PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

(1)

PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

THE DYNAMICS EFFECT OF ISLAMIC BANKING ON ECONOMIC GROWTH IN THE CENTRAL JAVA PROVINCE IN 2005-2015

SKRIPSI Oleh Ika Arum Saputri NPM: 20130730190

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

GROWTH IN THE CENTRAL JAVA PROVINCE IN 2005-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh Ika Arum Saputri NPM: 20130730190

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Ika Arum Saputri NPM : 20130730190

Judul :PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing


(4)

iii

TAHUN 2005-2015

THE DYNAMICS EFFECT OF ISLAMIC BANKING ON ECONOMIC GROWTH IN THE CENTRAL JAVA PROVINCE IN 2005-2015 Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Ika Arum Saputri NPM : 20130730190

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 21 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk di terima:

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Dyah Pikanthi Diwanti, S.E., M.M. (……….) Pembimbing : M. Sobar, S.E.I., M.Sc. (……….) Penguji : Satria Utama, S.E.I., M.E.I. (……….)

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(5)

iv Nama Mahasiswa : Ika Arum Saputri Nomor Mahasiswa : 20130730190 Program Studi : Muamalat

Judul Skipsi :PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 09 Desember 2016 Materai Rp 6.000,-


(6)

v

urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

~QS. Al-Insyirah, 6-8~

“I have not failed. I’ve just found 1000 ways that won’t work”

~Thomas Alva Edison~

“My great concern is not whether you have failed, but whether you are content with your failure”

~Abraham Lincolin~


(7)

vi

sebagai hadiah ulang tahun Ibuku tercinta


(8)

vii

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Agama IslamProdi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dan dapat memberikan ide pengembangan bagi peneliti selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M. Si., selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.SI selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Asep Purnama Bahtiar, S.Ag., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Muamalat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak M. Sobar, S.E.I., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Satria Utama, S.E.I., M.E.I. selaku dosen penguji skripsi yang

telah bersedia menguji dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dyah Pikanthi Diwanti S.E., M.M. selaku ketua sidang yang telah mengatur jalannya sidang.


(9)

viii

Atmojo tercinta dan tersayang, yang tiada henti mendoakan dan memberi motivasi selama masa perkuliahan dan terutama selama penyusunan skripsi ini.

9. Kepada sahabat-sahabat SMAku hingga sekarang Shendy, Susilo, Wisnu, Taufiqur, Seftika, Yustiana yang senantiasa menghibur dan memotivasi untuk terus berjuang, semoga akan seperti itu selamanya. 10.Kepada keluarga baru di Jogja, Kos Rumah pohon terkhusus Dara, Dini,

Hanifatul dan Dyan yang selalu memberikan semangat.

11.Kepada sahabat-sahabat Hokya, terkhusus Ermi, Agis, Qurrota, Antia, Amal, Dian, Dina, Bekti, Levana dan Bunga yang selalu memberikan motivasi dan saat ini sedang sama-sama berjuang dalam penyusunan skripsi. Semangat!

12.Serta teman-teman seperjuangan EPI D 2013 yang selalu memberi cerita baru setiap hari.

13.Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan untuk membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan, arahan dan bimbingan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 09 Desember 2016 Penulis


(10)

ix

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAC ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Batasan Masalah... 12

E. Manfaat Penelitian ... 13

F. Sistematika Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 16

B. Kerangka Teori... 24

1. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ... 24


(11)

x

6. Teori Suku Bunga ... 31

7. Inflasi ... 32

8. Financing to Deposit Ratio (FDR) ... 34

C. Kerangka Berfikir... 35

D. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian ... 39

B. Jenis Data ... 39

C. Teknik Pengumpulan Data ... 40

D. Metode Pengumpulan Data ... 40

E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 40

F. Model Penelitian ... 42

G. Metode Penelitian... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 54

B. Hasil Penelitian ... 59

1. Uji Akar Unit (Unit Root Test)... 59

2. Uji Panjang Lag Optimal ... 60

3. Uji Stabilitas VAR ... 62

4. Uji Kointegrasi Johansen ... 62

5. Uji Kausalitas Granger ... 64

6. Model Vector Error Correction Estimates (VECM) ... 69

7. Analisis Impulse Response Function (IRF) ... 74


(12)

xi

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(13)

xii

Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioner ... 57

Tabel 4.2.1 Uji Panjang Lag Optimal ... 61

Tabel 4.2.2 Hasil Estimasi Optimal Lag ... 58

Tabel 4.3 Roots Characteristic Polynominal ... 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Kointegrsi Johanen ... 60

Tabel 4.5 Hasil Uji Granger Causality ... 62

Tabel 4.6.1 Vector Error Correction Estimates ... 67

Tabel 4.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi pada Jangka Pendek ... 69

Tabel 4.6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi pada Jangka Panjang ... 69

Tabel 4.7.1 Impulse Response PDRB ... 72

Tabel 4.7.2 Impulse Response TP ... 74

Tabel 4.8.1 Variance Decomposition PDRB ... 77


(14)

xiii

Gambar 1.2 Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah Tahun

2005-2015 ... 6

Gambar 1.3 Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 7

Gambar 3.1 Metode Penelitian ... 44

Gambar 4.1 Jaringan Kantor Pebankan Syariah di Jawa Tengah ... 55

Gambar 4.2 Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 56

Gambar 4.3 Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 53

Gambar 4.4 Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 58

Gambar 4.5 Total Pembiayaan, Pertumbuhan Pembiayaan Perbankan Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah ... 85

Gambar 4.6 Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis penggunaan ... 89


(15)

(16)

pengaruh jangka panjang perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total pembiayaan sebagai proxy perbankan syariah, BI Rate (BIR), Inflasi (INF), Financing Deposit Ratio (FDR) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) JawaTengah. Dengan menggunakan data times series triwulan periode 2005-2015, metode analisis yang digunakan adalah Granger Causality Test dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat hubungan kausalitas dan pengaruh jangka panjang perbankan perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Hasil Granger Causality Test menunjukkan bahwa terdapat hubungan satu arah antara pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dengan perbankan syariah. Adapun hasil Vector Error Correction Model (VECM) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jangka panjang antara dinamika perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci: Perbankan Syariah, Pertumbuhan Ekonomi, Granger Causality dan VECM


(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Case dan Fair (2007:326) pertumbuhan ekonomi ditandai dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa. Menurut Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional, Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yaitu sebesar 58,29 persen, diikuti oleh Pulau Sumatra sebesar 22,21 persen dan Pulau Kalimantan 8,15 persen (Bank Indonesia, 2015). Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di Pulau Jawa secara umum pertumbuhan ekonomi regional Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang positif. Perekonomian Jawa Tengah didominasi oleh empat sektor unggulan yaitu sektor pangan, sektor energi, sektor kemaritiman dan kelautan, dan sektor pariwisata dan industri. Sektor unggulan tersebut dinilai memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).


(18)

Berikut gambaran mengenai kondisi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam Gambar 1.1

Gambar 1.1

PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015

Sumber: www.bi.go.id, diolah 2016

Berdasarkan gambar PDRB Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2005 mengalami penurunan karena terjadi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM serta melemahnya nilai tukar rupiah. Secara sektoral, menurunnya pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh kontraksi di sektor pertanian namun tetap menunjukkan trend peningkatkan. Peningkatan tesebut bersumber dari sektor unggulan Provinsi Jawa Tengah yaitu sektor perdagangan, hotel & restoran (PHR), sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa (Bank Indonesia, 2005).

Pada tahun 2008, perekonomian Provinsi Jawa Tengah mengalami perlambatan yang cukup signifikan merupakan dampak dari krisis keuangan internasional. Dari sisi penawaran, kontraksi pada sektor industri

0 1 2 3 4 5 6 7


(19)

pengolahan menjadi faktor utama perlambatan perekonomian Jawa Tengah. Sementara itu, sektor pertanian dan sektor bangunan mengalami pertumbuhan yang signifikan (Bank Indonesia, 2008). Pada tahun-tahun berikutnya perekonomian Provinsi Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, namun cenderung meningkat. Terutama pada tahun 2015 tumbuh membaik didorong oleh peningkatan pesat kinerja investasi dan konsumsi rumah tangga serta pertumbuhan positif dari sektor pertanian, kehutanan, perikanan, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (Bank Indonesia, 2015).

