s sdt 1003176 chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai perencanaan sampai punulisan laporan hasil penelitian tersebut yaitu mulai siklus 1 dan siklus 2 selama 3 bulan, yaitu mulai September sampai dengan Nopember 2011 pada semester ke I.

2. Tempat Penelitian.

Tempat yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas VII C, SMP Negeri 3 Rajagaluh kabupaten Majalengka sebanyak 30 orang peserta didik, yang terdiri atas peserta didik laki-laki 16 orang, dan peserta didik perempuan 14 orang.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Berpedoman pada pengertian Penelitian Kualitatif bahwa, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada qualitas atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomea/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Jangan sampai sesuatu yang berharga itu berlalu bersama waktu tanpa meninggalkan manfaat. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial dan tindakan. Djam’an Satori (2009:22).


(2)

Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplorasi fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artefak dan lain-lain.

Pada metode kualitatif , peran peneliti adalah sebagai orang yang terlibat secara personal dan bersikap memihak (personal involvement and partiality), serta memiliki pemahaman yang empatik (emphatic understanding). Peneliti adalah pengumpul data, orang yang ahli, memiliki kesiapan penuh untuk memahami situasi , ia peneliti sekaligus juga instrumen.

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang menggunakan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisa data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.

Dengan demikian, penelitian kalitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi desekripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang shohih yang disyaratkan kualitatif yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen dengan melakukan triangulasi.


(3)

2. Metode Penelitian

Mengacu pada penelitian yang ingin dicapai, penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan (action reserch), yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dengan decision maker tentang variable-variable yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision maker

bersama-sama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut, Moh. Nazir (2003:79). Peneliti memilih penelitian ini dengan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Zainal Aqib (2008 : 3).

Karakteristik PTK adalah sebagai berikut:

a. Penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya (an inquiry of practice from within).

b. Metode utamanya adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi mengikuti kaidah-kaidah penelitian (self-reflective inquiry).

c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran. d. Tujuannya; memperbaiki pembelajaran.


(4)

Berdasarkan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, PTK mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan penelitian non-PTK, yaitu; Guru adalah orang paling tepat melakukan PTK, karena :

1) Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya,

2) Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran,

3) Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya, 4) Interaksi guru dan murid berlangsung secara unik, dan

5) Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya.

A. Instrumen dan Sumber data

Dalam penelitian ini instrumen baik berupa pedoman observasi untuk guru maupun peserta didik, angket kesulitan, rencana pembelajaran untuk tiap siklus merupakan komponen yang harus dipersiapkan sebelum dan selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yaitu semua komponen yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian, sedang pedoman observasi yaitu acuan untuk membuka dan menjawan masalah.

Penelitian ini bersifat pendekatan penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan mengukur tingkat kedalaman dari suatu masalah


(5)

yang akan diteliti agar lebih jelas dan terarah. Maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber data utama yaitu para peserta didik kelas VII C SMP Negeri 3 Rajagaluh kabupaten, karena kelas tersebut mewakili kelas-kelas yang lain yang sesuai dengan subyek penelitian, yaitu materi pembelajaran sub pokok bahasan seni kriya.

b. Buku-buku yang relevan dengan materi penelitian yaitu tentang seni rupa, seni kriya, seni kriya keramik, kamus, tulisan ilmiah, arsip-arsip, media cetak, audio-visual, dan media elektronik.

c. Hasil karya kerajinan keramik, berupa gerabah, guci, perabot dapur dan lain-lain.

d. Foto-foto hasil observasi, berupa rangkaian kerja dan hasil karya peserta didik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data observasi langsung atau dengan pengamatan langsung ketika pembelajaran berlangsung dengan menggunakan mata data dengan pertolongan alat standar penilaian untuk keperluan tersebut. Pengamatan langsung digunakan untuk mengukur seberapa jauh antusias peserta didik mengikuti proses pembelajaran berlangsung, seberapa besar pemahaman peserta didik menerima materi pembelajaran, dan sebearapa keseriusan peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.


(6)

Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, prilaku, pertumbuhan, dan kreativitas, sewaktu kejadian tersebut berlaku atau terjadi. Data yang diperoleh langsung mengenai prilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. Data pengamatan observasi langsung dapat memperoleh data dari subjek baik dari yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau dari yang tidak mau berkomunikasi secara verbal.(Moh Nazir, 2003 : 175).

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Suharsini Arikunto (2006:13).“Tindakan yang dipilih oleh guru harus yang bisa dilakukan oleh siswa dengan arahan dari guru”. Dengan keterangan di atas jelas bahwa teknik pengumpulan data adalah dari peserta didik dan dari karya peserta didik yang selanjutnya dievaluasi (diteliti).

Data-data yang diperoleh dari pengamatan tersebut adalah :

1) Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari pengamatan kolabarator selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dan menggunakan instrumen observasi kegiatan guru dan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.

2) Data hasil belajar diambil dengan cara memberikan tugas kepada peserta didik setelah selesai pembelajaran.

3) Data untuk refleksi guru dan peserta didik diambil dengan cara pemberian angket kesulitan kepada peserta didik setelah selesai pembelajaran.


(7)

4) Tindakan tertuju pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan mebuktikan adanya perubahan kreativitas dalam rangkaian siklus. 5) Penelitian tertuju pada suatu subyek dengan menggunakan metode

eksperimen, pemberian tugas dan demontrasi untuk memperoleh data atau meningkatkan kreativitas dan mutu pendidikan.

E. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca (Moh.Nazir, 2003 : 258). Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, baik data dari hasil pengamatan/observasi langsung selama proses pembelajaran berlangsung, maupun dari data yang didapat dari hasil pekerjaan peserta didik berupa nilai-nlai tugas dan angket kesulitan peserta didik, kemudian penulis melakukan analisa sesuai dengan ketentuan yang ada.

Teknik analisa yang dapat membantu pada penelitian ini yaitu;

Secara garis besar, analisa data meliputi 3 langkah yaitu; a) persiapan, b) tabulasi, c) penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, Suharsimi Arikunto (2010 : 278).

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan pendekatan tindakan, yaitu mengumpulkan data tentang kekurangan dan kelebihan peserta didik dari pra siklus sampai siklus berikutnya, angket kesulitan, dan nilai-nilai tugas, serta dokumentan foto-foto pelaksanaan praktek pembelajaran, dikumpulkan dan dipahami guna memperoleh dta yang oftimal.


(8)

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menghimpun data

Menghimpun data merupakan pekerjaan sangat penting dalam penelitian, karena jika dalam pengumpulan data terdapat kesalahan maka akan mempengaruhi hasil data yang tidak akurat. Suharsimi Arikunto (2010 : 265), menyebutkan bahwa ;

“Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu mengumpulkan variable yang tepat”.

b. Mengelompokkan Data

Merupakan langkah awal dalam menganalisa data, yaitu mengelompokkan atas kelompok atau kategori-kategori, yang tidak lain dari bagian-bagian (Moh. Nazir, 2003 : 358). Beberapa ciri dalam membuat kategori yang penulis lakukan adalah sebagi berikut :

- Kategori yang harus dibuat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

- Kategori harus lengkap (exhaustive). - Kategori bebas dan terpisah.

- Kategori harus berasal dari satu kaidak klasifikasi. - Kategori dalam satu level.


(9)

c. Menelaah Data

Setelah semua data terkumpul berdasarkan beberapa kategori/bagian, penulis menelaah kembali atau mengecek kembali data-data yang ada agar tidak terjadi kekeliruan pada langkah berikutnya.

d. Menarik Kesimpulan

Langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah menyimpulkan data-data yang sudah diproses atau ditransfer ke dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan kristalisasi data lapangan yang berharga bagi praktik dan pengembangan ilmu. Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebumnya belum pernah ada yang berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau masih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Djam’an Satori (2009 : 100).

Pada kesimpulan penulis merangkum pokok-pokok yang menarik yang merupakan jawaban atas permasalahan dan hal-hal yang muncul secara eksploratif pada bagian isi.

Seperti disampaikan oleh Arikunto (2010 : 385) bahwa, “suatu kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau diambil dari pembicaraan lain, akan tetapi hasil suatu proses tertentu, dengan kata lain penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti”.

F. Prosedur dan Teknik Penelitian

Moh Nazir (2003 : 44) menyatakan bahwa, peneliti dalam melakukan penelitian memilih jenis-jenis metode dalam melaksanakan penelitiannya.


(10)

Metode penelitian sangat erat hubungannya dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada satu penelitian, sedangkan teknik atau desain mengatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.

Mengacu pada penelitian yang ingin dicapai, penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan memaparkan dan memahami suatu masalah berdasarkan pengamatan hasil dari pemberian tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat diurutkan dalam beberapa siklus, yaitu :

1. Pra Siklus a. Perencanaan

1) Menyusun RPP pada SK dan KD yang akan dilakukan penelitian. 2) Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan peserta didik. 3) Menyiapkan format evaluasi bentuk lisan penugasan.

4) Menyiapkan materi pelajaran, media dan alat pembelajaran.

5) Menentukankan indikator dengan skenario pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.

b. Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah tersusun pada RPP, yaitu :


(11)

materi pembelajaran yang akan dibahas.

2) Guru menyampaikan indikator/tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan

tanya jawab.

4) Guru mempersilakan peserta didik untuk menyimak penjelasan dan mencatat materi pembelajaran.

5) Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. 6) Guru memberikan kesempatan kepada pesrta didik untuk bertanya. 7) Guru sebelum memberikan jawaban, melemparkan dahulu pertanyaan

kepada peserta didik yang lain untuk menjawabnya. 8) Guru menyimpulkan tentang materi pembelajaran 9) Guru melaksanakan evaluasi postes bentuk lisan.

10) Guru menugaskan peserta didik untuk praktek membuat karya kriya keramik.

11) Guru memantau dan memeriksa pekerjaan peserta didik.

12) Guru memberikan angket kesulitan untuk diisi oleh peserta didik. 13) Guru menutup pembelajaran.

c. Pengamatan

1) Mengadakan observasi dengan mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung, dan mengamati kegiatan peserta didik dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan peserta didik.


(12)

angket yang diisi peserta didik.

3) Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru.

d. Refleksi

1) Pada pra siklus peserta didik dalam memahami materi pembelajaran biasa-biasa saja dengan tidak menampakan antusiasnya sehingga belum dapat mengahsilkan karya yang baik.

2) Peserta didik tidak memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif, terlihat beberapa orang belum selesai bahkan sama sekali tidak menghasilkan karya.

3) Peserta didik masih tampak kesulitan menemukan/mencari bentuk sehingga karya yang dibuat masih sangat sederhana.

4) Peserta didik sangat kesulitan menemukan/mencari gagasan untuk menghasilkan karya yang inovatif baik pengolahan bahan, menciptakan bentuk maupun pemilihan teknik yang tepat untuk daerah tersebut.

5) Berdasarkan hasil prestasi nilai pra siklus, dapat dipastikan untuk mengadakan perbaikan guna pemecahan masalahnya pada siklus 1. 2. Siklus 1

a. Perencanaan

1) Menyusun RPP pada SK 2. Mengekspresikan diri melalui Karya Seni Rupa, dengan KD 2.3 Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah Setempat.


(13)

3) Menyiapkan format evaluasi bentuk lisan dan penugasan.

4) Menyiapkan sumber belajar berupa materi pelajaran, media dan alat pembelajaran.

5) Mengembangkan indikator dengan skenario pembelajaran dengan model ceramah bervariasi, tanya jawab, penugasan.

b. Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah tersusun pada RPP siklus 1 yaitu :

1) Guru melakukan apersepsi dengan memotivasi peserta didik dengan mengarahkan pada KD yang akan dibahas.

2) Guru menyampaikan indikator/tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah

bervariasi dan tanya jawab.

4) Guru mempersilakan peserta didik untuk menyimak penjelasan dan mencatat materi pembelajaran.

5) Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. 6) Guru memberikan kesempatan kepada pesrta didik untuk bertanya. 7) Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang bertanya dan

melemparkan pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk menjawabnya.

8) Guru memberikan kembali penjelasan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami peserta didik.


(14)

yang sudah disiapkan sebelumnya.

10) Guru memantau dan memeriksa pekerjaan peserta didik.

11) Guru menanyakan pada semua peserta didik tentang materi pembelajaran apakah sudah bisa dipahami dan tidak ada masalah.

12) Guru melaksanakan evaluasi postes bentuk lisan.

13) Guru membagikan angket kesulitan dan memerintahkan peserta didik untuk mengisinya.

14) Guru menutup pelajaran.

c. Pengamatan

1) Mengadakan observasi (kolaborasi) dengan mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung dan mengamati kegiatan peserta didik dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan peserta didik.

2) Guru melakukan evaluasi respon peserta didik selama pembelajaran dari angket yang diisi peserta didik.

3) Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan angket guru. 4) Guru mengamati kegiatan peserta didik dengan menggunakan

imnstrumen peserta didik.

d. Refleksi

1) Pada siklus 1 terlihat 18 orang peserta didik belum memahami materi pelajaran sehingga belum menampakan bentuk kreativitas pada


(15)

karya-karyanya.

2) Peserta didik belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif, terlihat beberapa orang masih belum selesai bahkan sama sekali tidak menghasilkan karya.

3) Peserta didik masih kesulitan menemukan/mencari sumber belajar, sehingga kurang wawasan untuk membuat karya kreatif.

4) Peserta didik masih banyak kesulitan menemukan/mencari gagasan untuk menghasilkan karya yang inovatif baik pengolahan bahan, menciptakan bentuk maupun pemilihan teknik yang tepat untuk daerah tersebut. 5) Peserta didik masih terpaku pada bentu-bentuk karya yang sudah ada. 6) Berdasarkan hasil siklus 1, dapat dipastikan untuk mencari alternatif

pemecahan masalahnya pada siklus 2.

3. Siklus 2 a. Perencanaan

1) Menyusun RPP perbaikan pada SK 2. Mengekspresikan diri melalui Karya Seni Rupa, dengan KD 2.3 Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah Setempat.

2) Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu instrumen pembelajaran untuk guru dan peserta didik, angket guru dan peserta didik.

3) Menyiapkan alat dan sumber serta media pembelajaran berupa buku sumber, tanah liat, sudip, butsir, roler, kawat, papan, laptop, in focus

4) Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes.


(16)

pendekatan CTL.

6) Menyusun skenario pembelajaran dengan pendekatan CTL.

7) Guru sudah menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran di rumah dan menyediakan alat serta bahan untuk pembuatan karya kriya keramik dari rumah.

b. Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah tersusun pada RPP perbaikan siklus 2 yaitu :

1) Guru melakukan apersepsi dan memotivasi peserta didik dengan mengarahkan pada KD dan materi pembelajaran yang akan dibahas. 2) Guru menyampaikan indikator/tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran hari itu dengan menjelaskan

langkah-langkah model pendekatan pembelajaran CTL.

4) Guru mempersilakan peserta didik untuk menyimak penjelasan dan mencatat isi materi pembelajaran.

5) Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. 6) Peserta didik diperlihatkan pada tayangan infocus tentang materi

pembelajaran seni kriya keramik dari mulai mengolah bahan dasar tanah liat, perencanaan, sampai proses pembuatan dengan berbagai teknik. 7) Peserta didik aktif bertanya tentang materi pembelajaran yang sedang

berlangsung.


(17)

melemparkan pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk mencoba menjawabnya.

9) Guru memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran. 10) Guru melaksanakan evaluasi postes bentuk lisan.

11) Guru menugaskan peserta didik untuk praktik membuat karya kriya keramik dengan bahan dan alat yang sudah disiapkan sebelumnya.

12) Guru memantau dan memeriksa peserta didik bekerja.

13) Guru menanyakan pada peserta didik tentang masalah dan kesulitan apa saja yang ditemukan pada materi pembelajaran

14) Guru membagikan angket dan memerintahkan peserta didik untuk mengisinya.

15) Guru menutup pembelajaran.

c. Pengamatan

1) Mengadakan observasi (kolaborasi) dengan mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung dan mengamati kegiatan peserta didik dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan peserta didik.

2) Guru melakukan evaluasi respon peserta didik selama pembelajaran dari angket yang diisi peserta didik.


(18)

d. Refleksi

1) Pada siklus ke-2 terdapat kemajuan yang signifikan, karena alat dan bahan pembelajaran peserta didik sudah dipersiapkan sebelumnya, sehingga melancarkan kegiatan berkarya.

2) Peserta didik dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif, terlihat seluruh peserta dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan menghasilkan karya yang cukup baik.

3) Dari siklus ke-2 dapat disimpulkan bahwa peserta didik telah mencapai 90% lebih mengikuti proses pembelajaran dan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.

G. Monitoring dan Evaluasi

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap siklus diamati oleh kolaborator untuk megetahui pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Pemantauan dilaksanakan oleh 1 orang kolaborator dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan. Guru memantau kegiatan peserta didik dan memantau kegiatan guru pada saat kegiatan pembelajaran.

Untuk mengetahui perubahan peserta didik setelah dilakukan tindakan dapat diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh peserta didik pada akhir pembelajaran. Sedangkan untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat dari hasil tugas yang diberikan tiap akhir siklus pembelajaran, Aqip (2008 : 52).


(19)

H. Analisis Hasil Refleksi

Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Perubahan yang terjadi pada peserta didik saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan, dan hasil angket peserta didik pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus. 2. Peningkatan hasil belajar setiap siklus.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus :

P = Posrate Baserate

Baserate x 100%

Keterangan :

P = prosentase peningkatan

Posrate = nilai sesudah diberikat tindakan

Baserate = nilai sebelum tindakan

Berdasarkan hasil pengamatan, angket dan tugas akhir siklus apabila masih merasa kurang berhasil, maka peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya.


(20)

Tolok ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan kreativitas pada peserta didik yang dapat dilihat dari antusias, aktivitas, dan rasa senang dalam pembelajaran seni budaya pada setiap siklus.

2. Adanya peningkatan nilai tugas hasil kreativitas pada hasil karya yang signifikan pada setiap siklus.

3. Adanya peningkatan kualitas prestasi hasil belajar, dengan dapat menyelesaikan tugasnya dan mendapatkan nilai yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal.


(1)

karyanya.

2) Peserta didik belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif, terlihat beberapa orang masih belum selesai bahkan sama sekali tidak menghasilkan karya.

3) Peserta didik masih kesulitan menemukan/mencari sumber belajar, sehingga kurang wawasan untuk membuat karya kreatif.

4) Peserta didik masih banyak kesulitan menemukan/mencari gagasan untuk menghasilkan karya yang inovatif baik pengolahan bahan, menciptakan bentuk maupun pemilihan teknik yang tepat untuk daerah tersebut. 5) Peserta didik masih terpaku pada bentu-bentuk karya yang sudah ada. 6) Berdasarkan hasil siklus 1, dapat dipastikan untuk mencari alternatif

pemecahan masalahnya pada siklus 2.

3. Siklus 2

a. Perencanaan

1) Menyusun RPP perbaikan pada SK 2. Mengekspresikan diri melalui Karya Seni Rupa, dengan KD 2.3 Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah Setempat.

2) Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu instrumen pembelajaran untuk guru dan peserta didik, angket guru dan peserta didik.

3) Menyiapkan alat dan sumber serta media pembelajaran berupa buku sumber, tanah liat, sudip, butsir, roler, kawat, papan, laptop, in focus 4) Menyiapkan format evaluasi pretes dan postes.


(2)

pendekatan CTL.

6) Menyusun skenario pembelajaran dengan pendekatan CTL.

7) Guru sudah menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran di rumah dan menyediakan alat serta bahan untuk pembuatan karya kriya keramik dari rumah.

b. Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah tersusun pada RPP perbaikan siklus 2 yaitu :

1) Guru melakukan apersepsi dan memotivasi peserta didik dengan mengarahkan pada KD dan materi pembelajaran yang akan dibahas. 2) Guru menyampaikan indikator/tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Guru menjelaskan materi pembelajaran hari itu dengan menjelaskan

langkah-langkah model pendekatan pembelajaran CTL.

4) Guru mempersilakan peserta didik untuk menyimak penjelasan dan mencatat isi materi pembelajaran.

5) Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. 6) Peserta didik diperlihatkan pada tayangan infocus tentang materi

pembelajaran seni kriya keramik dari mulai mengolah bahan dasar tanah liat, perencanaan, sampai proses pembuatan dengan berbagai teknik. 7) Peserta didik aktif bertanya tentang materi pembelajaran yang sedang

berlangsung.


(3)

melemparkan pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk mencoba menjawabnya.

9) Guru memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran. 10) Guru melaksanakan evaluasi postes bentuk lisan.

11) Guru menugaskan peserta didik untuk praktik membuat karya kriya keramik dengan bahan dan alat yang sudah disiapkan sebelumnya.

12) Guru memantau dan memeriksa peserta didik bekerja.

13) Guru menanyakan pada peserta didik tentang masalah dan kesulitan apa saja yang ditemukan pada materi pembelajaran

14) Guru membagikan angket dan memerintahkan peserta didik untuk mengisinya.

15) Guru menutup pembelajaran. c. Pengamatan

1) Mengadakan observasi (kolaborasi) dengan mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung dan mengamati kegiatan peserta didik dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan peserta didik.

2) Guru melakukan evaluasi respon peserta didik selama pembelajaran dari angket yang diisi peserta didik.


(4)

d. Refleksi

1) Pada siklus ke-2 terdapat kemajuan yang signifikan, karena alat dan bahan pembelajaran peserta didik sudah dipersiapkan sebelumnya, sehingga melancarkan kegiatan berkarya.

2) Peserta didik dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif, terlihat seluruh peserta dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan menghasilkan karya yang cukup baik.

3) Dari siklus ke-2 dapat disimpulkan bahwa peserta didik telah mencapai 90% lebih mengikuti proses pembelajaran dan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.

G. Monitoring dan Evaluasi

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap siklus diamati oleh kolaborator untuk megetahui pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Pemantauan dilaksanakan oleh 1 orang kolaborator dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan. Guru memantau kegiatan peserta didik dan memantau kegiatan guru pada saat kegiatan pembelajaran.

Untuk mengetahui perubahan peserta didik setelah dilakukan tindakan dapat diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh peserta didik pada akhir pembelajaran. Sedangkan untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat dari hasil tugas yang diberikan tiap akhir siklus pembelajaran, Aqip (2008 : 52).


(5)

H. Analisis Hasil Refleksi

Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Perubahan yang terjadi pada peserta didik saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan, dan hasil angket peserta didik pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.

2. Peningkatan hasil belajar setiap siklus.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus :

P = Posrate Baserate

Baserate x 100%

Keterangan :

P = prosentase peningkatan

Posrate = nilai sesudah diberikat tindakan Baserate = nilai sebelum tindakan

Berdasarkan hasil pengamatan, angket dan tugas akhir siklus apabila masih merasa kurang berhasil, maka peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya.


(6)

Tolok ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan kreativitas pada peserta didik yang dapat dilihat dari antusias, aktivitas, dan rasa senang dalam pembelajaran seni budaya pada setiap siklus.

2. Adanya peningkatan nilai tugas hasil kreativitas pada hasil karya yang signifikan pada setiap siklus.

3. Adanya peningkatan kualitas prestasi hasil belajar, dengan dapat menyelesaikan tugasnya dan mendapatkan nilai yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal.