Pengolahan Limbah TINJAUAN PUSTAKA a. Limbah

b. Pengolahan Limbah

Pembuangan limbah cair secara langsung ke badan air akan menimbulkan masalah kesehatan sehingga perlu dibangun fasilitas pengolahan limbah cair. Jenis penanganan limbah domestik di daerah perkotaan maupun pedesaan beberapa paket teknologi telah tersedia, antara lain berupa tangki pembusukan. Setelah keluar dari unit pengolahan efluennya telah memenuhi standar Soeparman dan Suparmin, 2002. Penyaluran limbah cair dari perumahan diawali oleh sistem perpipaan limbah cair dari kamar mandi, wastafel, tempat cuci, dan toilet umum yang menyalurkan limbah cair menuju saluran induk. Sistem perpipaan dalam rumah atau bangunan harus kedap air dan udara agar terhindar dari kebocoran limbah cair dan pengaruh bau. Selain itu sistem perpipaan harus menggunakan bahan yang kuat, mudah dipelihara serta diperbaiki. Sistem saluran limbah mengalirkan limbah cair rumah tangga dan industri dengan aliran gravitasi ke sarana pengolahan. Limbah cair dari rumah-rumah dikumpulkan dan dialirkan menggunakan sambungan rumah lateral sewer ke saluran cabang branchsubmain sewer. Selanjutnya dari saluran cabang ini dialirkan ke saluran induk maintrunk sewer. Saluran induk akan mengalirkan limbah cair dari daerah yang dilayani ke bangunan pengolahan Soeparman dan Suparmin, 2002. Berbeda dengan sistem penyediaan air minum, aliran limbah cair lebih banyak mengalir secara gravitasi, meskipun pada suatu kondisi tertentu memerlukan pemompaan untuk mendapatkan tekanan yang diinginkan. Arah aliran berasal dari elevasi tinggi menuju ke elevasi yang rendah sehingga diperoleh kecepatan rendah, benda padat yang terdapat pada limbah cair tersebut cenderung mengendap dalam pipa. Pipa yang digunakan tidak hanya satu jenis karena ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: a. Kondisi lapangan drainase, topografi, jenis tanah, kemiringan; b. Karakteristik aliran, koefisien gesekan; c. Ketahanan material terhadap kondisi setempat; d. Ketahanan terhadap gerusan; e. Ketahanan asam, basa, dan korosi; f. Kemudahan dalam penanganan dan instalasinya; g. Ketersediaan dalam berbagai ukuran yang dibutuhkan; h. Kehematan. Soeparman dan Suparmin, 2002

c. Bioremediasi