,
dengan kata lain pelanggan akan merasa biasa
saja ketika atribut ini ada atau tidak ada pada
suatu produk.
d. Persyaratan yang bersifat sangat menarik
(attractive)
Persyaratan yang bersifat sangat menarik
pada suatu produk memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap kepuasan pelanggan
terhadap suatu produk dan tidak secara
eksplisit dinyatakan atau diharapkan oleh
pelanggan. Pemenuhan persyaratan ini
mengarahkan kepada lebih dari kepuasan yang
proporsional. Namun, jika tidak ditemui tidak
ada perasaan kecewa bagi pelanggan terhadap
produk tersebut.

11

1
2
3
4
5

Pertanyaan Negatif
1 2 3 4 5
Q A A A O
R I
I
I
M
R I
I
I
M
R I
I
I
M
R R R R Q

Keterangan:
1: suka; 2: harus; 3: netral; 4: boleh; 5: tidak
suka.
A: sangat menarik; M : harus ada; O : satu
dimensi; R : kebalikan; Q : diragukan; I :
biasa saja
Koefisien Kepuasan Pelanggan (Customer
Satisfaction Coefficient)
Koefisien kepuasan pelanggan mengindikasikan seberapa kuat fitur produk dapat
mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan
pelanggan. Koefisien kepuasan pelanggan
dibagi menjadi dua yaitu tingkat kepuasan dan
tingkat ketidakpuasan pelanggan. Nilai-nilai
tersebut dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut.
=

�+

�+ + +�

Nilai pada tingkat kepuasan berkisar antara
0 sampai dengan 1, semakin dekat dengan
nilai 1 maka semakin tinggi kepuasan
konsumen, begitupun sebaliknya.

=

Koefisien Kepuasan Pelanggan
1.0

0.8

Satu dimensi

Sangat menarik
0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

Biasa saja
0.2

Harus ada
0.4

0.6

0.8

1.0

koefisien ketidakpuasan

Tabel 1 Evaluasi Kano
Kebutuhan pelanggan

Pertanyaan positif

Nilai pada tingkat ketidakpuasan berkisar
antara 0 sampai 1. Jika nilai ini semakin
mendekati
1,
maka
semakin
tinggi
kekecewaan konsumen, begitupun sebaliknya.
Diagram Pencar pada Analisis Kano
Diagram pencar analisis Kano diperoleh
dengan memetakan koefisien kepuasan
(sumbu vertikal) dan ketidakpuasan pelanggan
(sumbu horizontal). Selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 1.

koefisien kepuasan

Kuesioner dan Tabel Evaluasi Kano
Shen (1992) mengemukakan bahwa untuk
tiap fitur produk dibuat sepasang pertanyaan
yang terdiri dari pertanyaan positif dan negatif.
Pertanyaan
positif
merupakan
bentuk
pertanyaan yang berkaitan dengan reaksi
responden jika suatu fitur dimiliki produk
tersebut. Sedangkan, pertanyaan negatif
merupakan bentuk pertanyaan yang berkaitan
dengan reaksi responden jika suatu fitur tidak
dimiliki produk tersebut. Ilustrasinya:
• Positif: Bagaimana pendapat Anda terhadap
adanya televisi di gedung asrama Anda?
• Negatif: Bagaimana pendapat Anda terhadap
tidak adanya televisi di gedung asrama Anda?
Jawaban dari pertanyaan positif dan negatif ini
kemudian dikombinasikan dalam tabel
evaluasi Kano, sehingga fitur produk dapat
diklasifikasikan berdasarkan kategori Kano.

+
�+ + +�

dengan,
menyatakan tingkat kepuasan dan
menyatakan tingkat ketidakpuasan.

Gambar 1 Diagram pencar analisis Kano
Jika atribut terletak dalam kuadran harus
ada berarti atribut tersebut merupakan atribut
yang menjadi prasyarat dalam suatu produk
atau jasa. Jika atribut terletak dalam kuadran
biasa saja, hal ini menandakan bahwa
pelanggan tidak merasa puas atau kecewa
terhadap ada atau tidaknya atribut tersebut
dalam produk atau jasa. Jika atribut terletak
dalam kuadran satu dimensi, hal ini
menandakan bahwa tingkat kepuasan dan
pemenuhan suatu atribut bergerak secara linier
atau proporsional. Semakin tinggi tingkat
pemenuhan suatu atribut dari produk atau jasa,
maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
pelanggan, dan begitupun sebaliknya. Jika
atribut terletak dalam kuadran sangat menarik,
maka pelanggan merasakan kepuasan yang
melebihi kepuasan yang proporsional. Hal
tersebut terjadi karena atribut ini merupakan
atribut yang sebenarnya tidak diharapkan oleh
pelanggan, namun keberadaannya sangat
memuaskan pelanggan.
METODOLOGI
Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini
terdiri dari data sekunder dan primer. Data
sekunder berasal dari BPA yang berisi daftar
mahasiswa Asrama TPB IPB angkatan 2011
yang diwajibkan tinggal
di asrama.
Berdasarkan data ini, diperoleh bahwa
mahasiswa yang tercatat tinggal di asrama
sebanyak 3497 orang, dengan rincian 2068

