BAB II STUDI PUSTAKA
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BLORA - CEPU
II - 55
d
1
= jarak yang ditempuh selama waktu tanggap m d
2
= jarak yang ditempuh selama mendahului sampai kembali ke lajur semula m
d
3
= jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang dai arah berlawanan setelah
proses mendahului selesai m d
4
= jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan, yang besarnya diambil sama dengan
23 d
2
m Jarak pandang yang sesuai dengan V
R
ditetapkan dari Tabel 2.38 .
Tabel 2.38. Jarak Pandang Menyiap
V
R
kmjam 120
100 80 60 50 40 30 20 Jd
800 670 550 350 250 200 150 100 Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
2.4.4 Penampang Melintang Jalan
Penampang melintang jalan merupakan potongan tegak lurus sumbu jalan. Pada potongan melintang jalan dapat dilihat bagian-bagian jalan. Bagian-
bagian jalan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1.
Bagian-bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas : a. Jalur lalu intas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas
kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan. Jalur lalu lintas dapat terdiri dari beberapa lajur dan tipe :
• 1 jalur – 2 lajur – 2 arah 22 TB • 1 jalur – 2 lajur – 1 arah 21 TB
• 2 jalur – 4 lajur – 2 arah 42 B • 2 jalur – n lajur – 2 arah n2 B, dimana n = jumlah lajur
Keterangan : TB = Tidak Terbagi ; B = Terbagi b. Lajur
lalu lintas
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang dibatasi oleh marka. Lajur jalan memiliki lebar yang cukup untuk dilewati oleh suatu
BAB II STUDI PUSTAKA
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BLORA - CEPU
II - 56
kendaraan bermotor sesuai dengan kendaraan rencana. Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan rencana, dinyatakan
dalam fungsi dan kelas jalan, dapat dilihat pada Tabel 2.39. Tabel 2.39. Lebar Lajur Ideal
Fungsi Kelas
Lebar Lajur Ideal m
Arteri I
II, IIIA 3,75
3,5 Kolektor IIIA,
IIIB 3
Lokal IIIC 3 Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
c. Bahu Jalan
Bahu jalan adalah bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu lintas dan harus diperkeras, yang mempunyai fungsi lajur lalu lintas darurat,
tempat berhenti sementara, ruang bebas samping bagi lalu lintas dan penyangga sampai untuk kestabilan perkerasan jalur lalu lintas.
Kemiringan bahu jalan normal antara 3 - 5. d. Trotoar
Trotoar mempunyai fungsi untuk memisahkan pejalan kaki dari jalur lalu lintas dan kendaraan guna menjamin keselamatan pejalan kaki
dan kelancaran lalu lintas e. Median
Median adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan 2 jalur jalur lintas yang berlawanan arah.
2. Bagian-bagian yang berguna untuk drainase jalan :
a. Saluran samping
b. Kemiringan melintang jalur lalu lintas c. Kemiringan melintang bahu jalan
d. Talud kemiringan lereng 3.
Bagian-bagian pelengkap jalan : a. Kerb
b. Pengaman tepi
4. Bagian-bagian konstruksi jalan :
BAB II STUDI PUSTAKA
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN
BLORA - CEPU
II - 57
a. Lapisan perkerasan
b. Lapisan pondasi atas c. Lapisan pondasi bawah
d. Lapisan tanah dasar 5.
Ruang Manfaat Jalan RUMAJA : RUMAJA merupakan daerah sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
tinggi dan kedalaman ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh pembina jalan. Ruang tersebut dipergunakan untuk :
- median - lereng
- perkerasan jalan - ambang pengaman
- jalur pemisah - timbunan dan galian
- bahu jalan - gorong-gorong jalan
- saluran tepi jalan - bangunan pelengkap lainnya
6. Ruang milik jalan RUMIJA :
RUMIJA merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang ditetapkan oleh pembina jalan dengan suatu hak
tertentu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7.
Ruang pengawasan jalan RUWASJA : RUWASJA merupakan ruang sepanjang jalan diluar RUMIJA yang
dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, ditetapkan oleh pembina jalan dan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan
konstruksi jalan. Batas luar RUWASJA diukur dari as jalan yang bersangkutan dengan
jarak lebar sesuai dengan fungsi jalan.
2.5 ASPEK PERKERASAN JALAN 2.5.1 Perancangan Konstruksi Perkerasan