Evaluasi Taman Rumah Sakit sebagai Healing Garden (Studi Kasus: Santosa Bandung International Hospital)

EVALUASI TAMAN RUMAH SAKIT SEBAGAI
HEALING GARDEN
(STUDI KASUS: SANTOSA BANDUNG INTERNATIONAL HOSPITAL)

RACHMA KANIA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

RINGKASAN
RACHMA KANIA. A44051449. Evaluasi Taman Rumah Sakit sebagai Healing
Garden (Studi Kasus: Santosa Bandung International Hospital). Dibimbing oleh
QODARIAN PRAMUKANTO.
Ruang terbuka hijau dirancang untuk beberapa fungsi. Salah satu dari
fungsi ini adalah menyembuhkan atau mengandung nilai-nilai pengobatan bagi
penggunanya (terapeutik). Namun, perhatian terhadap fungsi tersebut masih
kurang. Penelitian yang lebih mendalam yang memperhitungkan taman sebagai
elemen yang penting dalam proses penyembuhan terhadap penggunanya masih

diabaikan. Pemanfaatan ruang terbuka hijau yang bersifat menyembuhkan tersebut
sangatlah dibutuhkan khususnya di Indonesia dengan kondisi masyarakat sedang
dihimpit oleh berbagai tekanan fisik, psikis, dan kebutuhan hidup. Salah satu area
yang telah menerapkan konsep healing garden adalah Rumah Sakit Internasional
Santosa yang berada di daerah pusat kota Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit ini
menyediakan healing garden sebagai bagian yang bersinergi dengan pelayanan
perangkat klinik, dokter, dan paramedis serta fasilitas dalam mewujudkan fungsi
“cure and care”.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi konsep dan desain berdasarkan
fungsi healing garden di Santosa Bandung International Hospital, Bandung, Jawa
Barat. Tujuan selanjutnya adalah mengamati pengaruh dari keberadaaan healing
garden terhadap pengguna berdasarkan konsep dan fungsi healing garden
tersebut, dan yang terakhir adalah menyusun suatu usulan pemecahan masalah
berupa rekomendasi dan saran apabila ditemukan ketidaksesuaian. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memahami peran dari keberadaan
suatu ruang terbuka hijau yang bersifat menyembuhkan yang diwujudkan dalam
bentuk healing garden. Rekomendasi yang diajukan dalam studi ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan rancangan dari healing
garden yang sejenis di tempat lainnya. Penelitian dilakukan di Bandung, Jawa
Barat, tepatnya di Santosa Bandung International Hospital (SBIH) pada tiga tapak

healing garden, dua tapak pada lantai empat dan satu tapak pada lantai sembilan.
Waktu pengumpulan data dilakukan dari bulan Agustus hingga Oktober 2009.
Penelitian dilakukan dalam lima tahap, yaitu persiapan, inventarisasi,
analisis, evaluasi, dan sintesis. Pada tahap pertama dilakukan desk study untuk
menyusun konsep dan kriteria evaluasi berdasarkan studi pustaka yang terkait
dengan permasalahan, serta mempersiapkan masalah administrasi yang
diperlukan. Pada tahap selanjutnya pengumpulan data di lapangan dilakukan
dengan cara observasi lapang dan wawancara. Kemudian pada tahap analisis
dilakukan penilaian area, elemen desain dan elemen taman berdasarkan kriteria
desain fungsional healing garden pada ketiga taman dengan pengamatan,
pencatatan, dan penilaian terhadap desain healing garden aktual. Analisis yang
digunakan menggunakan analisis deskriptif dan kualitatif dengan menggunakan
metode KPI (Key Performance Index). Pada tahap evaluasi dibandingkan desain
healing garden dan kriteria desain fungsional, konfirmasi, dan verifikasi fungsi
berdasarkan program aktivitas terapi yang dilakukan terhadap kesesuaian desain
taman dengan kriteria standar dan pengaruh keberadaan healing garden di

lingkungan rumah sakit. Nilai KPI yang diperoleh menggambarkan perbedaan
kualitas dari healing garden, antara kondisi aktual dan kualitas standar untuk
setiap indikator. Aspek terapi yang terdapat pada healing garden SBIH ditinjau

dari fasilitas dan keberadaan program terapi yang dilakukan di taman. Pada tahap
terakhir dikembangkan hasil analisis dan evaluasi mengenai kesesuaian desain
taman dan bagaimana pengaruh healing garden terhadap penggunanya. Hasil
yang didapatkan berupa kesimpulan apakah healing garden tersebut sesuai atau
tidak secara desain dan apakah keberadaannya berpengaruh terhadap
penggunanya. Jika terdapat ketidaksesuaian, diusulkan pemecahan masalah.
Solusi berupa suatu usulan program mengenai pemanfaatan tapak secara
maksimal, usulan perbaikan rancangan, atau tambahan rancangan pada healing
garden.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, healing garden lantai sembilan
SBIH memiliki nilai KPI 0,72, lantai empat utara memiliki nilai KPI 0,63, dan
lantai empat selatan 0,67. Pengaruh yang dirasakan oleh pengguna setelah
kedatangan mereka ke taman menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna
merasakan efek kedatangan ke taman dengan hasil yang baik dan positif.
Sebanyak 95,24% dari keseluruhan pengguna menyetujui bahwa dengan datang
ke taman, stress-nya hilang dan 4,76% merasa tidak yakin; sebesar 90,48%
berpendapat bahwa mereka merasakan efek positif dari kedatangan ke taman ini
dan sisanya 9,52% merasa tidak yakin. Aktivitas pengguna taman yang dominan
berupa berjalan mengelilingi taman, duduk-duduk, dan mencoba fasilitas refleksi.
Hasil verifikasi melalui pengamatan perilaku diperoleh bahwa konsentrasi

pergerakan pengguna dominan dilakukan pada jalur area tempat duduk atau area
pasif.
Nilai KPI yang dihasilkan dari evaluasi ketiga healing garden, diperoleh nilai
KPI