28 tidak berwarna, sedangkan spermatozoa yang mati akan berwarna merah
atau merah muda. Jumlah spermatozoa yang dihitung minimal 210 sel; f.
menghitung persentase spermatozoa hidup dengan rumus menurut Mumu 2009:
sperma hidup =
−
x 100 keterangan: x = jumlah sel keseluruhan
y = jumlah sel mati
F. Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah motilitas dan persentase spermatozoa hidup terhadap kualitas semen beku sapi Brahman dengan pengaruh
suhu dan lama thawing di dataran tinggi Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis ragam secara statistik pada taraf nyata 5 kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji Duncan pada taraf 5.
1
V. KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. terdapat pengaruh antara suhu dan lama thawing terhadap persentase motilitas
dan persentase spermatozoa hidup setelah thawing; 2.
tidak terdapat interaksi P0,05 antara suhu dan lama thawing terhadap persentase motilitas dan persentase spermatozoa hidup setelah thawing;
3. suhu thawing 40
o
C dan lama thawing 20 detik memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas semen beku sapi Brahman di dataran tinggi.
B.
Saran
Saran yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. para inseminator yang bertugas di dataran tinggi disarankan untuk melakukan
thawing pada suhu thawing 40
o
C dengan lama thawing 20 detik; 2.
diharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk suhu dan lama thawing pada daerah yang tergolong dataran sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Adikarta, E. W. , dan A. Listianawati. 2001. Pengaruh Suhu Dan Waktu
Penyimpanan Semen Beku Sapi FH Post Thawing Terhadap Kualitas Sperma Post Kapasitasi. J. Tropical Animal. Special Edition. April
2001: 85 —90.
Anonim. 2008. Reproduksi dan Konservasi Hewan. Bag. Reproduksi dan Kebidanan. FKH. UGM. Yogyakarta.
Anonimous. 2009. Kondisi Fisik Wilayah. httpdonwloadpdfsmpmuhter. fies. wordpresscom20091102- ips-kls-8-bab-1. pdf. Diakses 28 Oktober
2010. Arnott, W. J. , 1961. Problems of Artificial Breeding of Cattle, Australia, Vet. ,
37: 140. Balai Inseminasi Buatan Lembang. 1997. Diktat Pelatihan Penanganan Semen
Beku. Direktorat Jenderal Peternakan. Balai inseminasi Buatan lembang. Bandung.
Bayong, T. H. K. 2004. Klimatologi. Penerbit ITB. Bandung. Bearden, H. J and J. W. Fuguway. 1997. Applied Animal Reproduction. 4
th
ed. , Pretience-Hall. Inc. USA.
Berman. 2005. Pengaruh Panas Terhadap Penampilan Reproduksi Ternak. Erlangga. Jakarta.
Calderon, A. , D. E. Armstrong, S. K Ray, R. M. Denise, Enns and Howison. 2005. Productive and reproductive response of holstein and
brown swiss heat stressed dairy cows to two different cooling systems. J. Anim Vet 4: 572
—578. Darnel, J. , Lodish, H and Baltimore, D. , 1990. Molecular Cell Biology. 2th ed.
Sci. Am. Book. Datta, U. , M. C. Sekar, M. L. Hembram, R. Dasgupta. 2009. Development
of a New Methode to Preserve Caprine Cauda Epididymal Spermatozoa in situ at 10ºC. Procedings. Departement of Veterinary Gynaecology