KONDISI KELUARGA DAN PEMBELAJARAN BERWAWASAN GENDER PADA SISWA SEKOLAH DASAR
セッコ@
セSXwaon@
'z セown@
'oz NnHVl
••••
•
...
セ
セi@
••••
セカウ。@
HV10)l3S
S8ZrBI'580 NSSI
SEKOLAH DASAR
Kajian Teori dan Praktik Pendidikan
Berkala lerbit dua kali setahun pada bulan Mei dan November (lSSN 08548285); berisi rulisan tentang gagasan konseptual
kajian dan aplikasi teori. tulisan praktis. dan hasil penelitian pendidikan dan pengajaran sekolah dasar.
Ketua Penyunting
Muhana Gipayana
Wakil Ketua Penyunting
Sumanto
Penyunting Pelaksana
Ruminiati
Endang Setyo Winarni
Rumidjan
Imam Nawawi
Sukamti
Pelaksana Tata Usaha
Jazimah
Ony Herdianto
Pelaksana Teknis
Pramono
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Program Studi PGSO PPI Jurusan Kependidikan Sekolah Oasar dan Prasekolah
(KSOP) FIP Universitas Negeri Malang (UM) JI. Semarang 5 Malang 65145 Telepon (0341) 551312 (4 saluran). psw. 392:
Sambungan langsung dan Fax (0341) 566962. Email: jurnalsd@gmail.com dan jurnal.sd@fip.um.ac.id. Langganan dua namor
setahun Rp 100.000,00. Uang langganan dapat dikirim melalui rekening Bank BNI Cabang Malang. rekening nomor 0 1961 12835
a.n. Ora. Jazimah, S.Pd., M.Pd., I.
SEKOLAH OASAR diterbitkan oleh Program Studi PGSO PP I. Jurusan KSDP, Fakultas IImu Pendidikan, Universitas Negeri
Malang. Oekan: Hendyat Sutopo. Ketua Jurus.n: Sutrisno. Ketua Program: Sutarno. Ketua PPJ: Rumidjan Terbit
pertama kali pada tahun 1992 dengan nama KREATIF.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pemah diterbitkan dalam media cetak lain. Naskah diketik di kertas セi@ VS
A4 dengan spasi ganda, panjang 1220 halaman (Iebih lanjut baca Petunjuk 8agi Penulis pada sampul dalam belakang).
Naskah yang masuk dievaluasi oleh penyunting ahli. Penyunting dapat melakukan peru bah an tulisan yang dimuat unluk
keseragaman format, tanpa mengubah maksud dan isinya.
Berkala ini diterbitkan di bawah pimpinan tim pengembangjurnal dan berkala Universitas Negeri Malang. Pembina: Suparno
(Rektor). Penanggung Jawab: Kusmintardjo (Pembantu Rektor I). Ketua: Ali Saukah. Anggota: Suhadi Ibnu. Mulyadi
GUlltur Waseso, Amat Mukadis, Suyono, Margono, Effendi, Imam Agus Basuki. Star Teknis: Amin Sidik. Aminarti S
Wahyuni. Ma·arif. Pembantu Teknis: Wiwik Handayani, Ahmad Munir, Yamin S.. Imam Gozali. Syamsul Baehri. Prihatini
Retnaningsih.
BerkalaSEKOLAH DASAR terakreditasi sebagai Berkala IImiah Nasional berdasarkan surat Dirjen Pendidikan Tinggi nomor
II 0/DIKTJlKep/2009 tanggal 5 Desember 2009.
SEKOLAH DASAR
Kajian Teori dan Praktik Pendidikan
Tahun 20, No.2, November 2011, hIm. 77-165
DAFTAR lSI
Profil Pembelajaran Membaca Pemahaman di Sekolah Oasar
Imam Agus Basuki (Universitas Negeri Malang)
7785
Penanaman Budi Pekerti dalam Tindak Tutur Guru sebagai Dasar Pendidikan Karakter
di Sekolah Dasar
Heri Suwignyo (Universitas Negeri Malang)
8694
\1odel Pembelajaran KreatifSenirupa dengan Penggunaan Media Gambar di SO
I Made Seken, Sumanto, Sutrisno (Universitas Negeri Malang)
95103
\1anfaat Pembelajaran Seni Tari bagi Siswa Sekolah Oasar
Robby Hidajat, E. W Suprihatin Diah Pratamawati (Universitas Negeri Malang)
104110
Pembelajaran Pengukuran Waktu dengan Permainan Tradisional Gasing di Sekolah oasar
Anton Jaelani (Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
111118
Kepemimpinan KepaJa Sekolah, Kualitas Pelayanan Sekolah, dan Prestasi UASBN SO
d i Kota Manado
EE. Undap Palit (Universitas Negeri Manado)
119-127
Pemerataan Akses, Mutu, Tata Kelola, dan Akuntabilitas Pendidikan Sekolah Oasar
Sowiyah (Universitas Lampung)
128l37
Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender pada Siswa Sekolah Oasar
Herien Puspitawati (Institut Pertanian Bogor)
138-149
Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Oasar
Ayu Tahnia, Yosef, Masrinawatie A.S. (Universitas Sriwijaya)
150--158
Pendekatanpendekatan Pembelajaran Pendidikan Islam di Sekolah Oasar
Bambang Sugianto (Universitas Haluoleo)
159-165
Indeks Pengarang SEKOLAH OASAR Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Tahun 20,2011
165.1
Daftar Nama Mitra Bebestari SEKOLAHOASARKajian Teori dan PraktikPendidikan Tahun20, 2011
J65.2
KONDISlKELUARGADANPEMBELAJARANBERWAWASAN
GENDER PAD A SISWA SEKOLAH DASAR
Herien Puspitawati
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Tim Pakar Gender Departemen Pendidikan NasionalRI. 11 Lingkar Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
HP. 0811110920. Email: herien_puspitawati@email.com
Abstract: The purpose of this crosssectional research design was to describe teaching outlines the class
with gender perspectives in the elementary school. The location of the research was in the Bogor City with
three reputable elementary schools as sample as recommended by Education cunDepartment Bogor City.
Secunder data acquired from competence scholarship research 20 I 0 that most of respondents came from
the middle upper families with high educated father and mother. It was found that learning process at
school was applied in good gender perspectives' ways for both male and female students, especially at a
, prime' elementary school there· was a little indication of gender bias of teacher's behaviors. However
toward students, especially teachers were more likely to punish male students more often than female
students and communicate softer to female than male students.
Abstrak: Penelitian dengan disain crosssectional ini bertujuan untuk mengetahui gar is besar pembelajaran
di kelas berwawasan gender di sekolah dasar. Lokasi penelitian di Kota Bogor dengan sampel tiga SD yang
mempunyai reputasi baik berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan KOla Bogor. Data sekunder diambil
dari penelitian Hibah Kompetensi 20 I O. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar konsumen berasal
dari keluarga menengah ke atas dengan ayah dan ibu yang berpendidikan tinggi. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa proses pembelajaran di sekolah diterapkan dalam caracara berperspektif gender
untuk siswa lakilaki dan perempuan, khususnya pada sekolah dasar yang "fondasi", terdapat indikasi
yang terbatas adanya bias gender pada perilaku guru. Namun, guru lebih cenderung untuk menghukum
siswa lakiIaki ketimbang siswa perempuan dan berkomunikasi lebih halus kepada siswa perempuan
ketimbang siswa lakiIaki
Kata kunci: perspektif gender, proses pembelajaran, sekolah dasar
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karen a proses pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Menurut Undangundang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal (1) dinyatakan
bahwa pendidikan berfungsi untuk menyiapkan
peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demidalam dirinya agar
kian menimbulkan ーセイオ「。ィョ@
berfungsi dalam kehidupan masyarakat.
Pembentukan kualitas sumberdaya manusia
suatu bangsa dimulai dari proses kegiatan domestik
seharihari di dalam keluarga. Peranan keluarga
sebagai suatu unit terkecil dalam suatu masyarakat
sangatlah penting dan vital bagi setiap bangsa kare·
na peranan keluarga sebagai pendidik pertama dar
utama bagi individu (Frances & Gies, 1989). Dalarr
rangka mempersiapkan anak, banyak orangtm
mencari pengetahuan mengenai parenting ケ。ョセ@
umumnya ingin melakukan komunikasi yang efektif
menjaga keamanan anak, dan mendukung ーイッウ・セ@
belajar anak (Campbell & Palm, 2004).
Secara universal telah diakui bahwa peran ke
luarga adalah sangat penting dan vital dalam mencip
takan sumberdaya manusia (SDM) yang berkua
litas. Namun demikian, keluarga tidak dapat secar:
soliter mendidik anaknya sendirian. Perlu ada insti
tusi formal yang membantu memfasilitasi pendidikal
138
Puspitawati, Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender 139
^M セ@ itif, transfer pengetahuan dan teknologi serta
::r.guatan pendidikan karakter. Oleh karena itu
nrusi sekolah secara komplementer bersama:"18 dengan keluarga dapat membentuk sumber
セ@ ya manusia yang handaL Kinerja bersama antara
Juarga dan proses pembelajaran di sekolah yang
M セ ゥ ォ@ akan membentuk suatu masyarakat yang
: - ratur (in-order society), berbudaya dan bermarta-::t (civilized society) serta sejahtera (prosperous
' .;ie ty) .
Penelitian empiris di bidang pendidikan dan
=7'1 der diJakukan sejak pertengahan tahun 1960-an
: hapman, 1985) . Diketahui bahwa masih ada
!-alah kesenjangan gender dalam bidang pend i_ ' an. Bappenas (2009) dan Puspitawati (2007)
t-n yatakan bahwa mulai ada kecenderungan bah.: siswa laki-laki agak tertinggal dibandingkan
__;J gan perempuan baikakses maupun prestasi
-£lemiknya. Diketahui bahwa nilai mata pelajaran·
-:- ..... as a Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan
- untuk jenjang SMP pada siswa perempuan
セ@ - ra umum lebih baik dibandingkan dengan siswa
Jo. -laki dari Tahun 2005 sampai 2008 . Hal ini
-1irn bulkan pertanyaan "Ada apa dengan siswa
-Iaki kita?". Dalam hasil belajar, angka kelulusan
- . perempuan lebih tinggi dibanding anak lakisejak Tahun 2005. Untuk itu penting diketahui
_ ' elajaran di sekolah yang berwawasan gender.
Berdasarkan landasan hukum baik intemasional
Joun nasionai, maka Pemerintah Indonesia harus
=njalankan strategi pendidikan adil gender di sistem
_ "Iah (Pendidikan di Sekolah yang Berwawasan
_"; er-PSBG) dengan cara memberikan kesemセ
yang sarna seluas-luasnya kepada laki-Iaki
- perempuan untuk memperoleh akses, manfaat,
- oartisipasi pada semua jenjang sekolah. Adapun
_ _an Pendidikan Adil Gender (Puspitawati,
. .-ryowati, & Sarma, 2007) adalah mengembang- potensi peserta didik baik laki-Iaki maupun
crn puan agar menjadi manusiayang beriman dan
⦅ M セ@ ' wa kepada Tuhan Yang Maha'Esa, berakhlak
- . ' a, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
. -.ladi warga negara yang demokratis serta ber' ;?lmgjawab..
Hal lain yang berkaitan dengan gender di bidang
2i ikan adalah konsep gaya belajar (Smith &
_ 'on, 2005; Dunn, et aI., 1995). Diketahui bahwa
'aki-Iaki dan perempuan menunjukkan respon
- =- sarna dalam gaya belajar V(isual) dan ACUral).
I n demikian, perempuan lebih menunjukkan
;;: -=rensi yang sedikit lebih tinggi pada gaya belajar
V(isual) danA(Ural) dibandingkan dengan laki-laki
(Smith & Dalton, 2005; Severin, 1967; Ramayah et
aL, 2009). Selanjutnya, terdapat perbedaan gender
dalam harapan pembelajaran siswa. Siswa perempuan cenderung diharapkan bersikap tenang, bersifat menghargai, penuh perhatian, dapat dipercaya,
serta mau bekerja sarna, sedangkan siswa laki-Iaki
diharapkan lebih menguasai kemampuan akademik
seperti pengetahuan, kecakapan intelektual, dan
kebiasaan kerja (Ollenburger & Moore, 1995). Atas
dasar nilai-n ilai tersebut, siswa perempuan di sekolah
lebih memilih kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang
bersifat "feminim", seperti seni, sedangkan siswa
laki-Iaki lebih menyukai kegiatan yang sifatnya "
maskulin" seperti olah raga atau kegiatan pecinta
alam yang memang memerlukan fisik yang kuat
(Ehrman & Oxford, 1989; Oxford & Nyikos, 1989).
Selanjutnya, siswa perempuan menggunakan
strategi bahasa yang lebih sering dilakukan dalam
belajar daripada siswa laki-Iaki (O'Malley, et at.,
1985; Wh31ton, 2000).
Analisis gender sangat bermanfaat dalam aspek
pendidikan , yaitu untuk mengetahui poJa hubungan
dan berbagaijenis peran serta kebutuhan antara lakilaki dan perempuan dalam suatu keluarga, masyarakat dan negara (KKP, 2004; KKP, 2005). Analisis
gender merupakan suatu alat untuk menyusun
kebijakan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam
rangka strategi untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender (Lembaga Administrasi Negara,
2007a; LembagaAdministrasi Negara, 2007b).
Dengan demikian sangat penting untuk mengetahui sejauhmana pembelajaran yang dilakukan
oleh para guru terhadap siswanya di tingkat SO.
Pertanyaan riset yang diajukan pada penelitian ini,
karakteristik keJuarga siswa seperti apa yang menyekolahkan anak di SO terpilih? Pembelajaran di
kelas seperti apa yang dilakukan oleh orangtua dan
sekolah?
Seeara umum tulisan ini bertujuan untuk mengetahui garis besar pembelajaran di kelas berwawasan
gender di tingkat sekolah dasar. Secara khusus
tulisan ini bertujuan untuk (I) mengetahui karakteristik sosial ekonomi dan demografi keluarga siswa,
dan (2) mengetahui pembelajaran di kelas yang berwawasan gender pada siswa di tingkat sekolah da':
sar dengan menggunakan analisis gender.
METODE
Penel itian ini menggunakan data sekunder dari
penelitian Hibah Kompetensi Tahun 2010 yang
140 Sekolah Dasar, Tahun 20, Nomor2, November 2011, hIm. 138- 149
dilakukan oleh Puspitawati et al. (2010) denganjudul
"Model Sinergism e Sistem Sekolah dan Lingkungan Keluarga dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan Anak Berwawasan Gender Menuju
Target Millenium Development Goals" yang
didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Penelitian
menggunakan disain cross-sectional. Penelitian
dilakukan di Kota Bogor dengan sampling sekolah
3 SD (2 negeri dan 1 swasta) yang mempunyai reputasi baik berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan
Kota Bogor. Pemilihan kota dan propinsi berdasarkan keberagaman sekolah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Unit contoh sekunder adalah sekolah. Pemilihan sekolah berdasarkan konsultasi dengan Dinas
Pendidikan Kota Bogor sebelum penelitian dilakukan
denganjumlah total 3 SD (1 SD Negeri Unggulan,
I SD Negeri, dan 1 SD Swasta).
