Kualitas Air dan Produksi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Feeding Rate Berbeda pada Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture)

KUALITAS AIR DAN PRODUKSI BUDIDAYA IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) DENGAN FEEDING RATE BERBEDA PADA
SISTEM IMTA (INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE)

OKTAVIANI SOLESTIAWATI

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Air dan
Produksi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Feeding Rate
Berbeda pada Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Oktaviani Solestiawati
NIM C14090074

ABSTRAK
OKTAVIANI SOLESTIAWATI. Kualitas Air dan Produksi Budidaya Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dengan Feeding Rate Berbeda pada Sistem IMTA
(Integrated Multi Trophic Aquaculture). Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO
dan ERI SETIADI.
Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air melalui penentuan feeding
rate yang optimal terhadap pertumbuhan, sintasan, efisiensi pakan, analisis
ekonomi dan hasil produksi ikan nila yang dipelihara dengan sistem IMTA. Ikan
nila yang digunakan berukuran panjang rata-rata 6.68±0.63 cm dan bobot rata-rata
4.9±1.38 g dengan padat tebar 50 ekor/m2. Wadah yang digunakan kolam beton
berukuran 7 m2 sebanyak 9 kolam. Perlakuan terbaik pada penelitian ini terdapat
pada pemberian pakan 2.5% dari biomassa ikan nila yang mampu memberikan
kondisi kualitas air yang masih dalam kisaran layak bagi budidaya dengan kualitas

air seperti suhu (25.2-31.1 oC), pH (6.6-8.5), DO (1.9-6.59 mg/l), amonia (0.00030.0208 mg/l), nitrit (0.0048-0.179 mg/l), nitrat (0-0.403 mg/l), fosfat (0.12-0.384
mg/l), sintasan (94.86±2.00%), panjang mutlak (6.77±0.20 cm), bobot mutlak
(35.28±1.93 g), SGR (2.96±0.07%), EP (229.65±28.39%), hasil produksi
mencapai 14 665 g dan analisis ekonomi terbaik dengan keuntungan sebesar Rp
553 360. Kualitas air yang baik dengan sistem IMTA dapat menekan feeding rate
menjadi 2.5%.
Kata kunci: Nila, IMTA, feeding rate, kualitas air

ABSTRACT
OKTAVIANI SOLESTIAWATI. The Quality of Water and Production of Tilapia
(Oreochromis niloticus) Farming with Different Feeding Rate in IMTA
(Integrated Multi Trophic Aquaculture) System. Supervised by EDDY
SUPRIYONO and ERI SETIADI.
This research aims to knowing the quality of water by determinating
optimal feeding rate on growth, survival, feeding efficiency, economic analysis
and productivity of the Tilapia maintained by IMTA system. Tilapia fish which
used in this study were about 6.68±0.63 cm length and 4.9±1.38 g weight on the
average and 50 m2 stocking density. The container that used was 9 concrete pools
with measurement of large 7 m2 for each pool. Intensive Tilapia farming with
IMTA system had the best result in treatment by feeding 2.5% of biomass which

could provide quality of water conditions in the appropriate range of water quality
for cultivation such as temperature (25.2 to 31.1 ° C), pH (6.6 to 8.5) , DO (1.9 to
6.59 mg/l), ammonia (0.0003 to 0.0208 mg/l), nitrite (0.0048 to 0.179 mg/l),
nitrate (0 to 0.403 mg/l) , phosphate (0.12 to 0.384 mg/l), survival rate
(94.86±2.00%), the absolute length of (6.77±0.20 cm), absolute weight
(35.28±1.93 g), SGR (2.96±0.07%), EP (229.65±28.39%), productivity could
reach up to 14 665 g and profit up to Rp 553 360 was the best result of economic
analysis and good quality of water with IMTA system could press feeding rate to
2.5%.
Keywords : Tilapia, IMTA, feeding rate, quality of water

KUALITAS AIR DAN PRODUKSI BUDIDAYA IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) DENGAN FEEDING RATE BERBEDA
PADA SISTEM IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture)

OKTAVIANI SOLESTIAWATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan

pada
Departemen Budidaya Perairan

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Kualitas Air dan Produksi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) dengan Feeding Rate Berbeda pada Sistem IMTA
(Integrated Multi Trophic Aquaculture)
Nama
: Oktaviani Solestiawati
NIM
: C14090074

Disetujui oleh

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc

Pembimbing I

Eri Setiadi, SSi, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kualitas Air dan
Produksi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Feeding Rate
Berbeda pada Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture). Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 – September 2012 di Instalasi Riset
Lingkungan Perikanan Budidaya & Toksikologi Cibalagung dan Laboratorium
Produktivitas Lingkungan Perairan, Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Dr Ir Eddy Supriono, MSc, Bapak Eri Setiadi, SSi, MSc selaku dosen
pembimbing serta Bapak Dr Ir Tatag Budiardi MSi selaku dosen penguji atas
arahan dan masukan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dewi Puspaningsing, SPi MSi, Bapak
Ir Sutrisno, Mas Indra, Bapak Pepen beserta staf Instalasi Riset Lingkungan
Perikanan Budidaya & Toksikologi Cibalagung yang telah banyak membantu
penulis selama melakukan penelitian. Penulis juga berterimakasih kepada Kepala
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Sempur, Bogor yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta kepada seluruh dosen
dan staf karyawan/karyawati Departemen Budidaya Perairan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta, ayah, ibu,
kedua kakak tersayang serta keluarga besar yang telah banyak memberikan
motivasi dan doa kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman terbaikku di BDP 46, BDP 45 dan BDP 47 yang telah memberikan
kenangan dan pengalaman berkesan serta kepada teman satu penelitian Anindila
Fitria Gifarini dan Riska Nurkarina, teman-teman Jaika 4, sahabat-sahabat Ida
Ayu Amarilia Dewi Murni, Kadek Renni Natalia, Winndari Indri Lestari, Sari
Rosmalia, Farhana Zahrotunnisa, Fina Feryandes dan Rizal Dwi Hardyana yang

selalu memberikan semangat dan perhatiannya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Oktaviani Solestiawati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2
Materi Uji ............................................................................................................ 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 2
Rancangan Penelitian .......................................................................................... 2
Parameter Uji ....................................................................................................... 3
Prosedur Analisis Data ........................................................................................ 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6

Hasil..................................................................................................................... 6
Pembahasan ....................................................................................................... 13
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 16
Kesimpulan ........................................................................................................ 16
Saran .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN ...........................................................................................................18
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................21

DAFTAR TABEL
1 Alat pengukuran kualitas air ............................................................................ 3
2 Data kisaran kualiatas air pada media pemeliharaan ikan nila ........................ 6
3 Kelimpahan, indeks keragaman dan indeks dominansi fitoplankton dan
zooplankton. ................................................................................................. 12
4 Analisis ekonomi budidaya ikan nila pada sistem IMTA. ............................. 12

DAFTAR GAMBAR
1 Grafik pengukuran suhu pada media budidaya ikan nila pada perlakuan
A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). .................................................... 6
2 Grafik pengukuran pH pada media budidaya ikan nila pada perlakuan

A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%).. ................................................... 7
3 Grafik pengukuran oksigen terlarut pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). ................................... 7
4 Grafik pengukuran amonia pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). ................................... 8
5 Grafik pengukuran nitrit pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). ................................... 8
6 Grafik pengukuran nitrat pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%).. .................................. 8
7 Grafik pengukuran fosfat pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). ................................... 9
8 Sintasan ikan nila pada perlakuan A (FR 0%), B (FR 2,5%) dan C (FR
5%).. .............................................................................................................. 9
9 Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila pada perlakuan A (FR 0%), B (FR
2.5%) dan C (FR 5%).. ............................................................................... 10
10 Pertumbuhan panjang mutlak ikan nila pada perlakuan A (FR 0%), B
(FR 2.5%) dan C (FR 5%).. ........................................................................ 10
11 Laju pertumbuhan harian ikan nila pada perlakuan A (FR 0%), B (FR
2.5%) dan C (FR 5%).. ............................................................................... 11
12 Efisiensi pakan ikan nila pada perlakuan A (FR 0%), B (FR 2,5%) dan

C (FR 5%) ................................................................................................... 11
13 Hasil produksi ikan nila pada perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan
C (FR 5%) ................................................................................................... 12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Dinamika kepadatan Fitoplankton pada Kolam Nila ..................................... 19
2 Jenis Plankton pada Budidaya Ikan Nila ....................................................... 19
3 Analisis Statistik (Uji-t) ................................................................................. 20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan budidaya diharapkan dapat terus berkembang untuk memenuhi
kebutuhan ikan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Ikan nila merupakan ikan yang potensial untuk dibudidayakan karena
pertumbuhan yang cepat, toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan,
mudah bertelur, dan ketahanan terhadap penyakit (El-Saidy & Gaber 2005). Salah
satu sifat biologi ikan nila adalah respon yang luas terhadap pakan yakni dapat
tumbuh dengan memanfaatkan pakan alami serta pakan buatan (Bestian 1996).

Produksi ikan nila di dunia telah meningkat dari 383 654 ton pada tahun
1990 menjadi 2 326 413 ton pada tahun 2006 (FAO 2007). Peningkatan produksi
ikan nila di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 90 568 ton meningkat hingga
277 518 ton pada tahun 2011 (KKP 2013). Untuk memenuhi kebutuhan yang
terus meningkat harus menggunakan teknologi intesif. Budidaya intensif ini
menuntut tingkat yang lebih tinggi dari manajemen masukan seperti kepadatan
yang tinggi, pemberian pakan berprotein tinggi serta manajemen kualitas air yang
baik. Kebanyakan petani komersial menggunakan sistem ini karena ikan dapat
tumbuh dengan cepat (Taufik et al. 2011). Namun, sistem budidaya intensif telah
mengalami banyak masalah seperti air yang buruk dan eutrofikasi yang berasal
dari kegiatan budidaya seperti sisa pakan yang tidak termakan, feses, dan urin
yang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya ikan (Garno 2002).
Akumulasi bahan organik akan menyebabkan terjadinya pembentukan
senyawa-senyawa yang beracun bagi ikan, mineralisasi nutrient dari bahan organik
dan penyerapan oksigen yang tinggi (Hopkins et al., 1994) sehingga mempercepat
penurunan kualitas air. Mineralisasi bahan organik nitrogen yang terdiri atas protein
dan asam amino akan menghasilkan nitrogen anorganik, yaitu ammonia (NH3), nitrit
(NO2) dan nitrat (NO3) (Spotte 1992). Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya
teknologi budidaya untuk mengurangi limbah yang berasal dari aktivitas budidaya
sehingga tidak menjadi toksik bahkan bermanfaat dan meningkatkan sistem dan
teknolgi budidaya yang lebih efisien, terutama dalam menciptakan sistem yang
bersifat zero waste.
Salah satu sistem yang dapat digunakan adalah sistem IMTA (Integrated
Multi Trophic Aquaculture). Sistem ini digunakan dengan mendaur ulang limbah
yang dihasilkan suatu budidaya menggunakan biofiltrasi intensif dengan
memanfaatkan organisme baik hewan maupun tumbuhan yang memiliki nilai
ekonomis dan mempunyai kemampuan yang baik sebagai biofilter, seperti kerang,
keong dan tanaman (akuaponik) maupun jenis tanaman hias air. Penerapan sistem
ini dilakukan dengan memelihara organisme yang memiliki trophic level lebih
rendah dari ikan yang dibudidayakan. Sistem IMTA ini diharapkan dapat
memperbaiki kualitas air. Perbaikan kualitas air ini juga diharapkan dapat lebih
mengefisiensikan pakan yang diberikan. Sistem IMTA pada penelitian ini
menggunakan tiga jenis biofilter yaitu keong sawah, tanaman kangkung dan
tanaman hias air (kabomba dan keladi) dan organisme yang digunakan yaitu
udang galah, ikan nila dan ikan nilem. Namun dalam penelitian ini hanya
difokuskan pada komoditas ikan nila.

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perubahan kualitas air budidaya,
sintasan dan pertumbuhan ikan nila dengan feeding rate yang berbeda dan
menentukan feeding rate yang optimal terhadap kinerja produksi dan analisis
ekonomi yang dipelihara dengan sistem IMTA.

METODE
Materi Uji
Ikan nila yang digunakan merupakan ikan nila lokal yang berasal dari
sentra benih di Cianjur dengan ukuran panjang rata-rata 6.68±0.63 cm dan bobot
rata-rata 4.9±1.38 g. Jumlah ikan yang ditebar dalam satu kolam sebanyak 350
ekor (50 ekor/m2). Bahan filtrasi yang digunakan dalam sistem IMTA ini adalah
tanaman hias air berupa kabomba dan keladi, kangkung dan keong sawah.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan persiapan wadah penelitian. Wadah yang
digunakan untuk budidaya ikan yaitu kolam beton dengan ukuran 7 m2 sebanyak 9
kolam dengan ketinggian air mencapai 90 cm. Wadah keong sawah dan tanaman
hias air berukuran 1 x 0.6 x 0.4 m sedangkan wadah kangkung berukuran 2 x 0.6
x 0.4 m terbuat dari papan yang dilapisi dengan plastik terpal dan dilengkapi
dengan saluran air masuk (inlet) dan ke luar (outlet). Substrat pada keong sawah
menggunakan batu split dan batu kapur. Substrat untuk kangkung menggunakan
batu split, batu apung, dan batu kapur, sedangkan substrat tanaman hias air
menggunakan pasir, batu split dan batu kapur. Air kolam pemeliharaan ikan nila
berasal dari kolam pemeliharaan udang galah dan dialirkan ke wadah biofilter
(keong sawah, kangkung dan tanaman hias air) melalui kolam pemeliharaan ikan
nilem. Ikan nila dipelihara selama 72 hari dengan pengukuran kualitas air
dilakukan setiap 36 hari dan sampling bobot dan panjang dilakukan setiap 18 hari.
Ikan nila diberi pakan buatan (pellet) yang diberikan sebanyak 2 kali sehari pada
pukul 09.00 WIB dan 16.00 WIB.

Rancangan Penelitian
Percobaan budidaya ikan nila dengan sistem IMTA terdiri dari tiga
perlakuan dengan masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan.
Perlakuan percobaan, sebagai berikut:
A. Pemberian pakan sebesar 0% dari biomassa ikan nila.
B. Pemberian pakan sebesar 2.5% dari biomassa ikan nila.
C. Pemberian pakan sebesar 5% dari biomassa ikan nila.

3

Parameter Uji
Analisis Kualitas Air
Pengukuran suhu, pH, dan DO dilakukan langsung di tempat penelitian
sedangkan pengukuran amonia, nitrit, nitrat dan fosfat dilakukan di laboratorium
(Tabel 1).
Tabel 1 Alat pengukuran kualitas air
Parameter Kualitas Air
Suhu
DO
pH
NH3
Nitrit
Nitrat
Fosfat

Satuan
O
C
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

Alat
DO meter
DO meter
pH meter
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spekrtofotometer
Spektrofotometer

Sintasan
Sintasan dihitung dengan menggunakan rumus Zooneveld et al. (1991),
yaitu :

Keterangan : SR = Survival Rate
Nt = Jumlah ikan akhir (saat pemanenan)
N0 = Jumlah ikan awal (saat penebaran)
Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan harian dapat dihitung menggunakan rumus Zooneveld
et al. (1991), yaitu :

Keterangan:

LPH
Wt
Wo
t

= Laju pertumbuhan harian
= Bobot rata-rata ikan pada waktu t (g)
= Bobot rata-rata ikan pada awal percobaan (g)
= waktu

Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak dihitung menggunakan rumus Zooneveld et al.
(1991) :

Keteangan :

Wt
Wo

= Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g)
= Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g)

4

Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak dihitung menggunakan rumus Zooneveld et
al. (1991) :
Keterangan : Lt
= Panjang rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (cm)
Lo
= Panjang rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (cm)
Hasil Produksi
Hasil produksi dihitung menggunakan rumus Zooneveld et al. (1991) :
Keterangan : P = Hasil produksi
W = Bobot rata-rata
N = Jumlah populasi akhir
Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan rumus (Zooneveld et al. 1991):

Keterangan:

EP
F
Wt
Wo
Wd

= Efisiensi Pakan
= Jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan
= Bobot total ikan akhir pemeliharaan (g)
= Bobot total ikan awal pemeliharaan (g)
= Bobot total ikan mati (g)

Identifikasi Plankton
Kelimpahan Plankton
Nilai kelimpahan plankton dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Odum 1971).

Keterangan:

N
Vd
Vt
Vs
Fp
n

= Jumlah Plankton (sel/l)
=Volume air yang disaring (l)
= Volume air tersaring (ml)
= Volume air pada Sedgwick-Rafter Cell (ml)
= Faktor pengenceran
= Jumlah jenis

Indeks Dominansi
Nilai indeks dominansi (Odum 1971) digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya genus tertentu yang mendominasi suatu komunitas. Nilai indeks
dominansi Simpson dihitung dengan rumus :

5

Keterangan:

c
ni
N
S

= Indeks dominansi Simpson
= Jumlah jenis ke-i
= Jumlah total individu
= Jumlah taksa/jenis

Indeks Keragaman
Penentuan tingkat keragaman organisme fitoplankton digunakan indeks
keanekaragaman Shannon-weaner (Odum 1971).

Keterangan:

H’
Pi
ni
N
n
i

= Indeks keanekaragaman Shannon-Weaner
= ni/N
= Jumlah individu genus ke-i
= Jumlah total individu
= Jumlah genus
= 1,2,3,.....,n

Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi pada pemeliharaan ikan nila menggunakan sistem IMTA
dihitung menggunakan rumus (Webster et al., 2004):
ER = (YC) – [ (YJ) + ( YF) + (Ye)+ )+(Yp)]
Keterangan:

ER = economic return
YC = Hasil panen udang galah, nilem (baby fish), keong dan
tanaman akuaponik, dan tanaman hias air per kg (Rp)
YJ = Harga benih udang galah, ikan nilem, keong, tanaman
akuaponik, dan tanaman hias air per kg (Rp)
YF = Harga pakan per kg (Rp)
Ye = Listrik per KWh (Rp)
Yp = Karyawan per orang (Rp)
Prosedur Analisis Data

Analisis data menggunakan uji t pada selang kepercayaan 95% untuk
melihat perbedaan antar perlakuan dengan perbandingan nilai tengah (Walpole
1992) menggunakan program Ms. Exel dan Minitab 16. Parameter yang
dibandingkan adalah sintasan, laju pertumbuhan harian, bobot mutlak, panjang
mutlak, hasil produksi dan efisiensi pakan. Analisis deskriptif digunakan untuk
melihat kelayakan air pemeliharaan yang disajikan dalam bentuk tabel dan
gambar.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kualitas Air
Berikut ini merupakan data kisaran hasil kualitas air pada media
pemeliharaan ikan nila (Tabel 2).
Tabel 2 Data kisaran kualiatas air pada media pemeliharaan ikan nila.
Perlakuan
Parameter
Suhu

Satuan

A

o

C

pH

B

C

25.5-34.8

25.2-31.1

24.8-31.4

6.5-8.3

6.6-8.5

6.6-8.1

DO

mg/l

2.8-6.4

1.9-6.6

Amonia

mg/l

0.0003-0.0208

0.0011-0.0164

1.1-8.1

Nitrit

mg/l

0.004-0.347

0.005-0.179

0-0.102

Nitrat

mg/l

0.007-0.834

0-0.403

0.052-0.41

Fosfat

mg/l

0.1-0.229

0.12-0.384

0.11-0.754

0.0005-0.0119

Berdasarkan tabel 2 suhu pada media pemeliharaan ikan nila berkisar
antara 24.8-34.8 oC dengan kisaran tertinggi terdapat pada perlakuan A. pH
berkisar antara 6.5-8.5 dengan pH tertinggi terdapat pada perlakuan B. Nilai DO
berkisar antara 1.1-8.1 mg/l dengan kisaran tertinggi terdapat pada perlakuan C.
Nilai amonia berkisar antara 0.0003-0.0208 mg/l dengan kisaran tertinggi terdapat
pada perlakuan A. Nilai nitrit berkisar antara 0-0.347 mg/l dengan kisaran
tertinggi terdapat pada perlakuan A. Nilai nitrat berkisar anatara 0-0.834 mg/l
dengan kisaran tertinggi terdapat pada perlakuan A. Nilai fosfat berkisar antara
0.1-0.754 mg/l dengan kisaran tertinggi terdapat pada perlakuan C.
Suhu

Suhu ºC

Selama pemeliharaan, suhu cenderung mengalami penurunan dari hari ke1 hingga hari ke-36 dan suhu lebih konstan sampai akhir pemeliharaan pada hari
ke-72 (Gambar 1).
35
30
25
20
15
10
5
0

A
B
C
1

36

72

Sampling hari ke-

Gambar 1 Grafik pengukuran suhu pada media budidaya ikan nila pada perlakuan
A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). (---) menunjukkan batas
optimal untuk budidaya ikan nila, (…) menunjukkan batas minimum
untuk ikan nila bertahan hidup.

