Studi Penataan dan Pemeliharaan Indoor Garden (Taman Dalam Ruang) di Kotamadya Bandung

MlRA NURMEITA GANTINI. Studi Penataan dan Pemeliharzan Indoor
Garden (Taman dalam Ruang) di Kotamadya Bandung. (Dibimbing oleh
NURaAJATI ANSORI MATTJIK).
Studi ini dilakukan untuk inengetahui dan mengevaluasi penataan dan
pemeliharaan taman dalam ruang di rumah, hotel, kantor dan pusat perbelanjaan
yang telah dilaksanakan di Bandung, pada bulan Maret-Agustus 1999.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan teknik
observasi; wawancara, menggunakan kuesioner dan studi pustaka. Suwai
dilakukan terhadap letak taman dalam ruang, kondisi fisik ruang, pemilihan jenis
tanaman, konsep perencanaan dan perancangan, persepsi pengguna terhadap
taman dan pemeliharaan taman dalam ruang.
Tanaman diteinpatkan di berbagai fungsi ruang. Kondisi fisik ruang
meliputi cahaya alami maupun buatan, suhu ruang 26-2S°C siang hari, 24-26OC
malam hari dan 24-25°C ruang ber-AC, angin dari bukaan dan lubang ventilasi,
kelembaban udara 80-90% dan 50-60% pada ruang ber-AC, polusi berupa asap
rokok, bahan kimia pembasmi serangga dan pembersih karpet, serta debu, tempat
tanam berupa pot, bak tanaman, taman tebing dan tanam langsung, dan media
tanam yang dicampur dengan pupuk kandang, kompos atau arang sekam. Pohon
didominasi fanili Arecaceae, semak Agavaceae, penutup tanah Araceae dan
Marantaceae, dan tanaman inerambat Araceae. Tanaman hias daun umuin
digunakan. Dieffeizbucl?iu inucz~lutudominan di rumah, Rhupis escelsu di hotel,

D~ucuenafiugrunsdan Rlrupis e,~celsudi kantor. Frekuensi keterdapatan tertinggi
adalah Rhupis e.xcelsu, Plzilodendron sp. dan Plzilodendron scandens.
Pemeliharaan taman dalam ruang diperlukan agar tanaman dapat tumbuh
dan berkembang baik sehingga interior bangunan tetap menarik, indah, asri dan
nyainan, diperkuat dengan persepsi responden yang menganggapnya untuk
keindahan. Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan fungsinya dan
ketahanannya terhadap keadaan ruang. Keberadaan tanaman ditata sehingga tidak
mengganggu sirkulasi. Utilitas seperti kaca atap, atap terbuka, jendela kaca,
dinding terbuka, lampu, AC, kipas angin, kran air, bak tanaman, pot, wadah hias
tanaman dan taman tebing adalah utilitas dalam ruang untuk memenuh kebutuhan
kondisi fisik ruang tanaman. Usaha mempertahankan perancangan taman
berpedoman pada karya perancang dan keinginan dari pengguna. Responden di
rumah, hotel, kantor dan pusat perbelanjaan lebih menyukai disain yang informal,
dan natural pada sebagian besar responden di hotel. Pemeliharaan fisik meliputi
kegiatan-kegiatan rutin penyiraman, rotasi, pengendalian hama dan penyakit,
pemangkasan, pembersihan, pemupukan dan penggantian tanaman. , agar tanaman
tetap sehat dan menarik. Di setiap tempat telah ada bagian yang mengelola taman,
yaitu para pemelihara taman dan adanya pemilik yang mengeluarkan biayanya.
Tingkat pemeliharaan taman di hotel, kantor dan pusat perbelanjaan lebih
intensif dibandingkan di rumah, dilihat dari pengelolaannya. Pemeliharaan taman

dalam ruang memiliki tingkat pemeliharaan yang intensif karena seluruh
kehidupannya tergantung pada manusia, sehingga membutuhkan perawatan dan
pemeliharaan yang teratur dan sinambung. Pemeliharaan terpadu taman dalam
ruang melibatkan pemeliharaan fisik yang didasarkan pada pemeliharaan idealnya.