Contoh 1
LAPORAN EKOLOGI PERAIRAN ACARA
EKOSISTEM DANAU
http://ardiankurniawan26.blogspot.com/2013/06/laporan-ekologi-perairan-acara_12.html
EKOSISTEM DANAU
Ardian Kurniawan
12/331508/PN/12669
Budidaya Perikanan
INTISARI
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter
hingga ratusan meter persegi yang dikelilingi oleh daratan. Praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari karakteristik ekosistem lentik (perairan menggenang) dan faktor-faktor
pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data tolokukur (parameter) fisik, kimia, dan
biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan
komunitas biota perairan (plankton dan bentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai
berdasarkan indeks diversitas biota perairan. Pada praktikum ini menggunakan secchi disk untuk
mengukur kejernihan air dan millipore (kertas penyaring dengan ukuran diameter pori
0,45 µ)
untuk menyaring padatan tersuspensi. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Saptu, 20 April 2013
pukul 13.00 WIB dan berlokasi di danau Tambak Bayan (Embung Tambak Bayan). Pengamatan
dibagi menjadi 7 stasiun dengan pembagian di daerah inlet ( dekat air masuk), bagian tengah
dan out let (dekat air keluar). Pada setiap stasiun diukur parameter fisik, kimia, dan biologinya.
Untuk data hasil pengukuran dan perhitungan parameter fisik stasiun VI diperoleh suhu udara
31°C, suhu air 29°C, kejernihan 41 cm, TSS 0,41 ppm, dan warna airnya hijau kebiruan. Untuk
parameter kimia hasil pengukuran DO 9,1 ppm, kadar CO2 bebas 10 ppm, alkalinitas 30 ppm,
pH 7, kandungan BO 8,86 ppm dan BOD5 7,31 ppm, sedangkan untuk parameter biologi hasil
pengamatan densitas plankton 23 idv/L dan diversitasnya 3,621. Setelah membandingkan data
dari semua stasiun, stasiun dengan kualitas perairan terbaik adalah stasiun VI karena memiliki
diversitas plankton tertinggi.
Kata kunci: danau, ekosistem lentik, Embung Tambak Bayan, millipore, parameter lingkungan, secchi disk.
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai banyak danau dengan ukuran dan kedalaman yang bervariasi.
Danau memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia baik untuk rumah tangga, industri
maupun usaha pertanian. Selain itu, danau juga mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai tempat
berlangsungnya siklus hidup berbagai jenis flora dan fauna, sebagai plasma nutfah yang
berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik, sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh manusia, sebagai sarana transportasi, sebagai penghasil energi melalui
PLTA, dan juga sebagai sarana rekreasi dan objek wisata.
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan memiliki luas mulai beberapa
meter hingga ratusan meter persegi yang dikelilingi oleh daratan (Prawitohartono, 2004).
Didalam danau terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi anter semua
komponen, baik komponen biotik maupun abiotik yang sangat berpengaruh terhadap
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
keseimbangan ekosistem (Sastrawijaya, 2000). Perubahan keseimbangan ekosistem dapet terjadi
secara alami maupun oleh aktivitas dan tindakan manusia.
Berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi, ekositem danau dibagi menjadi 4 zona
(daerah) yaitu:
Danau Litoral
Yaitu danau yang dekat dengan tepi dan dangkal. Cahaya matahari dapat menembus dengan
optimal.
Danau Limnetik
Yaitu daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat tertembus oleh cahaya matahari.
Danau Profundal
Yaitu daerah yang dalam (daerah afotik danau). Mikroba dan organisme lain menggunakan
oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik.
Danau Bentik
Yaitu daerah danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
(Sugianto, 2004)
Danau berdasarkan keadaan nutrisinya dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Danau Oligotrofik
Yaitu danau yang mengandung sedikit nutrien.
Danau Eutrofik
Yaitu danau yang mengandung banyak nutrien.
Danau Distrofik
Yaitu danau yang memperoleh sejumlah bahan-bahan organik dari luar.
(Payne, 1990)
Tumbuhan yang hidup didanau biasanya tumbuhan bersel satu dan memiliki dinding sel
yang seperti alga biru dan alga hijau. Sedangkan hewan yang hidup didanau adalah hewan
tingkat tinggi yaitu salah satunya ikan ( Ewuia, 1990).
Praktikum ekosistem danau ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik ekositem lentik
(perairan menggenang) dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data
tolokukur (parameter) fisik, kimia dan biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara
beberapa tolokukur lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton dan bentos) serta
mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan.
METODOLOGI
Praktikum ekologi perairan acara ekositem danau dilaksanakan di danau Tambak Bayan
(Embung Tambak Bayan) pada hari Saptu tanggal 20 April 2013 pukul 14.00 WIB. Praktikum
dibagi menjadi tujuh stasiun pengamatan dengan daerah pembagian di daerah inlet (dekat air
masuk), bagian tengah dan daerah outlet (dekat air keluar).
Parameter yang diamati dalam praktikum ini yaitu parameter fisik meliputi suhu udara,
suhu air, kejernihan, TSS dan warna air. Parameter kimia meliputi kadar DO, kandungan CO 2,
alkalinitas, pH, BO dan BOD5. Untuk parameter biologi yaitu menghitung densitas dan indeks
diversitas plankton yang ada.
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah water sampler, meteran atau penggaris,
termometer, botol oksigen terang dan gelap, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes,
mikroburet, aerator, ember plastik, jaring plankton, kertas label dan pensil. Bahan-bahan yang
diperlukan pada praktikum ini adalah pH meter, kertas saring dengan diameter 0,45 µm
(milipore), timbangan analitik, larutan MnSO4, larutan reagen oksigen, larutan H2SO4 pekat,
larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 N NaOH, larutan 1/50 N HCl, larutan indilator amilum,
larutan indikator phenolphphtealin (PP), larutan inndikator Methyl Orange(MO), larutan
indikator Bromcrescal Green/ Methyl Red, larutan 4 N H2SO4, larutan 0,1 N kalium
permanganat, larutan 0,1 ammonium oksalat dan larutan 4% formalin.
Rumus yang digunakan dalam praktikum ekosistem danau meliputi pengukuran
kandungan
padatan
tersuspensi
total
(TSS)
dengan
metode
gravimetri
yaitu
dengan Y merupakan volume sampel air, A
adalah berat kertas saring awal dan B adalah berat kertas saring setelah kering. Pengukuran
kandungan
bahan
organik
(BO)
dihitung
dengan
cara
dengan a merupakan volume titran (ml) dan
f adalah faktor koreksi kalium permangat (diperoleh dari standar). Sedangkan untuk mengukur
BOD5 dengan rumus
dengan A merupakan analisis
kandungan O2 terlarut segera dan B adalah analisis kandungan O2 terlarut 5 hari.
PEMBAHASAN
Praktikum ekologi perairan acara ekosistem danau dilaksanakan di danau Tambak Bayan
( Embung Tambak Bayan ). Praktikum dibagi menjadi 7 stasiun yang terbagi menjadi di daerah
inlet (dekat air masuk), daerah tengah, dan daerah outlet (dekat air keluar). Kondisi danau
Tambak Bayan saat dilakukan praktikum cukup baik. Airnya jerniih tidak terlalu keruh dan
bersih tidak ada sampah yang mengapung didanau. Untuk praktikum stasiun VI berada di daerah
outlet (dekat air keluar) dimana letaknyabdekat air terjun sehingga arusnya cukup deras dan jarak
permukaan air danau dengan permukaan tanah tepi danau cukup tinggi dan curam.
Parameter
Fisika
Suhu Air (°C)
Suhu Udara (°C)
Kecerahan (cm)
TSS (ppm)
Warna Air
HASIL PENGAMATAN EKOSISTEM DANAU
Stasiu
n
1
2
3
4
5
29
28,5
86,5
0,531
Hijau
Kimia
DO (ppm)
CO2 bebas
(ppm)
Alkalinitas
31
27,5
109,5
0,461
Kehijaua
n
6
7
29
29
29
28
31,5
27,5
30
27,5
31
31
70,5
108
62,25
41
15,5
0,382
0,6436
0,414
0,41
5,947
Hijau
Hijau Hijau
Hijau
Hijau
kecoklata Kekeruha kebirua kekuninga
lumut n
n
n
n
7,5
8,3
9,7
6,11
5,53
9,1
11,6
21,6
80
8,4
89
7,3
90
15,2
167
6,6
73,2
10
30
5,8
40
(ppm)
pH
7,1
7
7,1
7
7
7
7
BO (ppm)
10,75
7,28
9,49
11,39
6,33
8,86
19,29
BOD5
2,92
0,35
1,76
8,88
2,87
7,31
2,1
Biologi
Densitas
Plankton (idv/l)
34
41
156
51
47
23
38
Diversitas
3,621
Plankton
3,239
2,734 0,488
2,764
3,438
0,524
Di stasiun VI hasil pengukuran untuk parameter fisik menunjukkan bahwa suhu air 28°C
yang merupakan suhu air terendah dan suhu udara 31°C yang merupakan suhu udara tertinggi.
Untuk kejernihan atau kecerahannya agak kurang baik yaitu 41 cm dan untuk hasil pengukuran
padatan tersuspensi total (TSS) menunjukkan 0,41 ppm dari air yang di ambil pada stasiun VI
yang berwarna hijau kebiruan. Untuk hasil pengukuran parameter kimia, kandungan DO nya 9,1
ppm, kadar CO2 bebas 10 ppm, alkalinitas 30 ppm, pH 7, kandungan BO nya 8,86 ppm dan
BOD5 7,31 ppm. Sedangkan untuk parameter biologi, pengukuran densitas plankton
menunjukkan 23 idv/L dan diversitasnya 3,621.
Stasiu
n
1
2
3
4
5
6
7
Suhu Air (°C)
29
31
29
29
29
28
31,5
Suhu Udara (°C)
28,5
27,5
27,5
30
27,5
31
31
Kecerahan (cm)
86,5
109,5
70,5
108
62,25
41
15,5
TSS (ppm)
0,531
0,461 0,382
0,6436
0,414
0,41
5,947
Warnwa Air
Hijau
Hijau
Hijau
Kehijaua Hijau Hijau
Hijau
kecoklata Kekeruha kebirua kekuninga
n
lumut n
n
n
n
Suhu air tertinggi berada pada stasiun V yang terletak di dekat air keluar yaitu 31,5°C
dan suhu air terendah pada stasiun VI sebesar 28°C. Sedangkan untuk suhu udara menunjukkan
hasil yang sebaliknya yaitu suhu udara tertinggi berada pada stasiun VI yang suhu airnya
terendah yaitu 31°C dan suhu udara terendah berada pada stasiun II sebesar 27,5°C. Untuk
kecerahan tertinggi pada stasiun II yaitu 109,5 cm dan terendah pada stasiun VII yaitu hanya
15,5 cm. Kecerahan ini diukur menggunakan secchi disk dengan cara mencelupkan kedalam air
danau kemudian menghitung jarak dari garis tali ketika secchi disk masih terlihat jelas dengan
garis ketika secchi disk sudah tergelam dan tidak kelihatan. Kandungan padatan tersuspensi total
(TSS) tertinggi berada pada stasiun VII yaitu sebesar 5,947 ppm dan terendah pada stasiun V dan
VI sebesar 0,41 ppm. Sedangkan untuk warna air semua stasiun identik dengan warna hijau.
Parameter Fisik
Parameter Kimia
DO (ppm)
CO2 bebas (ppm)
Alkalinitas (ppm)
pH
Stasiu
n
1
7,5
21,6
80
7,1
2
3
8,3
8,4
89
7
9,7
7,3
90
7,1
4
6,11
15,2
167
7
5
5,53
6,6
73,2
7
6
9,1
10
30
7
7
11,6
5,8
40
7
BO (ppm)
10,75
7,28
9,49
11,39
6,33
8,86
19,29
BOD5
2,92
0,35
1,76
8,88
2,87
7,31
2,1
Pengukuran kandungan oksigen terlarut (DO) tertinggi ditunjukkan pada stasiun III yang
terletak pada daerah inlet yaitu sebesar 9,7 ppm dan terendah pada stasiun V yang terletak pada
daerah tengah yaitu sebesar 5,53 ppm. Kandungan DO yang tinggi membantu organisme dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.. Kandungan DO ini dipengarhi oleh banyak sedikitnya
fitoplankton atau tumbuhan air yang hidup di sekitar perairan tersebut. Semakin banyak
fitoplankton atau tumbuhan air maka semakin banyak terjadi proses fotosintesis sehingga lebih
banyak pula O2 yang dihasilkan dari proses fotosisntesis tersebut Kadar CO 2 bebas tertinggi pada
stasiun I yang terletak pada daerah inlet yaitu sebesar 21,6 ppm dan terendah pada stasiun VII
yang berada pada daerah outlet sebesar 5,8 ppm. Kandungan CO2 bebas yang tinggi akan
menggagu tingkat populasi organisme sehingga akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem
danau. Untuk alkalinitas tertinggi berada pada stasiun IV yang berada pada bagian tengah danau
dengan hasil 167 ppm dan terendah adapada stasiun VI yang terletak dekat dengan daerah keluar
air yang hasilnya sebesar 30 ppm. Keberadaan alkalinitas sangat membantu air menjaga
keasaman dan kebasaan agar tetap seimbang. Untuk pengukuran pH pada semua stasiun rata-rata
sama yaitu menunjukkan hasil yang normal atau netral (pH 7) kecuali pada stasiun I dan III yaitu
7,1. Kandungan bahan organik (BO) tertinggi ada pada stasiun VII sebesar 19,29 ppm dan
terendah pada stasiun V sebesar 6,33 ppm. Kandungan BO yang tinggi dapat menurunkan kadar
oksigen terlarut di dalam perairan dan jika keadaan itu terus berlangsung lama dapat
menyebabkan perairan menjadi anaerob sehinggga dapat mematikan organisme aerob.
Kandungan BOD5 tertinggi berada pada stasiun IV dengan hasil 8,88 ppm dan terendah pada
stasiun II yaitu sebesar 0,35 ppm. Kadar BOD5 dipengaruhi oleh jumlah senyawa organik yang
diuraikan. Adanya organisme aerob mampu menguraikan senyawa organik sehingga tersedia
oksigen yang dibutuhkan dalam proses pernapasan.
Stasiu
n
1
2
3
4
5
6
7
Densitas Plankton (indv/l)
34
41
156
51
47
23
38
Diversitas Plankton
3,239 2,734 0,488 2,764 3,438 3,621 0,524
Densitas plankton tertinggi berada pada stasiun III sebesar 156 idv/L dan terendah pada
stasiun VI sebesar 23 idv/L. Densitas plankton merupakan nilai kerapatan plankton disuatu
tempat dengan ukuran tertentu, sedangkan untuk diversitas plankton tertinggi berada pada stasiun
VI dengan 3,621 dan terendah di stasiun III dengan hasil 0,488. Diversitas merupakan
keanekaragaman jenis planktonn disuatu tempat dengan ukuran tertentu. Plankto hidup pada
lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari cukup untuk melakukan fotosintesis dan dapat
hidup subur pada perairan yang tenang (Ewuis, 1994).
Parameter Biologi
Hubungan Suhu, Kandungan Oksigen Terlarut (DO) dan Kadar CO2 Bebas
Hubungan antara DO dengan CO2 saling berkebalikan. Dilihat dari grafik pada masingmasing stasiun apabila DO nya rendah maka CO2 nya tinggi dan apabila DO nya tinggi
menunjukkan CO2 rendah. Kandungan DO ini dipengarhi oleh banyak sedikitnya fitoplankton
atau tumbuhan air yang hidup di sekitar perairan tersebut. Semakin banyak fitoplankton atau
tumbuhan air maka semakin banyak terjadi proses fotosintesis sehingga lebih banyak pula O 2
yang dihasilkan dari proses fotosisntesis tersebut. Apabila dihubungkan dengan suhu baik suhu
udara maupun suhu air, suhu yang rendah menunjukkan kandungan DO nya juga rendah tetapi
kadar CO2 tinggi. Sedangkan untuk suhu yang tinggi kandungan DO nya juga ikut tinggi tetapi
kadar CO2 nya rendah (turun). Suhu yang rendah menyebabkan reaksi kimia menurun dan proses
metabolisme menjadi turun sehingga jumlah konsumsi oksigen juga ikut menurun. Temperatur
air di suatu ekosistem danau di pengaruhi terutama oleh intensitas cahaya matahari tahunan, letak
geografis serta ketinggian danau diatas permukaan laut.
Hasil pengukuran pH untuk semua stasiun menunjukkan hasil yang netral yaitu berkisar
7. Sebagian besar stasiun untuk hasil pengukuran kadar CO 2 bebas yang tinggi, alkalinitasnya
rendah, tetapi untuk stasiun IV dan V hasilnya berbeda karena untuk kadar CO 2 bebas yang
tinggi, alkalinitasnya juga ikut tinggi. Untuk hubungan antara alkalinitas dengan pH hasilnya
berbanding lurus. Alkalinitas yang tinggi menjadikan pH nya juga ikut tinggi. Alkalinitas
berfungsi sebagai buffer agar disuatu perrairan tidak terlalu asam atau tidak terlalu basa.
Alkalinitas dan pH juda dapat dipengaruhi oleh suhu, suhu yang tinggi menyebabkab alkalinitas
dan pH menjadi turun.
Hasil hubungan antara BO dan BOD5 menunjukkan saling berbanding lurus yaitu hasil
BO yang tinggi menunjukkan hasil BOD5 juga tinggi. Apabila dihubungkan dengan DO,
hasilnya berkebalikan yaitu hasil BO dan BOD5 yang tinggi hasil DO nya rendah. Begitu pula
sebaliknya. Kadar BOD5 dipengaruhi oleh jumlah senyawa organik yang diuraikan. Adanya
organisme aerob mampu menguraikan senyawa organik sehingga tersedia oksigen yang
dibutuhkan dalam proses pernapasan. Kadar BO berpengaruh terhadap kualitas oksigen perairan
karena terlalu banyaknya BO di suatu perairan dapat menghambat atau menghalangi masuknya
cahaya matahari yang digunakan untuk fotosintesis fitoplankton di perairan. Sehingga
menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut di dalam perairan dan jika keadaan ini
berlangsung lama menyebabkan perairan menjadi anaerob sehingga organisme aerob akan mati.
Untuk hubungan DO dengan CO2 saling berkebalikan yaitu apabila DO nya tinggi hasil
CO2 rendah. Tetapi untuk hubungan antara DO dengan densitas plankton berbanding lurus yaitu
apabila DO nya tinggi hasil pengukuran densitas planktonnya juga tinggi. Sedangkan untuk
hubungan antara CO2 dengan densitas plankton menunjukkan saling berkebalikan. Plankton
cenderung lebih menyukai daerah yang memiliki kandungan DO tinggi karena dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen untuk respirasinya lebih mudah didapatkan tanpa harus bersaing dengan
organisme lainnya. Sehingga untuk daerah yang memiliki kandungan DO tinggi sering
ditemukan densitas yang tinggi pula.
Hubungan antara densitas plankton dengan kandungan padatan tersuspensi terlarut total
(TSS) menunjukkan hasil yang berbanding lurus, yaitu apabila densitas planktonya tinggi, TSS
nya juga ikiut tinggi. Tetapi untuk hubunggan antara densitas plankton dan TSS berbanding
terbalik dengan kecerahan. Densitas plankton dan TSS yang tinggi menyebabkan kecerahannya
rendah, begitu pula sebaliknya. Kecerahan yang rendah berarti kekeruhannya tinggi sehingga
cahaya matahari yang akan menjadi sumber energi dalam proses fotosintesis menjadi
terhadalang. Sehingga proses fotosintesis menjadi terhambat dengan begitu oksigen yang
dihasilkan menjadi berkurang. Kandungan oksigen dalam air yang rendah menjadikan plankton
dan organisme lainnya tidak nyaman tinggal di sekitar perairan tersebut sehingga diversitasnya
menjadi menurun.
KESIMPULAN
Karakteristik ekosistem lentik atau danau adalah suatu perairan menggenang dengan tepi
yang umumnya curam, air danau bisanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas
hanya pada daerah pinggir saja. Faktor pembatas perairan danau yaitu suhu, DO, CO 2 bebas, BO,
BOD5 pH, alkalinitas, TSS, intensitas cahaya dan kecerahan. Cara pengambilan data tolokukur
lingkungan dengan mengambil sampel air danau menggunakan ember plastik kemudian
dilakukan pengukuran paramater fisik, kimia dan biologi. Untuk menghitung TSS menggunakan
kertas penyaring berdiameter 0,45µ dan kecerahan diukur menggunakan secchi disk dengan cara
mencelupkan langsung kedalam air danau. Korelasi antara parameter lingkungan dengan
komunitas biota perairan contohnya yaitu kandungan DO yang tinggi menyebabkan densitas
plankton juga ikut tinggi sedangkan kadar CO 2 yang tinggi menyebabkan densitas plankton
rendah. Stasiun dengan kualitas perairan terbaik adalah stasiun VI karena memiliki diversitas
plankton tertinggi.
SARAN
Perlu adanya penambahan jumlah bahan atau bahan cadangan misalnya penambahan
jumlah persediaan akuades agar tidak terjadi kekurangan atau kehabisan seperti pada kelompok
6 (kelompok saya).
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A. 2004. Pengertian Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Darat. USU press. Medan.
Ewuis, I. Yanney. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. IPB press. Bandung.
Payne, A. L. 1986. The Ecology of Tropical Lake and Rivers. John Wiley & sonds. New York.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi Kelas I SMP. Bumi Aksra. Jakarta.
Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Soegianto, A. 2004. Metode Pendugaan Pencemaran Perairan Dengan Indikator Biologis.
EKOSISTEM DANAU
http://ardiankurniawan26.blogspot.com/2013/06/laporan-ekologi-perairan-acara_12.html
EKOSISTEM DANAU
Ardian Kurniawan
12/331508/PN/12669
Budidaya Perikanan
INTISARI
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter
hingga ratusan meter persegi yang dikelilingi oleh daratan. Praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari karakteristik ekosistem lentik (perairan menggenang) dan faktor-faktor
pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data tolokukur (parameter) fisik, kimia, dan
biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan
komunitas biota perairan (plankton dan bentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai
berdasarkan indeks diversitas biota perairan. Pada praktikum ini menggunakan secchi disk untuk
mengukur kejernihan air dan millipore (kertas penyaring dengan ukuran diameter pori
0,45 µ)
untuk menyaring padatan tersuspensi. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Saptu, 20 April 2013
pukul 13.00 WIB dan berlokasi di danau Tambak Bayan (Embung Tambak Bayan). Pengamatan
dibagi menjadi 7 stasiun dengan pembagian di daerah inlet ( dekat air masuk), bagian tengah
dan out let (dekat air keluar). Pada setiap stasiun diukur parameter fisik, kimia, dan biologinya.
Untuk data hasil pengukuran dan perhitungan parameter fisik stasiun VI diperoleh suhu udara
31°C, suhu air 29°C, kejernihan 41 cm, TSS 0,41 ppm, dan warna airnya hijau kebiruan. Untuk
parameter kimia hasil pengukuran DO 9,1 ppm, kadar CO2 bebas 10 ppm, alkalinitas 30 ppm,
pH 7, kandungan BO 8,86 ppm dan BOD5 7,31 ppm, sedangkan untuk parameter biologi hasil
pengamatan densitas plankton 23 idv/L dan diversitasnya 3,621. Setelah membandingkan data
dari semua stasiun, stasiun dengan kualitas perairan terbaik adalah stasiun VI karena memiliki
diversitas plankton tertinggi.
Kata kunci: danau, ekosistem lentik, Embung Tambak Bayan, millipore, parameter lingkungan, secchi disk.
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai banyak danau dengan ukuran dan kedalaman yang bervariasi.
Danau memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia baik untuk rumah tangga, industri
maupun usaha pertanian. Selain itu, danau juga mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai tempat
berlangsungnya siklus hidup berbagai jenis flora dan fauna, sebagai plasma nutfah yang
berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik, sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh manusia, sebagai sarana transportasi, sebagai penghasil energi melalui
PLTA, dan juga sebagai sarana rekreasi dan objek wisata.
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan memiliki luas mulai beberapa
meter hingga ratusan meter persegi yang dikelilingi oleh daratan (Prawitohartono, 2004).
Didalam danau terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi anter semua
komponen, baik komponen biotik maupun abiotik yang sangat berpengaruh terhadap
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
keseimbangan ekosistem (Sastrawijaya, 2000). Perubahan keseimbangan ekosistem dapet terjadi
secara alami maupun oleh aktivitas dan tindakan manusia.
Berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi, ekositem danau dibagi menjadi 4 zona
(daerah) yaitu:
Danau Litoral
Yaitu danau yang dekat dengan tepi dan dangkal. Cahaya matahari dapat menembus dengan
optimal.
Danau Limnetik
Yaitu daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat tertembus oleh cahaya matahari.
Danau Profundal
Yaitu daerah yang dalam (daerah afotik danau). Mikroba dan organisme lain menggunakan
oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik.
Danau Bentik
Yaitu daerah danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
(Sugianto, 2004)
Danau berdasarkan keadaan nutrisinya dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Danau Oligotrofik
Yaitu danau yang mengandung sedikit nutrien.
Danau Eutrofik
Yaitu danau yang mengandung banyak nutrien.
Danau Distrofik
Yaitu danau yang memperoleh sejumlah bahan-bahan organik dari luar.
(Payne, 1990)
Tumbuhan yang hidup didanau biasanya tumbuhan bersel satu dan memiliki dinding sel
yang seperti alga biru dan alga hijau. Sedangkan hewan yang hidup didanau adalah hewan
tingkat tinggi yaitu salah satunya ikan ( Ewuia, 1990).
Praktikum ekosistem danau ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik ekositem lentik
(perairan menggenang) dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data
tolokukur (parameter) fisik, kimia dan biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara
beberapa tolokukur lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton dan bentos) serta
mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan.
METODOLOGI
Praktikum ekologi perairan acara ekositem danau dilaksanakan di danau Tambak Bayan
(Embung Tambak Bayan) pada hari Saptu tanggal 20 April 2013 pukul 14.00 WIB. Praktikum
dibagi menjadi tujuh stasiun pengamatan dengan daerah pembagian di daerah inlet (dekat air
masuk), bagian tengah dan daerah outlet (dekat air keluar).
Parameter yang diamati dalam praktikum ini yaitu parameter fisik meliputi suhu udara,
suhu air, kejernihan, TSS dan warna air. Parameter kimia meliputi kadar DO, kandungan CO 2,
alkalinitas, pH, BO dan BOD5. Untuk parameter biologi yaitu menghitung densitas dan indeks
diversitas plankton yang ada.
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah water sampler, meteran atau penggaris,
termometer, botol oksigen terang dan gelap, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes,
mikroburet, aerator, ember plastik, jaring plankton, kertas label dan pensil. Bahan-bahan yang
diperlukan pada praktikum ini adalah pH meter, kertas saring dengan diameter 0,45 µm
(milipore), timbangan analitik, larutan MnSO4, larutan reagen oksigen, larutan H2SO4 pekat,
larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 N NaOH, larutan 1/50 N HCl, larutan indilator amilum,
larutan indikator phenolphphtealin (PP), larutan inndikator Methyl Orange(MO), larutan
indikator Bromcrescal Green/ Methyl Red, larutan 4 N H2SO4, larutan 0,1 N kalium
permanganat, larutan 0,1 ammonium oksalat dan larutan 4% formalin.
Rumus yang digunakan dalam praktikum ekosistem danau meliputi pengukuran
kandungan
padatan
tersuspensi
total
(TSS)
dengan
metode
gravimetri
yaitu
dengan Y merupakan volume sampel air, A
adalah berat kertas saring awal dan B adalah berat kertas saring setelah kering. Pengukuran
kandungan
bahan
organik
(BO)
dihitung
dengan
cara
dengan a merupakan volume titran (ml) dan
f adalah faktor koreksi kalium permangat (diperoleh dari standar). Sedangkan untuk mengukur
BOD5 dengan rumus
dengan A merupakan analisis
kandungan O2 terlarut segera dan B adalah analisis kandungan O2 terlarut 5 hari.
PEMBAHASAN
Praktikum ekologi perairan acara ekosistem danau dilaksanakan di danau Tambak Bayan
( Embung Tambak Bayan ). Praktikum dibagi menjadi 7 stasiun yang terbagi menjadi di daerah
inlet (dekat air masuk), daerah tengah, dan daerah outlet (dekat air keluar). Kondisi danau
Tambak Bayan saat dilakukan praktikum cukup baik. Airnya jerniih tidak terlalu keruh dan
bersih tidak ada sampah yang mengapung didanau. Untuk praktikum stasiun VI berada di daerah
outlet (dekat air keluar) dimana letaknyabdekat air terjun sehingga arusnya cukup deras dan jarak
permukaan air danau dengan permukaan tanah tepi danau cukup tinggi dan curam.
Parameter
Fisika
Suhu Air (°C)
Suhu Udara (°C)
Kecerahan (cm)
TSS (ppm)
Warna Air
HASIL PENGAMATAN EKOSISTEM DANAU
Stasiu
n
1
2
3
4
5
29
28,5
86,5
0,531
Hijau
Kimia
DO (ppm)
CO2 bebas
(ppm)
Alkalinitas
31
27,5
109,5
0,461
Kehijaua
n
6
7
29
29
29
28
31,5
27,5
30
27,5
31
31
70,5
108
62,25
41
15,5
0,382
0,6436
0,414
0,41
5,947
Hijau
Hijau Hijau
Hijau
Hijau
kecoklata Kekeruha kebirua kekuninga
lumut n
n
n
n
7,5
8,3
9,7
6,11
5,53
9,1
11,6
21,6
80
8,4
89
7,3
90
15,2
167
6,6
73,2
10
30
5,8
40
(ppm)
pH
7,1
7
7,1
7
7
7
7
BO (ppm)
10,75
7,28
9,49
11,39
6,33
8,86
19,29
BOD5
2,92
0,35
1,76
8,88
2,87
7,31
2,1
Biologi
Densitas
Plankton (idv/l)
34
41
156
51
47
23
38
Diversitas
3,621
Plankton
3,239
2,734 0,488
2,764
3,438
0,524
Di stasiun VI hasil pengukuran untuk parameter fisik menunjukkan bahwa suhu air 28°C
yang merupakan suhu air terendah dan suhu udara 31°C yang merupakan suhu udara tertinggi.
Untuk kejernihan atau kecerahannya agak kurang baik yaitu 41 cm dan untuk hasil pengukuran
padatan tersuspensi total (TSS) menunjukkan 0,41 ppm dari air yang di ambil pada stasiun VI
yang berwarna hijau kebiruan. Untuk hasil pengukuran parameter kimia, kandungan DO nya 9,1
ppm, kadar CO2 bebas 10 ppm, alkalinitas 30 ppm, pH 7, kandungan BO nya 8,86 ppm dan
BOD5 7,31 ppm. Sedangkan untuk parameter biologi, pengukuran densitas plankton
menunjukkan 23 idv/L dan diversitasnya 3,621.
Stasiu
n
1
2
3
4
5
6
7
Suhu Air (°C)
29
31
29
29
29
28
31,5
Suhu Udara (°C)
28,5
27,5
27,5
30
27,5
31
31
Kecerahan (cm)
86,5
109,5
70,5
108
62,25
41
15,5
TSS (ppm)
0,531
0,461 0,382
0,6436
0,414
0,41
5,947
Warnwa Air
Hijau
Hijau
Hijau
Kehijaua Hijau Hijau
Hijau
kecoklata Kekeruha kebirua kekuninga
n
lumut n
n
n
n
Suhu air tertinggi berada pada stasiun V yang terletak di dekat air keluar yaitu 31,5°C
dan suhu air terendah pada stasiun VI sebesar 28°C. Sedangkan untuk suhu udara menunjukkan
hasil yang sebaliknya yaitu suhu udara tertinggi berada pada stasiun VI yang suhu airnya
terendah yaitu 31°C dan suhu udara terendah berada pada stasiun II sebesar 27,5°C. Untuk
kecerahan tertinggi pada stasiun II yaitu 109,5 cm dan terendah pada stasiun VII yaitu hanya
15,5 cm. Kecerahan ini diukur menggunakan secchi disk dengan cara mencelupkan kedalam air
danau kemudian menghitung jarak dari garis tali ketika secchi disk masih terlihat jelas dengan
garis ketika secchi disk sudah tergelam dan tidak kelihatan. Kandungan padatan tersuspensi total
(TSS) tertinggi berada pada stasiun VII yaitu sebesar 5,947 ppm dan terendah pada stasiun V dan
VI sebesar 0,41 ppm. Sedangkan untuk warna air semua stasiun identik dengan warna hijau.
Parameter Fisik
Parameter Kimia
DO (ppm)
CO2 bebas (ppm)
Alkalinitas (ppm)
pH
Stasiu
n
1
7,5
21,6
80
7,1
2
3
8,3
8,4
89
7
9,7
7,3
90
7,1
4
6,11
15,2
167
7
5
5,53
6,6
73,2
7
6
9,1
10
30
7
7
11,6
5,8
40
7
BO (ppm)
10,75
7,28
9,49
11,39
6,33
8,86
19,29
BOD5
2,92
0,35
1,76
8,88
2,87
7,31
2,1
Pengukuran kandungan oksigen terlarut (DO) tertinggi ditunjukkan pada stasiun III yang
terletak pada daerah inlet yaitu sebesar 9,7 ppm dan terendah pada stasiun V yang terletak pada
daerah tengah yaitu sebesar 5,53 ppm. Kandungan DO yang tinggi membantu organisme dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.. Kandungan DO ini dipengarhi oleh banyak sedikitnya
fitoplankton atau tumbuhan air yang hidup di sekitar perairan tersebut. Semakin banyak
fitoplankton atau tumbuhan air maka semakin banyak terjadi proses fotosintesis sehingga lebih
banyak pula O2 yang dihasilkan dari proses fotosisntesis tersebut Kadar CO 2 bebas tertinggi pada
stasiun I yang terletak pada daerah inlet yaitu sebesar 21,6 ppm dan terendah pada stasiun VII
yang berada pada daerah outlet sebesar 5,8 ppm. Kandungan CO2 bebas yang tinggi akan
menggagu tingkat populasi organisme sehingga akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem
danau. Untuk alkalinitas tertinggi berada pada stasiun IV yang berada pada bagian tengah danau
dengan hasil 167 ppm dan terendah adapada stasiun VI yang terletak dekat dengan daerah keluar
air yang hasilnya sebesar 30 ppm. Keberadaan alkalinitas sangat membantu air menjaga
keasaman dan kebasaan agar tetap seimbang. Untuk pengukuran pH pada semua stasiun rata-rata
sama yaitu menunjukkan hasil yang normal atau netral (pH 7) kecuali pada stasiun I dan III yaitu
7,1. Kandungan bahan organik (BO) tertinggi ada pada stasiun VII sebesar 19,29 ppm dan
terendah pada stasiun V sebesar 6,33 ppm. Kandungan BO yang tinggi dapat menurunkan kadar
oksigen terlarut di dalam perairan dan jika keadaan itu terus berlangsung lama dapat
menyebabkan perairan menjadi anaerob sehinggga dapat mematikan organisme aerob.
Kandungan BOD5 tertinggi berada pada stasiun IV dengan hasil 8,88 ppm dan terendah pada
stasiun II yaitu sebesar 0,35 ppm. Kadar BOD5 dipengaruhi oleh jumlah senyawa organik yang
diuraikan. Adanya organisme aerob mampu menguraikan senyawa organik sehingga tersedia
oksigen yang dibutuhkan dalam proses pernapasan.
Stasiu
n
1
2
3
4
5
6
7
Densitas Plankton (indv/l)
34
41
156
51
47
23
38
Diversitas Plankton
3,239 2,734 0,488 2,764 3,438 3,621 0,524
Densitas plankton tertinggi berada pada stasiun III sebesar 156 idv/L dan terendah pada
stasiun VI sebesar 23 idv/L. Densitas plankton merupakan nilai kerapatan plankton disuatu
tempat dengan ukuran tertentu, sedangkan untuk diversitas plankton tertinggi berada pada stasiun
VI dengan 3,621 dan terendah di stasiun III dengan hasil 0,488. Diversitas merupakan
keanekaragaman jenis planktonn disuatu tempat dengan ukuran tertentu. Plankto hidup pada
lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari cukup untuk melakukan fotosintesis dan dapat
hidup subur pada perairan yang tenang (Ewuis, 1994).
Parameter Biologi
Hubungan Suhu, Kandungan Oksigen Terlarut (DO) dan Kadar CO2 Bebas
Hubungan antara DO dengan CO2 saling berkebalikan. Dilihat dari grafik pada masingmasing stasiun apabila DO nya rendah maka CO2 nya tinggi dan apabila DO nya tinggi
menunjukkan CO2 rendah. Kandungan DO ini dipengarhi oleh banyak sedikitnya fitoplankton
atau tumbuhan air yang hidup di sekitar perairan tersebut. Semakin banyak fitoplankton atau
tumbuhan air maka semakin banyak terjadi proses fotosintesis sehingga lebih banyak pula O 2
yang dihasilkan dari proses fotosisntesis tersebut. Apabila dihubungkan dengan suhu baik suhu
udara maupun suhu air, suhu yang rendah menunjukkan kandungan DO nya juga rendah tetapi
kadar CO2 tinggi. Sedangkan untuk suhu yang tinggi kandungan DO nya juga ikut tinggi tetapi
kadar CO2 nya rendah (turun). Suhu yang rendah menyebabkan reaksi kimia menurun dan proses
metabolisme menjadi turun sehingga jumlah konsumsi oksigen juga ikut menurun. Temperatur
air di suatu ekosistem danau di pengaruhi terutama oleh intensitas cahaya matahari tahunan, letak
geografis serta ketinggian danau diatas permukaan laut.
Hasil pengukuran pH untuk semua stasiun menunjukkan hasil yang netral yaitu berkisar
7. Sebagian besar stasiun untuk hasil pengukuran kadar CO 2 bebas yang tinggi, alkalinitasnya
rendah, tetapi untuk stasiun IV dan V hasilnya berbeda karena untuk kadar CO 2 bebas yang
tinggi, alkalinitasnya juga ikut tinggi. Untuk hubungan antara alkalinitas dengan pH hasilnya
berbanding lurus. Alkalinitas yang tinggi menjadikan pH nya juga ikut tinggi. Alkalinitas
berfungsi sebagai buffer agar disuatu perrairan tidak terlalu asam atau tidak terlalu basa.
Alkalinitas dan pH juda dapat dipengaruhi oleh suhu, suhu yang tinggi menyebabkab alkalinitas
dan pH menjadi turun.
Hasil hubungan antara BO dan BOD5 menunjukkan saling berbanding lurus yaitu hasil
BO yang tinggi menunjukkan hasil BOD5 juga tinggi. Apabila dihubungkan dengan DO,
hasilnya berkebalikan yaitu hasil BO dan BOD5 yang tinggi hasil DO nya rendah. Begitu pula
sebaliknya. Kadar BOD5 dipengaruhi oleh jumlah senyawa organik yang diuraikan. Adanya
organisme aerob mampu menguraikan senyawa organik sehingga tersedia oksigen yang
dibutuhkan dalam proses pernapasan. Kadar BO berpengaruh terhadap kualitas oksigen perairan
karena terlalu banyaknya BO di suatu perairan dapat menghambat atau menghalangi masuknya
cahaya matahari yang digunakan untuk fotosintesis fitoplankton di perairan. Sehingga
menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut di dalam perairan dan jika keadaan ini
berlangsung lama menyebabkan perairan menjadi anaerob sehingga organisme aerob akan mati.
Untuk hubungan DO dengan CO2 saling berkebalikan yaitu apabila DO nya tinggi hasil
CO2 rendah. Tetapi untuk hubungan antara DO dengan densitas plankton berbanding lurus yaitu
apabila DO nya tinggi hasil pengukuran densitas planktonnya juga tinggi. Sedangkan untuk
hubungan antara CO2 dengan densitas plankton menunjukkan saling berkebalikan. Plankton
cenderung lebih menyukai daerah yang memiliki kandungan DO tinggi karena dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen untuk respirasinya lebih mudah didapatkan tanpa harus bersaing dengan
organisme lainnya. Sehingga untuk daerah yang memiliki kandungan DO tinggi sering
ditemukan densitas yang tinggi pula.
Hubungan antara densitas plankton dengan kandungan padatan tersuspensi terlarut total
(TSS) menunjukkan hasil yang berbanding lurus, yaitu apabila densitas planktonya tinggi, TSS
nya juga ikiut tinggi. Tetapi untuk hubunggan antara densitas plankton dan TSS berbanding
terbalik dengan kecerahan. Densitas plankton dan TSS yang tinggi menyebabkan kecerahannya
rendah, begitu pula sebaliknya. Kecerahan yang rendah berarti kekeruhannya tinggi sehingga
cahaya matahari yang akan menjadi sumber energi dalam proses fotosintesis menjadi
terhadalang. Sehingga proses fotosintesis menjadi terhambat dengan begitu oksigen yang
dihasilkan menjadi berkurang. Kandungan oksigen dalam air yang rendah menjadikan plankton
dan organisme lainnya tidak nyaman tinggal di sekitar perairan tersebut sehingga diversitasnya
menjadi menurun.
KESIMPULAN
Karakteristik ekosistem lentik atau danau adalah suatu perairan menggenang dengan tepi
yang umumnya curam, air danau bisanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas
hanya pada daerah pinggir saja. Faktor pembatas perairan danau yaitu suhu, DO, CO 2 bebas, BO,
BOD5 pH, alkalinitas, TSS, intensitas cahaya dan kecerahan. Cara pengambilan data tolokukur
lingkungan dengan mengambil sampel air danau menggunakan ember plastik kemudian
dilakukan pengukuran paramater fisik, kimia dan biologi. Untuk menghitung TSS menggunakan
kertas penyaring berdiameter 0,45µ dan kecerahan diukur menggunakan secchi disk dengan cara
mencelupkan langsung kedalam air danau. Korelasi antara parameter lingkungan dengan
komunitas biota perairan contohnya yaitu kandungan DO yang tinggi menyebabkan densitas
plankton juga ikut tinggi sedangkan kadar CO 2 yang tinggi menyebabkan densitas plankton
rendah. Stasiun dengan kualitas perairan terbaik adalah stasiun VI karena memiliki diversitas
plankton tertinggi.
SARAN
Perlu adanya penambahan jumlah bahan atau bahan cadangan misalnya penambahan
jumlah persediaan akuades agar tidak terjadi kekurangan atau kehabisan seperti pada kelompok
6 (kelompok saya).
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A. 2004. Pengertian Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Darat. USU press. Medan.
Ewuis, I. Yanney. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. IPB press. Bandung.
Payne, A. L. 1986. The Ecology of Tropical Lake and Rivers. John Wiley & sonds. New York.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi Kelas I SMP. Bumi Aksra. Jakarta.
Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Soegianto, A. 2004. Metode Pendugaan Pencemaran Perairan Dengan Indikator Biologis.