Menurut Asalnya Teori Inflasi Klasik Teori Inflasi Keynes

demand dapat disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi; investasi; government expenditures; atau net export, walaupun tidak terjadi ekspansi jumlah uang beredar. Cost push inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya aggregate supply curve ke arah kiri atasputong, 2002. Faktor-faktor yang menyebabkan aggregate supply curve bergeser tersebut adalah meningkatnya harga faktor-faktor produksi baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri di pasar faktor produksi,sehingga menyebabkan kenaikkan harga komoditi di pasar komoditi. Dalam kasus cost push inflation kenaikan harga seringkali diikuti oleh kelesuan usaha.

2.2.3. Menurut Asalnya

Menurut asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaituputong 2002: 1 Domestic inflation Inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sektor riil ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat. 2 Imported inflation Inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga komoditi di luar negeri di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan. Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang menganut sistem perekonomian terbuka open economy system. Inflasi ini dapat menular ’baik melalui harga barang- barang impor maupun harga barang-barang ekspor. Terlepas dari pengelompokan-pengelompokan tersebut, pada kenyataannya inflasi yang terjadi di suatu negara sangat jarang jika tidak boleh dikatakan tidak ada yang disebabkan oleh satu macamjenis inflasi, tetapi acapkali karena kombinasi dari beberapa jenis inflasi. Hal ini dikarenakan tidak ada faktor - faktor ekonomi maupun pelaku-pelaku ekonomi yang benar - benar memiliki hubungan yang independen dalam suatu sistem perekonomian negara. Contoh : imported inflation seringkali diikuti oleh cost push inflation, domestic inflation diikuti dengan demand pull inflation, dsb.

2.2.4. Teori Inflasi Klasik

Teori ini berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang beredar, yang dapat dijelaskan melalui hubungan antara nilai uang dengan jumlah uang, serta nilai uang dan harga. Bila jumlah uang bertambah lebih cepat dari pertambahan barang maka nilai uang akan merosot dan ini sama dengan kenaikan harga. Jadi menurut Klasik, inflasi berarti terlalu banyak uang beredar atau terlalu banyak kredit dibandingkan dengan volume transaksi maka obatnya adalah membatasi jumlah uang beredar dan kreditNanga. 2005. Pendapat Klasik tersebut lebih jauh dapat dirumuskan sebagai berikut: Inflasi = fjumlah uang beredar, kredit

2.2.5. Teori Inflasi Keynes

Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berada pada tingkat full employment. Menurut Keynes kuantitas uang tidak berpengaruh terhadap tingkat permintaan total, karena suatu perekonomian dapat mengalami inflasi walaupun tingkat kuantitas uang tetap konstan. Jika uang beredar bertambah maka harga akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan bertambahnya permintaan uang untuk transaksi, dengan demikian akan menaikkan suku bunga. Hal ini akan mencegah pertambahan permintaan untuk investasi dan akan melunakkan tekanan inflasi. Analisa Keynes mengenai inflasi permintaan dirumuskan berdasarkan konsep inflationary gap. Menurut Keynes, inflasi permintaan yang benar-benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peperangan, program investasi yang besar-besaran dalam kapital sosial Nanga. 2005. Dengan demikian pemikiran Keynes tentang inflasi dapat dirumuskan menjadi : Inflasi = fjumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, investasi

2.2.6. Teori Struktural

Dokumen yang terkait

Analisis kurs, jumlah uang beredar, dan suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia periode 2001-2010

1 4 136

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA BULAN JANUARI 2001 – DESEMBER 2011 : PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA BULAN JANUARI 2001 – DESEMBER 2011 : Pendekatan Error Correction Model (ECM).

0 3 15

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA BULAN JANUARI 2001 – DESEMBER 2011 : Pendekatan Error Correction Model (ECM).

0 6 18

TINJAUAN PUSTAKA INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (JUB) Di Indonesia Periode Tahun 2000:1 – 2009:12.

0 2 19

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH UANG YANG BEREDAR (M1) DAN HARGA PREMIUM BERSUBSIDI TERHADAP INFLASI DI PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH UANG YANG BEREDAR (M1) DAN HARGA PREMIUM BERSUBSIDI TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2005-AGUSTUS 2010.

0 5 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH UANG YANG BEREDAR (M1) DAN HARGA PREMIUM BERSUBSIDI TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2005-AGUSTUS 2010.

0 2 6

PENUTUP PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH UANG YANG BEREDAR (M1) DAN HARGA PREMIUM BERSUBSIDI TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2005-AGUSTUS 2010.

0 3 13

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA (1991-2005).

0 0 8

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR M1

0 0 14

PENGARUH INFLASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS 2015) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 20