Hasil foto mikro besi

10 Struktur pengujian mikro dilakukan pada logam induk dan daerah HAZ pada material besi, dimana pada hasil pengujiannya pada gambar 8. Struktur mikro pada gambar 8 didominasi butir-butir ferit yang berwarna terang, sedangkan fasa perlit lebih sedikit berwarna gelap. Butir ferrit cenderung lebih halus sedangkan butir perlit lebih kasar. Butir perlit cenderung lebih keras karena mengandung karbon, sedangkan butir ferrit cenderung lebih lunak. Pada gambar 8 dengan jelas menunjukkan perubahan butiran pada daerah haz yaitu butiran perlit pada daerah HAZ mengalami perubahan menjadi lebih kecil dari logam induk. Pada gambar struktur mikro 4.5 nampak dengan jelas tidak terjadi perubahan struktur ferrit dan perlit ke struktur martensite maupun bainite karena pengaruh perubahan temperatur dan proses pendinginan proses brazing tidak merubah struktur pada daerah HAZ. Pendinginan dengan udara atau biasa disebut normalizing tidak terbentuk martensit, strukturnya pada permukaan berupa perlit dengan matriks ferrit. Struktur perlit merupakan campuran dari ferrit dan sementit yang berlapis lapis. Pada perbesaran 1000x dibawah mikroskop optik, butiran yang terbentuk berupa perlit yang halus atau biasa disebut fine perlite. Perlit berwarna hitam sedangkan matriksnya, ferrit berwarna terang Bayu Adjie Septianto dkk, 2013. Pengaruh pendinginan menerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat gambar 9. Gambar 9 Diagram continous cooling transformation Sefnath.blogspot.co.id 11 10 20 30 40 50 0,7 1,5 2,3 3,1 3,9 4,7 5,5 6,2 7 7,8 8,6 9,4 10,2 Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3

3.5 Foto mikro alusol

Gambar 10 Mikrostruktur alusol sebagai filler a sebelum dipanaskan pembesaran 250X b setelah dipanaskan pembesaran 100X Jika dihubungkan dengan sifat mekanik maka terjadinya perubahan mikrostruktur dari kondisi awal sampai perlakuan panas pada alusol tersebut ternyata nilai kekerasannya mengalami kenaikan yang signifikan. Perlakuan panas hingga mencairnya alusol dan melalui pendinginan sehingga struktur butir pada alusol berubah. Dapat dilihat pada gambar 10 butiran aluminium terang yang terlihat pada base metal mempunyai bentuk kasar dan memanjang sedangkan pada alusol yang telah dipanaskan bahwa butiran memiliki bentuk lebih halus dan berbentuk bulat.

3.6 Hasil pengujian geser sambungan brazing

Gambar 11 Grafik uji geser pada sambungan brazing plat aluminium tebal 2 mm dengan plat besi tebal 1,6 mm. a b T e g a n g a n N mm 2 Regangan 12 Gambar 12 Grafik rata-rata hasil uji geser pada sambungan brazing Dari analisa grafik tegangan dan egangan geser peneliti mempeoleh hasil pengujian geser sambungan brazing pada plat aluminium tebal 2 mm dengan plat besi tebal 1,6 mm di dapat ata-rata tegangan geser tertinggi 41,74 Nmm 2 dan regangan rata-rata yang dihasilkan 8,5 . Dari seluruh spesimen yang dilakukan pengujian geser semua spesimen mengalami putus. Spesimen yang putus memiliki kegagalan button pull- out failure mode. Mode kegagalan sambungan las tersebut dapat dilihat pada gambar 13. button pull-out failue mode adalah salah satu jeniskegagalan hasil sambungan las yang menunjukkan terdapat nilai daya beban dukung tarik geser tinggi dalam sambungan las tersebut Haikal, 2014. T e g a n g a n N mm 2 Regangan

Dokumen yang terkait

STUDI METALOGRAFI PENGARUH FILLER SERBUK ZINC PADA PENGELASAN TITIK BEDA MATERIAL ANTARA Studi Metalografi Pengaruh Filler Serbuk Zinc Pada Pengelasan Titik Beda Material Antara Aluminium Dan Stainless Steel.

0 4 19

TUGAS AKHIR STUDI METALOGRAFI PENGARUH FILLER SERBUK ZINC Studi Metalografi Pengaruh Filler Serbuk Zinc Pada Pengelasan Titik Beda Material Antara Aluminium Dan Stainless Steel.

0 2 19

ANALISIS SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM DENGAN VARIASI FILLER MENGGUNAKAN METODE Analisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Sambungan Las Aluminium dengan Variasi Filler Menggunakan Metode Friction Stir Welding (FSW).

0 3 19

TUGAS AKHIR Analisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Sambungan Las Aluminium dengan Variasi Filler Menggunakan Metode Friction Stir Welding (FSW).

0 2 22

PENDAHULUAN Analisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Sambungan Las Aluminium dengan Variasi Filler Menggunakan Metode Friction Stir Welding (FSW).

0 3 6

ANALISA KEKUATAN MEKANIK DAN STRUKTUR METALOGRAFI PADA METODE BRAZING ANTARA ALUMINIUM DAN BESI DENGAN Analisa Kekuatan Mekanik Dan Struktur Metalografi Pada Metode Brazing Antara Aluminium Dan Besi Dengan Menggunakan Filler Alusol.

0 2 20

PENDAHULUAN Analisa Kekuatan Mekanik Dan Struktur Metalografi Pada Metode Brazing Antara Aluminium Dan Besi Dengan Menggunakan Filler Alusol.

0 3 7

ANALISA METALOGRAFI PENGARUH FILLER ZINC PADA PENGELASAN TITIK BEDA MATERIAL ANALISA METALOGRAFI PENGARUH FILLER ZINC PADA PENGELASAN TITIK BEDA MATERIAL ALUMINIUM DAN STAINLESS STEEL.

0 2 19

TUGAS AKHIR ANALISA METALOGRAFI PENGARUH FILLER ZINC PADA PENGELASAN TITIK BEDA MATERIAL ALUMINIUM DAN STAINLESS STEEL.

0 3 19

PENDAHULUAN ANALISA METALOGRAFI PENGARUH FILLER ZINC PADA PENGELASAN TITIK BEDA MATERIAL ALUMINIUM DAN STAINLESS STEEL.

0 3 6