Fenomena Lakon LANDASAN TEORI

19

2.4 Fenomena

Tari sebagai suatu fenomena mengandung makna sebagai realitas dan sekaligus menjadi salah satu sasaran fenomenologi George dalamKusumastuti 2006:185. Pengertian fenomenologi bahwa istilah ini berasal dari dua kata bahasa Yunani: phenomenon dan logos. Dari sudut bahasa, istilah phenomenon diartikan sebagai penampilan, yakni penampilan sesuatu yang menampilkan diri. Dalam psikologi fenomena biasanya didefinisikan sebagai data dari pengalaman yang dapat diamati dan dijabarkan oleh subyek yang mengalami pada suatu waktu Husserl dalam Henryk 1988:4-5. Menurut Endraswara 2006:45 fenomena dilihat dari segi sosial adalah suatu kejadian yang benar-benar dapat melukiskan gejala yang sama dari masyarakat yang berbeda dan fenomena dari segi antropologi menyebutkan bahwa fenomena adalah buah pikiran dan hati manusia. Pemikiran dan hati ini hanya akan dapat nampak dalam suatu tindakan. Tindakan inilah yang dapat dilihat sebagai fenomena yang jelas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia fenomena adalah sesuatu yang dapat disaksikan atau dilihat dengan panca indera, kenyataan yang ada, tanda- tanda, gejala, sesuatu yang luar biasa, keajaiban. Fenomenal adalah luar biasa, tidak seperti biasanya, hebat, dapat dilihat dengan nyata. Fenomenologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang perkembangan kesadaran dan pengenalan diri sendiri manusia. Fenomena adalah peristiwa yang memahami situasi-situasi dan kaitannya dengan orang-orang dalam keadaan tertentu dengan etika dan moral dalam 20 berteori . Fenomena memandang tingkah laku manusia, apa yang mereka katakan, dan mereka perbuat sebagai hasil dari bagaimana mereka menafsirkan. Fenomena lakon Sondong Majeruk dalam permainan kethoprak Kridho Mudho sangat mempengaruhi tingkah laku masyarakat Sendang Agung Jeruk karena mereka mempercayai dengan adanya suatu kepercayaan terhadap leluhur mereka yaitu Mbah Sondong Majeruk.

2.5 Lakon

Pertunjukan kethoprak memiliki berbagai macam lakon yang menceritakan sebuah kisah. Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia menerangkan bahwa lakon adalah peristiwakarangan yang disampaikan kembali dengan tindak tanduk melalui benda perantara hidup manusia atau sesuatu boneka, wayang sebagai pemain Badudu 2003:357. Menurut Subakti dalam Suharianto lakon adalah suatu gambaran sehari- hari, oleh karena itu tokoh yang dimunculkan kaitannya erat dengan latar waktu dan tempat serta tokoh lain yang mengelilinginya. Di sana terlukis interaksi antara unsur dan anasir, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Lakon kethoprak dapat dianggap sebagai sebuah teks yang terdiri dari kesatuan penanda-tinanda yang bermakna serta menampilkan mengartikulasikan berbagai tokoh dan gerak yang dapat mengekspresikan, mengejawantahkan pemikiran masyrakat Jawa Suharianto 1996:27.

2.6 StrukturLakon