Observasi Teknik Pengumpulan Data

Intan Purnamasari, 2015 ZONE TABOO PADA TARI JAIPONG ENTOG MULANG KARYA AWAN METRO DI PADEPOKAN SEKAR PANGGUNG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menggambarkan keadaan suatu hubungan yang tengah genting, mengalami keputus asaan dan nyaris berpisah karena keputus asaan yang dialaminya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable . Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh data dari semua permasalahan penelitian, yaitu mengenai latar belakang penciptaan, koreografiserta rias dan busana tari jaipong Entog Mulang karya Awan Metro di Padepokan Sekar Panggung Bandung. Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian kali ini yaitu dengan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka. Tujuan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tersebut yaitu untuk memperoleh informasi yang lebih maksimal dan akurat, serta sesuai dengan apa yang menjadi tujuan penelitian pada kali ini. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat salah satu ahli yaitu Suharsimi Arikunto yang mendefinisikan bahwa instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya Suharsimi Arikunto, 2010:265. Dari pemaparan diatas, maka peneliti akan melakukan langkah-langkah penelitian untuk mengumpulkan data seperti berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan Intan Purnamasari, 2015 ZONE TABOO PADA TARI JAIPONG ENTOG MULANG KARYA AWAN METRO DI PADEPOKAN SEKAR PANGGUNG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian Guba dan Lincoln, 1981: 191-193. Observasi yang dilakukan oleh peneliti memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui secara luas mengenai latar belakang penciptaan, bentuk koreografi serta rias dan busana pada tari jaipong Entog Mulang karya Awan Metro. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang benar serta dapat dipertanggung jawabkan. Observasi yang dilakukan tentunya untuk memperoleh gambaran riil, jelas dan nyata dari pertanyaan permasalahan yang terdapat dalam proses penelitian. Untuk penguatan data pada saat observasi dilakukan oleh peneliti, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto 2002:133 bahwa “observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek atau subjek dengan menggunakan seluruh alat indera”. Maka dari itu peneliti akan melakukan pengamatan melalui rekaman gambar, dengan menggunakan handycam dan photo camera , hal tersebut dilakukan sebagai alat bantu peneliti serta untuk penguat data pada saat proses penelitian mengenai Zone Taboo pada tari jaipong Entog Mulang dilakukan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya sekali, namun berulang-ulang. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengamati Zone Taboo pada tari jaipong Entog Mulang secara jelas dan mendalam. Setelah observasi dilakukan, data dan informasi dari subjek penelitian yang didapat akan diambil dan diolah. Peneliti melakukan observasi di Padepokan Sekar Panggung Bandung selama tiga kali, yaitu diantaranya: Observasi pertama dilakukan pada tanggal 7 Juli 2015 di Padepokan Sekar Panggung RRI Bandung dengan menemui Bapak Awan Metro sebagai pimpinan padepokan tersebut. Peneliti bersilaturahmi dan meminta kesediaan beliau untuk menjadi narasumber sekaligus mengijinkanmemperkenankan peneliti untuk melakukan penelitian di Padepokan Sekar Panggung. Bapak Awan Metro menyambut kedatangan peneliti dengan baik dan langsung menjadwalkan proses penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya beliau mengajak peneliti untuk menyaksikan proses latihan di Padepokan tersebut. Intan Purnamasari, 2015 ZONE TABOO PADA TARI JAIPONG ENTOG MULANG KARYA AWAN METRO DI PADEPOKAN SEKAR PANGGUNG BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada tanggal 14 Juli 2015 Bapak Awan Metro mengajak peneliti untuk berapresiasi secara langsung tari Jaipong Entog Mulang yang akan diteliti. Penampilan tariannya di bawakan oleh peserta sanggar yang sedang berlatih dan ditampilkan secara berulang-ulang agar peneliti dapat lebih jelas menyimak koreografi tarian tersebut. Penelitipun harus fokus memperhatikan penampilan tari tersebut guna untuk mendeteksi gerakan-gerakan yang mengekspose Zone Taboo . Observasi ketiga dilakukan pada tanggal 28 Juli 2015. Observasi yang dilakukan yaitu pencarian informasi awal mengenai rias dan busana pada tari Jaipong Entog Mulang.

2. Wawancara