sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah danatau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah.
20. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II NAMA, OBJEK, SUBJEK, GOLONGAN, TARIF RETRIBUSI DAN
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 2
1 Jenis Retribusi Jasa Usaha yang diatur dalam Perda ini adalah : a.
Retribusi Pemakaiaan Kekayaan Daerah; b.
Retribusi Tempat Pelelangan; c.
Retribusi Terminal d.
Retribusi Tempat Khusus Parkir; e.
Retribusi Rumah Potong Hewan; f.
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; 2 Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digolongkan sebagai
Retribusi Jasa Usaha. 3 Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi: a. Pelayanan dengan menggunakanmemanfaatkan kekayaan Daerah
yang belum dimanfatkan secara optimal; danatau b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan
secara memadai oleh pihak swasta.
Bagian Kesatu Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Pasal 3 1 Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut retribusi
sebagai pembayaran atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah dalam penggunaan atau pemanfaatan kekayaan daerah
2 Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemakaian kekayaan daerah, seperti: pemakaianpenyewaan tanah, bangunan, rumah dinas
dan lapangan olahraga, laboratorium, ruangan, kendaraan bermotor, Kapal, Karamba, Penyewaan Kios dan penyewaan kekayaan daerah
lainnya yang menjadi milik Pemerintah Kota Bima.
3 Tidak termasuk dalam pengertian pelayanan kekayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah penggunaan tanah yang
tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut, seperti pemancangan tiang listriktelepon maupun penanaman kabel listriktelepon di tepi jalan
umum.
Pasal 4 1
Subjek retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan
asetkakayaan Pemerintah Kota Bima. 2
Wajib retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah Setiap orang pribadi atau Badan yang memanfaatkan danatau
menggunakan fasilitaskekayaan daerah.
Pasal 5 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah diukur
berdasarkan jenis kekayaan daerah yang digunakan dan jangka waktu pemakaian.
Pasal 6 1 Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana dimaksud pada
pasal 2 ayat 1 huruf a ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran I Peraturan Daerah ini.
2 Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali.
3 Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.
Bagian kedua Retribusi Tempat Pelelangan
Pasal 7 1 Dengan nama Retribusi Tempat Pelelangan dipungut retribusi sebagai
pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas dan atau jasa di tempat pelelangan ikan.
2 Obyek Retribusi adalah pelayanan atau jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah berupa fasilitas di tempat pelelangan ikan.
3 Termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah tempat yang dikontrak oleh Pemerintah Daerah dari pihak lain untuk
dijadikan sebagai tempat pelelangan. 4 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
adalah tempat pelelangan yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 8
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang melaksanakan pelelangan ikan, menggunakan, mengelola fasilitas tempat pelelangan ikan.
Pasal 9 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Tempat Pelelangan diukur berdasarkan
prosentase tertentu dari harga lelang ikan dan atau harga penjualan ikan di tempat pelelangan.
Pasal 10 1 Semua hasil tangkapan ikan dari suatu daerah yang tidak dipergunakan
untuk lauk pauk nelayan dan keluarga serta didaratkan di tempat pelelangan ikan maupun ditangkahangudang yang dibangun oleh
Pemerintah Daerah maupun swasta dan di tempat pelelangan ikan lainnya harus dijual dengan sistem lelang.
2 Tata cara pelaksanaan lelang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota Bima.
Pasal 11 1
Besarnya tarif retribusi tempat pelelangan ikan adalah 5 lima perseratus dari harga lelang ikan, yang masing-masing dibebankan
kepada penjual 2 dua perseratus dan dibebankan ke pembeli 3 tiga perseratus.
2 Tarif Retribusi fasilitas lain ditempat Pelelangan ikan sebagaimana
dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf b ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran II Peraturan Daerah ini.
3 Tarif Retribusi Tempat Pelelangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 4
Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.
Bagian Ketiga Retribusi Terminal
Pasal 12 1 Dengan nama Retribusi Terminal dipungut retribusi sebagai pembayaran
atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang bis umum, tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya di lingkungan
terminal.
2 Objek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf c adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan
penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh
Pemerintah Kota Bima.
3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah terminal yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh
Pemerintah BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 13
Subjek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat 1 huruf c adalah orang pribadi atau badan pemilik angkutan umum antar kota antar
propinsi, antar kota dalam propinsi, maupun dalam kota baik yang merupakan asal danatau tujuan dari dan ke Kota Bima maupun lintasan
wajib masuk terminal, orang pribadi atau badan pengelola kegiatan usaha danatau yang memanfaatkan fasilitas dilingkungan terminal.
Pasal 14 Tingkat pengukuran jasa Retribusi Terminal diukur berdasarkan volume, Jenis
dan intensitas penggunaan terminal beserta fasilitas penunjang lainnya.
Pasal 15 1 Tarif Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1
huruf c ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran III Peraturan Daerah ini.
2 Tarif Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali.
3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.
Bagian Keempat Retribusi Tempat Khusus Parkir
Pasal 16 1 Dengan nama Retribusi tempat khusus parkir dipungut retribusi atas
pemanfaatan tempat khusus parkir. 2 Objek Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat 1 huruf d adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh Pemerintah Kota Bima.
3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimasud pada ayat 1 adalah pelayanan tempat parkir yang disediakan, dimiliki, danatau
dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 17 1 Subjek Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat 1 huruf d adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan menikmati fasilitas Tempat Khusus Parkir.
2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus
Parkir.
Pasal 18 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Tempat khusus Parkir diukur berdasarkan
jenis kendaraan yang diparkir Pasal 19
1 Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf d ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran IV
Peraturan Daerah ini.
2 Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali.
3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.
Bagian Kelima Retribusi Rumah Potong Hewan
Pasal 20 1 Dengan nama Retribusi Rumah Potong Hewan dipungut retribusi sebagai
pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas dan atau jasa di Rumah Potong Hewan.
2 Objek Retribusi Rumah Potong Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf e adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah
pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki, dan
atau dikelola oleh Pemerintah Kota Bima.
3 Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a.
Penggunaan fasilitas kandang penampungan b.
Penggunaan fasilitas tempat pemotongan c.
Pemeriksaan ante mortum d.
Pemeriksaan post mortum 4 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh Pemerintah, BUMN,
BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 21 1 Subjek Retribusi Rumah Potong Hewan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat 1 huruf e adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakanmenikmati fasilitas Rumah Potong Hewan.
2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong
Hewan.
Pasal 22 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Rumah Potong Hewan diukur berdasarkan
jenis pelayanan dan jenis binatang yang masuk ke Rumah Potong Hewan .
Pasal 23 1 Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan sebagaimana dimaksud pada pasal 2
ayat 1 huruf e ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran V Peraturan Daerah ini.
2 Tarif Retribusi Rumah Potong Hewan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali.
3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.
Bagian Keenam Retribusi Tempat Rekreasi
Pasal 24 1 Dengan nama Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga dipungut retribusi
atas tempat rekreasi dan Olahraga yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh Pemerintah Kota Bima.
2 Objek Retribusi Tempat Rekreasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf f adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan
olahraga yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh Pemerintah Kota Bima.
3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 adalah pelayanan tempat rekreasi dan pariwisata yang disediakan,
dimiliki, danatau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Pasal 25 1 Subjek Retribusi Tempat Rekreasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat 1 huruf f adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan menikmati tempat Rekreasi.
2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Usaha Tempat
Rekreasi.
Pasal 26 Tingkat penggunaan jasa Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga diukur
berdasarkan jenis tempat wisata, jenis pengunjung, dan jangka waktu pelayanan.
Pasal 27 1 Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan olahraga sebagaimana dimaksud
pada pasal 2 ayat 1 huruf f ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran VI Peraturan Daerah ini.
2 Tarif Retribusi Tempat Rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali.
3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.
BAB III PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI