bahwa terdakwa Suharto beserta keluarga sampai saat itu tidak diketahui keberadaannya. Pada hari sidang yang ditentukan, Kamis, 10 Maret 2005, Hakim Sidang kembali diselenggarakan pada tanggal 24 Maret 2005, Pada tanggal 31 Maret 20
lii
memerintahkan terdakwa Suharto untuk menghadap Jaksa Ngadimin,
S.H. Menurut
Pasal 145
ayat 1
KUHAP, “pemberitahuan untuk datang ke sidang pengadilan dilakukan
secara sah, apabila disampaikan dengan surat panggilan kepada terdakwa di alamat tempat tinggalnya atau apabila tempat
tinggalnya tidak diketahui, disampaikan di tempat kediaman terakhir”. Surat panggilan terdakwa telah disampaikan di tempat
kediaman terakhir terdakwa, yaitu DkDs Kedawung, Rt. 0803, Kecamatan Mondokan, Sragen. Namun terdakwa tidak ditemukan
di tempat kediaman terakhirnya. Menurut Pasal 145 ayat 2 KUHAP, ”apabila terdakwa tidak ada di tempat tinggalnya, atau di
tempat kediaman terakhir, surat panggilan disampaikan melalui kepala desa yang berdaerah hukum tempat tinggal terdakwa atau
tempat kediaman terakhir”. Karena pekerjaan terdakwa Suharto pada saat itu adalah sebagai kepala desa, sehingga surat panggilan
disampaikan kepada pejabat desa lainnya, yaitu melalui Lurah Desa Kedawung, Ngadimin, dan melalui Camat Mondokan, B.
Widyatmoko, S. Sos. Sebab menurut Pasal 227 ayat 3 KUHAP, apabila orang yang dipanggil tidak terdapat di salah satu tempat
yang dimaksud dalam Pasal 227 ayat 1 KUHAP, surat panggilan disampaikan melalui kepala desa atau pejabat. Dan menurut
keterangan Lurah Desa Kedawung, Ngadimin, dalam berita acara penyampaian surat pemanggilan terdakwa tertanggal 9 Maret