3
Bahan yang digunakan yaitu minyak atsiri daun kemangi Ocimum basilicum L. yang diproduksi oleh Young Living Essential Oil dari Amerika Serikat, disodium EDTA, karbopol 934,
gliserin, propilen glikol, nipasol, nipagin, dimetikon, 3omogeny cair, asam stearat, setil 3omogen, akuades, bakteri Staphyococcus aureus yang diperoleh dari Laboraturium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, media Mueller Hinton MH, media Brain Heart Infusion BHI cair, dimetilsulfoksida DMSO, dan etanol 70.
2.1 Jalannya Penelitian 2.1.1 Uji Bobot Jenis dan Indeks Bias Minyak Atsiri Kemangi
Uji bobot jenis dan indeks bias minyak atsiri kemangi dilakukan di LPPT UGM. Pengujian bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer bersih yang diisi air suling suhu 12°C dan suhu
dinaikkan perlahan-lahan hingga 15°C. Piknometer dipindahkan dari penangas air dan didiamkan selama 30 menit, kemudian ditimbang. Bobot air ekivalen didapatkan dari pengurangan bobot
piknometer kosong ditambah isinya dengan bobot piknometer kosong. Piknometer dibasuh dengan alkohol dan dilap hingga kering. Minyak dimasukkan dalam piknometer dan percobaan dilakukan
seperti pada air hingga didapatkan bobot minyak ekivalen. Bobot minyak adalah hasil dari bobot air ekuivalen dibagi dengan bobot minyak ekuivalen. Uji Indeks bias menggunakan refraktometer
minyak yang harus dijaga dari cuaca dan udara lembab. Minyak dialirkan menuju alat pada suhu 20 ºC, diatur prisma dan dimasukkan sampel dalam prisma.
2.1.2 Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus
Koloni bakteri yang tumbuh diambil sebanyak 3-6 koloni tunggal dan disuspensikan dalam 5 mL BHI cair kemudian diinkubasi shaker selama 2-3 jam dengan suhu 37°C hingga keruh. Kekeruhan
bakteri dibandingkan dengan standar 0,5 McFarland. Jika bakteri lebih keruh maka ditambahkan salin steril hingga kekeruhannya sama dengan standar 0,5 McFarland Septianingrum, 2012.
2.1.3 Uji Aktivitas Minyak Atsiri Kemangi
Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kemangi dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji dilakukan dengan menggunakan metode sumuran. Media MH dituang pada cawan petri hingga
ketinggian 4 mm kemudian dibiarkan hingga memadat. Suspensi bakteri yang telah dibuat diambil 150 µL dan diinokulasikan ke dalam media MH dan diratakan dengan speader glass dan ditunggu 15
menit. Lubang sumuran dibuat dengan sterile cork borer dengan diameter 12 mm sebanyak 5 sumuran. Setiap sumuran diisi dengan minyak atsiri dengan konsentrasi 3,12; 6,25; 12,50;
25,00 sebanyak 40 µL. Pada lubang kelima diisikan DMSO sebagai kontrol pelarut sebanyak 40 µL. Cawan petri diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37°C. Zona hambat yang terbentuk
kemudan diukur.
4
2.1.4 Pembuatan Lotion Antibakteri
Tabel 1. Konsentrasi formula sediaan lotion minyak atsiri kemangi
Bagian Bahan
Formula F I
F II F III
F IV A
Disodium EDTA 0,05
0,05 0,05
0,05 Karbopol 934
0,62 0,48
0,33 0,19
Gliserin 10
10 10
10 Propilen Glikol
15 15
15 15
Nipasol 0,1
0,1 0,1
0,1 Nipagin
0,1 0,1
0,1 0,1
B Dimetikon
15 15
15 15
Parafin cair 5
5 5
5 Asam Stearat
12,38 9,52
6,67 3,81
Setil Alkohol 4
4 4
4 Minyak Atsiri Kemangi
12,5 12,5
12,5 12,5
Akuades hingga 100
100 100
100
Formula dibuat dengan mencampurkan 2 bagian A dan B yang sudah dibuat secara terpisah dalam satu bagian. Bagian A dibuat dengan menaburkan karbopol 934 pada akuades secukupnya sehingga
terbentuk gel yang kemudian pH disesuaikan 6,5 – 7 dengan penambahan NaOH. Disodium EDTA di tempat yang lain dilarutkan dengan akuades secukupnya kemudian ditambahkan gliserin, propilen
glikol, nipasol, dan nipagin. Kedua campuran ini kemudian dicampurkan dengan pemanasan uap 65°C-70°C diaduk hingga tercampur homogen. Bagian B dibuat dengan mencampurkan dimetikon,
parafin cair, asam stearat, setil alkohol dalam satu wadah dengan pemanasan uap 65°C-70°C diaduk hingga tercampur homogen. Bagian A dan B dicampur dan diaduk hingga homogen dengan
penambahan akuades yang tersisa dalam suhu ruangan 15°C-30°C. Pengadukan dilakukan hingga terbentuk lotion yang diinginkan. Minyak atsiri ditambahkan setelah sediaan sesuai dengan suhu
ruang. Sediaan lotion kemudian dievaluasi sifat fisik, stabilitas lotion, dan uji aktivitas antibakterinya.
2.2 Evaluasi Sediaan Lotion Minyak Atsiri Kemangi