Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Untuk membuktikan teori bahwa semakin cepat laju pembekuan maka semakin halus stuktur mikro yang terbentuk serta meningkatkan nilai
kekerasannya. b. Memberikan masukan bagi industri pengecoran logam tentang pentingnya
pengendalian laju pembekuan terhadap sifat – sifat bahan yang dihasilkan.
1.5 Sistematika Penulisan
a. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, perumusan masalah, batasan masalah dan sistematika
penulisan. b. Bab II Dasar Teori, berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan proses
pengecoran aluminium, laju pembekuan, pengujian kekerasan serta struktur mikro aluminium coran.
c. Bab III Metode Penelitian, berisi bahan yang diteliti, mesin dan alat yang digunakan dalam penelitian, tempat penelitian serta pelaksanaan penelitian
yang terdiri dari pembuatan spesimen dan pengujian spesimen. Pengujian spesimen meliputi pengujian kekerasan, uji komposisi kimia, pemeriksaan
struktur mikro, serta pemeriksaan visual hasil pengecoran. d. Bab IV Data dan Analisa, berisi data hasil pengujian dan analisa data hasil
pengujian. Hasil pengujian terdiri dari pengujian kekerasan serta pengamatan struktur mikro.
e. Bab V Penutup, berisi kesimpulan penelitian dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian Dobrzański, dkk 2006 yang meneliti pengaruh perbedaan laju pembekuan terhadap sifat-sifat mekanis aluminium paduan Al-Si-Cu,
menunjukkan bahwa semakin cepat laju pembekuan maka semakin meningkatkan kekerasan serta kekerasan mikro dari paduan Al-Si-Cu. Selain
itu didapatkan pula bahwa semakin cepat laju pendinginan maka menghasilkan ukuran butir paduan Al-Si-Cu yang semakin lembut.
Metode penelitian yang digunakan adalah membekukan paduan Al-Si- Cu cair dengan laju pendinginan yang berbeda, yaitu 0,14 ºCs., 0,46 ºCs .,
dan 0,96 ºCs. Dari hasil penelitian diperoleh semakin cepat laju pendinginan maka harga kekerasannya juga semakin meningkat, yaitu dari 68,43 HRF
untuk laju 0,14 ºCs ., 70,63 HRF untuk laju 0,46 ºCs serta 74,58 HRF untuk laju 0,96 ºCs. Untuk struktur mikro didapatkan ukuran butir yang semakin
lembut untuk laju pendinginan yang semakin cepat serta partikel Si yang semakin kecil.
Grosselle, dkk 2009 melakukan penelitian tentang pengaruh struktur mikro serta proses pengecoran terhadap sifat mekanik dari paduan aluminium
- silikon. Pada penelitian ini paduan aluminium - silikon di cor pada cetakan dengan ketebalan bertingkat, mulai dari 5 mm sampai 20 mm. Pengamatan
struktur mikro serta perhitungan menggunakan simulator telah dilakukan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ukuran dendrit aluminium serta
partikel Si meningkat seiring meningkatnya ketebalan coran, tetapi kekuatan mekaniknya menurun.
Dobrzanski, dkk 2007 juga mengadakan penelitian kembali tentang pengaruh laju pendinginan pada struktur mikro serta ukuran butir dari
aluminium paduan AlSi9Cu. Aluminium cair ditahan pada suhu 850 °C selama 12 jam pada Lindberg electric resistance furnace, setelah itu logam
cair dituang pada cetakan stainless steel dengan ketebalan 0,25 mm. Analisa termal dilakukan menggunakan UMSA technologi platform, kemudian
ditampilkan pada kurva pembekuan serta kurva kristalisasi pada laju pembekuan antara 0,16 °Cs sampai dengan 1,04 °Cs, spesimen kemudian di
analisa menggunakan mikroskop metalurgi. Dari hasil penelitian didapatkan dengan meningkatkan laju pembekuan maka melembutkan ukuran struktur
mikro termasuk ukuran SDAS, serta menurunkan partikel Si yang terbentuk dari ± 57 µm² menjadi ± 22 µm².
Jeyakumar, dkk 2007 , meneliti tentang pengaruh laju pendinginan terhadap mikro porositas serta fasa silikon pada paduan aluminium silikon.
Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah Al-12,6Si, yang dilebur serta dilakukan perlakuan pembekuan dengan menggunakan alat Universal
Metallurgical Simulator and Analizer UMSA . Spesimen dibuat dengan ukuran diameter 30,5 mm serta tinggi 32 mm dengan laju pendinginan yang
berbeda – beda yaitu 0,8 – 1 °Cs, 2-3 °Cs, serta 6-7 °Cs, spesimen kemudian dipotong secara mendatar kemudian diperiksa menggunakan
mikroskop metalurgi. Dari hasil penelian didapatkan bahwa pada laju pendinginan yang rendah terjadi cacat porositas tetapi partikel Si tidak
terbentuk, pada laju mendinginan sedang porositas serta partikel Si tidak terbentuk dan hanya terbentuk struktur eutektik, sedangkan pada laju
pendinginan cepat tidak terjadi porositas tetapi partikel Si terbentuk disertai Al dendrit yang lembut.
Seifeddine dan Svensson 2005 , melakukan penelitian tentang pengaruh kandungan Fe serta laju pendinginan terhadap struktur mikro serta
sifat mekanis paduan aluminium A380. Penelitian dilakukan dengan mendinginkan aluminium cair pada furnace berpendingin. Aluminium cair
didinginkan dengan menyemprotkan cairan pendingin dengan kecepatan yang berbeda sehingga didapatkan strukur mikro yang berbeda. Dari pengamatan
struktur mikro terlihat bahwa pada laju pendinginan yang tinggi fasa Fe yang terbentuk berukuran kecil dan kekuatan material tetap tinggi tetapi
keuletannya berkurang.
2.2 Kajian Teoritis 2.2.1 Pengecoran Cetakan Pasir Sand Casting