Penanganan Tanah Ekspansif ASPEK TANAH DASAR

BAB II STUDI PUSTAKA LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN BLORA - CEPU II - 13 air diatas 30, itu berarti bahwa pemuaian tanah telah terjadi dan pemuaian lebih lanjut akan kecil sekali. ™ Berat Jenis Kering Dry Density Berat jenis lempung merupakan indikasi lain dari ekspansi tanah. Tanah dengan berat jenis kering lebih dari 110 pcf 1,762 grcm 3 menunjukkan potensi pengembangan yang tinggi. Apabila dalam penggalian tanah dijumpai kesulitan yang menyangkut kondisi tanah yang keras seperti batu, hal itu merupakan indikasi bahwa tanah tersebut mempunyai sifat tanah ekspansif. Berat jenis lempung juga dapat dilihat dilihat dari hasil test standard penetration resistence-nya. Lempung dengan penetration resistance lebih dari 15 biasanya menunjukkan adanya potensi swelling. ™ Kelelahan pengembangan Fatique of Swelling Gejala kelelahan pengembangan Fatique of Swelling telah diselidiki dengan cara penelitian siklus pengulangan pembasahan dan pengeringan yang berulang. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan tanah pada siklus pertama lebih besar daripada siklus berikutnya. kelelahan pengembangan Fatique of Swelling diindikasikan sebagai jawaban yang melengkapi hasil penelitian tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu pavement yang ditempatkan pada tanah ekspansif yang mengalami siklus iklim yang menyebabkan terjadinya pengeringan dan pembasahan secara berulang mempunyai tendensi untuk mencapai suatu stabilitas setelah beberapa tahun atau beberapa kali siklus basah - kering.

2.2.5 Penanganan Tanah Ekspansif

Secara ideal penanganan kerusakan jalan pada lapis tanah lempung ekspansif adalah berusaha menjaga mempertahankan kadar air pada tanah tersebut agar tetap konstan, minimal tidak mengalami perubahan kadar air yang signifikan. Baik kondisi musim penghujan BAB II STUDI PUSTAKA LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN BLORA - CEPU II - 14 maupun musim kering, sehingga tidak terjadi kembang-susut yang besar. Alternatif penanganan tersebut dapat berupa : ™ Penggantian material. Dengan cara pengupasan tanah, yaitu tanah lempung diambil dan diganti dengan tanah yang mempunyai sifat lebih baik. ™ Pemadatan compaction. Dengan cara ini, biaya yang dibutuhkan lebih sedikit ekonomis. ™ Pra pembebanan. Dengan cara memberi beban terlebih dahulu pada tanah tersebut yang berfungsi untuk mereduksi settlement dan menambah kekuatan geser ™ Drainase. Dengan cara membuat saluran air di bawah pra pembebanan yang berfungsi untuk mempercepat settlement, dan juga mampu menambah kekuatan geser sand blanket dan drains ™ Stabilisasi. ♦ Stabilisasi Mekanis dengan cara mencampur berbagai jenis tanah yang bertujuan untuk mendapatkan tanah dengan gradasi baik well graded sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan. ♦ Stabilisasi Kimiawi yaitu stabilisasi tanah dengan cara subtitusi ion – ion logam dari tingkat yang lebih tinggi, seperti terlihat pada skala subtitusi di bawah ini : Li Na NH4 K Mg Rb Ca Co Al Sebagai contoh yaitu dengan menambahkan Stabilizing Agent pada tanah tersebut, antara lain PC, Hydrated Lime, Bitumen, dll. Sesuai dengan skala diatas. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sifat tanah. ™ Penggunaan Geosynthetics. Salah satu jenisnya yaitu dengan penggunaan Geomembrane, yang oleh orang awam terlihat seperti plastik kedap air. Kemudian di atas lapisan itulah konstruksi jalan dibuat. Penggunaan BAB II STUDI PUSTAKA LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN BLORA - CEPU II - 15 Geomembrane ini menyebabkan kandungan air di dalam tanah berangsur – angsur stabil. 2.3 ASPEK LALU LINTAS 2.3.1 Klasifikasi