secara individual kepada setiap siswa dalam kelas biasa. Dengan demikian yang diperlukan dalam layan pendidikan bagi anak berbakat khususnya pada sekolah
dasar, bukanlah sekolah, kelas, ataupun kurikulum khusus, melainkan modifikasi kurikulum dan sarana pendukungnya agar sesuai dengan kebutuhan anak-anak
berbakat.
3. Model Penilaian
Pada bagian bagian identiffikasi telah dikemukakan trntsng penilsisn snsk berbakat, pada bagian ini akan dikemukakan alat dan aspek penilaian. Proses
penilaian pada anak berbakat sebetulnya tidak berbeda dari penilaian pada umumnya, namun karena pada cakupan kurikulum berbeda, maka akan berbeda
dalam penerapan penilaian. Penerapan penilaian mencakup ciri-ciri belajar yang berkenaan dengan
tingkat berfikir tinggi. Biasanya anak berbakat sering mampu menilai hasil kinerjanya sendiri secara kritis. Selain itu setiap anak tersebut harus memperoleh
umpan balik tentang hasil kinerjanya secara terbuka Conny Semiawan; 1994; 273. Biasanya penilaian yang menunjuk pada suatu asesmen dilakukan oleh guru
yang bukan saja mengenal muridnya, melainkan juga melatih, mendidik dan mengamatinya sehari-hari. Asesmen ini adalah langkah dalam proses penyerahan
dan penempatan tertentu dan merupakan rangkaian upaya perolehan informasi dan bukan semata-mata hasil proses tersebut.
Tujuan pengukuran
pada dasarnya
berbeda-beda, bila
hendak membandingkan anak tertentu, maka gunakan pengukuran acuan norma dengan :
a. Membandingkan anak berbakat dengan seluruh populasi.
b. Membandingkan anak berbakat dengan teman sebaya.
c. Membandingkan anak berbakat dengan populasi anak berbakat lagi.
d. Membandingkan anak berbakat dengan dirinya sendiri.
Sedangkan proses dan produk belajar yang mengacu pada ketuntasan belajar menggunakan instrumen dan prosedur yang merupakan :
a. Pengejawantahan dari kekhususan layanan pendidikan anak berbakat.
b. Hasil umpan balik untuk keperluan tertentu.
c. Pemantulan tingkat kemantapan penguasaan suatu materi sesuai sifat,
keteramilan, kemampuan maupun kecepatan belajar seseorang.
4. Guru Anak Berbakat
Untuk menangani anak berbakat di Sekolah Dasar, tentunya membutuhkan guru-guru yang memiliki kemampuan yang khusus. Dalam hal ini David G.
Armstrong And Tom V. Savage 1983; 334 mengutip pendapat James O. Schnur 1980 sebagai berikut; “most descriptions of capable teachers of the gifted and
talnted”. Deskripsi kemampuan guru yang dimaksud adalah sebagai berikut : a.
Memiliki kematangan dan keamanan. b. Memiliki kreativitas dan fleksibilitas.
b. Memiliki kemampuan mengindividualisasikan materi pelajaran.
c. Memiliki kedalaman pemahaman terhadap pengajaran.
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasikan oleh orang-orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikan prestasi
yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan
sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Ke dalam kelompok anak berbakat kita golongkan mereka yang memiliki
kemampuan intelektual yang unggul. Dengan keunggulan ini ini mereka memiliki peluang yang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol di bidang pekerjaan.
Untuk keberhasilan tersebut ditentukan oleh kemampuan intelektualnya, tingkat kemampuan yang dimilikinya, dan tingkat keterampilan yang dikuasainya untuk
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya itu di dalam bidang pekerjaan. Pengertian keberbakatan telah demikian berkembang dan kriterianya sudah
lebih multidimensional daripada sekedar inteligensi umum, atau “g faktor” inteligensi quotien hanya salah satu kriteria keberbakatan. Dengan perluasan kriteria ini , dalam
melakukan identifikasi terhadap keberbakatan harus menggunakan beragam teknik dan alat ukur. Idealnya semua kriteria tersebut harus dideteksi dengan menggunakan
beragam teknik dan prosedur, karena menurut berbagai studi, tidak semua dari faktor- faktor itu berkorelasi satu sama lain.
Anak berbakat memiliki karakteristik berbeda dalam belajarnya bila dibandingkan dengan anak-anak normal, diantaranya; mereka cenderung memiliki
kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki