TINGKAT DEPRESI PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK BLITAR

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Lembaga Pemasyarakan Anak Blitar merupakan satu-satunya LP Anak di provinsi Jawa Timur. Itu berarti semua anak-anak dan remaja di Jawa Timur yang melakukan tindakan melanggar hukum di tempatkan di LP Anak Blitar. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dan petugas LP Anak pada saat survey awal penelitian, peneliti mendapatkan informasi bahwa jumlah seluruh narapidana yang terdapat di LP Anak Blitar 253, terdiri dari 250 narapidana laki-laki dan 3 narapidana perempuan. Setiap hari hampir bisa dipastikan ada penghuni baru. Kasus-kasus yang ada pun beraneka macam, mulai dari pencurian, asusila, narkoba, sampai pada pembunuhan. Kasus yang paling banyak terjadi adalah kasus asusila, misalnya membawa pergi anak perempuan tanpa mendapat izin dari kedua orang tuanya.

Pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi narapidana remaja yang masih sekolah dapat terlaksana di LP Anak Blitar karena di lingkungan LP Anak Blitar juga terdapat sarana pendidikan seperti sekolah. Bagi narapidana yang memiliki keterampilan, seperti mengoperasikan komputer atau menyelesaikan pekerjaan kantor lainnya juga diberdayakan di bagian tata usaha LP Anak. Hanya saja untuk hubungan sesama narapidana remaja, berdasarkan sepenggal cerita dari salah satu narapidana remaja, peneliti mendapatkan informasi bahwa jika sebagai penghuni baru di LP Anak tidak memiliki mental yang kuat maka akan dipermainkan oleh narapidana senior yang ada, misalnya sering disuruh-suruh dan lain-lain.

Perlakuan petugas LP Anak juga beraneka ragam, ada yang ramah dan ada juga yang tidak ramah. Ketika ditanya lebih dalam lagi oleh peneliti apa yang dimaksud tidak ramah, salah satu narapidana remaja tersebut tidak mau menceritakan. Petugas LP Anak memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup narapidana remaja selama mendapatkan pembinaan. Gultom (2008) mengatakan bahwa hambatan dalam melakukan pembinaan narapidana adalah kurangnya sumber daya manusia yang profesional, dan hasil penelitian menyebutkan petugas LP Anak lebih dominan berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, seperti lulusan SMPS, SMA, SMK, dan lain-lain yang setingkat, sedangkan yang


(2)

 

 

berpendidikan sarjana muda dan sarjana, hanya beberapa orang. Pendidikan yang diemban petugas LP Anak berpengaruh dalam pemahaman penting atau tidak perlindungan anak. Sementara peran dari LP Anak itu sendiri menurut Gultom (2008) ialah untuk membina narapidana, yang memperlakukan narapidana agar menjadi baik. Maksud dari membina yaitu membina pribadi narapidana, membangkitkan rasa harga diri dan mengembangkan rasa tanggung jawab untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang tenteram dan sejahtera dalam masyarakat, sehingga potensial menjadi manusia yang berpribadi dan bermoral tinggi.

Gultom (2008) menyebutkan dalam pembinaan narapidana dikenal 10 (sepuluh) prinsip pemasyarakatan, yaitu: 1) Ayomi dan berikan bekal agar mereka dapat menjalankan peranan sebagai warga masyarakat yang baik dan berguna; 2) Penjatuhan pidana bukan tindakan balas dendam oleh negara; 3) Berikan bimbingan bukan penyiksaan, supaya mereka bertobat; 4) Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau lebih jahat dari pada sebelum dijatuhi pidana; 5) Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidana harus dikenalkan dengan dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat; 6) Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat sekedar pengisi waktu, juga tidak boleh diberikan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan jawatan atau kepentingan negara sewaktu-waktu saja, pekerjaan di masyarakat dan menunjang usaha peningkatan produksi; 7) Bimbingan dan didikan yang diberikan kepada narapidana harus berdasarkan pancasila; 8) Narapidana sebagai orang tersesat adalah manusia dan mereka harus diperlakukan sebagai manusia, martabat dan harkatnya sebagai manusia harus dihormati; 9) Narapidana hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan sebagai satu-satunya derita yang dapat dialami; 10) disediakan dan dipupuk sarana-sarana yang dapat mendukung fungsi rehabilitatif, korektif, dan edukatif sistem pemasyarakatan.

Remaja merupakan bagian dari lingkungan keluarga dan bagian dari lingkungan masyarakat. Di lingkungan keluarga remaja memiliki peran sebagai anak, kakak, atau adik, sedangkan pada lingkungan masyarakat remaja berperan dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat. Remaja memiliki kecemasan menghadapi hukuman, ancaman, dan tidak adanya kasih sayang dari orang lain, sehingga itulah yang menyebabkan remaja mau mengikuti yang dituntut oleh lingkungannya (Sarwono, 2010). Peran-peran tersebut dapat dijalani jika remaja


(3)

 

 

hidup secara normal di lingkungannya, namun bila tidak berbagai peran sebagai penanda remaja masih termasuk bagian dari lingkungannya terpaksa harus dilepas dan berarti pula remaja harus meninggalkan lingkungannya. Salah satu penyebab remaja harus sampai meninggalkan lingkungannya adalah melakukan tindak kejahatan yang melanggar norma masyarakat dan norma hukum. Apabila remaja melakukan tindak kejahatan sebagai ganjarannya remaja akan mendapatkan hukuman berupa menjalani proses pembinaan di LP Anak sebagai suatu wadah dalam proses peradilan di Indonesia.

Dengan berpindahnya remaja pelaku kejahatan dari lingkungan asalnya ke lembaga pemasyarakatan anak sama juga artinya dengan remaja harus meninggalkan kehidupan bebasnya dan berusaha keras menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yang tentunya tidak terpikirkan serta sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kehidupan di lingkungan tempat tinggalnya. Lebih dari sekedar itu, remaja yang baru menjalani proses rehabilitasi akan mendapatkan stigma negatif dari masyarakat tentang penjahat, seperti yang tertuang dalam Panjaitan dan Simorangkir (1995):

“Pemberian sanksi pidana selalu direalisasikan dengan membina mereka di Lembaga Pemasyarakatan (LP). Ada anggapan yang mengatakan bahwa: pelanggar hukum hanya dapat dibina kalau diasingkan dari lingkungan sosialnya. Adanya pemahaman seperti itu oleh kenyataan dan kehendak masyarakat itu sendiri (stigma). Pembalasan tidak selalu dalam bentuk-bentuk penyiksaan fisik, tetapi bisa juga bersifat penekanan psikologis”.

Hari demi hari menjalani sampai pada akhirnya akan mengakhiri masa rehabilitasi di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LP Anak) remaja akan menghabiskan waktunya atau menjalani aktivitas sehari-hari di LP Anak, tetapi persoalannya tidak sesederhana itu karena remaja harus berupaya melawan stigma negatif dari masyarakat dan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di Lembaga Pemasyarakatan Anak, yang di dalamnya terdapat berbagai macam unsur yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan di lingkungan asalnya. Di LP remaja melakukan interaksi dengan sesama narapidana, petugas LP atau sipir dan orang-orang lainnya yang kesehariannya selalu beririsan dengan LP. Berdasarkan observasi awal peneliti, salah satu narapidana remaja bercerita kepada peneliti bahwa di masa-masa awal masuk ke LP dirinya merasa tertekan karena sikap dari narapidana senior


(4)

 

 

yang memperlakukan dirinya seperti seorang anak buah atau orang yang bisa kapanpun dipermainkan. Narapidana itu juga menceritakan bahwa ada sipir LP yang memperlakukan dirinya dengan kurang sopan, yang penjelasan detilnya tidak bisa didapatkan oleh peneliti karena narapidana tersebut merasa tidak etis untuk diceritakan.

Dengan situasi yang dialami oleh remaja seperti yang telah disebutkan di atas sangat memungkinkan membuat remaja yang berstatus sebagai narapidana menjadi tertekan sampai akhirnya depresi, seperti yang disebutkan dalam Lewinsohn dkk.; Kovacs (seperti yang disebut Nevid, Rathus, & Greene, 2005):

“Seperti orang dewasa yang depresi, anak-anak dan remaja ini memiliki perasaan tidak berdaya, pola berpikir yang lebih terdistorsi, kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri sehubungan dengan kejadian-kejadian negatif, serta self esteem, self confidence, dan persepsi akan kompetensi yang lebih rendah dibandingkan teman-teman sebayanya yang tidak depresi.”

Ini bukan merupakan situasi yang mudah dilalui remaja apabila remaja belum siap secara mental. Kondisi harus melakukan penyesuaian diri dengan cepat dan mendapatkan stigma negatif dari masyarakat memang sangat dekat dengan pemicu depresi. Hal penting yang tidak dapat dihindarkan lainnya ialah apabila sudah menyandang status napi, tentunya pilihan-pilihan untuk mengatasi depresi sangat terbatas. Narapidana remaja tidak mungkin melarikan diri. Berbagai aktivitas yang dijalani di LP tentunya sudah diatur sedemikian rupa sehingga waktu bersantai bagi remaja tidak sebanyak ketika sebelum di LP. Beck (dalam Davison, Neale, & Kring, 2004) mengemukakan bahwa orang-orang yang depresi memiliki perasaan sedih yang berlebihan karena pemikiran mereka menyimpang dalam bentuk interpretasi negatif.

Hasil penelitian dalam Tesis yang ditulis oleh Lubis (2008), Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, dengan judul, “Sindrom Depresif pada Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Anak Medan” menunjukkan bahwa dari 274 narapidana 54 diantaranya mengalami sindrom depresi, dan disebutkan juga dalam penelitiannya:


(5)

 

 

“Penjara tidak hanya sebuah hal yang menakutkan untuk tinggal di dalamnya tetapi juga sebuah stigma yang akan tetap melekat pada seseorang apabila dirinya telah keluar dari penjara sebagaimana sering dilakukan masyarakat”. Bahaya narapidana remaja mengalami depresi ialah remaja akan menjalani hari-harinya dengan penuh kesulitan mengingat masa hukuman yang masih harus dilewati, dan hal tersebut berarti pula remaja tidak akan optimal dalam menjalani berbagai aktivitas yang terdapat di LP Anak sehingga pengembangan dirinya pun menjadi terhambat, dan jika hal ini terus berkelanjutan tidak menutup kemungkinan adanya percobaan bunuh diri serta tidak akan tangguh dalam menghadapi tantangan hidup saat narapidana remaja bebas. Kenyataan tersebut diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Garber, Weiss, & Shanley (seperti yang terdapat dalam Nevid, Rathus, & Greene, 2005), yaitu, sama seperti orang dewasa, anak-anak dan remaja yang depresi cenderung mengadopsi gaya kognitif yang ditandai oleh sikap negatif terhadap diri sendiri dan masa depan.

Peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian ini, melihat masalah yang ada bahwa dengan masuknya remaja pelaku kejahatan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) berarti pula berbagai hal yang menjadi pemicu depresi akan dialami oleh remaja, sampai akhirnya muncul pertanyaan, yaitu apakah narapidana remaja depresi atau tidak? Jika depresi, kemudian disusul oleh pertanyaan lanjutan, bagaimanakah tingkat depresi yang dialami narapidana remaja? Tentunya dengan adanya data tingkat depresi narapidana remaja akan sangat membantu pihak Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) dalam memberikan gambaran tentang situasi narapidana remaja sehingga berbagai penanganan dalam upaya mencapai tujuan pembinaan akan tepat sasaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana Tingkat Depresi Pada Narapidana Remaja di LP Anak Blitar?”


(6)

 

 

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat depresi pada remaja sebagai penghuni LP Anak Blitar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat di antaranya: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini akan memperkaya kajian keilmuan psikologi khususnya bidang psikologi klinis.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini akan membantu pihak Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) dalam memberikan gambaran tentang situasi narapidana remaja sehingga berbagai penanganan dalam upaya mencapai tujuan pembinaan akan tepat sasaran.


(7)

TINGKAT DEPRESI PADA NARAPIDANA REMAJA

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

BLITAR

SKRIPSI

Disusun oleh : HENDRA ADI PUTRA

06810216

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(8)

TINGKAT DEPRESI PADA NARAPIDANA REMAJA

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

BLITAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Disusun oleh : HENDRA ADI PUTRA

06810216

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Depresi pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar”, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena atas tuntunan dan ajaran dari beliau penulis merasa tetap memiliki semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. dan Zainul Anwar, M.Psi. selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing penulis dari awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi. selaku dosen wali penulis.

5. Bapak kepala lembaga pemasyarakatan anak Blitar yang telah memberikan izin serta memfasilitasi penulis untuk melakukan penelitian.

6. Para narapidana remaja di LP Anak Blitar yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

7. Agus (Anggota BINADIK di LPA) yang telah bersedia menjadi pembimbing lapangan selama peneliti melakukan penelitian.

8. Mursyid Jemain, Erlinawati, Sri Yuli Murniati dan Novi Christiana yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Novi, Fritza, Teguh, Dini, Lia, Uci, Nita yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian.


(11)

10. Seluruh teman-teman penulis di Diva, yang selalu memberikan dukungannya dan perhatiannya untuk penulis.

11. Teguh Iman Santosa dan Nash Azfa Manik yang sering memberikan wawasan baru serta wawasan pembanding kepada penulis sehingga sangat membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

12. Keluarga Besar HMI Komisariat Psikologi UMM yang telah memfasilitasi penulis untuk belajar banyak hal di masa awal perkuliahan yang bermanfaat sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak memberikan bantuan serta dukungan kepada penulis.

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan skripsi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi peneliti maupun bagi pembaca.

Malang, 7 November 2011 Penulis

Hendra Adi Putra


(12)

vi  DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... v

INTISARI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi ... 7

1. Pengertian depresi... 7

2. Kriteria diagnosis depresi berdasarkan DSM IV-TR ... 7

3. Perspektif teoritis penyebab depresi ... 9

4. Tingkatan depresi ... 14

B. Remaja ... 15

1. Pengertian remaja ... 15

2.Ciri-ciri remaja ... 16

3.Kebutuhan-kebutuhan remaja ... 18

C. Kerangka Pemikiran ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Variabel penelitian ... 25

C. Definisi operasional variabel penelitian ... 25

D. Populasi dan sampel ... 25

E. Jenis data dan instrumen penelitian ... 26

1. Jenis data... 26

2. Instrumen penelitian ... 26

F. Teknik analisis data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 29

1. Deskripsi subjek ... 29


(13)

vii 

3. Analisis data penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

1. Bagi narapidana remaja ... 36

2. Bagi pihak LP Anak Blitar ... 36

3. Bagi calon peneliti lain ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(14)

viii 

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Tabel identitas subjek 39

Lampiran 2 : Tabel hasil BDI 41

Lampiran 3 : Skala BDI 43


(15)

ix 

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. N. (1992). Metode penelitian sosial; Pengertian dan pemakaian praktis. Jakarta: Gramedia pustaka utama.

American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorder (Ed. Keempat). Washington, DC: Penulis.

Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penulisan skripsi. Malang: Penulis. Gultom, M. (2008). Perlindungan hukum terhadap anak (Dalam sistem peradilan

pidana anak di Indonesia). Bandung: Refika Aditama. Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Lam, R. W., Michalak, E. E., & Swinson, R. P. (2005). Assessment scales in depression, mania and anxiety. United Kingdom: Taylor & Francis.

Lubis, A. (2008). Sindrom depresif pada narapidana lembaga pemasyarakatan anak medan (Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara medan, Sumatera Utara).

 

Lubis, N. L. (2009). Depresi; Tinjauan psikologis. Jakarta: Kencana.

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Panjaitan, P. I., & Simorangkir, P. (1995). Lembaga pemasyarakatan; Dalam perspektif sistem peradilan pidana. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sarwono, S. W. (2010). Psikologi remaja (Edisi Revisi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Willis, S. S. (2008). Remaja & masalahnya (Mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja seperti narkoba, free sex dan pemecahannya). Bandung: Alfabeta.


(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Depresi pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar”, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena atas tuntunan dan ajaran dari beliau penulis merasa tetap memiliki semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. dan Zainul Anwar, M.Psi. selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing penulis dari awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi. selaku dosen wali penulis.

5. Bapak kepala lembaga pemasyarakatan anak Blitar yang telah memberikan izin serta memfasilitasi penulis untuk melakukan penelitian.

6. Para narapidana remaja di LP Anak Blitar yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

7. Agus (Anggota BINADIK di LPA) yang telah bersedia menjadi pembimbing lapangan selama peneliti melakukan penelitian.

8. Mursyid Jemain, Erlinawati, Sri Yuli Murniati dan Novi Christiana yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Novi, Fritza, Teguh, Dini, Lia, Uci, Nita yang telah membantu peneliti dalam


(2)

10. Seluruh teman-teman penulis di Diva, yang selalu memberikan dukungannya dan perhatiannya untuk penulis.

11. Teguh Iman Santosa dan Nash Azfa Manik yang sering memberikan wawasan baru serta wawasan pembanding kepada penulis sehingga sangat membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

12. Keluarga Besar HMI Komisariat Psikologi UMM yang telah memfasilitasi penulis untuk belajar banyak hal di masa awal perkuliahan yang bermanfaat sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak memberikan bantuan serta dukungan kepada penulis.

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan skripsi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi peneliti maupun bagi pembaca.

Malang, 7 November 2011 Penulis

Hendra Adi Putra


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... v

INTISARI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi ... 7

1. Pengertian depresi... 7

2. Kriteria diagnosis depresi berdasarkan DSM IV-TR ... 7

3. Perspektif teoritis penyebab depresi ... 9

4. Tingkatan depresi ... 14

B. Remaja ... 15

1. Pengertian remaja ... 15

2.Ciri-ciri remaja ... 16

3.Kebutuhan-kebutuhan remaja ... 18

C. Kerangka Pemikiran ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Variabel penelitian ... 25

C. Definisi operasional variabel penelitian ... 25

D. Populasi dan sampel ... 25

E. Jenis data dan instrumen penelitian ... 26

1. Jenis data... 26

2. Instrumen penelitian ... 26

F. Teknik analisis data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 29


(4)

3. Analisis data penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

1. Bagi narapidana remaja ... 36

2. Bagi pihak LP Anak Blitar ... 36

3. Bagi calon peneliti lain ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Tabel identitas subjek 39

Lampiran 2 : Tabel hasil BDI 41

Lampiran 3 : Skala BDI 43


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. N. (1992). Metode penelitian sosial; Pengertian dan pemakaian praktis. Jakarta: Gramedia pustaka utama.

American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of

mental disorder (Ed. Keempat). Washington, DC: Penulis.

Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penulisan skripsi. Malang: Penulis. Gultom, M. (2008). Perlindungan hukum terhadap anak (Dalam sistem peradilan

pidana anak di Indonesia). Bandung: Refika Aditama.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Lam, R. W., Michalak, E. E., & Swinson, R. P. (2005). Assessment scales in

depression, mania and anxiety. United Kingdom: Taylor & Francis.

Lubis, A. (2008). Sindrom depresif pada narapidana lembaga pemasyarakatan anak

medan (Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara medan,

Sumatera Utara).  

Lubis, N. L. (2009). Depresi; Tinjauan psikologis. Jakarta: Kencana.

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Panjaitan, P. I., & Simorangkir, P. (1995). Lembaga pemasyarakatan; Dalam

perspektif sistem peradilan pidana. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sarwono, S. W. (2010). Psikologi remaja (Edisi Revisi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Willis, S. S. (2008). Remaja & masalahnya (Mengupas berbagai bentuk kenakalan