7

pH

pH

Berdasarkan Gambar 2, nilai pH pada awal pemeliharaan cenderung
menurun hingga hari ke-36 dan kembali stabil hingga hari ke-72.
8,4
8,2
8
7,8
7,6
7,4
7,2
7
6,8
6,6
6,4
6,2

A
B
C
1

36

72

Sampling hari ke-

Gambar 2 Grafik pengukuran pH pada media budidaya ikan nila pada perlakuan A
(FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). (---) menunjukkan batas
optimal untuk budidaya ikan nila.
Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut selama pemeliharaan disajikan dalam Gambar 3. Nilai DO
untuk ketiga perlakuan mengalami penurunan pada hari ke-36. Perlakuan A dan C
mengalami penurunan pada hari ke-72 sedangkan perlakuan B mengalami sedikit
peningkatan.
Oksigen terlarut (mg/l)

6
5
4
3

A

2

B

1

C

0
1

36

72

sampling hari ke-

Gambar 3 Grafik pengukuran oksigen terlarut pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). (---)
menunjukkan batas optimal untuk budidaya ikan nila, (…)
menunjukkan batas minimum untuk budidaya ikan nila.
Amonia
Nilai amonia perlakuan B dan A pada awal pemeliharaan cenderung
menurun hingga hari ke-36 dan kembali meningkat cukup tinggi pada hari ke-72.
Perlakuan C pada awal pemeliharaan cenderung meningkat hingga hari ke-36 dan
meningkat tinggi pada hari ke-72 (Gambar 4).

Amonia (mg/l)

8

0,012
0,01
0,008
0,006
0,004
0,002
0

A
B
C
1

36

72

Sampling hari ke-

Gambar 4 Grafik pengukuran amonia pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%).
Nitrit

Nitrit (mg/l)

Berdasarkan Gambar 5, nilai nitrit perlakuan A cenderung mengalami
penurunan hingga hari ke-36 sedangkan perlakuan B dan C cenderung meningkat.
Pada akhir pemeliharaan nilai nitrit ketiga perlakuan cenderung meningkat.
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0

A
B
C
1

36

72

Sampling hari ke-

Gambar 5 Grafik pengukuran nitrit pada media budidaya ikan nila pada perlakuan
A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%).
Nitrat
Nilai nitrat perlakuan A dan C pada awal pemeliharaan mengalami
penurunan hingga hari ke-36 dan kembali meningkat pada hari ke-72. Kadar nitrat
pada perlakuan B mengalami peningkatan dari awal hingga akhir pemeliharaan
(Gambar 6).
Nitrat (mg/l)

0,8
0,6
0,4

A

0,2

B

0

C
1

36

72

Sampling hari ke-

Gambar 6 Grafik pengukuran nitrat pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%). (…)
menunjukkan batas maksimum untuk budidaya ikan nila.

9

Fosfat
Nilai fosfat selama pemeliharaan disajikan dalam Gambar 7. Nilai fosfat
cenderung meningkat hingga akhir pemeliharan. Peningkatan kadar fosfat pada
perlakuan C lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan B dan A.
0,5
Fosfat (mg/l)

0,4
0,3
A
0,2

B

0,1

C

0
1

36

72

Sampling hari ke-

Gambar 7 Grafik pengukuran fosfat pada media budidaya ikan nila pada
perlakuan A (FR 0%), B (FR 2.5%) dan C (FR 5%).
Sintasan
Sintasan ikan nila selama pemeliharaan disajikan pada Gambar 8. Sintasan
tertinggi pada perlakuan C sebesar 95.43±2.16%. Sedangkan sintasan terendah
pada perlakuan A sebesar 83.24±1.75%. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat
perbedaan nyata antara perlakuan A dengan perlakuan B dan C terhadap sintasan
(P