Unit contoh primer terdiri atas (1) kepala sekolah, (2) siswa berjumlah 90 siswa (45 laki-Iaki dan
45 perempuan). Keseimbangan gender pada contoh
siswa akan dipilih dari tiap sekolah. Untuk SD,
contoh siswa yang dipi lih harus siswa Kelas 5. Hal
ini untuk menjamin bahwa siswa sudah mengenal
proses pembelajaran di sekolah dengan baik. Kepala
sekolah membantu tim peneliti untuk mengidentifikasi siswa untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Pengetesan lapang instrumen disatukan dengan
training petugas lapang (enumerator) dan dilaksana-
0
Umur
lenis KeIamin
HASIL
Karakteristik Sekolah
Berdasarkan profil sekolah di SDN Unfk- didapatkan data bahwa sekolah terdiri atas 27 -:: _
rombongan belajar. lumlah siswa pada tahun ::
1010sebanyak 1122 orang yang terdiri atas 5- : _
laki dan 587 perempuan. lumlah guru sebar.. :::.. orang terdiri atas 24 laki-Iaki dan 22 perern- _
Fasilitas ruangan sangat memadai dan sanga- セ@ _
'
Karakteristik Siswa SD
0
kan di daerah terpilih. ladwal training dilaksanak selama 2 (dua) hari. Revisi instrumen dilaksanakar
segera setelah selesai pengetesan lapang kuesion eData yang diperoleh diolah melalui pros;:',
editing, koding, scoring, entry data ke kompu t cleaning data, dan analisis data. Data dianal is-:
secara deskriptif. Adapun analisis gender siswa !3k laki dan perempuan dilakukan dengan mengguna.la:
anal isis uji Mean T. Metode pengolahan ォオ。ョエゥ
。セ@
dengan menggunakan SPSS for Windows \' セ@
16.0. Berdasarkan kontrol kualitas data, rn a _
digunakan uji reliabilitas pada 27 item dengan sk:: _
likert 1 s.d. 4 (1 = setuju; 2 = cukup setuju; ::. '"
kurang setuju; 4 = tidak setuju), yaitu Cronba:
Alphanya sebesar 0,658. Dengah demikian da;_
dikatakan bahwa pengukuran variabel proses {'"- belajaran di sekolah berwawasan gender ada._
reliable (konsisten). Kerangka pemikiran pene li:.. _
tersaji pada Gambar 1.
..
'---
Karakteristik Keluarga
0
0
0
o emografi
- U mur Ayah IIbu
- Jumlah Keluarga
Sosial
- Pendidikan ayaWibu
- Pekerj aan ayahlib u
Ekooomi
Pendapatan Keluarga
Karakteristik Sekolah SD
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Proses Pembelajaran di Sekolah
0
.
0
0
0
r---
Lingkungan sekolah
BeIajar di sekolah
Interaksi dengan guru
Pembelajaran di sekolah berwawasan
gender
Puspitawati, Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender 141
Sekolah memperoleh prestasi di bidang akademik
dan non-akademik di tingkat lokal, regional, dan
nasional.
Berdasarkan profil sekolah di SDN Reguler
didapatkan data bahwa sekolah didirikan pada tahun
1928 dan saat ini terdiri atas 17 kelas rombongan
belajar. lumlah siswa pada tahun 200911 0 10 sebanyak 633 orang. lumlah guru sebanyak 21 orang.
Jumlah rata-rata NEM adalah 27,95 dengan angka
tertinggi 28,90 dan terendah 20,40. Fasilitas ruangan
sangat memadai dan sangat baik. Sekolah memperoleh prestasi di bidang akademik fi tingkat lokal dan
non-akademik di tingkat nasional.
Berdasarkan profil sekolah di SD swasta didapatkan data bahwa sekolah terdiri atas 25 kelas
rombongan belajar. lumlah siswa pada tahun 20091
l 010 sebanyak 790 yang terdiri atas 3721aki-Iaki
Ian 418 peremuan. lumlah 'guru sebanyak 36 orang
terdiri atas 14laki-Iaki dan 22 perempuan. f。ウゥャエセ@
ruangan sangat memadai dan sangat baik.
Karakteristik Contoh dan Keluarganya
Contoh penelitian ini terdiri atas 90 siswaKelas
5 pada 3 SD terpilih di Kota Bogor(SDN Unggulan,
SDN Reguler, dan SD swasta). Berdasarkan jenis
..;:elamin, baik eontoh laki-Iaki dan perempuan menyebar rata dengan perbandingan I berbanding 1, yaitu
':5 eontoh siswa laki-laki dan 45 eontoh siswa
perempuan. Umur eontoh berada pada kisaran 9
sampai 11 tahun. Sebagian besar eontoh (83 ,3%)
berusia 10 tahun, dan hanya 14,4% yang berusia 9
tahun serta 2,2% berusia 11 tahun .
Seeara keseluruhan persentase tertinggi umur
ayah eontoh berada pada kisaran umur 41 sampai
45 tahun (35,6%) dan kisaran umur 36-40 tahun
(30,7%)(Tabel 1). Apabila dilihat berdasarkanjenis
kelamin eontoh, maka dua-pertiga eontoh laki-Iaki
(66,7%) dan dua-pertiga eontohperempuan (66,6%)
mempunyai ayah berumur 36 sampai 45 tahun.
Sebagian keeil eontoh perempuan (2,2%) mempunyai ayah dengan umur di bawah 36 tahun. Selanjutnya, diketahui bahwa hampir sepertiga eontoh lakilaki (33,3%) dan eontoh perempuan (31, I%) yang
mempunyai ayah dengan umur di atas 46 tahun
(Tabel 1).
Seeara umum, sebagian besar umur ibu eontcih
laki-Iaki (88,9%) dan eontoh perempuan (88,9%)
berada pada kisaran umur 36 sampai 40 tahun.
Sebagian kecil eontoh laki-Iaki (6,7%) dan eontoh
perempuan (11,1 %) mempunyai ibu dengan umur
di bawah 36 tahun. Selanjutnya, hanya sebagian
keeil eontoh laki-!aki (4,4%) yang mempunyai ibu
dengan umur di atas 46 tahun (Tabel 2).
Diketahui bahwa sekitar enam persepuluh
eontoh laki-Iaki (57,7%) dan eontoh perempuan
(62,2%) mempunyai ayah dengan tingkatpendidikan
Ta bell. Sebaran Contoh Berdasarkan Umur Ayah dan Jenis Kelamin Contoh
'\0
Umur Ayah (Tahun)
2631364146 51> 55
)
::
30
35
40
45
50
55
Total
Contoh Laki-Iaki
(n=45}
%
n
0
0,0
0,0
0
28,9
13
37,8
17
12
26,7
I
2,2
2
4,4
45
100,0
Contoh Perempuan
{n=45}
%
n
0
0,0
2,2
1
15
33,3
15
33 ,3
10
22,2
3
6,7
1
2,2
45
100,0
Contoh Total
{n=90}
II
0
1
28
32
22
4
3
90
%
0.0
1, 1
31,1
35 ,6
24,4
4,4
3,3
100,0
T3 bel2. Sebaran Contoh Berdasarkan Umur Ibu dan Jenis Kelamin Contoh
0
Umur ibu (Tahun)
26- 30
31- 35
36- 40
41- 45
46- 50
51 - 55
> 55
Total
Contoh Laki-Iaki
{n=45}
II
%
0,0
0
6,7
3
48,9
22
18
40,0
2
4,4
0,0
0
0,0
0
100,0
45
Contoh Perempuan
(n=4S}
0/0
n
0
0.0
5
ll,l
19
42 ,2
21
46,7
0
0,0
0,0
0
0
0,0
45
100,0
ContohTotal
(1I=90}
%
II
0,0
0
8
8.9
41
45 .6
39
43 .3
2,2
2
0,0
0
0,0
0
90
100,0
142 SekoiahDasar, Tahun2o, Nomor 2, November 2011, him. 138- 149
diploma (DI-D3) dan sarjana (SI) (Tabel 3).
Bahkan sekitar seperl ima contoh laki-laki (24,4%)
dan contoh perempuan (22,2%) mempunyai ayah
dengan tingkat pendidikan pascasarjana (S2 dan S3).
Adapun pendidikan menengah ayah yaitu tingkat
SMA dimiliki oleh sekitar sepersepuluh contoh lakilaki (11,1 %) dan contoh perempuan (11,1 %). Sementara itu, masih ada sebagian kecil contoh lakilaki (6,7%) dan contoh perempuan (53,3%) mempunyai ayah dengan tingkat pendidikan dasar yaitu
SMP.
Berdasarkan hasil diketahui bahwa keadaan
pendidikan ayah contoh setara dengan pendidikan
ibu contoh. Sekitar enam per sepuluh contoh lakilaki
(62,2%) dan contoh perempuan (68,9%) mempunyai
ibu dengan tingkat pendidikan diploma (DI-D3 ) •
sarjana (S I) (Tabe14). Sebagian kecil contoh iセᄋ@
laki (11 , 1%) dan contoh perempuan (4,4%) ュ セ@ punyai ibu dengan tingkat pendidikan ー。ウ」
イZ セ _
(S2 dan S3).Adapun pendidikan menengah ibu .
tingkat SMA dimiliki oleh sekitar seperJima co:_
lakilaki (24,2%) dan contoh perempuan (1 7.
Sementara itu, mas ih ada sebagian keci I contoh 'laki (2,2%) dan contoh perempuan (8,9%) ュ ・イZM セ@ N@
nyai ibu dengan tingkat pendidikan dasar yaitu セ@
Jenis pekerjaan yang banyak dilakukar
ayah contoh lakilaki (60,0%) dan contoh pere セ@
(71,1%) adalah karyawan swasta dan wiras
(Tabel 5). Pekerjaan lainnya adalah PNS :' セ@
(22,2% pada contoh laki-laki dan 22,2% pada • _-
Tabel3. Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan Ayah dan Jenis Kelamin Contoh
No
I
2
3
4
5
6
7
Tingkat Pendidikan
Ayah
SO
SMP
SMA
01 03
SI
S2
S3
Total
Contoh LakiIaki
. (n=45)
%
n
°
3
5
2
24
9
2
0,0
6,7
11,1
4,4
53,3
20,0
4,4
45
100,0
Contoh Perempuan
(n=45)
n
%
n
°
2
5
4
24
10
0
0,0
4,4
11, 1
8,9
53,3
22 ,2
0,0
0
5
10
6
48
19
2
45
100,0
90
Tabel4. Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan Ibu dan Jenis Kelamin Contoh
No
.I
2
3
4
5
6
7
Tingkat Pendidikan Ibu
SO
SMP
SMA
0103
Sl
S2
S3
Total
Contoh LakiIaki
(n=45)
%
n
0
1
I 1
9
19
4
I
0,0
2;2
24,4
20,0
42,2
8,9
2;2
45
100,0
Contoh Perempuan
(n=45)
%
n
Contoh To'_
(n=90)
n
0
0,0
4
8,9
17,8
22;246 ,7
4,4
0,0
0
5
19
19
40
6
1
100,0
90
8
10
21
2
°
45
Tabel5. Sebaran Contoh Berdasarkan Pekerjaan Ayah dan Jenis Kelamin Contoh
No
2
3
4
5
6
Tingkat Pendidikan
Ayah
Tidak bekerja
PNSI ABRI
Karyawan swasta
W iras wasta
Buruh
BUMNI BUMD
LainIain*
Total
Keterangan: * diplomat dan dokter.
7
Contoh LakiIaki
( n==45)
%
n
°
0,0
Contoh Peremp uan
(n=45)
%
n
°
10
16
11
22,2
10
35 ,6
22
I I
°
0,0
6
2
45
24,4 .
13 ,3
100,0
°
°
0,0
22,2
48,9
24,4
0,0
n
0
20
38
22
0
2
.4,4
8
45
°
2
100,0
90
Puspitawati, Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender 143
perempuan), BUMNI BUMO (13,3% pada contoh
laki-Iaki dan 4,4% pada contoh perempuan). Hasil
penelitian menunj ukkan tidak ditemukan ayah yang
tidak memiliki pekerjaan. Oitemukan sebagian kecil
contoh laki-Iaki (4,4%) yang mempunyai ayah
dengan pekerjaan sebagai diplomat dan dokter.
Mengenai status pekerjaan ibu contoh (Tabel
6), diketahui bahwa sekitar dua-pertiga ibu contoh
(63,3%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, baik ibu contoh laki-laki (62,2%) dan contoh
perempuan (64,4%). Namun demikian masih ditemukan sebagian ibu yang bekerja. Pekerjaan yang
oanyak dilakukan oleh ibu contoh laki-Iaki adalah
PNSI ABRI (1S,6%) dan wiraswasta (1S ,6%),
,edangkan pada ibu contoh perempuan adalah PNSI
. 'SRI (17,8%).
Berkaitan dengan status ekonomi keluarga
.::ontoh, Tabel 7 menunjukkan sebaran total pen_apatan keluarga contoh per bulan mulai dari·
;( p1.000 .000,00 sampai dengan lebih dari
p iS .000 .000,00. Oiketahui bahwa sepertiga dari
C){al contoh (30,9%) mempunyai keluarga dengan
-endapatan per bulan berkisar antara Rp S.000.000,00
-Rp7. S00.000,00. Berdasarkanjenis kelamin conセ@ ., maka sekitar sepeltiga contoh laki-laki (38,4%)
:311 perempuan (37,9%) mempunyai pendapatan
keluarganya berada pada kisaran RpS .000.000,00
-Rp7.S00.000,00 per bulan .
Sekitar setengah contoh laki-Iaki (S3,8%) dan
enam persepuluh contoh perempuan (62,0%)
mempunyai pendapatan keluarganya pada kisaran
Rp2.S00.000,00-Rp7.S00 .000,00 per bulan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar
contoh berasal dari keluarga golongan ekonomi
menengah ke atas.
Perasaan Siswa terhadap Sekolah dan Pembelajaran Berwawasan Gender
Pembelajaran di sekolah diukur melalui hal-hal
yang dirasakan dan dialami oleh siswa (students'
perceived of learning process). Perasaan siswa
terhadap sekolah dan pembeJajaran di tingkat SD
adalah sebagai berikut.
Perasaan siswa terhadap lingkungan sekolah.
Seluruh siswa baik laki-Iaki dan perempuan setuju
bahwa siswa sangat suka sekolah, sekolah sangat
penting bagi dirinya, dan dengan bersekolah maka
dirinyayakin ak
セSXwaon@
'z セown@
'oz NnHVl
••••
•
...
セ
セi@
••••
セカウ。@
HV10)l3S
S8ZrBI'580 NSSI
SEKOLAH DASAR
Kajian Teori dan Praktik Pendidikan
Berkala lerbit dua kali setahun pada bulan Mei dan November (lSSN 08548285); berisi rulisan tentang gagasan konseptual
kajian dan aplikasi teori. tulisan praktis. dan hasil penelitian pendidikan dan pengajaran sekolah dasar.
Ketua Penyunting
Muhana Gipayana
Wakil Ketua Penyunting
Sumanto
Penyunting Pelaksana
Ruminiati
Endang Setyo Winarni
Rumidjan
Imam Nawawi
Sukamti
Pelaksana Tata Usaha
Jazimah
Ony Herdianto
Pelaksana Teknis
Pramono
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Program Studi PGSO PPI Jurusan Kependidikan Sekolah Oasar dan Prasekolah
(KSOP) FIP Universitas Negeri Malang (UM) JI. Semarang 5 Malang 65145 Telepon (0341) 551312 (4 saluran). psw. 392:
Sambungan langsung dan Fax (0341) 566962. Email: jurnalsd@gmail.com dan jurnal.sd@fip.um.ac.id. Langganan dua namor
setahun Rp 100.000,00. Uang langganan dapat dikirim melalui rekening Bank BNI Cabang Malang. rekening nomor 0 1961 12835
a.n. Ora. Jazimah, S.Pd., M.Pd., I.
SEKOLAH OASAR diterbitkan oleh Program Studi PGSO PP I. Jurusan KSDP, Fakultas IImu Pendidikan, Universitas Negeri
Malang. Oekan: Hendyat Sutopo. Ketua Jurus.n: Sutrisno. Ketua Program: Sutarno. Ketua PPJ: Rumidjan Terbit
pertama kali pada tahun 1992 dengan nama KREATIF.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pemah diterbitkan dalam media cetak lain. Naskah diketik di kertas セi@ VS
A4 dengan spasi ganda, panjang 1220 halaman (Iebih lanjut baca Petunjuk 8agi Penulis pada sampul dalam belakang).
Naskah yang masuk dievaluasi oleh penyunting ahli. Penyunting dapat melakukan peru bah an tulisan yang dimuat unluk
keseragaman format, tanpa mengubah maksud dan isinya.
Berkala ini diterbitkan di bawah pimpinan tim pengembangjurnal dan berkala Universitas Negeri Malang. Pembina: Suparno
(Rektor). Penanggung Jawab: Kusmintardjo (Pembantu Rektor I). Ketua: Ali Saukah. Anggota: Suhadi Ibnu. Mulyadi
GUlltur Waseso, Amat Mukadis, Suyono, Margono, Effendi, Imam Agus Basuki. Star Teknis: Amin Sidik. Aminarti S
Wahyuni. Ma·arif. Pembantu Teknis: Wiwik Handayani, Ahmad Munir, Yamin S.. Imam Gozali. Syamsul Baehri. Prihatini
Retnaningsih.
BerkalaSEKOLAH DASAR terakreditasi sebagai Berkala IImiah Nasional berdasarkan surat Dirjen Pendidikan Tinggi nomor
II 0/DIKTJlKep/2009 tanggal 5 Desember 2009.
SEKOLAH DASAR
Kajian Teori dan Praktik Pendidikan
Tahun 20, No.2, November 2011, hIm. 77-165
DAFTAR lSI
Profil Pembelajaran Membaca Pemahaman di Sekolah Oasar
Imam Agus Basuki (Universitas Negeri Malang)
7785
Penanaman Budi Pekerti dalam Tindak Tutur Guru sebagai Dasar Pendidikan Karakter
di Sekolah Dasar
Heri Suwignyo (Universitas Negeri Malang)
8694
\1odel Pembelajaran KreatifSenirupa dengan Penggunaan Media Gambar di SO
I Made Seken, Sumanto, Sutrisno (Universitas Negeri Malang)
95103
\1anfaat Pembelajaran Seni Tari bagi Siswa Sekolah Oasar
Robby Hidajat, E. W Suprihatin Diah Pratamawati (Universitas Negeri Malang)
104110
Pembelajaran Pengukuran Waktu dengan Permainan Tradisional Gasing di Sekolah oasar
Anton Jaelani (Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
111118
Kepemimpinan KepaJa Sekolah, Kualitas Pelayanan Sekolah, dan Prestasi UASBN SO
d i Kota Manado
EE. Undap Palit (Universitas Negeri Manado)
119-127
Pemerataan Akses, Mutu, Tata Kelola, dan Akuntabilitas Pendidikan Sekolah Oasar
Sowiyah (Universitas Lampung)
128l37
Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender pada Siswa Sekolah Oasar
Herien Puspitawati (Institut Pertanian Bogor)
138-149
Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Oasar
Ayu Tahnia, Yosef, Masrinawatie A.S. (Universitas Sriwijaya)
150--158
Pendekatanpendekatan Pembelajaran Pendidikan Islam di Sekolah Oasar
Bambang Sugianto (Universitas Haluoleo)
159-165
Indeks Pengarang SEKOLAH OASAR Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Tahun 20,2011
165.1
Daftar Nama Mitra Bebestari SEKOLAHOASARKajian Teori dan PraktikPendidikan Tahun20, 2011
J65.2
KONDISlKELUARGADANPEMBELAJARANBERWAWASAN
GENDER PAD A SISWA SEKOLAH DASAR
Herien Puspitawati
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Tim Pakar Gender Departemen Pendidikan NasionalRI. 11 Lingkar Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
HP. 0811110920. Email: herien_puspitawati@email.com
Abstract: The purpose of this crosssectional research design was to describe teaching outlines the class
with gender perspectives in the elementary school. The location of the research was in the Bogor City with
three reputable elementary schools as sample as recommended by Education cunDepartment Bogor City.
Secunder data acquired from competence scholarship research 20 I 0 that most of respondents came from
the middle upper families with high educated father and mother. It was found that learning process at
school was applied in good gender perspectives' ways for both male and female students, especially at a
, prime' elementary school there· was a little indication of gender bias of teacher's behaviors. However
toward students, especially teachers were more likely to punish male students more often than female
students and communicate softer to female than male students.
Abstrak: Penelitian dengan disain crosssectional ini bertujuan untuk mengetahui gar is besar pembelajaran
di kelas berwawasan gender di sekolah dasar. Lokasi penelitian di Kota Bogor dengan sampel tiga SD yang
mempunyai reputasi baik berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan KOla Bogor. Data sekunder diambil
dari penelitian Hibah Kompetensi 20 I O. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar konsumen berasal
dari keluarga menengah ke atas dengan ayah dan ibu yang berpendidikan tinggi. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa proses pembelajaran di sekolah diterapkan dalam caracara berperspektif gender
untuk siswa lakilaki dan perempuan, khususnya pada sekolah dasar yang "fondasi", terdapat indikasi
yang terbatas adanya bias gender pada perilaku guru. Namun, guru lebih cenderung untuk menghukum
siswa lakiIaki ketimbang siswa perempuan dan berkomunikasi lebih halus kepada siswa perempuan
ketimbang siswa lakiIaki
Kata kunci: perspektif gender, proses pembelajaran, sekolah dasar
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karen a proses pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Menurut Undangundang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal (1) dinyatakan
bahwa pendidikan berfungsi untuk menyiapkan
peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demidalam dirinya agar
kian menimbulkan ーセイオ「。ィョ@
berfungsi dalam kehidupan masyarakat.
Pembentukan kualitas sumberdaya manusia
suatu bangsa dimulai dari proses kegiatan domestik
seharihari di dalam keluarga. Peranan keluarga
sebagai suatu unit terkecil dalam suatu masyarakat
sangatlah penting dan vital bagi setiap bangsa kare·
na peranan keluarga sebagai pendidik pertama dar
utama bagi individu (Frances & Gies, 1989). Dalarr
rangka mempersiapkan anak, banyak orangtm
mencari pengetahuan mengenai parenting ケ。ョセ@
umumnya ingin melakukan komunikasi yang efektif
menjaga keamanan anak, dan mendukung ーイッウ・セ@
belajar anak (Campbell & Palm, 2004).
Secara universal telah diakui bahwa peran ke
luarga adalah sangat penting dan vital dalam mencip
takan sumberdaya manusia (SDM) yang berkua
litas. Namun demikian, keluarga tidak dapat secar:
soliter mendidik anaknya sendirian. Perlu ada insti
tusi formal yang membantu memfasilitasi pendidikal
138
Puspitawati, Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender 139
^M セ@ itif, transfer pengetahuan dan teknologi serta
::r.guatan pendidikan karakter. Oleh karena itu
nrusi sekolah secara komplementer bersama:"18 dengan keluarga dapat membentuk sumber
セ@ ya manusia yang handaL Kinerja bersama antara
Juarga dan proses pembelajaran di sekolah yang
M セ ゥ ォ@ akan membentuk suatu masyarakat yang
: - ratur (in-order society), berbudaya dan bermarta-::t (civilized society) serta sejahtera (prosperous
' .;ie ty) .
Penelitian empiris di bidang pendidikan dan
=7'1 der diJakukan sejak pertengahan tahun 1960-an
: hapman, 1985) . Diketahui bahwa masih ada
!-alah kesenjangan gender dalam bidang pend i_ ' an. Bappenas (2009) dan Puspitawati (2007)
t-n yatakan bahwa mulai ada kecenderungan bah.: siswa laki-laki agak tertinggal dibandingkan
__;J gan perempuan baikakses maupun prestasi
-£lemiknya. Diketahui bahwa nilai mata pelajaran·
-:- ..... as a Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan
- untuk jenjang SMP pada siswa perempuan
セ@ - ra umum lebih baik dibandingkan dengan siswa
Jo. -laki dari Tahun 2005 sampai 2008 . Hal ini
-1irn bulkan pertanyaan "Ada apa dengan siswa
-Iaki kita?". Dalam hasil belajar, angka kelulusan
- . perempuan lebih tinggi dibanding anak lakisejak Tahun 2005. Untuk itu penting diketahui
_ ' elajaran di sekolah yang berwawasan gender.
Berdasarkan landasan hukum baik intemasional
Joun nasionai, maka Pemerintah Indonesia harus
=njalankan strategi pendidikan adil gender di sistem
_ "Iah (Pendidikan di Sekolah yang Berwawasan
_"; er-PSBG) dengan cara memberikan kesemセ
yang sarna seluas-luasnya kepada laki-Iaki
- perempuan untuk memperoleh akses, manfaat,
- oartisipasi pada semua jenjang sekolah. Adapun
_ _an Pendidikan Adil Gender (Puspitawati,
. .-ryowati, & Sarma, 2007) adalah mengembang- potensi peserta didik baik laki-Iaki maupun
crn puan agar menjadi manusiayang beriman dan
⦅ M セ@ ' wa kepada Tuhan Yang Maha'Esa, berakhlak
- . ' a, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
. -.ladi warga negara yang demokratis serta ber' ;?lmgjawab..
Hal lain yang berkaitan dengan gender di bidang
2i ikan adalah konsep gaya belajar (Smith &
_ 'on, 2005; Dunn, et aI., 1995). Diketahui bahwa
'aki-Iaki dan perempuan menunjukkan respon
- =- sarna dalam gaya belajar V(isual) dan ACUral).
I n demikian, perempuan lebih menunjukkan
;;: -=rensi yang sedikit lebih tinggi pada gaya belajar
V(isual) danA(Ural) dibandingkan dengan laki-laki
(Smith & Dalton, 2005; Severin, 1967; Ramayah et
aL, 2009). Selanjutnya, terdapat perbedaan gender
dalam harapan pembelajaran siswa. Siswa perempuan cenderung diharapkan bersikap tenang, bersifat menghargai, penuh perhatian, dapat dipercaya,
serta mau bekerja sarna, sedangkan siswa laki-Iaki
diharapkan lebih menguasai kemampuan akademik
seperti pengetahuan, kecakapan intelektual, dan
kebiasaan kerja (Ollenburger & Moore, 1995). Atas
dasar nilai-n ilai tersebut, siswa perempuan di sekolah
lebih memilih kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang
bersifat "feminim", seperti seni, sedangkan siswa
laki-Iaki lebih menyukai kegiatan yang sifatnya "
maskulin" seperti olah raga atau kegiatan pecinta
alam yang memang memerlukan fisik yang kuat
(Ehrman & Oxford, 1989; Oxford & Nyikos, 1989).
Selanjutnya, siswa perempuan menggunakan
strategi bahasa yang lebih sering dilakukan dalam
belajar daripada siswa laki-Iaki (O'Malley, et at.,
1985; Wh31ton, 2000).
Analisis gender sangat bermanfaat dalam aspek
pendidikan , yaitu untuk mengetahui poJa hubungan
dan berbagaijenis peran serta kebutuhan antara lakilaki dan perempuan dalam suatu keluarga, masyarakat dan negara (KKP, 2004; KKP, 2005). Analisis
gender merupakan suatu alat untuk menyusun
kebijakan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam
rangka strategi untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender (Lembaga Administrasi Negara,
2007a; LembagaAdministrasi Negara, 2007b).
Dengan demikian sangat penting untuk mengetahui sejauhmana pembelajaran yang dilakukan
oleh para guru terhadap siswanya di tingkat SO.
Pertanyaan riset yang diajukan pada penelitian ini,
karakteristik keJuarga siswa seperti apa yang menyekolahkan anak di SO terpilih? Pembelajaran di
kelas seperti apa yang dilakukan oleh orangtua dan
sekolah?
Seeara umum tulisan ini bertujuan untuk mengetahui garis besar pembelajaran di kelas berwawasan
gender di tingkat sekolah dasar. Secara khusus
tulisan ini bertujuan untuk (I) mengetahui karakteristik sosial ekonomi dan demografi keluarga siswa,
dan (2) mengetahui pembelajaran di kelas yang berwawasan gender pada siswa di tingkat sekolah da':
sar dengan menggunakan analisis gender.
METODE
Penel itian ini menggunakan data sekunder dari
penelitian Hibah Kompetensi Tahun 2010 yang
140 Sekolah Dasar, Tahun 20, Nomor2, November 2011, hIm. 138- 149
dilakukan oleh Puspitawati et al. (2010) denganjudul
"Model Sinergism e Sistem Sekolah dan Lingkungan Keluarga dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan Anak Berwawasan Gender Menuju
Target Millenium Development Goals" yang
didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Penelitian
menggunakan disain cross-sectional. Penelitian
dilakukan di Kota Bogor dengan sampling sekolah
3 SD (2 negeri dan 1 swasta) yang mempunyai reputasi baik berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan
Kota Bogor. Pemilihan kota dan propinsi berdasarkan keberagaman sekolah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Unit contoh sekunder adalah sekolah. Pemilihan sekolah berdasarkan konsultasi dengan Dinas
Pendidikan Kota Bogor sebelum penelitian dilakukan
denganjumlah total 3 SD (1 SD Negeri Unggulan,
I SD Negeri, dan 1 SD Swasta).
Unit contoh primer terdiri atas (1) kepala sekolah, (2) siswa berjumlah 90 siswa (45 laki-Iaki dan
45 perempuan). Keseimbangan gender pada contoh
siswa akan dipilih dari tiap sekolah. Untuk SD,
contoh siswa yang dipi lih harus siswa Kelas 5. Hal
ini untuk menjamin bahwa siswa sudah mengenal
proses pembelajaran di sekolah dengan baik. Kepala
sekolah membantu tim peneliti untuk mengidentifikasi siswa untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Pengetesan lapang instrumen disatukan dengan
training petugas lapang (enumerator) dan dilaksana-
0
Umur
lenis KeIamin
HASIL
Karakteristik Sekolah
Berdasarkan profil sekolah di SDN Unfk- didapatkan data bahwa sekolah terdiri atas 27 -:: _
rombongan belajar. lumlah siswa pada tahun ::
1010sebanyak 1122 orang yang terdiri atas 5- : _
laki dan 587 perempuan. lumlah guru sebar.. :::.. orang terdiri atas 24 laki-Iaki dan 22 perern- _
Fasilitas ruangan sangat memadai dan sanga- セ@ _
'
Karakteristik Siswa SD
0
kan di daerah terpilih. ladwal training dilaksanak selama 2 (dua) hari. Revisi instrumen dilaksanakar
segera setelah selesai pengetesan lapang kuesion eData yang diperoleh diolah melalui pros;:',
editing, koding, scoring, entry data ke kompu t cleaning data, dan analisis data. Data dianal is-:
secara deskriptif. Adapun analisis gender siswa !3k laki dan perempuan dilakukan dengan mengguna.la:
anal isis uji Mean T. Metode pengolahan ォオ。ョエゥ
。セ@
dengan menggunakan SPSS for Windows \' セ@
16.0. Berdasarkan kontrol kualitas data, rn a _
digunakan uji reliabilitas pada 27 item dengan sk:: _
likert 1 s.d. 4 (1 = setuju; 2 = cukup setuju; ::. '"
kurang setuju; 4 = tidak setuju), yaitu Cronba:
Alphanya sebesar 0,658. Dengah demikian da;_
dikatakan bahwa pengukuran variabel proses {'"- belajaran di sekolah berwawasan gender ada._
reliable (konsisten). Kerangka pemikiran pene li:.. _
tersaji pada Gambar 1.
..
'---
Karakteristik Keluarga
0
0
0
o emografi
- U mur Ayah IIbu
- Jumlah Keluarga
Sosial
- Pendidikan ayaWibu
- Pekerj aan ayahlib u
Ekooomi
Pendapatan Keluarga
Karakteristik Sekolah SD
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Proses Pembelajaran di Sekolah
0
.
0
0
0
r---
Lingkungan sekolah
BeIajar di sekolah
Interaksi dengan guru
Pembelajaran di sekolah berwawasan
gender
Puspitawati, Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender 141
Sekolah memperoleh prestasi di bidang akademik
dan non-akademik di tingkat lokal, regional, dan
nasional.
Berdasarkan profil sekolah di SDN Reguler
didapatkan data bahwa sekolah didirikan pada tahun
1928 dan saat ini terdiri atas 17 kelas rombongan
belajar. lumlah siswa pada tahun 200911 0 10 sebanyak 633 orang. lumlah guru sebanyak 21 orang.
Jumlah rata-rata NEM adalah 27,95 dengan angka
tertinggi 28,90 dan terendah 20,40. Fasilitas ruangan
sangat memadai dan sangat baik. Sekolah memperoleh prestasi di bidang akademik fi tingkat lokal dan
non-akademik di tingkat nasional.
Berdasarkan profil sekolah di SD swasta didapatkan data bahwa sekolah terdiri atas 25 kelas
rombongan belajar. lumlah siswa pada tahun 20091
l 010 sebanyak 790 yang terdiri atas 3721aki-Iaki
Ian 418 peremuan. lumlah 'guru sebanyak 36 orang
terdiri atas 14laki-Iaki dan 22 perempuan. f。ウゥャエセ@
ruangan sangat memadai dan sangat baik.
Karakteristik Contoh dan Keluarganya
Contoh penelitian ini terdiri atas 90 siswaKelas
5 pada 3 SD terpilih di Kota Bogor(SDN Unggulan,
SDN Reguler, dan SD swasta). Berdasarkan jenis
..;:elamin, baik eontoh laki-Iaki dan perempuan menyebar rata dengan perbandingan I berbanding 1, yaitu
':5 eontoh siswa laki-laki dan 45 eontoh siswa
perempuan. Umur eontoh berada pada kisaran 9
sampai 11 tahun. Sebagian besar eontoh (83 ,3%)
berusia 10 tahun, dan hanya 14,4% yang berusia 9
tahun serta 2,2% berusia 11 tahun .
Seeara keseluruhan persentase tertinggi umur
ayah eontoh berada pada kisaran umur 41 sampai
45 tahun (35,6%) dan kisaran umur 36-40 tahun
(30,7%)(Tabel 1). Apabila dilihat berdasarkanjenis
kelamin eontoh, maka dua-pertiga eontoh laki-Iaki
(66,7%) dan dua-pertiga eontohperempuan (66,6%)
mempunyai ayah berumur 36 sampai 45 tahun.
Sebagian keeil eontoh perempuan (2,2%) mempunyai ayah dengan umur di bawah 36 tahun. Selanjutnya, diketahui bahwa hampir sepertiga eontoh lakilaki (33,3%) dan eontoh perempuan (31, I%) yang
mempunyai ayah dengan umur di atas 46 tahun
(Tabel 1).
Seeara umum, sebagian besar umur ibu eontcih
laki-Iaki (88,9%) dan eontoh perempuan (88,9%)
berada pada kisaran umur 36 sampai 40 tahun.
Sebagian kecil eontoh laki-Iaki (6,7%) dan eontoh
perempuan (11,1 %) mempunyai ibu dengan umur
di bawah 36 tahun. Selanjutnya, hanya sebagian
keeil eontoh laki-!aki (4,4%) yang mempunyai ibu
dengan umur di atas 46 tahun (Tabel 2).
Diketahui bahwa sekitar enam persepuluh
eontoh laki-Iaki (57,7%) dan eontoh perempuan
(62,2%) mempunyai ayah dengan tingkatpendidikan
Ta bell. Sebaran Contoh Berdasarkan Umur Ayah dan Jenis Kelamin Contoh
'\0
Umur Ayah (Tahun)
2631364146 51> 55
)
::
30
35
40
45
50
55
Total
Contoh Laki-Iaki
(n=45}
%
n
0
0,0
0,0
0
28,9
13
37,8
17
12
26,7
I
2,2
2
4,4
45
100,0
Contoh Perempuan
{n=45}
%
n
0
0,0
2,2
1
15
33,3
15
33 ,3
10
22,2
3
6,7
1
2,2
45
100,0
Contoh Total
{n=90}
II
0
1
28
32
22
4
3
90
%
0.0
1, 1
31,1
35 ,6
24,4
4,4
3,3
100,0
T3 bel2. Sebaran Contoh Berdasarkan Umur Ibu dan Jenis Kelamin Contoh
0
Umur ibu (Tahun)
26- 30
31- 35
36- 40
41- 45
46- 50
51 - 55
> 55
Total
Contoh Laki-Iaki
{n=45}
II
%
0,0
0
6,7
3
48,9
22
18
40,0
2
4,4
0,0
0
0,0
0
100,0
45
Contoh Perempuan
(n=4S}
0/0
n
0
0.0
5
ll,l
19
42 ,2
21
46,7
0
0,0
0,0
0
0
0,0
45
100,0
ContohTotal
(1I=90}
%
II
0,0
0
8
8.9
41
45 .6
39
43 .3
2,2
2
0,0
0
0,0
0
90
100,0
142 SekoiahDasar, Tahun2o, Nomor 2, November 2011, him. 138- 149
diploma (DI-D3) dan sarjana (SI) (Tabel 3).
Bahkan sekitar seperl ima contoh laki-laki (24,4%)
dan contoh perempuan (22,2%) mempunyai ayah
dengan tingkat pendidikan pascasarjana (S2 dan S3).
Adapun pendidikan menengah ayah yaitu tingkat
SMA dimiliki oleh sekitar sepersepuluh contoh lakilaki (11,1 %) dan contoh perempuan (11,1 %). Sementara itu, masih ada sebagian kecil contoh lakilaki (6,7%) dan contoh perempuan (53,3%) mempunyai ayah dengan tingkat pendidikan dasar yaitu
SMP.
Berdasarkan hasil diketahui bahwa keadaan
pendidikan ayah contoh setara dengan pendidikan
ibu contoh. Sekitar enam per sepuluh contoh lakilaki
(62,2%) dan contoh perempuan (68,9%) mempunyai
ibu dengan tingkat pendidikan diploma (DI-D3 ) •
sarjana (S I) (Tabe14). Sebagian kecil contoh iセᄋ@
laki (11 , 1%) dan contoh perempuan (4,4%) ュ セ@ punyai ibu dengan tingkat pendidikan ー。ウ」
イZ セ _
(S2 dan S3).Adapun pendidikan menengah ibu .
tingkat SMA dimiliki oleh sekitar seperJima co:_
lakilaki (24,2%) dan contoh perempuan (1 7.
Sementara itu, mas ih ada sebagian keci I contoh 'laki (2,2%) dan contoh perempuan (8,9%) ュ ・イZM セ@ N@
nyai ibu dengan tingkat pendidikan dasar yaitu セ@
Jenis pekerjaan yang banyak dilakukar
ayah contoh lakilaki (60,0%) dan contoh pere セ@
(71,1%) adalah karyawan swasta dan wiras
(Tabel 5). Pekerjaan lainnya adalah PNS :' セ@
(22,2% pada contoh laki-laki dan 22,2% pada • _-
Tabel3. Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan Ayah dan Jenis Kelamin Contoh
No
I
2
3
4
5
6
7
Tingkat Pendidikan
Ayah
SO
SMP
SMA
01 03
SI
S2
S3
Total
Contoh LakiIaki
. (n=45)
%
n
°
3
5
2
24
9
2
0,0
6,7
11,1
4,4
53,3
20,0
4,4
45
100,0
Contoh Perempuan
(n=45)
n
%
n
°
2
5
4
24
10
0
0,0
4,4
11, 1
8,9
53,3
22 ,2
0,0
0
5
10
6
48
19
2
45
100,0
90
Tabel4. Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan Ibu dan Jenis Kelamin Contoh
No
.I
2
3
4
5
6
7
Tingkat Pendidikan Ibu
SO
SMP
SMA
0103
Sl
S2
S3
Total
Contoh LakiIaki
(n=45)
%
n
0
1
I 1
9
19
4
I
0,0
2;2
24,4
20,0
42,2
8,9
2;2
45
100,0
Contoh Perempuan
(n=45)
%
n
Contoh To'_
(n=90)
n
0
0,0
4
8,9
17,8
22;246 ,7
4,4
0,0
0
5
19
19
40
6
1
100,0
90
8
10
21
2
°
45
Tabel5. Sebaran Contoh Berdasarkan Pekerjaan Ayah dan Jenis Kelamin Contoh
No
2
3
4
5
6
Tingkat Pendidikan
Ayah
Tidak bekerja
PNSI ABRI
Karyawan swasta
W iras wasta
Buruh
BUMNI BUMD
LainIain*
Total
Keterangan: * diplomat dan dokter.
7
Contoh LakiIaki
( n==45)
%
n
°
0,0
Contoh Peremp uan
(n=45)
%
n
°
10
16
11
22,2
10
35 ,6
22
I I
°
0,0
6
2
45
24,4 .
13 ,3
100,0
°
°
0,0
22,2
48,9
24,4
0,0
n
0
20
38
22
0
2
.4,4
8
45
°
2
100,0
90
Puspitawati, Kondisi Keluarga dan Pembelajaran Berwawasan Gender 143
perempuan), BUMNI BUMO (13,3% pada contoh
laki-Iaki dan 4,4% pada contoh perempuan). Hasil
penelitian menunj ukkan tidak ditemukan ayah yang
tidak memiliki pekerjaan. Oitemukan sebagian kecil
contoh laki-Iaki (4,4%) yang mempunyai ayah
dengan pekerjaan sebagai diplomat dan dokter.
Mengenai status pekerjaan ibu contoh (Tabel
6), diketahui bahwa sekitar dua-pertiga ibu contoh
(63,3%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, baik ibu contoh laki-laki (62,2%) dan contoh
perempuan (64,4%). Namun demikian masih ditemukan sebagian ibu yang bekerja. Pekerjaan yang
oanyak dilakukan oleh ibu contoh laki-Iaki adalah
PNSI ABRI (1S,6%) dan wiraswasta (1S ,6%),
,edangkan pada ibu contoh perempuan adalah PNSI
. 'SRI (17,8%).
Berkaitan dengan status ekonomi keluarga
.::ontoh, Tabel 7 menunjukkan sebaran total pen_apatan keluarga contoh per bulan mulai dari·
;( p1.000 .000,00 sampai dengan lebih dari
p iS .000 .000,00. Oiketahui bahwa sepertiga dari
C){al contoh (30,9%) mempunyai keluarga dengan
-endapatan per bulan berkisar antara Rp S.000.000,00
-Rp7. S00.000,00. Berdasarkanjenis kelamin conセ@ ., maka sekitar sepeltiga contoh laki-laki (38,4%)
:311 perempuan (37,9%) mempunyai pendapatan
keluarganya berada pada kisaran RpS .000.000,00
-Rp7.S00.000,00 per bulan .
Sekitar setengah contoh laki-Iaki (S3,8%) dan
enam persepuluh contoh perempuan (62,0%)
mempunyai pendapatan keluarganya pada kisaran
Rp2.S00.000,00-Rp7.S00 .000,00 per bulan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar
contoh berasal dari keluarga golongan ekonomi
menengah ke atas.
Perasaan Siswa terhadap Sekolah dan Pembelajaran Berwawasan Gender
Pembelajaran di sekolah diukur melalui hal-hal
yang dirasakan dan dialami oleh siswa (students'
perceived of learning process). Perasaan siswa
terhadap sekolah dan pembeJajaran di tingkat SD
adalah sebagai berikut.
Perasaan siswa terhadap lingkungan sekolah.
Seluruh siswa baik laki-Iaki dan perempuan setuju
bahwa siswa sangat suka sekolah, sekolah sangat
penting bagi dirinya, dan dengan bersekolah maka
dirinyayakin ak