Kualitas media budidaya dan produksi udang galah (Macrobrachium rosenbergii) yang dipelihara pada sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) dengan kepadatan berbeda

KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN PRODUKSI UDANG GALAH
(Macrobrachium rosenbergii) YANG DIPELIHARA PADA SISTEM
IMTA (INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE) DENGAN
KEPADATAN BERBEDA

ANINDILA FITRIA GHIFARINI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kualitas Media
Budidaya dan Produksi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) yang
Dipelihara pada Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) dengan
Kepadatan Berbeda” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Anindila Fitria Ghifarini
NIM C14090052

ABSTRAK
ANINDILA FITRIA GHIFARINI. Kualitas Media Budidaya dan Produksi Udang
Galah (Macrobrachium rosenbergii) yang Dipelihara pada Sistem IMTA
(Integrated Multi Trophic Aquaculture) dengan Kepadatan Berbeda. Dibimbing
oleh EDDY SUPRIYONO dan ERI SETIADI.
Peningkatan kualitas air dan padat penebaran diharapkan dapat
meningkatkan produksi udang galah. Penggunaan sistem IMTA bertujuan untuk
memperbaiki kualitas air dalam pemeliharaan udang galah sehingga dapat
meningkatkan sintasan dan padat tebar, mempercepat laju pertumbuhan, dan
menguntungkan secara ekonomi. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan acak
lengkap dengan perlakuan berupa perbedaan padat penebaran awal, yaitu (A) 10
ekor/m2, (B) 20 ekor/m2, (C) 30 ekor/m2. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Air

dialirkan dengan mengintegrasi budidaya udang galah secara tertutup yang
dipadukan dengan sistem biofilter. Berdasarkan pemeliharaan udang galah pada
sistem IMTA selama 72 hari, perlakuan yang paling baik adalah pada padat tebar
10 ekor/m2. Hal tersebut didukung dengan suhu (25 – 31,3°C), pH (6,6 – 8,0),
kadar DO (3,0 – 5,7 mg/L), kadar nitrat (0,081 – 0,338 mg/L) dan kadar fosfat
(0,152 – 0,338 mg/L) yang masih layak untuk budidaya, serta kadar amonia
(0,0002 – 0,0593 mg/L) dan kadar nitrit (0,007 – 0,109 mg/L) yang rendah, juga
didukung pula dengan sintasan, laju pertumbuhan harian, bobot rata-rata akhir,
dan economic return yang paling tinggi.
Kata kunci: IMTA, kualitas air, padat tebar, udang galah.

ABSTRACT
ANINDILA FITRIA GHIFARINI. Water Quality and Production of Freshwater
Giant Prawn (Macrobrachium rosenbergii) cultured at IMTA System (Integrated
Multi Trophic Aquaculture) with Different Stocking Densities. Supervised by
EDDY SUPRIYONO and ERI SETIADI.
Improving water quality and stocking densities are expected to increase
freshwater giant prawn production. By using IMTA system is aimed to improve
water quality which can increase survival rate, stocking densities, growth rate, and
economically profitable. This research was carried out with complete random

design with 3 treatments. The treatments were (A) 10 prawn/m2, (B) 20 prawn/m2,
(C) 30 prawn/m2 of stocking densities, each treatments had 3 replication. Water
flow was integrated with freshwater giant prawn cultivation and biofilter systems.
Cultivation of freshwater giant prawn during 72 days in IMTA system had better
treatment at 10 prawn/m2 densities. That treatment had temperature (25 – 31.3°C),
pH (6.6 – 8.0), dissolved oxygen (3.0 – 5.7 mg/L), nitrate (0.081 – 0.338 mg/L),
phosphate (0.152 – 0.338 mg/L) which still good for cultivation, the low of
amonia (0.0002 – 0.0593 mg/L) and nitrite (0.007 – 0.109 mg/L), and also has the
best survival rate, growth rate, final body weight, and economic return.
Keywords: Freshwater giant prawn, IMTA, stocking densities, water quality.

KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN PRODUKSI UDANG GALAH
(Macrobrachium rosenbergii) YANG DIPELIHARA PADA SISTEM
IMTA (INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE) DENGAN
KEPADATAN BERBEDA

ANINDILA FITRIA GHIFARINI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

: Kualitas media budidaya dan produksi udang galah
(Macrobrachium rosenbergii) yang dipelihara pada sistem
IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) dengan
kepadatan berbeda
Nama
: Anindila Fitria Ghifarini
NIM
: C14090052

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc
Pembimbing I

Eri Setiadi, SSi, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 di Instalasi Riset
Lingkungan Perikanan Budidaya & Toksikologi, Cibalagung, Bogor ialah udang
galah, dengan judul “Kualitas Media Budidaya dan Produksi Udang Galah
(Macrobrachium rosenbergii) yang Dipelihara dengan Sistem IMTA (Integrated
Multi Trophic Aquaculture) dengan Kepadatan Berbeda”.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr
Ir Eddy Supriyono, MSc dan Bapak Eri Setiadi, SSi, MSc selaku pembimbing
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, kepada
Bapak Ir Irzal Effendi, MSi dan Bapak Dr Alimuddin, SPi, MSc sebagai dosen
penguji tamu dan komisi pendidikan S1 Departemen Budidaya Perairan yang
telah banyak memberikan kritik dan saran-sarannya, kepada Bapak Dr Ir Sukenda,
MSc selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan, kepada Balai Penelitian
Pengembangan Budidaya Air Tawar, Sempur, Bogor dan pihak Instalasi Riset
Lingkungan Budidaya & Toksikologi, Cibalagung, Bogor yang telah memberikan
izin untuk melaksanakan penelitian, kepada seluruh dosen dan staff
karyawan/karyawati Departemen Budidaya Perairan yang telah banyak membantu
dalam menyusun skripsi ini, kepada ayahku Eddy Soesanto, ibuku Mujizat
Kawaroe, dan adikku Anindya Ayu Pramesti yang tiada henti-hentinya
memberikan cinta, kasih sayang, dukungan serta doanya yang selalu menyertai
dalam tiap langkahku, kepada Riska Nurkarina dan Oktaviani Solestiawati sahabat

satu perjuanganku, kepada Dayu, Renni, Putri, Chamong, Reza, Ares, Rizki, Seto
dan sahabat-sahabat BDP’46 lainnya atas kebersamaan, dukungan, dan
semangatnya, kepada Aprilya, Aldyanza, Ardissa, Febriana, Firda, Yohanna,
Haifa, dan sahabat IPB lainnya atas canda tawa yang telah diberikan, dan kepada
Ridwan Herdian atas waktunya untuk selalu hadir dalam tiap kesempatan,
perhatian, tenaga, pikiran, serta doanya yang selalu menyertai.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2013
Anindila Fitria Ghifarini

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................. 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 2

Prosedur Analisis Data ......................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6
Hasil ..................................................................................................................... 6
Pembahasan ........................................................................................................ 14
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 17
Simpulan ............................................................................................................ 17
Saran................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18
LAMPIRAN.......................................................................................................... 20
RIWAYAT HIDUP............................................................................................... 23

DAFTAR TABEL
1 Alat pengukuran kualitas air pada wadah pemeliharaan udang galah. ........... 3
2 Kisaran nilai kualitas air budidaya udang galah pada perlakuan padat

tebar (A) 10 ekor/m2, (B) 20 ekor/m2, (C) 30 ekor/m2. .................................. 6
3 Kisaran plankton pada wadah budidaya udang galah................................... 14
4 Analisis ekonomi pemeliharaan udang galah pada sistem IMTA. ............... 14

DAFTAR GAMBAR

1 Suhu pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat tebar ( )

10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2. .................................................. 7
2 Nilai pH pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat tebar
( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2. ............................................. 7
3 Kadar oksigen terlarut pada media budidaya udang galah pada
perlakuan padat tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2........... 8
4 Kadar amonia pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2. .................................... 8
5 Kadar nitrit pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( )30 ekor/m2. ..................................... 9
6 Kadar Nitrat pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2. .................................... 9
7 Kadar Fosfat pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2 ................................... 10
8 Sintasan udang galah pada perlakuan padat tebar (A) 10 ekor/m2, (B)
20 ekor/m2, dan (C) 30 ekor/m2.................................................................... 10
9 Laju pertumbuhan harian udang galah pada perlakuan padat tebar (A)
10 ekor/m2, (B) 20 ekor/m2, dan (C) 30 ekor/m2.......................................... 11
10 Hasil Produksi udang galah pada perlakuan padat tebar (A) 10 ekor/m2,

(B) 20 ekor/m2, dan (C) 30 ekor/m2. ............................................................ 11
11 Bobot mutlak udang galah pada perlakuan padat tebar (A) 10 ekor/m2,
(B) 20 ekor/m2, dan (C) 30 ekor/m2 ............................................................. 12
12 Panjang mutlak udang galah pada perlakuan padat tebar (A) 10
ekor/m2, (B) 20 ekor/m2, dan (C) 30 ekor/m2............................................... 12
13 Efisiensi pemberian pakan udang galah pada perlakuan padat tebar
(A) 10 ekor/m2, (B) 20 ekor/m2, dan (C) 30 ekor/m2. .................................. 13
14 Bobot akhir rata-rata pada perlakuan padat tebar (A) 10 ekor/m2, (B)
20 ekor/m2, dan (C) 30 ekor/m2.................................................................... 13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Skema aliran air sistem IMTA ..................................................................... 20
Hasil analisis statistik pertumbuhan udang galah ......................................... 20
Biomassa biofilter......................................................................................... 21

Grafik jumlah plankton pada wadah pemeliharaan udang galah.................. 22
Jumlah plankton pada wadah pemeliharaan udang galah............................. 22

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu komoditas
air tawar bernilai ekonomis tinggi. Meskipun saat ini, udang galah telah banyak
dibudidayakan, tetapi produksi yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pasar
lokal yang cukup tinggi. Berdasarkan data KKP (2013), produksi udang galah
pada tahun 2011 sebesar 617 ton yang menurun dibandingkan tahun 2010 yaitu
sebesar 1.328 ton. Nilai tersebut masih belum stabil dan relatif kecil dibandingkan
dengan target KKP untuk produksi udang secara keseluruhan tahun 2012 yaitu
sebesar 450.000 ton. Rendahnya produksi udang galah disebabkan oleh rendahnya
padat penebaran dan sintasan. Umumnya padat penebaran pada pembesaran udang
galah dengan sistem semi intensif hanya berkisar antara 5 ekor/m2 dengan sintasan
45% (Rohmana et al. 2007), bahkan pembudidaya di daerah Ciamis dijumpai
sintasan berkisar antara 12,30 – 35,70% (Hadie et al. 2010). Untuk meningkatkan
produksi udang galah diperlukan budidaya secara intensif dengan padat tebar yang
tinggi. Menurut Allsopp et al. (2008) budidaya intensif merupakan suatu sistem
budidaya dengan kepadatan tinggi dan semua nutrisi diperoleh secara langsung
dari pakan buatan dengan protein tinggi. Sementara itu udang hanya dapat
meretensi protein pakan sekitar 16,3% - 40,87% (Yi et al. 2003), dan sisanya
dibuang menjadi limbah budidaya dalam bentuk produk ekskresi, residu pakan
dan feses (Pillay 2004). Oleh karena itu, dalam budidaya secara intensif tersebut
sering dijumpai adanya beberapa kendala yang dapat menimbulkan terjadinya
penurunan produksi udang galah yang disebabkan telah terjadinya penurunan
kualitas air akibat dari limbah aktivitas budidaya.
Teknologi secara terpadu merupakan salah satu solusi dalam
menyeimbangkan limbah dari budidaya udang yang dapat diaplikasikan pada
berbagai kondisi lingkungan. Salah satu sistem budidaya terpadu yang dapat
diaplikasikan pada budidaya udang galah yaitu sistem integrated multi trophic
aquaculture (IMTA). Sistem IMTA merupakan suatu sistem budidaya yang
mengintegrasi beberapa organisme yang menitikberatkan pada perbedaan trofik
level dari tiap organismenya (Chopin 2006). Dengan perbedaan trofik level,
limbah dari satu organisme dapat menjadi sumber energi bagi organisme lainnya,
dengan demikian dapat tercipta keseimbangan ekosistem yang lebih baik (Crooker
dan Contreras 2010). Sistem IMTA pada penelitian kali ini menggunakan udang
galah yang nantinya limbah dari udang galah akan dimanfaatkan oleh ikan nila
(Oreochromis niloticus) dan ikan nilem (Osteochilus hasselti). Kemudian dalam
sistem IMTA kali ini juga memanfaatkan biofilter yaitu keong sawah (Pilla
ampucella), kangkung air (Ipomoea aquatica), dan tanaman hias air (Cabomba
dan Caladium praetermissum). Dalam penelitian kali ini, hanya akan difokuskan
pada pemeliharaan udang galah pada sistem IMTA dengan kepadatan yang
berbeda, sehingga sistem IMTA ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas air
dalam pemeliharaan udang galah dan melihat kepadatan optimal untuk udang
galah, serta dapat meningkatkan sintasan, mempercepat laju pertumbuhan, dan
dapat menguntungkan secara ekonomi.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perubahan kualitas air, padat tebar
optimal udang galah, sintasan, pertumbuhan, dan analisis ekonomi dari perbedaan
hasil produksi budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii) yang
dipelihara dengan sistem IMTA.

