2. Aspal
A s
pal didefeni s
ikan s e
bagai materi a
l berw a
rna hit a
m atau coklat tua, p a
da temperatur ruang berbentuk pad
a t samp
a i agak padat. Jika dipanask
a n
sampai suatu temperatur tertentu aspal dapat menjadi lunak cair
se hin
gg a
d a
p a
t membun g
ku s
p ar
tikel a gr
egat pada waktu p e
mbu a
tan a spa
l beton atau dapat rnasuk ke dalam pori-pori yang ada pada penyemprotan
p e
nyir a
man p ad
a perk e
rasan macad a
m at a
upun pel a
buran. Jika t e
mperatur mul
a i turun
, aspal akan m
e nger
as d
a n m
e ngik
a t
a gre
ga t pada tempatnya
sif a
t termoplasti s
. Sebagai salah satu m a
teri a
l kon s
truksi p e
rkera sa
n lentur
, aspal merupakan satu komponen kecil umumnya hanya 4 - 10
berd as
arkan berat a
tau 10 - 15 berd
a sarkan volume.
Jenis-jenis aspal buatan hasil penyulingan minyak bumi terdiri dari: a.
Aspal keras Asphalt Cement
Aspal keras merupakan aspal hasil destilasi yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan mencair bila mendapat cukup pemanasan
dan akan mengeras pada saat penyimpanan suhu kamar . Aspal
keraspanas asphalt cement, AC adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas untuk pembuatan Asphalt concrete. Di
Indonesia, aspal yang biasa digunakan adalah aspal penetrasi 6070 atau
penetrasi 80100. Jenis-jenisnya penetrasinya yaitu: 1
Aspal penetrasi rendah 4055, digunakan untuk jalan dengan volume lalu lintas tinggi dan daerah dengan cuaca iklim panas.
2 Aspal penetrasi rendah 6070, digunakan untuk jalan dengan volume
lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan iklim panas.
3 Aspal penetrasi rendah 80100, digunakan untuk jalan dengan
volume lalu lintas sedangrendah dan daerah dengan iklim dingin. 4
Aspal penetrasi rendah 100110, digunakan untuk jalan dengan volume lalu lintas rendah dan daerah dengan iklim dingin.
b. Aspal cair
Cut Back Asphalt Aspal cair adalah campuran antara aspal keras dengan bahan pencair
dari hasil penyulingan minyak bumi .
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat prime coat.
c. Aspal emulsi
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemul
s i
. Pada proses ini partikel-partikel aspal padat dipisahkan
dan didispersikan dalam air. Spesifikasi aspal keras penetrasi 6070 terlihat pada Tabel 5. berikut ini:
Tabel 5. Spesifikasi aspal keras pen 6070
No. Jenis Pengujian
Metode Persyaratan
1 Penetrasi, 25
o
C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991
60 – 70
2 Viskositas 135
o
C SNI 06-6441-1991
385 3
Titik Lembek;
o
C SNI 06-2434-1991
≥ 48 5
Daktilitas pada 25
o
C SNI 06-2432-1991
≥ 100 6
Titik Nyala
o
C SNI 06-2433-1991
≥ 232 7
Kelarutan dlm Toluene, ASTM D 5546
≥ 99 8
Berat Jenis SNI 06-2441-1991
≥ 1,0 9
Berat yang Hilang, SNI 06-2441-1991
≤ 0,8
Sumber: Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi Pemborongan Untuk Kontrak Harga Satuan BAB VII Spesifikasi Umum Devisi 6 Perkerasan Aspal
E. Karakteristik Campuran Aspal
Karakteristik campuran aspal harus dimiliki oleh aspal beton campuran panas
adalah sebagai berikut:
1. Stabilitas Stability
Stabilita s
l a
pi sa
n perk erasa
n jalan ad a
l a
h ke
rnampu a
n l a
pi s
an perk erasa
n menerima beban
la lu lint
as t
a np
a t
e r
j a
di pe rub
a han b
e ntuk t
e t
a p
s ep
er t
i g
elomb a
n g
, a
lur ataupun bleeding .
2. Keawetan Durability
Keawetan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk mencegah terjadinya perubahan pada aspal, kehancuran agregat, dan mengelupasnya selaput
aspal pada batuan agregat akibat cuaca, air, suhu udara dan keausan akibat gesekan dengan roda kendaraan.
Durabilit as
d i
perlukan p a
d a
lapisan p
e rmukaan sehin
g g
a lapisan d
a pat mampu menahan keausan
a kib
at pengaruh cu
a ca
, air dan p
er ubahan suhu
a t
a upun keau
sa n akibat ge
se k
a n
roda k e
ndaraan .
Faktor yang mempengaruhi durabilitas lapis aspal beton adalah: a.
Voids In The Mix VIM kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk ke dalam campuran yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan
aspal menjadi rapuh getas. b.
Void In Mineral Aggregate VMA besar sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA dan VIM kecil serta kadar aspal tinggi maka
kemungkinan terjadinya bleeding cukup besar. c.
Film selimut aspal, film aspal yang tebal dapat menghasilkan lapis aspal beton yang durabilitas tinggi tapi rentan menyebabkan bleeding.
3. Kelenturan Flexibility
Flek s
ibil ity
pada l a
pi sa
n p e
rkerasan ada
l a
h kem a
mpu a
n lapi sa
n p e
rkerasan untuk dapat mengikut
i de fo
r masi y
a n
g t
e rjadi akib
a t b
e ban lalu lint
as
berulang t a
npa timbulnya retak dan peru b
ah a
n vol
um e
. Penurunan terjadi
akibat dari repetisi beban lalu lintas ataupun akibat beban sendiri tanah timbunan yang dibuat di atas tanah asli.
4. Ketahanan terhadap Kelelahan Fatique Resistance
Ketaha nan ke
lelah a
n ada
l a
h ket a
h ana
n dari lapi s as
pal beton d a
lam men
eri m
a beban berulan
g t
a np
a terjad
i n
ya k
e lelahan
ya n
g berupa alur
rutting dan re
tak .
5. Kekesatantahanan Geser Skid Resistance
Kekesatantahanan geser adalah kemampuan permukaan beton aspal terutama pada kondisi basah, memberikan gaya gesek pada roda kendaraan
sehingga kendaraan tidak tergelincir meskipun dalam keadaan basah. 6.
Kedap Air Impermeability Kedap air adalah kemampuan perkerasan untuk tidak dapat dimasuki air
dan udara. Air dan udara dapat mengakibatkan percepatan proses penuaan aspal dan pengelupasan aspal dari permukaan agregat.
7. Kemudahan Pelaksanaan Workability
Kemudahan pelaksanaan adalah sudahnya suatu campuran aspal beton untuk dihamparkan dan dipadatkan untuk memperoleh kepadatan yang
diinginkan. Kemudahan pelaksanaan menentukan efisensi pekerjaan. Ketujuh sifat campuran aspal beton ini tidak mungkin dapat dipenuhi sekaligus
oleh satu campuran. Dalam perancangan tebal perkerasan harus diperhatikan sifat-sifat aspal beton yang dominan lebih diinginkan akan menentukan jenis
beton aspal yang dipilih. Untuk jalan yang melayani lalu lintas rendah lebih memilih durabilitas daripada stabilitas.
F. SuhuTemperatur
Aspal merupakan bahan yang bersifat termoplastis, mencair bila memperoleh kenaikan suhu tertentu dan sebaliknya akan mengeras bila mengalami
penurunan. Suhu berpengaruh terhadap pencampuran dan pemadatan dalam pelaksanaan perkerasan. Suhu pada proses pencampuran lebih tinggi daripada
suhu penghamparan dan suhu pemadatan. Setiap tahap dalam proses pekerjaan memiliki suhu standar sebagai acuan untuk melakukan pekerjaan perkerasan.
Nilai viskositas aspal dan batasan suhu selama pencampuran, penghamparan,
dan pemadatan pada proses pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini:
Tabel 6. Ketetentuan Viskositas dan Temperatur Aspal Untuk Pencampuran dan Pemadatan.
No. Prosedur Pelaksanaan
Viskositas aspal PA.S Suhu Campuran
o
C Pen 6070
1 Pencampuran benda uji Marshall
0,2 155 ± 1
2 Pemadatan benda uji Marshall
0,4 140 ± 1
4 Pencampuran rentang temperatur sasaran
0,2 – 0,5
145 – 155
5 Menuangkan campuran dari AMP ke dalam truk
± 0,5 135
– 150 6
Pasokan ke alat penghamparan paver 0,5
– 1,0 130
– 150 7
Penggilasan awal roda baja 1
– 2 125
– 145 8
Penggilasan kedua roda karet 2
– 20 100
– 125 9
Penggilasan akhir roda baja 20
95
Sumber: Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi Pemborongan Untuk Kontrak Harga Satuan BAB VII Spesifikasi Umum Devisi 6 Perkerasan Aspal
G. Volumetrik Campuran Aspal Beton
Volumetrik campuran aspal beton adalah volume benda uji campuran setelah dipadatkan. Campuran aspal secara volumetrik yaitu Volume rongga diantara