Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 175 - 183
178
Dari hasil uji anova diketahui bahwa berdasarkan pengambilan ke-
putusan Rasio CN signifikansi sig 0,01 p=0,000 maka Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga antara ketiga sampel tersebut terdapat perbedaan rasio C
N yang signifikan.
E. Kadar N,P dan K
Pemeriksaan kadar N, P dan K dilakukan di Laboratorium Kimia dan
Kesuburan Tanah Jurusan Ilmu Tanah Universitas Negeri Surakarta dan di-
bandingkan dengan Standar Kualitas Kompos berdasarkan SNI : 19-7030-
2004. Dapat dilihat pada Tabel 4. bandingkan dengan Standar Kualitas
Kompos berdasarkan SNI : 19-7030-
Tabel 2. Perbandingan Rasio CN Kompos dengan Standar Minimal Kualitas Kompos SNI : 19-7030-2004
Ulangan ke-
Kontrol Perlakuan
SNI Rasio CN
EM-4 Air Lindi
C N
Rasio CN
C N
Rasio CN
C N
Rasio CN
Min Mak
1 18,31
1,05 17,44
14,61 1,23
11,88 16,17
1,14 14,18
10 20
2 18,70
1,14 16,40
14,22 1,27
11,20 16,17
1,18 13,70
3 18,70
1,08 17,31
14,81 1,25
11,85 16,75
1,19 14,08
Rata- Rata
18,57 1,09
17,05 14,54
1,25 11,64
16,36 1,17
13,96
Dari Tabel 2, kemudian dilanjut- kan dengan melakukan uji statistik
menggunakan uji anova satu jalur. Hasil uji anova dapat dilihat di Tabel 7.
Tabel 3. Hasil Uji Anova Rasio CN
ANOVA CN
Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. Between
Groups 44.107
2 22.054
124.160 .000
Within Groups 1.066
6 .178
Total 45.173
8
2004 dapat dilihat pada Tabel 2.
Studi Komparatif antara Penambahan... Sapta Dwi Saputra, dkk.
179
Dari Tabel 5 diketahui bahwa berdasarkan pengambilan keputusan
nilai N signifikansi sig 0,01 p=0,003 maka Ho ditolak sehingga Ha diterima
maka antara ketiga sampel tersebut terdapat perbedaan yang signifikan
untuk kadar nitrogennya. Pada kadar P menunjukan bahwa nilai sig 0,01
p=0,042 sehingga Ho ditrima dan Ha ditolak, maka tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada tiap sampel. Ka- dar K sig 0,01 p=000 sehinga ter-
dapat perbedaan signifikan antara kon- trol dengan kompos dan penambahan
EM-4 dan air lindi. Tabel 4. Perbandingan Kadar N,P, K Kompos dengan Standar Minimal Kualitas
Kompos SNI : 19-7030-2004
Ulangan ke-
Kontrol Perlakuan
SNI EM-4
Air Lindi N
P K
N P
K N
P K
N P
K 1
1.05 1,23
0,62 1,23
1,49 1,00
1,14 1,35
0,88 0,40
0,10 0,20
2 1,14
1,31 0.62
1,27 1,51
1,00 1,18
1,41 0,85
3 1,08
1,17 0,58
1,25 1,33
0,92 1,19
1,31 0,96
Rata 1.09
1,23 0.62
1,25 1,44
0,97 1,17
1,35 0,89
Dari Tabel 4, kemudian dilanjut- kan dengan melakukan uji statistik
menggunakan uji anova satu jalur. Untuk hasil uji anova dapat dilihat di
Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Anova Kadar N, P dan K
ANOVA
Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. N
Between Groups .038
2 .019
18.000 .003
Within Groups .006
6 .001
Total .045
8 P
Between Groups .065
2 .032
5.636 .042
Within Groups .034
6 .006
Total .099
8 K
Between Groups .224
2 .112
57.056 .000
Within Groups .012
6 .002
Total .236
8
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 175 - 183
180
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa terdapat per-
bedaan lamanya waktu pengomposan antara kontrol dan kompos dengan
penambahan EM-4 maupun air lindi. Proses pengomposan seluruh ke-
lompok sampel berlangsung selama tepat 6 minggu. Proses pengomposan
pada kelompok kontrol berlangsung selama 6 minggu, sedangkan pada
kelompok perlakuan EM-4 proses pengomposan berlangsung lebih cepat.
Pada minggu keempat kelompok per- lakuan EM-4 telah menunjukkan ciri-
ciri fisik kematangan kompos seperti warna coklat kehitaman, bentuk daun
hancur dan volume menyusut. Proses pengomposan pada kelompok per-
lakuan air lindi sedikit lebih lamban jika dibandingkan dengan kelompok
perlakuan EM-4. Pada kelompok per- lakuan air lindi sudah terlihat ciri-ciri
fisik kematangan kompos pada minggu kelima, seperti daun hancur, warna
coklat kehitaman dan volume menyu- sut. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa EM-4 lebih efektif digunakan sebagai stimulator dalam pembuatan
kompos daripada menggunakan air lindi.
A. pH Pengomposan