METODE
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah dan Bahan
Hewan uji yang digunakan yaitu udang galah dengan bobot awal 1,50±0,41
g/ekor (tokolan satu) berasal dari Cisolok, Pelabuhan Ratu. Masa pemeliharaan
selama 72 hari. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein sebesar 40%
dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari dengan feeding rate sebesar 5%.
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan udang galah adalah kolam beton
dengan ukuran 7 m2 sebanyak 9 kolam, yaitu untuk 3 perlakuan dengan 3 ulangan.
Pada tiap kolam udang galah dilengkapi dengan sistem aerasi dengan
menggunakan Hiblow Air Pump dan tiap kolam dilengkapi dengan 2 titik selang
aerasi. Kolam udang galah tersebut dilengkapi dengan 2 shelter yaitu berupa daun
kelapa yang diletakkan di permukaan kolam.
Biofilter yang digunakan yaitu keong sawah dengan biomassa awal 500
g/boks, kangkung air dengan biomassa awal 410 g/boks, dan tanaman hias air
(Cabomba dan Caladium praetermissum) dengan biomassa awal masing-masing
20 g/boks. Wadah biofilter keong sawah adalah boks kayu (1 x 0,60 x 0,40 m)
terbuat dari papan yang dilapisi plastik terpal. Media pada wadah keong sawah
adalah batu kapur, batu split dan pasir. Wadah tanaman kangkung air, digunakan
box kayu dari papan dengan ukuran 2 x 0,60 x 0,40 m yang dilapisi plastik terpal,
dan sebagai media tanam dari kangkung air digunakan batuan split, batu apung,
dan batu kapur dengan ketinggian substrat 35 cm. Untuk wadah tanaman hias air
digunakan box kayu dari papan (1 x 0,60 x 0,40 m) yang dilapisi plastik terpal,
dan sebagai media tanam digunakan pasir, batu split, dan batu kapur.
Rancangan Sistem IMTA
Penelitian dilaksanakan dengan metode rancangan acak lengkap (Walpole
1992) dengan perlakuan berupa perbedaan padat penebaran awal udang galah
yaitu (A) 10 ekor/m2, (B) 20 ekor/m2, (C) 30 ekor/m2. Setiap perlakuan diulang
sebanyak tiga kali. Air dialirkan dengan mengintegrasi budidaya udang galah
secara tertutup (resirculating aquaculture) yang dipadukan dengan sistem biofilter.
Air dari kolam udang galah dialirkan melalui saluran outlet ke kolam ikan nila,
kemudian air dari kolam nila tersebut dialirkan ke kolam nilem melalui saluran
outlet dan air dari kolam nilem dialirkan melalui saluran outlet ke wadah biofilter
keong sawah dengan menggunakan pompa air. Air dari outlet wadah keong
sawah mengalir ke wadah kangkung air, kemudian air dari wadah kangkung air
masuk secara gravitasi ke wadah tanaman hias air (Lampiran 1).

3
Prosedur Analisis Data
Parameter Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 WIB pada
hari ke-1, hari ke-36, dan hari ke-72. Sampel air yang diambil yaitu pada saluran
outlet dari tiap kolam udang galah. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam
pengukuran kualitas air (Tabel 1).
Tabel 1 Alat pengukuran kualitas air pada wadah pemeliharaan udang galah.
Parameter
Suhu
pH
Oksigen Terlarut (DO)
Amonia (NH3-N)
Nitrit (NO2-N)
Nitrat (NO3-N)
Fosfat (PO4-P)

Satuan
o
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Peralatan
DO meter
pH meter
DO meter
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer

Pengukuran suhu, pH, dan oksigen terlarut dilakukan secara in-situ dengan
menggunakan DO meter dan pH meter, sedangkan pengukuran amonia, nitrit,
nitrat, dan fosfat dilakukan di laboratorium Proling, Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.
Parameter Biologis Udang Galah
Parameter biologis udang galah dihitung untuk mengetahui pertumbuhan
udang galah selama 72 hari. Sampling bobot dan panjang dilakukan setiap 18 hari
sekali dengan menggunakan timbangan digital dan penggaris. Udang galah
yang diukur sebanyak 10 ekor untuk tiap sampling. Bobot dan panjang yang
telah diukur kemudian dirata-ratakan dari tiap ulangan (W dan L).
Sintasan (SR)
Sintasan dihitung pada akhir pemeliharaan untuk mengetahui presentase
udang yang masih hidup. Perhitungan sintasan menggunakan persamaan berikut
(Effendi 2004):
SR =
Keterangan :
SR : Sintasan (%)
Nt : Jumlah populasi ikan hari ke-t (ekor)
No : Jumlah populasi ikan hari ke-o (ekor)
Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan harian dihitung untuk mengetahui persentase
pertambahan bobot tiap harinya. Laju pertumbuhan harian dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut (Zonneveld et al. 1991):
LPH =
Keterangan :
LPH : Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt
: Bobot rata-rata akhir (g)
Wo
: Bobot rata-rata awal (g)
t
: waktu yang dibutuhkan (hari)

4
Hasil Produksi
Hasil produksi merupakan biomassa akhir udang galah selama pemeliharaan.
Hasil produksi dihitung dengan menggunakan rumus (Effendi 2004):
Keterangan :
P
: Hasil Produksi (g)
W
: Bobot rata-rata akhir (g)
N
: Jumlah populasi akhir (ekor)
Bobot Mutlak
Bobot mutlak dihitung untuk mengetahui pertambahan bobot selama masa
pemeliharaan. Bobot mutlak dapat dirumuskan sebagai berikut (Zonneveld et al.
1991):
Keterangan :
Wm : Bobot mutlak (g)
Wt
: Bobot rata-rata pada hari ke-t (g)
Wo
: Bobot rata-rata pada hari ke-o (g)
Panjang Mutlak
Panjang mutlak dapat dirumuskan sebagai berikut (Zonneveld et al. 1991):
L = Lt-Lo
Keterangan :
P
: Pertumbuhan panjang
Lt
: Panjang rata-rata ikan pada hari ke-t
Lo
: Panjang rata-rata ikan pada hari ke-o
Efisiensi Pemberian Pakan (EPP)
Efisiensi pemberian pakan yaitu persentase jumlah pakan yang
dimanfaatkan oleh udang dari total pakan yang diberikan. Perhitungan EPP
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pakan yang dimanfaatkan oleh udang.
EPP dapat dihitung dengan rumus berikut (Zonneveld et al. 1991):
Keterangan:
EPP : Efisiensi Pemberian Pakan
F
: Jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan (g)
Wt
: Biomassa pada hari ke-t (g)
Wo
: Biomassa pada hari ke-o (g)
Identifikasi Plankton
Pengamatan plankton dilakukan untuk mengetahui kelimpahan, indeks
dominansi, dan indeks keragaman. Metode pengamatan plankton menggunakan
Sedgwick-Rafter dan menggunakan mikroskop. Sedgwick-Rafter Cell adalah suatu
alat yang memiliki ukuran panjang 50 mm, lebar 20 mm, dan tinggi 1 mm (Odum
1971). Pengambilan sampel plankton dilakukan 36 hari sekali dengan
menggunakan plankton net. Pengambilan sampel air dilakukan pada 4 titik dengan
volume air yang disaring 7 L, dan air yang tersaring 25 mL.

5
Kelimpahan Plankton
Kelimpahan plankton dihitung untuk mengetahui jumlah plankton yang ada
dalam suatu perairan. Nilai kelimpahan plankton dihitung dengan rumus berikut
(Odum 1971):
Keterangan:
N
: Jumlah Plankton (sel/L)
Vd
: Volume air yang disaring (L)
Vt
: Volume air tersaring (mL)
Vs
: Volume air pada Sedgwick-Rafter Cell (mL)
Fp
: Faktor pengenceran
n
: Jumlah jenis plankton (sel)
Indeks Dominansi
Nilai indeks dominansi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya genus
tertentu yang mendominasi suatu komunitas. Kisaran nilai indeks dominansi
adalah antara 0-1. Nilai yang mendekati nol menunjukkan bahwa tidak ada genus
dominan dalam komunitas. Sebaliknya, nilai yang mendekati 1 menunjukkan
adanya genus yang dominan. Nilai indeks dominansi Simpson dihitung dengan
rumus berikut (Odum 1971) :

Keterangan:
c
: Indeks dominansi
ni
: Jumlah jenis plankton ke-i (sel)
N
: Jumlah total plankton (sel)
S
: Jumlah taksa/jenis

∑( )

Indeks Keragaman
Penentuan tingkat keragaman organisme fitoplankton dengan menggunakan
indeks keanekaragaman Shannon-weaner (Odum 1971).


Keterangan:
H’
: Indeks keragaman
Pi
: ni/N
ni
: Jumlah jenis plankton ke-i (sel)
N
: Jumlah total plankton (sel)
n
: Jumlah genus
i
: 1,2,3,.....,n

Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi dihitung untuk mengetahui keuntungan dari budidaya
udang galah beserta sistem biofilter (keong sawah, kangkung air, tanaman hias
air). Analisis ekonomi/economic return (ER) berdasarkan Webster et al. (2004),
sebagai berikut:

6
ER = (YC) – [ (YJ) + ( YF) + (Ye)]
Keterangan:
ER
: economic return
YC
: Hasil panen udang galah dan biofilter / kg (Rp)
YJ
: Harga benih udang galah dan biofilter / kg (Rp)
YF
: Harga pakan udang galah per kg (Rp)
Ye
: Listrik per KWh (Rp)
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan bantuan
perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS 17.0 yang meliputi Analisis
Ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Perangkat lunak tersebut
digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan yang
diberikan terhadap sintasan, laju pertumbuhan harian, hasil produksi, bobot dan
panjang mutlak, dan EPP. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan
antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tuckey. Untuk
data kualitas air (suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, fosfat) dan
identifikasi plankton dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pameter Kualitas Air Udang Galah
Berikut merupakan data kisaran parameter kualitas air pada wadah budidaya
udang galah yang disajikan dalam Tabel 2. Kisaran suhu pada media
pemeliharaan udang galah yaitu 25 - 34,1°C dengan kisaran suhu tertinggi pada
perlakuan C. Kisaran pH yaitu 7,0 - 8,5 dengan kisaran pH tertinggi yaitu pada
perlakuan B. Kisaran DO yaitu 3,0 - 7,2 mg/L dengan kisaran DO tertinggi yaitu
pada perlakuan B. Kisaran amonia yaitu 0,0002 - 0,0593 mg/L dengan kisaran
amonia tertinggi yaitu pada perlakuan A. Kisaran nitrit yaitu 0,007 - 0,397 mg/L
dengan kisaran nitrit tertinggi yaitu pada perlakuan C. Kisaran nitrat yaitu 0,015 0,646 mg/L dengan kisaran nitrat tertinggi yaitu pada perlakuan C. Kisaran fosfat
yaitu 0,13 - 0,338 mg/L dengan kisaran fosfat tertinggi yaitu pada perlakuan A.
Tabel 2 Kisaran nilai kualitas air budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar (A) 10 ekor/m2, (B) 20 ekor/m2, (C) 30 ekor/m2.
Parameter

Satuan

Suhu
pH
DO
Amonia
Nitrit
Nitrat
Fosfat

°C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

A
25 – 31,3
7,0 – 8,0
3,0 – 5,7
0,0002 – 0,0593
0,007 – 0,109
0,081 – 0,338
0,152 – 0,338

Perlakuan
B
25,9 – 30,1
6,8 – 8,5
2,8 – 7,2
0,0004 – 0,0360
0,008 – 0,159
0,052 – 0,453
0,13 – 0,275

C
25,5 – 34,1
7 – 8,1
2,8 – 6,4
0,0013 – 0,0571
0,008 – 0,397
0,015 – 0,646
0,14 – 0,26

7
Dinamika Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan Udang Galah
Suhu
Suhu pada tiap perlakuan (perlakuan A, B, dan C) terlihat menurun dari
awal pemeliharaan hingga hari ke-36. Pada akhir pemeliharaan cenderung
mengalami peningkatan (Gambar 1).
35,00
30,00

Suhu °C

25,00
20,00

A

15,00

B

10,00

C

5,00
0,00
1

36
Hari ke-

72

Gambar 1 Suhu pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat tebar ( )
10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2. (
) kisaran optimum
untuk budidaya udang galah (Boyd dan Zimmerman 2000).
pH
Dari ketiga perlakuan menunjukkan pola fluktuasi yang sama. Pada awal
penelitian nilai pH tinggi kemudian mengalami penurunan pada hari ke-36
pemeliharaan dan terjadi peningkatan di hari ke-72 (Gambar 2).
8,00
7,00
6,00
pH

5,00
4,00

A

3,00

B

2,00

C

1,00
0,00
1

36
Hari ke-

72

Gambar 2 Nilai pH pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat tebar
( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2. (
) kisaran optimum
untuk budidaya udang galah (Boyd dan Zimmerman 2000).

8
Oksigen Terlarut
Pada ketiga perlakuan terlihat dinamika kadar oksigen terlarut memiliki pola
yang sama, yaitu di awal penelitian kadar oksigen terlarut tinggi. Terjadi
penurunan pada hari ke 36 dan peningkatan pada hari ke 72 (Gambar 3).

Oksigen Terlarut (mg/L)

7,00
6,00
5,00
4,00
A
3,00

B

2,00

C

1,00
0,00
1

36
Hari ke-

72

Gambar 3 Kadar oksigen terlarut pada media budidaya udang galah pada
perlakuan padat tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2.
(
) kisaran optimum untuk budidaya udang galah (Boyd dan
Zimmerman 2000).
Amonia
Hasil analisis kadar amonia menunjukkan bahwa pada perlakuan A dan C
rendah di awal penelitian kemudian mengalami peningkatan. Untuk perlakuan B
terlihat berfluktuasi hingga akhir pemeliharaan (Gambar 4).
0,0350

Amonia (mg/l)

0,0300
0,0250
0,0200
A
0,0150

B

0,0100

C

0,0050
0,0000
1

36
Hari ke-

72

Gambar 4 Kadar amonia pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2.

9
Nitrit
Kadar nitrit pada perlakuan C mengalami peningkatan yang cukup tajam
pada akhir pemeliharaan. Pada perlakuan A dan B mengalami peningkatan namun
tidak signifikan (Gambar 5).
0,25

Nitrit (mg/L)

0,20
0,15
A
0,10

B
C

0,05
0,00
1

36
Hari ke-

72

Gambar 5 Kadar nitrit pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2.
Nitrat
Hasil analisis kadar nitrat pada ketiga perlakuan B dan C menurun pada hari
ke-36 kemudian meningkat pada hari ke-72. Pada perlakuan A kadar nitrat tidak
mengalami peningkatan hingga akhir pemeliharaan (Gambar 6).
0,60

Nitrat (mg/L)

0,50
0,40
A

0,30

B

0,20

C
0,10
0,00
1

36
Hari ke-

72

Gambar 6 Kadar Nitrat pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2.

10
Fosfat
Setiap perlakuan kadar fosfat terlihat mengalami peningkatan sejalan
dengan waktu pemeliharaan. Namun pada perlakuan C peningkatan tidak begitu
drastis (Gambar 7).
0,35

Fosfat (mg/L)

0,30
0,25
0,20
A
0,15

B

0,10

C

0,05
0,00
1

36
Sampling Hari ke-

72

Gambar 7 Kadar Fosfat pada media budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar ( ) 10 ekor/m2, ( ) 20 ekor/m2, ( ) 30 ekor/m2.
Parameter Biologis Udang Galah
Sintasan
Sintasan pada perlakuan A (98,57±1,43%) lebih tinggi dibandingkan
perlakuan B (85,71±4,68%) dan perlakuan C (46,51±6,94%). Uji statistik
menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan berbeda nyata
(P

Dokumen yang terkait

Kualitas media budidaya dan produksi ikan lele sangkuriang Clarias sp. yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda.

0 5 109

Kualitas Media Budidaya dan Produksi Ikan Nilem Osteochilus hasselti yang Dipelihara pada Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) dengan Kepadatan Berbeda

1 8 31

Kualitas Air dan Produksi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Feeding Rate Berbeda pada Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture)

2 8 31

Jumlah Konsumsi Pakan Udang Galah Macrobrachium rosenbergii yang Diberi Pakan dengan Jenis Atraktan Berbeda.

0 2 26

Perbaikan Kualitas Air Pada Pembesaran Udang Galah Dengan Kepadatan Berbeda Berbasis Integrated Multi Trophic Aquaculture

0 3 32

Kualitas Media Budidaya Dan Kinerja Pertumbuhan Udang Galah Dan Ikan Tambakan Yang Dipelihara Dengan Sistem Polikultur Imta Dengan Kepadatan Yang Berbeda

0 2 84

Teknologi Pembesaran Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii De Man) Sistem Terpadu Dengan Kepadatan Berbeda Berbasis Integrated Multi Trophic Aquaculture

0 6 32

Teknologi budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) intensif berbasis Integrated Multi Thropic Aquaculture dengan kepadatan berbeda

1 5 43

Efektivitas Probiotik Dengan Carrier Zeolit Pada Media Pemeliharaan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii).

0 0 1

PERFORMA KOMODITAS BUDIDAYA LAUT PADA SISTEM INTEGRATED MULTI-TROPHIC AQUACULTURE (IMTA) DI TELUK GERUPUK, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

0 0 13