Formasi garis depresi tubuh bendung kondisi dengan menggunakan drainase kaki Jaringan Trayektori aliran filtrasi seepage flow-net Pada saat embung baru selesai dibangun belum dialiri air

b. Formasi garis depresi tubuh bendung kondisi dengan menggunakan drainase kaki

Diketahui : h : 11 m kondisi FSL l 1 : 33 m l 2 : 36,25 m α : 135 º d : 2 1 . 3 , l l + = 0,3 x 33 + 36,25 = 46,15 m maka : d d h Y − + = 2 2 = 15 , 46 15 , 46 11 2 2 − + = 1,29 m Parabola bentuk dasar dapat diperoleh dengan persamaan : 2 . 2 y x y y + = = 2 29 , 1 29 , 1 2 + × x Dan diperoleh koordinat parabola sebagai berikut : x -0.703 0 5 10 15 20 25 30 y 1.290 3.816 5.241 6.353 7.298 8.134 8.892 x 35.0 40 45 50 55 60 65 70 y 9.590 10.240 10.852 11.431 11.982 12.509 13.014 13.501 Untuk α = 135 , berdasarkan grafik pada Gambar 2.8 didapat nilai C = a a a ∆ + = 0,15 maka dapat ditentukan nilai : α cos 1 − = ∆ + y a a = 707 , 1 29 , 1 + = 0,755 0,15 = 755 , a ∆ Sehingga didapat nilai : ∆α = 0,15 x 0,755 = 0,113 α = 0,755 – 0,113 = 0,641 +788,00 +801,00 +800,00 +795,00 +790,00 11,00 d1=46,15 l2=36,25 l1=33,00 6,00 Gambar 5.6. Garis Depresi Pada Bendungan Homogen Dengan Drainase Kaki

c. Jaringan Trayektori aliran filtrasi seepage flow-net

Kapasitas aliran filtrasi asumsi Kh = Kv Dengan menggunakan rumus jaringan trayektori aliran sebagai berikut : L H k N N Q e f f ⋅ ⋅ ⋅ = di mana : Q f = kapasitas aliran filtrasi kapasitas rembesan N f = angka pembagi dari garis trayektori aliran filtrasi N e = angka pembagi dari garis equipotensial k = koefisien filtrasi H = tinggi tekanan air total L = panjang profil melintang tubuh embung Dari data yang ada di dapat : N f = 3 asumsi N e = 6 asumsi k = 5x10 -6 cmdet = 5x10 -8 mdt asumsi H = 11 m L = 74,25 m Maka debit aliran filtrasi adalah sebagai berikut : Q = 25 , 74 11 10 5 6 3 8 ⋅ ⋅ × ⋅ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 2,042 x 10 -5 m³dt = 2,042 x 10 -5 x 60 x 60 x 24 = 1,765 m³hari +788,00 +801,00 +800,00 +795,00 +790,00 6,00 1 2 3 4 5 6 I II III Garis Depresi Batas Permukaan Kedap Air Trayektori Aliran Filtrasi Garis Equipotensial Max Gambar 5.7. Jaringan Trayektori

d. Tinjauan terhadap gejala sufosi piping dan sembulan boiling

Kecepatan aliran keluar ke atas permukaan lereng hilir yang komponen vertikalnya dapat mengakibatkan terjadinya perpindahan butiran-butiran bahan embung, kecepatannya dibatasi sebagai berikut : γ × × = F g w c 1 di mana : c = kecepatan kritis w 1 = berat butiran bahan dalam air = 0,92 tm³ g = gravitasi = 9,8 mdet² F = luas permukaan yang menampung aliran filtrasi = 0,824 m x 1 m = 0,824 m² untuk per satuan meter panjang bidang maka : c = 1 . 824 , 8 , 9 . 92 , = 3,308 mdet Kecepatan rembesan yang terjadi pada embung adalah : V = k . i = l h k 2 . di mana : k = koefisien filtrasi = 5 x 10 -8 mdet i = gradien debit h 2 = tekanan air rata-rata = 1,903 m l = panjang rata-rata berkas elemen aliran filtrasi pada bidang keluarnya aliran = 6,394 m maka : V = 394 , 6 903 , 1 . 10 x 5 8 − = 1,488 x 10 -8 mdet c = 3,308 mdet → Aman

5.2.2 Stabilitas Embung Terhadap Longsor

Stabilitas lereng embung ditinjau dalam 3 tiga keadaan yaitu pada saat air waduk mencapai elevasi penuh, pada saat waduk baru selesai dibangun dan sebelum dialiri air, dan pada saat air waduk mengalami penurunan mendadak rapid draw down dimana apakah masih aman terhadap longsoran. Data Teknis Tinggi Embung = 13 m Lebar Mercu Embung = 6 m Kemiringan Hulu = 1 : 3 Kemiringan Hilir = 1 : 2.25 Elevasi Air Waduk = + 799 FSL Tinggi Air = 11 FWL Tabel 5.4 Kondisi perencanaan teknis material urugan sebagai dasar perhitungan Zone Tubuh Embung Kekuatan Geser γ timbunan dalam beberapa kondisi Intensitas beban seismis horisontal C tm 2 θ Basah Jenuh Air terendam γb γsat γw γsub=γsat-γw e Zone kedap air 5.43 16.84 1.776 1.866 1 0.866 0.18 Untuk perhitungan kestabilan terhadap longsor digunakan persamaan berikut e e s T T tg N U N Cl F + − − + = φ . 1,2

a. Pada saat embung baru selesai dibangun belum dialiri air

Dalam kondisi ini, stabilitas lereng yang ditinjau adalah lereng sebelah hulu dan hilir. Tanah timbunan masih mengandung air pada saat proses pemadatan timbunan. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.5, Tabel 5.6 dan Gambar 5.8, Gambar 5.9

b. Pada saat air waduk mencapai elevasi penuh

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN EMBUNG PUSPORENGGO KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH (Design of Pusporenggo Small Dam Boyolali Regency, Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN EMBUNG PUSPORENGGO KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH (Design of Pusporenggo Small Dam Boyolali Regency, Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 15

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 1

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 16

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 60

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 8

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 1 72

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH (Design of paras Small Dam Boyolali Regency Central Java) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 2 1