Gambar 2.22 Genteng Alang-Alang ..............................................................
29
Gambar 2.23
Potongan Tegak Pemasangan Sumur Resapan ......................... 43
Gambar 2.24 Potongan Tegak Pemasangan Sumur Resapan .........................
43
Gambar 2.25 Siklus Air dan Pemanfaatan Sumur Resapan ...........................
43
Gambar 2.26 Bukaan yang terbuat dari Bahan UPVC ...................................
46
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya perencanaan suatu bangunan erat hubungannya dengan persoalan sosio-ekonomi dari orang-orang yang akan memakaimenempati
bangunan tersebut. Faktor utama sebagai syarat untuk membuat bangunan dengan yang baik adalah bangunan itu harus fungsional, struktural dan memiliki estetika.
Bangunan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekitarnya. Untuk meningkatkan kenyamanan penghuni dan mengkonservasi energi dan sumber
daya lain, perlu dikembangkan disain yang memperhatikan kualitas alam setempat, menyesuaikan bentuk tata letak bangunan dan mempertimbangkan
peredaran matahari, pergerakan angin, serta aliran air. Ching dan Adams, 2003 Rumah sebagai tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.
Rumah tinggal berfungsi untuk melindungi manusia dari cuaca, tempat beristirahat dan memberi kenyamanan bagi penghuninya. Agar rumah menjadi
nyaman diperlukan sirkulasi udara yang bebas, kelembapan udara yang sesuai, penempatan ruang yang tepat serta penerangan alami dan buatan yang cukup.
Bangunan dari segi fungsi sebuah rumah tinggal biasanya mempunyai tiga fungsi umum. Pertama, bagian ruang yang dipakai bersama. Kedua, bagian ruang
privacy. Ketiga, bagian ruang servis. Rumah tinggal dibuat guna menampung dan mendukung berbagai kegiatan manusia yang menghuninya dan dibangun dalam
suatu lingkungan yang dapat membatasi atau sebaliknya mendukung perkembangan selanjutnya. Dengan demikian kita harus mempertimbangkan
dengan cermat faktor-faktor lingkungan bangunan ketika mengembangkan disain dan konstruksi suatu bangunan.
Perkembangan pembangunan seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, sangatlah mempengaruhi dalam mendirikan
sebuah bangunan yang lebih luas. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan lahan dan harga jual tanah semakin mahal, sedangkan kebutuhan ruang untuk tempat tinggal
semakin banyak. Untuk mengantisipasi hal ini perancang mengambil alternatif dengan mengembangkan bangunan ke arah vertikal yaitu bertingkat.
Model rumah minimalis kini semakin beragam dan berkembang menjadi lebih baik sehingga akan mendekati rumah yang sempurna. Contoh yang saat ini
diminati adalah rumah minimalis untuk 2 lantai adalah type 90, dimana rumah ini bisa didirikan dilahan yang terbatas dengan ciri khas bangunan menjulang tinggi
namun tidak lebar. Dalam furnitur interior minimalis yang berkarakter dan berbentuk minimalis. Bahkan beberapa elemen tambahan yang dianggap tidak
fungsional, diupayakan agar dapat ditiadakan agar lebih mempertegas struktur atau bentuk bangunan.
Interior rumah minimalis 2 lantai mempunyai ruang tamu dan kamar tidur yang lebih luas. Salah satu kelebihan disain gambar rumah minimalis 2 lantai
yaitu pemanfaatan lahan kosong untuk dibuat menjadi taman minimalis sehingga rumah menjadi terlihat asri dan sejuk. Eksterior rumah minimalis dimanfaatkan
untuk tempat bersantai dan memiliki nilai estetika. Sedangkan lantai 2 menjawab permasalahan yang mengenai kurangnya lahan untuk membuat kebutuhan ruang
yang banyak. Selain itu rumah minimalis 2 lantai tidak mengeluarkan banyak biaya dibandingkan rumah minimalis yang dibangun di tanah yang luas.
Oleh karna itu, penulis membuat Tugas Akhir ini dalam memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar ahlimadya dengan metode studi literatur,
dengan judul Tugas Akhir
“DISAIN RUMAH TINGGAL MINIMALIS YANG BERNUANSA EKOLOGIS DENGAN KETERBATASAN LAHAN YANG
ADA”.
B. Batasan Masalah
Dalam membangun rumah diperlukan konsep yang matang sehingga rumah tersebut dapat memberikan suasana yang aman, nyaman dan sehat bagi para
penghuninya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penghuni dalam memilih tipe rumah masa kini adalah dikarenakan rumah yang ditawarkan sangat nyaman,
efisien, dan memiliki nilai karakteristik yang cukup memuaskan. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis ingin membahas mengenai perencanaan dalam membangun
rumah minimalis yang bernuansa ekologis yang kini sangat diminati oleh masyarakat. Penulis juga memaparkan disain yang dipakai dalam rumah
minimalis yang bernuansa ekologis dengan menggunakan bantuan aplikasi AutoCAD.
C. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas maka rumusan masalah yang dituangkan oleh penulis adalah :
1. Bagaimanakah disain rumah tinggal minimalis yang bernuansa ekologis
dengan keterbatasan lahan yang ada ? 2.
Bagaimanakah cara memilih elemen-elemen bangunan yang tepat dalam membangun rumah tinggal minimalis yang bernuansa ekologis ?
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.
Perencanaan rumah tinggal minimalis yang bernuansa ekologis dengan keterbatasan lahan yang ada.
2. Memaparkan elemen-elemen pokok perancangan dari rumah tinggal.
E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa Teknik terutama mahasiswa Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan
2. Sebagai bahan informasi bagi yang ingin membangun rumah tinggal
minimalis yang bernuansa ekologis
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode penyusunan tugas akhir ini dilakukan dengan mengolah data-data dari berbagai sumber sebagai berikut :
1. Studi literatur, mengumpulkan informasi-informasi atau materi-materi yang
berhubungan dengan judul Tugas Akhir ini dari berbagai sumber, yaitu buku dan internet.
2.
Konsultasi dengan dosen pembimbing
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Rumah minimalis adalah sebuah gaya arsitektur yang menampilkan elemen
seperlunya saja dan sesederhana mungkin tetapi terlihat elegan. Minimalis bukanlah minimal tetapi minimalis adalah lebih menekankan pada tipe rumah
yang fungsional. Ekologi arsitektur adalah keselarasan antara bangunan dengan alam sekitarnya. Bangunan ekologi diarahkan lebih spesifik ke bentuk masa
bangunan, utilitas listrik, air, udara, limbah, sampah serta penegasan dari pada material dan energi yang digunakan.
2. Elemen-elemen rumah tinggal minimalis yang bernuansa ekologis antara lain,
luas lahan dan bangunan yang sesuai dengan peraturan pemerintah setempat; material bahan bangunan yang ramah lingkungan seperti bahan penutup atap
dengan kemampuan memantulkan panas yang baik, bahan penyusun dinding yang dapat menyerap panas dengan baik, bahan kusen, pintu, dan jendela yang
dapat menghambat menjalarnya api, anti rayap, dan anti karat; pencahayaan yang mencukupi; sirkulasi udara yang mencukupi; perabot yang sesuai dengan
ukuran dan bentuk ruangan, pekerjaan serta kondisi fisik penghuni. B.
Saran Disain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap
keramahan lingkungan. Untuk itu penulis memberi saran yang mungkin bermanfaat :
1.
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara
keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada