4
2.1.4 Pembuatan Lotion Antibakteri
Tabel 1. Konsentrasi formula sediaan lotion minyak atsiri kemangi
Bagian Bahan
Formula F I
F II F III
F IV A
Disodium EDTA 0,05
0,05 0,05
0,05 Karbopol 934
0,62 0,48
0,33 0,19
Gliserin 10
10 10
10 Propilen Glikol
15 15
15 15
Nipasol 0,1
0,1 0,1
0,1 Nipagin
0,1 0,1
0,1 0,1
B Dimetikon
15 15
15 15
Parafin cair 5
5 5
5 Asam Stearat
12,38 9,52
6,67 3,81
Setil Alkohol 4
4 4
4 Minyak Atsiri Kemangi
12,5 12,5
12,5 12,5
Akuades hingga 100
100 100
100
Formula dibuat dengan mencampurkan 2 bagian A dan B yang sudah dibuat secara terpisah dalam satu bagian. Bagian A dibuat dengan menaburkan karbopol 934 pada akuades secukupnya sehingga
terbentuk gel yang kemudian pH disesuaikan 6,5 – 7 dengan penambahan NaOH. Disodium EDTA di tempat yang lain dilarutkan dengan akuades secukupnya kemudian ditambahkan gliserin, propilen
glikol, nipasol, dan nipagin. Kedua campuran ini kemudian dicampurkan dengan pemanasan uap 65°C-70°C diaduk hingga tercampur homogen. Bagian B dibuat dengan mencampurkan dimetikon,
parafin cair, asam stearat, setil alkohol dalam satu wadah dengan pemanasan uap 65°C-70°C diaduk hingga tercampur homogen. Bagian A dan B dicampur dan diaduk hingga homogen dengan
penambahan akuades yang tersisa dalam suhu ruangan 15°C-30°C. Pengadukan dilakukan hingga terbentuk lotion yang diinginkan. Minyak atsiri ditambahkan setelah sediaan sesuai dengan suhu
ruang. Sediaan lotion kemudian dievaluasi sifat fisik, stabilitas lotion, dan uji aktivitas antibakterinya.
2.2 Evaluasi Sediaan Lotion Minyak Atsiri Kemangi
Evaluasi sediaan lotion minyak atsiri kemangi dilakukan pada hari ke 31, 62, dan 91. Selama 91 hari sediaan lotion disimpan dalam suhu ruang. Pengujian meliputi organoleptis, pH, viskositas, daya
sebar, daya lekat, ukuran globul, dan aktivitas antibakteri. Selain itu dilakukan uji freeze-thaw cycling selama 6 siklus.
Pengamatan organoleptis meliputi pengamatan perubahan-perubahan bentuk, warna, dan bau yang terjadi pada tiap rentang waktu tertentu selama 91 hari.
Uji viskositas menggunakan viskometer RION nomor 2. Viskometer ditempatkan di tengah- tengah wadah yang berisi lotion, kemudian alat dihidupkan agar rotor dapat berputar. Viskositas
5
dilihat pada skala pada alat setelah tercapai kestabilan, jarum yang stabil menunjukkan skala besarnya viskositas dari lotion. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap formulasi lotion.
Uji daya sebar lotion menggunakan cawan petri. Sebanyak 0,5 mL lotion diletakkan di tengah bagian luar cawan petri dengan diameter 15 cm, kaca yang satu diletakkan di atasnya
dibiarkan selama 1 menit. Selanjutnya diameter lotion yang menyebar diukur, ditambahkan 50 gram beban, didiamkan selama 1 menit, dan diukur diameter lotion yang menyebar. Replikasi dilakukan
sebanyak 3 kali untuk setiap formulasi lotion Fajriyah et al., 2010. Uji daya lekat lotion menggunakan plat kaca yang ditarik dengan beban. Sebanyak 0,5 g
lotion minyak atsiri yang akan diuji diletakkan pada sebuah plat kaca. Plat kaca yang satunya diletakkan diatasnya sampai menyatu, kemudian ditekan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit.
Setelah 5 menit beban dilepas, plat kaca dijepit lalu diberi beban pelepasan seberat 80 g. Lama waktu terlepasnya kedua plat tersebut dicatat dan direplikasi sebanyak 3 kali untuk setiap formula lotion
Fajriyah et al., 2010. Pengukuran pH menggunakan alat pH stick. pH stick dicelupkan ke dalam sediaan lotion
kemudian didiamkan sesaat dan warna yang timbul disesuaikan dengan warna pada alat Jufri et al., 2006.
Uji ukuran globul lotion dilakukan dengan menghitung globul yang muncul pada mikroskop. Sediaan lotion dioleskan pada gelas obyek, kemudian diamati hingga sediaan lotion menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar. Pengujian ini dilihat dengan mikroskop, diulangi masing-masing 3 kali replikasi untuk setiap formula lotion yang diperiksa.
Stabilitas lotion dievaluasi dengan penyimpanan selama 91 hari yang dilakukan uji organoleptis, viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, dan ukuran globul pada hari ke 31, 61, dan 91.
Uji stabilitas juga menggunakan metode freeze-thaw cycling test sebanyak 6 siklus. Sampel lotion disimpan pada suhu 4 ºC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke dalam oven dengan suhu 40 ± 2 ºC
selama 24 jam. Freeze-thaw cycling test meliputi uji organoleptis, viskositas, dan ukuran globul.
Pengujian diulangi masing-masing 3 kali replikasi untuk setiap formula lotion.
Uji aktivitas antibakteri lotion minyak kemangi dilakukan dengan metode difusi agar. Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus. Media MH dituang ke dalam cawan petri hingga
ketinggian 4 mm dan ditunggu hingga memadat. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 150
µL diinokulasikan ke dalam cawan petri dan diratakan dengan speader glass. Lubang sumuran dibuat sebanyak 5 lubang dengan cork borer berdiameter 12 mm. Masing-masing sumuran diisi
dengan sediaan lotion, basis sediaan, dan kontrol positif Caladine Lotion sebanyak 320 mg setiap lubang. Cawan petri diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37
o
C. Diameter zona hambat yang terbentuk kemudian diukur.
6
2.3 Teknik Analisis