Pengaruh Tingkat Depresi Dari Jenis Kepribadian Remaja Terhadap Tingkat Kenakalannya

PENGARUH TINGKAT DEPRESI DARI JENIS KEPRIBADIAN REMAJA
TERHADAP TINGKAT KENAKALANNYA

RAHINA IBANIATI

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

RINGKASAN
RAHINA IBANIATI. Pengaruh Tingkat Depresi Dari Jenis Kepribadian Remaja Terhadap
Tingkat Kenakalannya. (Dibimbing oleh EMMY. S. KARSIN)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat depresi dari jenis
kepribadian remaja terhadap tingkat kenakala nnya. Secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan karakteristik contoh (usia dan uang saku per hari) dan
karakteristik sosial ekonomi contoh (besar keluarga, usia ayah dan ibu, pendidikan terakhir
ayah dan ibu, pendapatan keluarga pe r kapita per bulan) pada dua kelompok kepribadian
(introvert dan ekstrovert), mengetahui perbedaan tingkat depresi (berat, sedang, ringan,
normal) dan tingkat kenakalan (biasa dan kriminal) pada kedua kelompok kepribadian,
menganalisis hubungan antara karakteristik contoh dan sosial ekonomi contoh dengan

tingkat depresi dan tingkat kenakalan contoh pada kedua kelompok kepribadian, dan
menganalisis pengaruh faktor karakteristik contoh, karakteristik sosial ekonomi contoh,
jenis kepribadian dan tingkat depresi contoh terhadap tingkat kenakalan contoh.
Penelitian dilakukan pada siswa-siswa kelas 2 di SMK-TI (Sekolah Menengah
Kejuruan Teknik Industri) YAPIS, Tri Dharma 1 dan PGRI 2 Kota Bogor; yang dipilih
secara purposive dengan menggunakan data dari Polresta Bogor. Namun, pemilihan contoh
dilakukan secara acak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan
Februari 2004. Desain yang digunakan adalah retrospective study. Jumlah contoh yang
diambil 71 orang, semuanya berjenis kelamin laki- laki. Data yang dikumpulkan meliputi
data primer dan skunder. Data primer meliputi karakteristrik contoh, karakteristik sosial
ekonomi contoh, jenis kepribadian, tingkat depresi, serta tingkat kenakalan. Data sekunder
meliputi data tentang jumlah siswa SMK-TI bermasalah, tingkat kenakalan, dan tindak
kejahatan atau tingkat kriminalitas remaja di Kota Bogor. Analisis dilakukan secara
deskriptif dan inferensia. Analisis secara inferensia dilakukan menggunakan uji beda T (TTest), uji beda U-Mann Whitney, uji korelasi Spearman dan uji Regresi Linear Berganda.
Dalam hal karakteristik contoh, sebagian besar contoh pada kedua kelompok
kepribadian berusia antara 17-19 tahun (73,9 % dan 75 %). Contoh pada umumnya
merupakan anak tengah di keluarganya (52,2 % dan 39,6 %). Contoh yang introvert (47,8
%) lebih banyak terjadi pada siswa yang bidang keahliannya listrik, sedangkan contoh yang
ekstrovert lebih banyak terjadi pada siswa yang bidang keahliannya mesin (43,8 %).
Besarnya uang saku yang diterima oleh sebagian besar contoh pada kedua kelompok

kepribadian sebesar Rp.5.000,- sampai Rp.10.000,- per harinya (60,9 % dan 64,6 %).
Dalam hal karakteristik sosial ekonomi contoh, bahwa tipe keluarga sedang (6-8
orang) dimiliki sebagian besar contoh yang introvert (52,2 %). Sedangkan tipe keluarga
besar (9-11 orang) dimiliki sebagian besar contoh yang ekstrovert (54,2 %). Sebagian besar
usia ayah dari contoh introvert telah berkisar antara usia 46-66 tahun (52,2 %), sedangkan
hampir sebagian besar usia ayah dari contoh ekstrovert masih berkisar antara usia 25-45
tahun (45,8 %). Baik contoh yang introvert maupun ekstrovert, sebagian besar usia ibunya
masih berkisar antara usia 25-45 tahun (69,6 % dan 85,4 %). Sebagian besar ayah contoh
pada kedua kelompok (52,2 % dan 45,8 %) hanya tamat SD. Demikian pula dengan ibu
contoh, sebagian besarnya (56,5 % dan 64,6 %) hanya tamat SD. Berdasarkan

pekerjaannya, secara umum ayah contoh pada kedua kelompok hanya bekerja sebagai
buruh/karyawan yang masing- masing sebesar 43,5 %. Ibu contoh pada kedua kelompok
secara umum hanya berperan sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja), yaitu sebesar 87 %
dan 77,1 %. Berdasarkan pendapatan keluarga per kapita per bulan, jumlah pendapatan dari
sebagian besar contoh pada kedua kelompok berada di bawah rata-rata pendapatan
masyarakat Kota Bogor (