12

orang di asrama putri dan 1429 orang di
asrama putra.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dengan melakukan survei kepada mahasiswa
TPB angkatan 2011. Survei dilakukan
sebanyak dua kali. Survei pertama bertujuan
untuk menguji validitas dan reliabilitas
kuesioner. Survei kedua dilakukan kepada
mahasiswa yang secara acak terpilih sebagai
responden. Kuesioner dapat dilihat pada
Lampiran 2. Metode penarikan contoh yang
digunakan yaitu penarikan contoh acak
berlapis dua tahap. Lapisan pada tahap
pertama adalah gedung asrama dan lapisan
pada tahap kedua adalah lantai di tiap gedung.
Penentuan banyaknya responden pada
penelitian ini menggunakan teknik Slovin,
sehingga diperoleh jumlah responden (�)
sebanyak 359 mahasiswa. Kemudian di tiap
lantai diambil beberapa responden secara acak
dengan menggunakan persamaan alokasi
sebanding. Proporsi responden di tiap lantai
pada masing-masing gedung selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2 Banyaknya responden pada tiap lantai
(lapisan) di asrama putri
Gedung
Lantai (L)
��

A1
1
272
28
2
264
27
A2
1
253
26
2
251
26
A3
1
253
26
2
254
26
A4
2
90
9
3
87
9
4
92
9
5
85
9
A5
1
16
2
2
75
8
3
76
8
N
2068
213
Tabel 3 Banyaknya responden pada tiap lantai
(lapisan) di asrama putra
Gedung
Lantai (L)
��

C1
1
210
22
2
219
22
C2
1
199
20
2
212
22
C3
1
206
21
2
206
21
C4
1
30
3
2
73
7
3
74
8
N
1429
146

Metode Analisis Data
Tahapan analisis data dalam penelitian ini
yaitu:
1. Melakukan uji validitas dan reliabilitas
terhadap jawaban pertanyaan P2 pada
kuesioner di survei pendahuluan.
Uji Validitas
Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menguji validitas dalam buku Daniel
(1990), yaitu:
a. Menentukan hipotesis
H0 : skor tiap pertanyaan ( � ) dan skor
total ( � ) tidak berkorelasi (tidak
valid).
H1 : skor tiap pertanyaan ( � ) dan skor
total ( � ) berkorelasi (valid).
b. Menentukan ℎ� �� atau
��2

=

=1−


�=1 [

(

� �2
2
�(� −1)
6

�)

, dengan

− ( � )]2

Jika terdapat nilai yang sama (ties) baik pada
peubah X maupun Y, maka diberikan
peringkat tengah (mid-rank). Jika dan
adalah banyaknya pengamatan dan yang
ties, maka
=

3−

,

2

=

3−

,

2

12

12

=

� 3 −�

=

� 3 −�

12

12





Jika koreksi terhadap ties ini diterapkan, maka
statistik uji ini menjadi:


=

2+

2

2− �2


2

2

dengan
: koefisien korelasi peringkat spearman
�� : selisih peringkat antara peubah dan
( � ): peringkat peubah skor butir
( � ): peringkat peubah skor total
: banyaknya pengamatan yang ties
: banyaknya pengamatan yang ties

: korelasi peringkat spearman setelah
dilakukan koreksi terhadap ties
c. Kaidah Keputusan
- Jika nilai atau ∗ lebih besar dari nilai
tabel untuk ukuran contoh n dan taraf
nyata α (0.05), maka tolak H0.
- Jika nilai atau ∗ lebih kecil dari nilai
tabel untuk ukuran contoh n dan taraf
nyata α (0.05), maka terima H 0.
Pengujian validitas menggunakan bantuan
software SPSS 16.0.

13

Uji Reliabilitas
Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan
teknik Alpha Cronbach, yaitu:
a. Menentukan ragam setiap pertanyaan
��2

=

2 (
� −





�)

2

b. Menentukan ragam total
�2 =

2 −(





)2

c. Menentukan reliabilitas kuesioner
�=



�−1

1−

��2

�2

dengan
� : Nilai skor ke-i
� : banyaknya pertanyaan
��2 : jumlah ragam setiap pertanyaan
2
� : ragam total
d. Keputusan
Kriteria suatu kuesioner penelitian
dikatakan reliabel dengan menggunakan
teknik ini, apabila koefisien reliabilitas (�)
lebih besar dari 0,6.
Pengujian reliabilitas menggunakan bantuan
software SPSS 16.0.
2. Menganalisis statistik deskriptif untuk
mengetahui deskripsi responden dan
tingkat kepuasan responden terhadap
fasilitas asrama.
3. Melakukan evaluasi kuesioner dengan
mengkombinasikan pertanyaan positif dan
negatif dalam tabel evaluasi Kano.
Kemudian dilakukan penghitungan tiap
kategori analisis Kano pada masingmasing fasilitas asrama.
4. Menghitung nilai koefisien kepuasan dan
ketidakpuasan pelanggan yang nilainya
akan digunakan dalam diagram pencar.
5. Membuat diagram pencar dari hasil yang
diperoleh pada langkah sebelumnya dan
interpretasi diagram tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada
jawaban responden yang menginterpretasikan
penilaian sikap (pertanyaan P2 pada
kuesioner). Pertanyaan pada P2 terdiri dari
sepasang pertanyaan jika fasilitas tersedia dan
tidak tersedia di asrama. Hasil uji validitas
diperoleh bahwa skor tiap pertanyaan dan skor

total per kategori fasilitas berkorelasi (valid).
Hasil uji reliabilitas pada pertanyaan jika
fasilitas tersedia diperoleh bahwa koefisien
reliabilitas (Cronbach’s Alpha) sebesar 0.916
dan sebesar 0.975 pada pertanyaan jika
fasilitas tidak tersedia sehingga dapat
dikatakan bahwa kuesioner penelitian reliabel.
Hasil
uji
validitas
dan
reliabilitas
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
Deskripsi Responden
Pendeskripsian responden dalam penelitian
ini berdasarkan asrama (IPB), kategori BPIF,
dan daerah asal yang dikategorikan
berdasarkan jenis kelamin. Responden yang
terpilih sebanyak 359 orang dengan rincian
40.67% dari asrama putra dan 59.33% dari
asrama putri. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa
responden yang berasal dari Jabodetabek dan
Pulau Jawa selain Jabodetabek didominasi
oleh perempuan. Hal ini sesuai dengan
mahasiswa IPB yang mayoritas berjenis
kelamin perempuan.
Tabel 4 Deskripsi responden
BPIF

L

P

1

42.31

57.69

2

38.24

61.76

Jawa selain
Jabodetabek

1
2

32.14
35.71

67.86
64.29

Luar Jawa

1
2

68.75
50.82

31.25
49.18

40.67

59.33

Jabodetabek
Daerah
asal
(%)

IPB

Tingkat Kepuasan Responden terhadap
Fasilitas Asrama
Sebelum mengetahui gambaran kepuasan
responden terhadap fasilitas asrama secara
keseluruhan, terlebih dahulu diberikan
informasi mengenai frekuensi responden
berada di asrama dalam tiap minggunya.
Pengkategorian diberikan sebanyak empat
kategori, yaitu tidak sama sekali, hanya saat
ada kegiatan tertentu, 5 hari, dan 7 hari.
Frekuensi
keberadaan
responden
tiap
minggunya dapat dilihat pada Gambar 2.
7 hari

65.74

5 hari

28.97

hanya saat ada…
tidak sama sekali

5.01
0.28

0

20

40
Persentase

60

80

Gambar 2 Frekuensi keberadaan responden di
asrama tiap minggu

14

Berdasarkan Gambar 2, sebanyak 65.74% dari
seluruh responden setiap harinya berada di
asrama. Namun, sebanyak 0.28% dari seluruh
responden yang tidak tinggal di asrama.
Fasilitas kamar, lorong, dan gedung di tiap
asrama baik asrama putra maupun putri sama,
sedangkan pada fasilitas penunjang ada
beberapa fasilitas yang digunakan secara
bersama-sama antara asrama putra dan putri.
Fasilitas tersebut antara lain ambulans, mini
market, bis transportasi, dan lab komputer di
asrama. Kepuasan penghuni terhadap fasilitas
asrama pada setiap gedung berbeda
bergantung pada kondisi fasilitas di masingmasing gedung. Pada Gambar 3 dapat dilihat
bahwa persentase puas di gedung A4 tertinggi
daripada gedung lainnya, sehingga dapat
dikatakan fasilitas yang tersedia di gedung
tersebut sudah cukup baik bagi responden. Hal
ini karena gedung A4 merupakan salah satu
gedung yang baru disediakan oleh BPA
sehingga wajar apabila responden dalam
gedung tersebut lebih merasa puas daripada
gedung lainnya. Pada Gambar 3 terlihat bahwa
modus ketidakpuasan responden di gedung A2,
A5, dan C4 lebih tinggi daripada gedung
lainnya yang secara berturut-turut dengan
persentase sebesar 25%, 22.22%, dan 22.22%.
Fasilitas yang belum memadai dari ketiga
gedung tersebut lebih banyak dibandingkan
dengan gedung lainnya, yaitu kondisi kamar
mandi dan tempat mencuci pakaian yang kotor,
sinyal wifi yang sering mati, jumlah setrika
yang kurang, tempat menjemur pakaian yang
kurang luas, serta televisi yang rusak. Oleh
karena itu, dalam melakukan peningkatan
kualitas dan kuantitas fasilitas asrama dapat
diprioritaskan pada ketiga gedung ini agar
dapat
meningkatkan
kenyamanan
dan
kepuasan penghuni asrama. Kepuasan
terhadap pelayanan BPA dirasakan oleh
sebanyak 25.79% dari seluruh responden
karena BPA cepat merespon permasalahan
asrama. Namun, sebanyak 23.68% dari seluruh

responden mengatakan hal sebaliknya bahwa
BPA lambat dalam merespon permasalahan di
asrama. Permasalahan yang cepat direspon
oleh BPA adalah masalah terkait perizinan
penggunaan fasilitas atau birokrasi yang tidak
berbelit di BPA. Namun permasalahan yang
lambat direspon oleh BPA adalah lambatnya
BPA dalam mengatasi masalah perbaikan
fasilitas di asrama, seperti air dan wifi yang
sering mati. Selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Jika dilihat berdasarkan aspek kemapanan
ekonomi yang diukur dari besarnya BPIF per
kategori, responden yang berada di kategori 1
memiliki
tingkat
pembebanan
biaya
pendidikan yang lebih tinggi daripada
responden yang berada di kategori 2.
Perbandingan kepuasan fasilitas asrama antara
kategori 1 dan kategori 2 selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4 terlihat
bahwa kepuasan terhadap fasilitas asrama
secara keseluruhan lebih tercapai pada
responden yang berada di kategori dua (BPIF
2), sedangkan responden yang berada di
kategori satu (BPIF 1) sebanyak 45.71%
mengatakan fasilitas yang tersedia berada
dalam kategori biasa saja.
Biaya yang dibebankan kepada penghuni
asrama sebesar Rp 1.200.000,00. Pada
pengkategorian biaya berdasarkan daerah asal
responden, diperoleh informasi bahwa
sebanyak 41.4% dari seluruh responden yang
berasal dari daerah Jabodetabek merasa biaya
tersebut wajar. Responden dari daerah Pulau
Jawa selain Jabodetabek sebanyak 44.8% dari
seluruh responden yang berasal dari daerah
tersebut mengatakan bahwa biaya yang
dibebankan berada dalam kategori murah,
sedangkan responden yang berasal dari Luar
Pulau Jawa sebanyak 50.6% dari seluruh
responden yang berasal dari daerah Luar Pulau
Jawa mengatakan bahwa biaya tersebut berada
dalam kategori wajar. Informasi selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 5.

70

sangat tidak puas
tidak puas
biasa saja
puas
sangat puas

Persentase

60
50
40
30

25,00
19,44

20
10

13,46

19,05
11,11
11,11

9,09

11,36
2,27

1,82

22,22

11,90
4,76

0
A1

A2

A3

A4

A5

C1

C2

C3

C4

Gambar 3 Tingkat kepuasan responden tiap gedung terhadap fasilitas asrama

15

Gambar 4 Perbandingan tingkat kepuasan fasilitas berdasarkan BPIF
Tabel 5 Tabulasi silang antara kategori biaya
dan daerah asal
Daerah asal (%)
Kategori
biaya
asrama
Jabodetabek

Pulau Jawa
selain
Jabodetabek

Sangat
mahal

0.8

0.0

0.0

0.3

Mahal

6.2

2.6

3.9

4.2

Wajar

41.4

37.0

50.6

41.5

Murah

35.2

44.8

29.9

38.2

Sangat
murah

16.4

15.6

Luar IPB
Pulau
Jawa

15.6

15.9

Jika dihubungkan antara kategori biaya asrama
dengan tingkat kepuasan fasilitas secara umum
yang dilihat berdasarkan daerah asal pada
Tabel 6 diperoleh bahwa responden yang
berasal dari Pulau Jawa selain Jabodetabek
memiliki kepuasan yang lebih tinggi daripada
responden yang berasal dari daerah
Jabodetabek dan Luar Pulau Jawa. Hal ini
karena dengan persentase sebesar 44.8% dari
seluruh responden yang berasal dari daerah
Pulau Jawa selain Jabodetabek mengatakan
bahwa biaya asrama yang dibebankan
termasuk dalam kategori murah dan presentase
responden sebesar 46.8% merasa puas
terhadap fasilitas asrama secara keseluruhan.
Begitu pun dengan responden dari daerah Luar
Pulau Jawa dengan presentase sebesar 50.6%
mengatakan bahwa kategori biaya asrama
berada dalam kategori wajar dan dengan
presentase responden sebesar 57.1% merasa
puas terhadap fasilitas asrama secara
keseluruhan.
Berbeda
halnya
dengan
responden yang berasal dari Jabodetabek
dengan presentase responden sebesar 41.4%
mengatakan bahwa biaya asrama termasuk
dalam kategori wajar dan dengan presentase
sebesar 40.6% dari seluruh responden yang

berasal dari daerah Jabodetabek merasa bahwa
tingkat kepuasan terhadap fasilitas secara
keseluruhan berada pada kategori biasa saja.
Jika dilihat secara keseluruhan (IPB) dengan
biaya sebesar Rp 1.200.000,00 sekitar 80%
responden relatif puas terhadap fasilitas yang
tersedia secara keseluruhan.
Tabel 6 Tabulasi silang antara kepuasan
terhadap fasilitas secara umum
dan daerah asal
Kepuasan
secara
umum
Sangat
tidak puas

Daerah asal (%)
Pulau Jawa Luar
selain
Pulau
Jabodetabek Jabodetabek Jawa

IPB

2.3

1.3

1.3

1.7

Tidak
puas

18.8

11.7

18.2

15.6

Biasa saja

40.6

33.8

23.4

34.0

puas

31.2

46.8

57.1

43.5

Sangat
puas

7.0

6.5

0.0

5.3

Bagian dari asrama yang juga dapat
menjadi penentu puas atau nyamannya
mahasiswa berada di asrama adalah adanya
senior resident (SR). Tugas utama SR adalah
melakukan pengawasan langsung kepada
mahasiswa yang tinggal di asrama. Penilaian
responden di tiap gedung terhadap SR masingmasing dapat dilihat pada Lampiran 5.
Berdasarkan gambar pada Lampiran 5 dapat
dilihat bahwa di tiap gedung merasa puas
terhadap pelayanan SR. Sifat baik dan
seringnya membimbing serta memberi arahan
kepada mahasiswa yang tinggal di asrama
merupakan alasan puasnya mereka terhadap
pelayanan SR. Informasi selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 6.

16

0.55

Sangat menarik

Satu dimensi
11

3

0.50
14

koefisien kepuasan

15

0.45
16

8

18 6

30
25 28

0.40
1

0.35

9

7
20

29

217

4
10

12
5

13

27

0.30

2226

19

23

32

21

24

0.25
31

Biasa saja

0.20
0.2

0.3

0.4

Harus ada

0.5
0.6
koefisien ketidakpuasan

0.7

0.8

0.9

Gambar 5 Diagram pencar pemetaan preferensi fasilitas asrama dalam empat tipe persyaratan
Kano
Hasil Analisis terhadap Fasilitas Asrama
dan Interpretasi Diagram Pencar
Koefisien kepuasan pelanggan terbagi
menjadi tingkat kepuasan dan tingkat
ketidakpuasan. Nilai ini berkisar antara 0
sampai 1. Berdasarkan nilai ini dilakukan
pemetaan preferensi responden terkait fasilitas
asrama ke dalam empat tipe persyaratan
analisis Kano. Keempat tipe persyaratan
tersebut, antara lain persyaratan yang bersifat
harus ada, satu dimensi, biasa saja, dan sangat
menarik. Diagram pencar digunakan untuk
memudahkan perolehan informasi mengenai
pemetaan preferensi fasilitas ke dalam empat
tipe persyaratan Kano yang dapat dilihat pada
Gambar 5 dengan keterangan masing-masing
nomor fasilitas dapat diihat pada Lampiran 7.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
diagram pencar, sebagian besar fasilitas berada
dalam kuadran harus ada. Fasilitas-fasilitas
tersebut adalah lobi asrama, tempat menjemur
dan mencuci pakaian, kamar mandi, kantin,
setrika, dispenser, tempat tidur, meja dan
lampu belajar, rak handuk, lemari pakaian,
tempat sampah, gantungan pakaian, penyedia
air galon, ambulans, mini market, pusat
fotokopi, bis transportasi, serta penjernihan air.
Pada kuadran harus ada, fasilitas tempat tidur
(14) dan kamar mandi (6) merupakan fasilitas
yang menjadi prioritas untuk diperhatikan
kondisinya di asrama karena akan sangat
mempengaruhi ketidakpuasan responden jika
kualitas dari fasilitas tersebut rendah. Dalam
hal ini, ketidakpuasan responden terjadi ketika
kondisi dari fasilitas-fasilitas tersebut belum

memadai. Fasilitas yang belum memadai pada
tipe persyaratan harus ada beserta alasan
belum memadainya fasilitas dapat dilihat pada
Lampiran 8. Fasilitas kamar mandi dengan
frekuensi penggunaan sangat sering responden
di semua gedung mengalami permasalahan
pada kondisi kamar mandi yang kotor.
Pada fasilitas tempat mencuci pakaian
dengan frekuensi penggunaan sering, gedung
yang mengalami permasalahan pada fasilitas
ini adalah gedung A4 dan A5. Pada gedung
A4 dengan persentase sebesar 50%
mengatakan bahwa tempat mencuci pakaian
tidak tersedia secara khusus, sehingga untuk
mencuci pakaian dilakukan di kamar mandi.
Pada gedung A5 dengan persentase sebesar
56.25% alasan belum memadainya fasilitas ini
karena kotornya tempat mencuci pakaian di
gedung tersebut. Pada gedung A5 dengan
persentase sebesar 44.44% mengatakan bahwa
tempat menjemur pakaian belum memadai
karena kurang luasnya fasilitas ini. Pada
gedung A1, A2, dan C4 permasalahan yang
dihadapi pada fasilitas setrika sama yaitu
kurangnya jumlah fasilitas yang disediakan
oleh BPA. Jumlah dispenser yang kurang juga
menjadi permasalahan bagi gedung C4. Pada
kantin asrama kurang higienisnya makanan
yang dijual merupakan alasan bagi gedung C2
mengatakan kurang memadainya fasilitas ini.
Terdapat dua fasilitas yang berada dalam
kuadran satu dimensi. Kedua fasilitas ini yaitu
mushala dan wifi. Semakin baik pelayanan
yang diberikan pada fasilitas ini, maka
semakin meningkat kepuasan responden.

17

Berdasarkan informasi yang diperoleh,
mushala merupakan fasilitas yang tidak terlalu
sering maupun jarang dinikmati oleh
responden. Namun jika dilihat berdasarkan
koefisien ketidakpuasan pada diagram pencar,
nilai pada fasilitas mushala (3) lebih tinggi
daripada fasilitas wifi (11) sehingga fasilitas
mushala yang menjadi prioritas untuk
diperhatikan kondisinya di masing-masing
gedung asrama. Pada fasilitas wifi, responden
di semua gedung asrama baik putra maupun
putri mengeluhkan seringnya tidak ada
koneksi pada wifi. Oleh sebab itu, langkah
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepuasan
responden
yaitu
dengan
memperbaiki wifi agar sinyal dapat
menjangkau setiap sudut gedung secara
optimal. Informasi selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 9.
Berdasarkan informasi yang diperoleh,
fasilitas yang berada dalam kuadran biasa saja
antara lain televisi, koperasi, lapangan
olahraga, tempat parkir, komputer di lab,
laundry, perpustakaan, ruang belajar individu,
ruang belajar kelompok, dan telepon. Fasilitas
yang belum memadai pada tipe persyaratan
biasa saja beserta alasan belum memadainya
fasilitas dapat dilihat pada Lampiran 10.
Fasilitas televisi merupakan fasilitas yang
sangat jarang dinikmati oleh responden. Lebih
dari 50% dari seluruh responden di masingmasing gedung A2, A3, dan C3 merasakan
bahwa fasilitas ini belum memadai. Fasilitas
sudah tidak berfungsi merupakan alasan
47.92% responden di gedung A2, sedangkan
alasan responden di gedung A3 dan C3 sama
yaitu tidak jernihnya saluran televisi dengan
persentase secara berturut-turut sebesar
43.18% dan 58.06%. Fasilitas tambahan yang
berada dalam kuadran biasa saja, namun
belum ada di asrama antara lain perpustakaan,
ruang belajar individu dan kelompok, serta
telepon. Fasilitas tambahan tersebut setelah
dievaluasi berada dalam kuadran biasa saja,
sehingga dibuatnya fasilitas ini bukan
rekomendasi yang baik bagi BPA karena ada
atau tidaknya fasilitas tersebut tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan responden. Kuadran yang terakhir
adalah sangat menarik. Namun, dalam
penelitian ini tidak ada fasilitas asrama yang
berada dalam kuadran ini.

asrama, antara lain lobi asrama, tempat
menjemur dan mencuci pakaian, kamar mandi,
kantin, setrika, dispenser, tempat tidur, meja
dan lampu belajar, rak handuk, lemari pakaian,
tempat sampah, gantungan pakaian, penyedia
air galon, ambulans, mini market, pusat
fotokopi, bis transportasi, serta penjernihan air.
Fasilitas yang menentukan kepuasan penghuni
asrama adalah mushala dan wifi. Fasilitas
yang tidak terlalu dibutuhkan oleh penghuni
asrama adalah televisi, perpustakaan, ruang
belajar individu dan kelompok, laundry,
lapangan olahraga, lab komputer, telepon,
serta tempat parkir.
Fasilitas yang menjadi prioritas untuk
diperbaiki adalah kamar mandi karena fasilitas
ini merupakan salah satu kebutuhan dasar dan
sangat sering digunakan oleh penghuni asrama.
Namun, responden di semua gedung
mengeluhkan kondisi kamar mandi yang kotor,
air yang tidak jernih, dan fasilitas di dalam
kamar mandi yang rusak. Begitu pun dengan
fasilitas wifi, responden di semua gedung
mempermasalahkan sinyal wifi yang sering
mati sehingga semua responden merasa tidak
puas terhadap fasilitas ini. Selain kedua
fasilitas tersebut, terdapat fasilitas di beberapa
gedung yaitu setrika, kantin, tempat mencuci
dan menjemur pakaian, serta dispenser yang
perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Selain itu, gedung yang menjadi prioritas
untuk ditingkatkan kualitas dan kuantitas
fasilitas tersebut adalah gedung A2, A5, dan
C4 karena persentase ketidakpuasan ketiga
gedung tersebut lebih tinggi daripada gedung
asrama lainnya.

SIMPULAN

Daniel,
Wayne
W.
1990.
Applied
Nonparametric Statistics-2nd ed. Boston:
PWS-KENT.

Berdasarkan pemetaan fasilitas asrama ke
dalam kuadran Kano, diperoleh bahwa fasilitas
yang harus ada dan menjadi prasyarat utama di

SARAN
Pada
penelitian
selanjutnya
perlu
ditambahkan informasi mengenai tingkat
pendapatan orang tua responden dalam
menganalisis kepuasan berdasarkan aspek
kemapanan ekonomi. Selain itu, sebaiknya
ditambahkan
fasilitas
yang
sekiranya
dibutuhkan penghuni asrama baik secara
individu maupun kelompok seperti tempat
fitness, klinik, fasilitas yang berkaitan dengan
hiburan
untuk
dievaluasi
dengan
menggunakan analisis Kano.
DAFTAR PUSTAKA

18

Habib. 2009. Asrama TPB IPB [internet].
[diacu 2012 April 27]. Tersedia dari:
http://www.asramatpb.ipb.ac.id.
Sauerwein E, Bailom F, Matzler K,
Hinterhuber HH. 1996. The Model: How
To Delight Your Customers. International
Working
Seminar
on
Production
Economics. Pp:313-327 [internet]. [diacu
2012
Mei
3].
Tersedia
dari:
http://faculty.kfupm.edu.sa/CEM/bushait/C
EM_515-082/kano/kano-model2.pdf.

Scheaffer RL, Mendelhall W, OTT L. 1990.
Elementary Survei Sampling Fourth
Edition. USA: The Universities Press Ltd.
Shen D. 1992. Developing and Administering
Questionnaires. Center for Quality of
Management Journal. 2(4):5-8 [internet].
[diacu 2012 Mei 3]. Tersedia dari:
http://www.walden-family.com/public/
cqm-journal/2-4-Whole-Issue.pdf.
Siregar S. 2010. Statistika Deskriptif untuk
Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

LAMPIRAN

20

Lampiran 1 Fasilitas-fasilitas di Asrama TPB IPB
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Fasilitas kamar
Tempat tidur
Meja belajar
Lampu belajar
Rak handuk
Lemari pakaian
Gantungan pakaian

Fasilitas lorong
Setrika
Dispenser

Fasilitas gedung
Televisi
Lobi asrama
Mushala
Tempat menjemur pakaian
Tempat mencuci pakaian
Kamar mandi
Tempat sampah

Fasilitas penunjang
Laundry
Penyedia air galon
Lapangan olahraga
Ambulans
Kantin asrama
Mini market
Pusat fotokopi
Koperasi
Bis transportasi
Lab komputer
Penjernihan air
Telepon
Tempat parkir

21

Lampiran 2 Kuesioner penelitian

No.Kuesioner:

KUESIONER PENELITIAN

Salam sejahtera. Saya Riza Aditiya, mahasiswi Departemen Statistika angkatan 2008. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian skripsi saya mengenai kepuasan mahasiswa angkatan 2011 terhadap fasilitas
Asrama TPB IPB. Kuesioner ini akan sangat bermanfaat bagi pimpinan IPB dalam upaya melakukan
perbaikan Asrama TPB IPB. Kebijakan pimpinan IPB akan sangat dipengaruhi oleh kejujuran Adik-Adik
dalam pengisian kuesioner ini. Atas kerja sama Adik-Adik, saya mengucapkan terima kasih.
Petunjuk : • Berilah tanda silang (X) pada kotak yang paling sesuai.
Identitas Mahasiswa
D1 Nama
D2 NIM
D3 Lokasi gedung
D4 Lantai
D5 Daerah asal
D6 No. HP
D7 Email

A1
A2
1
2
Jabodetabek

A3
3

A4
A5
C1
4
5
Jawa selain Jabodetabek

C2

C3
Luar Jawa

(mohon diisi)

P1. Selama Adik di asrama, seberapa sering fasilitas di bawah ini Adik nikmati?
Frekuensi
Fasilitas
Sangat jarang
jarang
biasa
sering
Televisi
Lobi asrama
Musholla
Tempat menjemur pakaian
Tempat mencuci pakaian
Kamar mandi
Setrika
Dispenser
Tempat tidur
Meja belajar
Lampu belajar
Rak handuk
Lemari pakaian
Tempat sampah
Gantungan pakaian
laundry
Kantin asrama
Penyedia air galon
Lapangan olahraga
Ambulans
Mini market
Pusat fotokopi
Koperasi
Bis transportasi
Lab komputer
Tempat parkir

Sangat sering

C4

22

Petunjuk: Untuk pertanyaan berikut ini keterangan pilihan jawaban dapat dilihat di bawah ini:
Saya suka dengan kondisi seperti itu
1
Sudah seharusnya kondisi itu memang ada
2
Hal ini tidak menjadi perhatian saya
3
Saya tidak nyaman, tapi bisa menerima kondisi tersebut
4
Saya tidak suka dengan kondisi seperti itu
5
P2. Isilah kolom ada dan kolom tidak ada terhadap fasilitas di bawah ini sesuai dengan pendapat Adik.
Ada
Tidak ada
contoh: fasilitas televisi
Fasilitas
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
-Bagaimana perasaan adik
jika televisi ada?
Televisi
Lobi asrama
-Bagaimana perasaan adik
Musholla
jika televisi tidak ada?
Tempat menjemur pakaian
(Kedua kolom harus
Tempat mencuci pakaian
diisi)
Kamar mandi
perpustakaan
Ruang belajar individu
Ruang belajar kelompok
Kantin
Wi-fi
Setrika
Dispenser
Tempat tidur
Meja belajar
Lampu belajar
Rak handuk
Lemari pakaian
Tempat sampah
Gantungan pakaian
Laundry
Penyedia air galon
Lapangan olahraga
Ambulans
Mini market
Pusat fotokopi
Koperasi
Bis transportasi
Lab komputer
Penjernihan air
Telepon
Tempat parkir
P3.Bagaimana pendapat Adik terhadap kondisi dari masing-masing fasilitas yang disebutkan pada kolom
fasilitas di bawah ini?
Kondisi
Fasilitas
Alasan belum memadai
Memadai Belum memadai
Televisi
Lobi asrama
Musholla
Tempat menjemur pakaian
Tempat mencuci pakaian
Kamar mandi
Kantin
Wi-fi
Rak sepatu
Set

Dokumen yang terkait

Manajemen Sumberdaya Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor yang Tinggal bersama Orangtua dan di Pemondokan dalam Kaitannya dengan Prestasi belajar

0 14 101

Studi Kesadaran Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor terhadap Pelanggaran Hak Cipta: Kasus Pembajakan Buku

0 11 1

Studi Keamanan Mikrobiologis Makanan Di Kantin Asrama Putri Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor

0 10 137

Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008)

0 7 116

Analisis Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Produk Oreo Setelah Adanya Isu Melamin (Kasus : Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor)

10 111 254

Analisis Hubungan Persepsi Kegemukan dengan Aktivitas Fisik dan Pola Konsumsi Pangan Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor

0 5 186

Hubungan Konsumsi Susu dan Kebiasaan Olahraga dengan Status Gizi dan Densitas Tulang Remaja di Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB)

0 3 187

Evaluasi struktur perpustakaan agrotropika Institut Pertanian Bogor

2 9 220

Ukuran Lahir, Keragaan Status Gizi, Dan Komposisi Tubuh Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor

1 6 71

Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Mahasiswa Di Asrama Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Terkait Infestasi Kutu Busuk Cimex Hemipterus (Hemiptera: Cimicidae).

0 4 30