Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Analisis Spasial Perkembangan Ekonomi Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2014.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka yang panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam hal teknologi, pola pikir masyarakat maupun kelembagaaan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah Arsyad, 1999. Pemerintah melalui UU No.32 Tahun 2004 tentang “Pemerintah Daerah” dan UU No.33 Tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Daerah”, mengenai pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya masing – masing berdasarkan potensi dan permasalahan wilayah. Undang-Undang tersebut memiliki makna yang sangat penting bagi daerah, karena terjadinya pelimpahan kewenangan dan pembiayaan yang selama ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat. Kewenangan tersebut mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, agama, serta moneter dan fiskal. Kewenangan pembiayaan, yaitu daerah dapat menggali sekaligus menikmati sumber-sumber potensi ekonomi, serta sumber daya alam tanpa ada intervensi dari Pemerintah Pusat. 2 Kabupaten Sukoharjo selama beberapa tahun terakhir ini terus mendorong berbagai sektor untuk memacu pertumbuhan ekonomi masyakarat. Menjadi bagian dari sebuah kawasan dinamis yang disebut Solo Raya, Kabupaten Sukoharjo memiliki strategi tetap tangguh di sektor pertanian, namun terus memacu tumbuhnya industri manufaktur yang memberi nilai tambah lebih besar. Seiring dengan meningkatnya kesejateraan rakyat Indonesia, termasuk penduduk Jawa Tengah, jumlah warga yang membelanjakan uangnya untuk berwisata semakin banyak. Begitu pula nilai rupiahnya yang dibelanjakan untuk berbagai kegiatan, seperti membeli barang dan jasa, juga bertambah besar. Majunya perekonomian suatu daerah diukur menggunakan pertumbuhan ekonominya atau perkembangan jumlah PDRB, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat meningkat setiap periodenya. Diperlukan pengembangan sektor sektor unggulan guna meningkatakan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Namun semakin tingginya rata-rata pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan menimbulkan masalah lain berupa ketidak merataan pendapatan. Ketimpangan pendapatan antar kabupaten atau daerah disebabkan karena adanya perbedaan potensi sumber daya manusia, infrastruktur dan potensi sumber daya alamnya. Ketimpangan yang tinggi dapat membawa dampak yang buruk terhadap kestabilan ekonomi. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang selalu memasuki daerah potensial. Upaya untuk mengatasi ketimpangan pendapatan dengan mendorong perekonomian Sukoharjo melalui pengembangan sektor-sektor yang unggulan. Selain itu diharapkan Kabupaten Sukoharjo mampu berpindah ke zona daerah prima untuk kedepannya. Dalam mewujudkan struktur ekonomi yang kuat dalam pembangunan ekonomi regional perlu adanya keseimbangan dan keserasian yang ideal antara berbagai sektor yang ada. Produk Domestik Regional Bruto PDRB terdiri atas 9 sembilan sektor, yaitu 1 sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; 2 pertambangan dan penggalian; 3 industri pengolahan; 4 listrik, gas, dan air bersih; 5 bangunan dan konsturksi; 6 perdagangan, hotel dan restoran; 7 3 pengangkutan dan komunikasi; 8 keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan 9 jasa-jasa. Sebagai salah satu simpul pengembangan wilayah propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Sukoharjo berkembang seiring dengan wilayah-wilayah lain yang berbatasan dengan wilayahnya, yaitu kotamadya Surakarta, kabupaten Boyolali, dan kabupaten Karanganyar. Beberapa kegiatan dalam skala besar telah tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sukoharjo seperti industri, perdagangan , perumahan, dan pariwisata, yang memberikan dampak pada tatanan ruang Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya. Pemerintah propinsi Jawa Tengah merencanakannya sebagai wilayah pengembangan terpadu dengan sebutan kawasan “SUBOSUKA” Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar. Tebel 1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto SUBOSUKOWONOSRATEN tahun 2008-2013 persen Kabupaten Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 Surakarta 5,69 5,90 5,94 6,01 6,12 5.89 Klaten 3,93 4,24 1,73 1,96 5,54 5.79 Boyolali 4,04 5,16 3,60 5,3 5,66 5.43 Wonogiri 4,27 4,73 5,87 2,03 5,89 4.36 Karanganyar 5,75 4,56 5,42 5,50 5,66 5.38 Sragen 5,69 6.01 6,06 6,53 6,60 6.64 Sukoharjo 4,84 4,76 4,65 4,59 5,03 5.01 Jawa Tengah 5,46 4,71 5,84 6,01 6,34 5.81 Nasional 6,0 5,5 6,1 6,5 6,23 5.78 Sumber : PDRB Kabupaten Sukoharjo 2013 Dari tabel 1 terlihat ketujuh kabupatenkota di wilayah SUBOSUKOWONOSRATEN, hanya ada satu kabupaten yang mengalami 4 pertumbuhan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 5.81 persen yaitu Kabupaten Sragen 6,64 persen. Sedangkan enam kabupatenkota lainnya mengalami pertumbuhan ekonomi namun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya adalah Kota Surakarta sebesar 5.89 persen, Kabupaten Karanganyar sebesar 5,38 persen, Kabupaten Boyolali sebesar 5,43 persen, Kabupaten Wonogiri sebesar 4.36 persen, Kabupaten Klaten sebesar 5,79 persen dan Kabupaten Sukoharjo sebesar 5,03 persen. Tabel 2 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sukoharjo tahun 2008-2014 Persentase No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pertanian 19.54 19.51 19.49 19.19 19.01 18.46 17.58 2 Pertambangan Penggalian 0.81 0.77 0.74 0.71 0.66 0.68 0.67 3 Industri Pengolahan 29.52 29.10 28.46 28.68 28.50 30.01 30.07 4 Listrik, Gas Air Bersih 1.73 1.75 1.80 1.76 1.80 1.15 1.18 5 Bangunan 5.02 5.19 5.31 5.26 5.35 4.52 4.60 6 Perdagangan, Hotel Restoran 25.78 25.83 25.83 25.89 26.06 28.29 28.86 7 Pengangkutan Komunikasi 5.78 5.69 5.71 5.57 5.58 4.57 4.57 8 Keuangan, Sewa Jasa Perusahaan 3.47 3.57 3.71 3.71 3.72 3.68 3.77 9 Jasa – jasa 8.36 8.58 8.95 9.23 9.32 8.65 8.71 PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber : PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2014 Dari tabel 2 dapat diketahui Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2008 sampai tahun 2014. Selama 7 tahun terakhir sektor industri pengolahan masih merupakan sektor yang memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terlihat dari agregat pembentuk PDRB sektor industri pengolahan 5 memberikan sumbangan terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2014 sebesar 30.07 persen mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai sebesar 30.01 persen . Tabel 3 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2014 Juta Rupiah No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pertanian 920 118.11 965 400.22 984 814.91 993 208.78 1 035023.34 1 060 291.90 1 059 329.90 2 Pertambangan Penggalian 35 355.30 35 906.84 36 474.70 36 894.16 37 443.80 38 995.26 40 669.34 3 Industri Pengolahan 1 359291.24 1408 382.28 1480 402.70 1 568341.15 1 636744.39 1 723 155.68 1 813 182.17 4 Listrik, Gas Air Bersih 46 449.85 50 074.96 53 427.59 56 542.72 61 114.42 66 177.02 70 889.43 5 Bangunan 190 859.79 201 611.00 214 766.54 228 472.85 243 338.80 259 516.69 277 509.67 6 Perdagangan, Hotel Restoran 1 263767.82 1326 585.19 1392 283.89 1 460757.80 1 539172.65 1 624 500.62 1 739 800.95 7 Pengangkutan Komunikasi 198 992.58 209 254.79 221 825.63 234 225.89 247 554.73 262 353.38 275 538.32 8 Keuangan, Sewa Jasa Perusahaan 156 912.96 166 275.53 177 255.59 184 379.33 196 098.23 211 339.91 227 192.34 9 Jasa – jasa 369 003.89 393 411.68 417 011.77 443 865.01 472 218.60 496 546.46 525 008.11 PDRB 4 540751.53 4756 902.50 4978 263.31 5 206687.70 5 468708.95 5 742 876.93 6 029 120.24 Sumber : PDRB Kabupaten Sukoharjo tahun 2014 Dari tabel 3 dapat diketahui produk domestik regional bruto menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2014, tertinggi adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp. 1813182.17, diikuti sektor Perdagangan, Hotel Restoran sebesar Rp. 1739800.95, sektor Jasa – jasa sebesar Rp. 525008.11, sektor Pengangkutan Komunikasi sebesar Rp. 275538.32, dan yang terkecil adalah sektor pertambangan sebesar Rp. 40 669.34. dari beberapa sektor tersebut mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya 6 Tabel 4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangtan Usaha Kabupaten Sukoharjo Per Kecamatan Tahun 2014 Persentase Lapangan usaha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. Pertanian 49,53 51,80 43,05 7,71 33,63 45,20 35,65 27,54 3,39 30,27 30,21 6,41 2. Pertambangan Penggalian 0,02 0,02 0,04 0,00 0,01 0,18 0,21 9,04 0,00 0,00 0,01 0,00 3. Industri Pengolahan 2,52 0,30 6,15 42,67 3,75 1,90 1,00 13,64 49,45 0,00 16,82 37,79 4. Listrik, Gas Air Bersih 0,08 0,10 0,17 1,10 0,15 0,07 0,17 0,28 2,12 0,22 0,31 2,02 5. Bangunan 1,87 0,86 2,28 4,30 1,48 4,16 13,22 3,14 5,45 2,49 7,52 4,31 6. Perdagangan, Hotel Restoran 30,31 32,52 31,78 26,47 37,99 28,91 27,17 27,53 27,95 32,97 7,52 30,72 7. Pengangkutan Komunikasi 3,55 2,35 4,88 2,84 5,66 3,24 4,95 6,50 5,08 8,27 6,39 4,58 8.Keuangan, Sewa Jasa Perushaan 1,71 5,64 2,92 10,41 3,27 4,03 2,61 1,70 1,06 3,67 3,57 1,51 9. Jasa – jasa 10,42 6,41 8,74 4,49 10,78 12,31 15,01 10,61 5,50 15,09 12,09 12,66 PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 WER U BU LU TA WA N GS A R I SU KOHA R J O BEN D OSA R I N GU TER P OLOKA R TO M OJ OL A BA N GR OGOL BA KI KA R TA S U R A GA TA K 7 Dalam sektor perdagangan, Kecamatan Grogol tercatat sebagai kecamatan dengan sektor perdagangan yang paling potensial. Besarnya andil sektor perdagangan Kecamatan Grogol terhadap PDRB total sebesar 6,39 persen, mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 6,27 persen. Selanjutnya penyumbang PDRB terbesar sektor perdagangan adalah Kecamatan Sukoharjo yang tercatat 4,96 persen dan kecamatan Kartasura yang mempunyai andil sebesar 4,66 persen. Potensi sektor perdagangan di Kecamatan Grogol tampaknya akan terus meningkat seiring dengan perkembangan usaha perdagangan di wilayah Kecamatan Grogol, khususnya daerah di sekitar SOLO BARU. Wilayah Solo Baru ini semakin strategis mengingat lokasi perdagangan di Kota Surakarta yang makin padat, sehingga para investor di sektor perdagangan akan mencari lokasi baru dalam pengembangan usahanya. Dan tampaknya Solo Baru merupakan pilihan yang cukup menjanjikan bagi kalangan pelaku ekonomi di sektor perdagangan Pada sektor pertanian, Kecamatan Bendosari pada tahun 2012 ini masih merupakan kecamatan sebagai penyumbang terbesar dalam sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo dibanding kecamatan lainnya. Sektor pertanian di Kecamatan Bendosari menyumbang sebesar 2,43 persen terhadap total PDRB. Kecamatan Polokarto, Mojolaban, Tawangsari, Weru, dan Kecamatan Sukoharjo juga memberikan sumbangan di sektor pertanian pada kisaran angka 2 persen. Perkembangan wilayah Kabupaten Sukoharjo ini dipengaruhi oleh kondisi topografi setiap kecamatan. Secara topografi Kabupaten Sukoharjo dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu daerah datar meliputi Kecamatan Kartasura, Baki, Gatak, Grogol, Sukoharjo dan Mojolaban, sedangkan daerah yang miring meliputi Kecamatan Polokarto, Bendosari, Nguter, Bulu dan Weru. Tempat tertinggi diatas permukaan air laut adalah Kecamatan Polokarto yaitu 125 mdpl dan yang terendah adalah Kecamatan Grogol yaitu 89 mdpl. 8 Kelerengan atau kemiringan lahan di Kabupaten Sukoharjo dapat dibedakan menjadi 5 lima klasifikasi, yaitu; 1. 0-2, meliputi seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. 8 2. 2-5, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada disebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, dan Kartasura. 3. 5-15, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada disebagian Kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari. 4. 15 – 40 , meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada disebagian Kecamatan Grogol, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari. 5. 40, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang berada disebagian Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, dan Tawangsari. Kemiringan lahan di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki kemiringan datar 0-2 seluas 36.443 Ha, bergelombang 2-15 seluas 8.609,25 Ha curam 15-40 seluas 1.088,75 dan sangat curam seluas 525 Ha. Kondisi struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral kedalam kelompok sektor primer, sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur ekonomi Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB. Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusipangsa PDRB dari sektor ekonomi yang mula dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain. Kelompok sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian. Kelompok sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air serta sektor konstruksi. Sedangkan kelompok sektor 9 tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Mencermati perkembangan perekonomian Kabupaten Sukoharjo sebagaimana diuraikan diatas maka menarik untuk mengkaji dan menganalisis mengenai pengembangan sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan berdasarkan potensi dan permasalahan sumber daya wilayah yang ada menjadi leading sektor bagi Kabupaten Sukoharjo. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul “Analisis Spasial Perkembangan Ekonomi Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008- 2014 ”.

1.2 Rumusan Masalah