Effect of usage of Bromelain, Shrimp Waste, Katuk Leaf (Sauropus androgynus L. Merr.), or Garlic Powder in the Diets on Performance and Egg Quality of the Quail

PENGARUH PENAMBAHAN BROMELIN, TEPUNG LIMBAH
UDANG, DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr.),
ATAU BAWANG PUTIH TERHADAP PERFORMA
DAN KUALITAS TELUR PUYUH

SKRIPSI
NIAKA MEY FILINA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

RINGKASAN
NIAKA MEY FILINA. D24080190. 2012. Pengaruh Penambahan Bromelin,
Tepung Limbah Udang, Daun Katuk (Sauropus androgynus L. Merr.), atau
Bawang Putih terhadap Performa dan Kualitas Telur Puyuh. Skripsi.
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr.Ir.Asep Sudarman, M.Rur.Sc
Pembimbing Anggota : Dr.Ir.Sumiati, M.Sc

Puyuh petelur merupakan ternak yang memiliki produktivitas tinggi. Ukuran
tubuh puyuh yang kecil memberikan keuntungan karena dengan lahan yang tidak
terlalu luas dapat dipelihara dalam jumlah besar. Keuntungan lainnya adalah
kemampuan tumbuh dan berkembangbiaknya yang sangat cepat. Produksi telurnya
mampu mencapai 200-300 butir/tahun dengan berat 10 gram/butir. Kebutuhan hidup
puyuh dan produksi telur yang banyak tergantung pada pakan yang diberikan. Daun
katuk, limbah udang, bawang putih, dan bromelin masih jarang dimanfaatkan sebagai
pakan puyuh serta keberadaannya selalu ada sepanjang tahun. Telur puyuh yang
memiliki kualitas baik dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini
untuk mengevaluasi pengaruh penambahan tepung limbah udang, tepung daun katuk,
tepung bawang putih, dan bromelin terhadap performa dan kualitas telur puyuh.
Penelitian ini menggunakan 160 ekor puyuh periode bertelur yang dibagi ke
dalam lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan penelitian ini terdiri atas P0
(ransum kontrol), P1 (P0+bromelin 31,1 ppm), P2 (P0+tepung limbah udang
0,45%), P3 (P0+tepung daun katuk 10%), dan P4 (P0+tepung bawang putih 1%).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dianalisis dengan
sidik ragam (ANOVA). Data yang berbeda nyata diantara perlakuan diuji lanjut
dengan uji jarak berganda Duncan. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum,
konversi ransum, konsumsi energi metabolis, konsumsi protein, produksi telur quail

day, produksi massa telur, bobot telur, skor warna kuning telur, haugh unit, indeks
telur, persentase kuning telur, putih telur, dan kerabang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bromelin, tepung limbah
udang, daun katuk, dan bawang putih tidak mempengaruhi konsumsi ransum,
produksi telur quail day, produksi massa telur, konversi ransum, konsumsi energi
termetabolis, konsumsi protein, proporsi kuning telur, proporsi putih telur, dan
proporsi kerabang. Pemberian perlakuan mampu meningkatkan bobot telur.
Perlakuan bromelin meningkatkan tebal kerabang. Perlakuan daun katuk
meningkatkan skor warna kuning telur. Haugh unit (HU) dan indeks telur tidak
dipengaruhi oleh perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa penambahan bromelin,
tepung limbah udang, daun katuk, dan bawang putih tidak mempengaruhi performa.
Penambahan bromelin dan daun katuk memberi pengaruh yang positif terhadap
kualitas telur puyuh.
Kata-kata kunci : bawang putih, bromelin, katuk, kualitas telur, limbah udang, puyuh

i

ABSTRACT
Effect of usage of Bromelain, Shrimp Waste, Katuk Leaf (Sauropus androgynus
L. Merr.), or Garlic Powder in the Diets on Performance

and Egg Quality of the Quail
N. M. Filina, A. Sudarman, and Sumiati
The aim of this study was to elaborate the effect of addition of shrimp waste, katuk
leaf, garlic powder, and bromelain on performance and egg quality of the quail. One
hundred and sixty quail pullet were reared for 10 weeks and divided into five
treatments and four replicates. The experimental diets (treatments) were P0 (control),
P1 =P0+ 31.1 ppm bromelain, P2 = P0+ 0.45% waste shrimp powder, P3 = P0+10%
katuk leaf powder, and P4 = P0+1% garlic powder. This study used a completely
randomized design. The results showed that the bromelain were significantly
increased weight egg and egg shell thickness. Egg production, feed consumption,
feed conversion, egg white percentage, egg yolk percentage, egg shell percentage,
index of eggs and Haugh Unit were not significantly different. All eggs were
classified into AA quality. All treatments produced higher (P 72

= Kualitas AA

60-72

= Kualitas A


31-60

= Kualitas B

< 31

= Kualitas C

Indeks Telur
Indeks telur merupakan indeks kesegaran mutu telur yang dihitung dengan
membagi ukuran lebar telur (mm) dengan panjang telur (mm).

19

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Selama penelitian pada masa adaptasi terjadi kematian delapan ekor puyuh.
Faktor perbedaan cuaca dan jenis pakan serta stres transportasi mungkin menjadi
penyebab kematian tersebut. Hal ini karena puyuh penelitian didatangkan dari Kota
Sukabumi sehingga masih menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di Kota Bogor.

Pengambilan data dilakukan setelah masa adaptasi. Pada saat pengambilan data
dilakukan, terjadi kematian 2 ekor puyuh pada perlakuan kontrol. Hal ini disebabkan
karena puyuh mengalami pickouts/prolapse di mana ukuran telur yang terlalu besar
sehingga tidak mampu keluar dari saluran reproduksi. Rataan suhu kandang selama
penelitian 26,68 ºC pada pagi hari, 30,46 ºC pada siang hari, dan 29,03 ºC pada sore
hari. Suhu tersebut kurang sesuai dengan kebutuhan puyuh. Menurut Listiyowati dan
Roospitasari (2004), suhu yang ide