IV-24
3.2 Arsitektur jaringan
Sebanyak m pasangan pola yang terbentuk dari m aturan merupakan pasangan input- output yang keduanya bersifat fuzzy. Pasangan-pasangan pola ini akan dilatih pada
jaringan syaraf dengan lapisan tunggal Gambar 4.
Gambar 4 Arsitektur jaringan.
Ada n neuron pada lapisan input yang akan menerima sinyal input, A
1
, ..., A
n
; dan 1 neuron pada lapisan output yang akan menghasilkan output jaringan, Y. Besarnya
pengaruh sinyal input terhadap neuron pada lapisan output ditentukan dengan bobot, w
i
, i=1,...n; yang bernilai tegas crisp. Fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi
sigmoid, F Fausett, 1994:
in _
y
e 1
1 in
_ y
F
−
+ =
5
dengan nilai
∑
=
=
n 1
i i
i
A w
in _
y 6
Karena nilai X
i
direpresentasikan sebagai himpunan α-level, dan telah dilakukan
diskretisasi pada pasangan input-output maka output jaringan pada data pelatihan ke-k akan berbentuk Fullèr, 1995:
[ ] [
] [
]
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
α ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ α
= ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ =
∑ ∑
∑
= =
α =
α n
1 i
R ki
i n
1 i
L ki
i n
1 i
i i
k
A w
F ,
A w
F A
w F
Y 7
Demikian pula untuk target output ke-k, B
k
diberikan sebagai:
[ ]
[ ]
B ,
B B
R k
L k
k
α α
=
α
8 Pada kasus yang diberikan, ada sebanyak 6 neuron pada lapisan input, yang masing-
masing menunjukkan kondisi fitur yang diberikan. Dengan mengambil bobot awal, w
1
= 0,01; w
2
= 0,02; w
3
= 0,07; w
3
= 0,04; w
5
= 0,05; dan w
6
= 0,06; maka untuk pola pelatihan pertama pada
α
1
diperoleh [Y
1
] = [0,5; 0,5312], berasal dari:
N A
1
A
n
w
1
w
2
∑
=
=
n 1
i i
i
A w
in _
y F
Y=Fy_in
IV-25
[ ]
5 ,
e 1
1 06
, 05
, 04
, 07
, 02
, 01
, F
A w
F
6 1
i L
i 1
i
= +
= +
+ +
+ +
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛
∑
=
[ ]
5312 ,
e 1
1 5
, 06
, 5
, 05
, 5
, 04
, 5
, 07
, 5
, 02
, 5
, 01
, F
A w
F
125 ,
6 1
i R
i 1
i
= +
= +
+ +
+ +
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛
∑
=
3.3 Mekanisme pembelajaran
Proses pembelajaran terhadap pasangan input-output dilakukan dengan menggunakan algoritma pembelajaran delta rule. Besarnya error antara target output dengan output
jaringan untuk setiap himpunan diberikan sebagai:
e e
e
R k
L k
k
α +
α =
α 9
dengan error pada sisi sebelah kiri pada himpunan α-level adalah:
2 L
k L
k L
k
Y B
2 1
e α
− α
= α
10 dan error pada sisi sebelah kanan pada himpunan
α-level adalah:
2 R
k R
k R
k
Y B
2 1
e α
− α
= α
11 Total error yang terjadi pada pola pelatihan ke-k adalah
∑
α
α α
= e
e
k k
12 Perbaikan bobot untuk proses pembelajaran dengan delta rule pada pola ke-k, variabel
ke-i, mengalami modifikasi dengan memperimbangkan α
j
, sebagai berikut: ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ +
α α
η +
=
R kij
L kij
j k
j i
i
A A
2 1
e w
w 13
Pada kasus yang diberikan, apabila ditetapkan maksimum epoh = 10; η = 1; dan ξ =
0,009, akan diperoleh perubahan bobot pada epoh pertama data pertama: w
1
w
2
w
3
w
4
w
5
w
6
α
1
= 0,0100 0,0200 0,0700 0,0400 0,0500 0,0600 α
2
= 0,0228 0,0328 0,0828 0,0528 0,0628 0,0728 α
3
= 0,0429 0,0529 0,1029 0,0729 0,0829 0,0929 Epoh pertama data kedua:
IV-26 w
1
w
2
w
3
w
4
w
5
w
6
α
1
= 0,0429 0,0529 0,1029 0,0729 0,0829 0,0929 α
2
= 0,0468 0,0568 0,1068 0,0768 0,0868 0,0968 α
3
= 0,0485 0,0585 0,1085 0,0785 0,0885 0,0985 dan seterusnya, sehingga diperoleh bobot akhir: w
1
= 0,6214; w
2
= 0,8019; w
3
= 0,7317; w
4
= 0,7017; w
5
= 0,7117; dan w
6
= 0,8419. Proses pembelajaran telah berhenti pada epoh ke-4 pola pelatihan ke-5, dengan total error e
4
= 0,0083.
3.4 Pengujian