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu ukuran kuantatif yang menggambarkan perkembangan perekonomian suatu negara dalam menghasilkan output selama periode tertentu. Indikator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi regional mengunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto merupakan kemampuan suatu daerah untuk menghasilkan output dari kegiatan ekonomi selama periode tertentu baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan. PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun (http://jateng.bps.go.id).


(20)

Modal memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith, akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu negara (Kuncoro, 1997:47). Modal tersebut diperoleh dari simpanan yang dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito ataupun giro. Dengan mengakumulasikan modal yang berupa simpanan dari masyarakat, maka para pelaku ekonomi dapat menginvestasikannya ke sektor riil, dengan upaya untuk meningkatkan pendapatan.

Perbankan memiliki kontribusi dalam menyediakan modal melalui penyaluran pembiayaan bagi para pelaku ekonomi. Menurut UU No.10 tahun 1998 menjelaskan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Berdasarkan penjelasan tersebut bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediasi yaitu lembaga yang menjembatani dua pihak yang berbeda, satu pihak merupakan pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dan pihak lainnya merupakan pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

Sektor perbankan akan menunjang perekonomian suatu Negara karena bank diperlukan untuk membiayai pembangunan ekonomi. Sehingga, bank dapat dikatakan sebagai nadi dari perekonomian suatu negara. Dinamika perkembangan perbankan menjadi tolak ukur


(21)

keberhasilan suatu negara. Ketika sektor perbankan tumbuh pesat maka semakin banyak sumber pembiayaan yang dapat dialokasi ke sektor-sektor produktif. Sehingga, perbankan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara. Peran perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Keberadaan perbankan syariah dalam sistem perbankan nasional di Indonesia diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian nasional. Perbankan syariah mengenal sistem bagi hasil sehingga dapat mendorong produktifitas (Karim, 2014:24). Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam data Statistik Perbankan Syariah tahun 2015, total pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis penggunaan didominasi oleh pembiayaan modal kerja, kemudian diikuti oleh pembiayaan konsumsi dan pembiayaan investasi. Hal ini menunjukan bahwa perbankan syariah memiliki dampak positif tehadap pertumbuhan sektor riil dan ekonomi. Perbankan syariah menekankan konsep asset & production based sistem (sistem berbasis aset dan produksi). Melalui pola pembiayaan mudharabah dan musyarakah maka sektor riil dan sektor perbankan akan bergerak secara seimbang (Rama, 2013:3). Sehingga, semakin pesat dinamika pertumbuhan perbankan syariah maka semakin besar kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.


(22)

Dinamika pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Tengah cukup membanggakan karena berhasil mencapai angka enam persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya 4,7 persen (http://www.syariahfinance.com). Menurut Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional, pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar 9.51 persen tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan laju pembiayaan nasional yang sebesar 6,92 persen. Laju pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa (Bank Indonesia, 2016). Berikut gambaran mengenai total pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam Gambar 1.2

Gambar 1.2

Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015

Sumber: Bank Indonesia, diolah 2016

Pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa dari tahun 2005-2015 penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah

712 812 1240

2027 2631 4288

6531 8348

10619

1219412227


(23)

mengalami pertumbuhan yang relatif meningkat pada setiap tahunnya. Sementara itu, gambaran jumlah jaringan kantor perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam Gambar 1.3

Gambar 1.3

Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah

Sumber: Bank Indonesia, diolah 2016

Berdasarkan Gambar 1.3 pada tahun 2015 terdapat 10 Bank Umum Syariah dengan 169 Kantor yang tersebar di seluruh Jawa Tengah. Sementara Unit Usaha Syariah sebanyak 35 Unit. Untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah, terdapat 25 bank dengan 25 kantor yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.

Peran dinamika perbankan syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi mempunyai misi utama mendorong pertumbuhan perekonomian dan memberikan kontribusi maksimal kepada masyarakat melalui pemberian penyaluaran pembiayaan. Sehingga, perbankan syariah mampu mendorong pembangunan dan memajukan perekonomian di Provinsi Jawa Tengah.

0 50 100 150 200

Jumlah BUS Jumlah Kantor BUS Jumlah UUS Jumlah BPRS Jumlah kantor BPRS


(24)

Perbankan syariah tidak terlepas dari shock atau guncang yang ditimbulkan oleh BI Rate, Inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR) dinilai mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian yang dilakukan oleh Diyani dan Widiyanto (2015) menjelaskan bahwa BI Rate berpengaruh dalam pembagian tingkat bagi hasil pembiayaan perbankan syariah. Ketika BI Rate mengalami kenaikan ataupun penurunan maka akan mempengaruhi tingkat rate pembiayaan syariah. Hal ini terjadi karena kenaikan BI Rate, secara langsung akan memberikan dampak bagi perbankan syariah. BI Rate, sebagai acuan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Kenaikan BI Rate berdampak pada perekonomian dan sektor riil. Ketika BI Rate mengalami kenaikan maka, pertumbuhan ekonomi akan melambat. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Alatan dan Basana (2015) hasil penelitian menunjukan bahwa kredit sektor ekonomi dan BI Rate berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur.

Inflasi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Komariah, Pribadi dan Widjajanti (2015) menunjukan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik. Hal ini membuktikan bahwa inflasi yang meningkat namun relatif stabil akan memengaruhi kemampuan industri, pemerintah dan masyarakat untuk lebih mampu dalam memenuhi kebutuhannya sehingga akan memberikan kontribusi terhadap


(25)

peningkatan pertumbuhan perekonomian. Inflasi keadaan dimana perekonomian mengalami kenaikan harga secara terus menerus. Inflasi tidak selalu membawa dampak negatif bagi perekonomian. Inflasi ringan, dibawah 10 persen justru mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena inflasi mendorong para pelaku ekonomi untuk meningkatkan produksi. Sehingga, mereka dapat memperoleh keuntungan lebih banyak dari kenaikan harga tersebut. Para pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan produksi dilakukan untuk menghasilkan barang dan jasa dimana jumlah barang dan jasa akhir merupakan komponen untuk melihat tingkat PDRB suatu daerah. Financing to Deposit Ratio (FDR) cerminan kinerja suatu perbankan. FDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. FDR menggambarkan fungsi utama bank sebagai lembaga intermediasi. Peranan intermediasi lembaga perbankan sangat berpengaruh terhadap roda pergerakan perekonomian suatu negara. Menurut Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional memaparkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) Jawa Tengah pada triwulan IV 2015 sebesar 104.16 persen masih cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan FDR nasional tercatat sebesar 92.57 persen. Jadi, ketika terjadi kenaikan jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat, maka secara tidak langsung akan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

Penelitian mengenai hubungan penyaluran kredit terhadap pertumbuhan ekonomi regional telah banyak dilakukan, diantaranya


(26)

penelitian yang dilakukan oleh Apriana (2016) meneliti mengenai Analisis Kausalitas antara Penyaluran Kredit dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus pada BPD Provinsi Nusa Tenggara Barat). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara kredit konsumsi dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan, hubungan satu arah antara kredit investasi dan kredit modal kerja.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Rama (2013) mengenai Analisis Kontribusi Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara hasil uji kausalitas Granger menunjukkan finance-led growth pada model pertama, yaitu sektor perbankan syariah mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan riil output. Pada model kedua menunjukkan bidirectional causality, yaitu ada hubungan dua arah atau saling mempengaruhi antara perkembangan perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tidak terlepas dari peran dinamika perbankan syariah. Perbankan syariah yang lebih menekankan konsep produktivitas terbukti bahwa total pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis penggunaan mayoritas pembiayaan modal kerja, sehingga perbankan syariah memiliki andil dalam


(27)

menyediakan modal bagi pelaku ekonomi, melalui penyaluran pembiayaan. Penyaluran pembiayaan tersebut akan dialokasi ke sektor-sektor produktif. Sehingga, perbankan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Peneliti menambah variabel pendukung BI Rate, inflasi dan Financing Deposit to Ratio (FDR) yang dinilai mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

Dengan demikian, peneliti memiliki ketertarikan mengenai bagaimanakah hubungan saling mempengaruhi antara dinamika perbankan syariah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Karena, kontribusi perbankan syariah melalui penyaluran pembiayaan akan dialokasikan ke sektor-sektor produktif yang akan menghasilkan barang dan jasa dimana jumlah barang dan jasa akhir merupakan komponen untuk melihat tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Peneliti juga menambah pengaruh variabel BI Rate, inflasi, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sehingga, ditetapkan judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh Dinamika Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tidak terlepas dari peran dinamika perbankan syariah. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi penting untuk


(28)

melihat seberapa jauh peran perbankan syariah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan kausalitas antara perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah?

2. Apakah terdapat pengaruh hubungan jangka panjang perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

2. Untuk menguji pengaruh hubungan jangka panjang antara perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti hanya dibatasi mengenai pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Proxy pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Domestik Regonal Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan dari tahun 2005:Q3-2015:Q2. Dan dinamika perbankan syariah diproxykan melalui jumlah penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Jawa Tengah pada tahun 2005:Q3-2015:Q2. Variabel-variabel lain yang ditambahkan oleh penulis adalah BI Rate, inflasi, dan Financing to Deposit Ratio (FDR).


(29)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak maupun instansi terkait terhadap hasil penelitian diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai peran perbankan syariah dalam pertumbuhan ekonomi regional sebagai sumbang pemikiran dan bahan masukan guna mendukung penelitian yang sejenis dan penelitian yang relevan.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi maupun sebagai perbandingan penelitian-penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman dalam bidang ekonomi perbankan syariah dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh pada saat kuliah sehingga dapat diaplikasikan dalam penelitian dan menambah pengetahuan tentang kontribusi perbankan syariah, khususnya mengenai penyaluaran pembiayaan dalam pertumbuhan ekonomi regional.


(30)

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada perbankan syariah di Jawa Tengah untuk mengevaluasi jumlah penyaluran pembiayaan yang disalurkan.

c. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sebagai pengambilan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan maslah, tujuan penelitian, manfaat serta sistematika pembahasan dalam penelitian ini.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

Bab ini berisi tinjauan pustaka, kerangka teori, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian. Pada bagian tinjauan pustaka menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, serta perbedaan dan persamaan dari penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada bagian kerangka teori,


(31)

menjelaskan materi-materi yang berkaitan dengan penelitian dan teori-teori yang dipakai sebagai acuan penelitian. BAB III Metodelogi Penelitian

Bab ini berisi penjelasan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi variabel operasional pengukurannya, model penelitian, metode penelitian dan teknik analisis data dalam penelitian ini.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini memuat tentang gambaran dari objek penelitian, hasil penelitan serta pembahasan hasil penelitian. Dari bagian bab ini dapat diambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

BAB V Penutup

Dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan masalah yang harus dipecahkan dengan melihat dan menganalisis hasil penelitian. Saran merupakan masukan yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.


(32)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka

Beberapa peneliti terdahulu yang dijadikan sebagai acuan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apriana (2016) melakukan penelitian mengenai Analisis Kausalitas antara Penyaluran Kredit dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus pada BPD Provinsi Nusa Tenggara Barat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kredit konsumsi dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan, hubungan satu arah antara kredit investasi dan kredit modal kerja. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pertumbuhan ekonomi regional sebagai variabel. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah menggunakan total pembiayaan perbankan syariah tidak berdasarkan jenis penggunaan. Peneliti menggunakan BI Rate, inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai variabel pendukung.

2. Nangarumba (2016) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan Penyaluran Kredit terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2006-2016. Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan moneter diwakil oleh tingkat bunga dan kebijakan fiskal diwakili oleh modal kerja. Tingkat suku bunga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan melalui


(33)

variabel penyaluran kredit dan belanja modal memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbuhan melalui variabel penyaluran kredit. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan BI Rate sebagai variabel pendukung. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah mengganti variabel modal kerja dan menambah variabel inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR), serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebagai objek penelitian.

3. Basana dan Deltania (2015) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pemberian Kredit terhadap Ekonomi Regional Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kredit perbankan yang dibagi menjadi 9 sektor ekonomi dengan variabel control BI Rate terhadap pertumbuhan Ekonomi Regional Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial pertumbuhan kredit sektor pertanian, pengolahan, kontruksi dan BI Rate berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur, sedangkan pertumbuhan kredit sektor pertambangan, listrik; gas dan air, perdagangan; restoran dan hotel, pengangkutan; pergudangan dan komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur. Sedangkan, pertumbuhan kredit sektor pertanian, petambangan, pengolahan, listrik; gas dan air, kontruksi, perdaganagn; restoran dan hotel; pengangkutan; pergudangan dan komunikasi dan BI Rate berpengaruh secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi


(34)

regional Jawa Tengah. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan BI Rate sebagai variabel pendukung. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah peneliti menggunakan total pembiayaan perbankan syariah di Jawa Tengah dengan menambah variabel inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai variabel pendukung serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebagai objek penelitian.

4. Sumanto (2015) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hasil penelitian ini adalah kredit investasi berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan masyarakat kabupaten/kota di Jawa Timur dan kredit modal kerja berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat kabupaten/kota di Jawa Timur. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel PDRB sebagai proxy pertumbuhan ekonomi regional. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah menggunakan total pembiayaan perbankan syariah dengan menambah variabel pendukung BI Rate, inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR), serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebagai objek penelitian.

5. Komariyah, Pribadi dan Widjajanti (2015) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Inflasi, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik. Hasil


(35)

penelitian menunjukan bahwa variabel investasi, tenaga kerja, inflasi, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi regional sebagai variabel. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah menggunakan total pembiayaan perbankan syariah dengan menambah variabel BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR), serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebagai objek penelitian.

6. Rama (2013) melakukan penelitian mengenai Analisis Kontribusi Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara hasil uji kausalitas Granger menunjukkan finance-led growth pada model pertama, yaitu sektor perbankan syariah mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan riil output. Pada model kedua menunjukkan bidirectional causality, yaitu ada hubungan dua arah atau saling mempengaruhi antara perkembangan perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel penyaluran pembiayaan sebagai proxy perbankan syariah. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah menambah variabel BI


(36)

Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR), serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebagai objek penelitian.


(37)

Tabel 2.1

Perbedaan Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil 1. Nangarumba

(2016)

Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan Penyaluran Kredit terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2006-2016

Untuk menemukan dan memberikan peringkat terhadap penyaluran kredit pada sektor mana saja yang mampu memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Metode analisis yang digunakan analisis jalur dengan bentuk analisis jalur dengan bentuk fungsional model regresi berjenis model log-in atau semi log.

Tingkat suku bunga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan melalui variabel penyaluran kredit dan belanja modal memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbahan melalui variabel penyaluran kredit.

2. Apriana (2016) Analisis Kausalitas antara Penyaluran Kredit dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus pada BPD

Untuk mengetahui hubungan yang terdapat antara penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah NTB dengan

Metode uji kausalitas granger dan Error Correction Model-ECM selama periode 2008: Q1 – 2015: Q3

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kredit konsumsi dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dan


(38)

Tenggara Barat) dan melihat pengaruh jangka pendek dan jangka panjang.

kredit investasi dan kredit modal kerja.

3. Sumanto (2016) Pengaruh Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja terhadap Kesejahteraan

Masyarakat

Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Untuk mengetahui pengaruh kredit investasi dan modal kerja terhadap kesejahteraan

masyarakat di Jawa Timur.

Metode yang

digunakan peneliti dengan menggunakan path analysis.

Studi ini menemukan bahwa manfaat dari kredit investasi untuk kesejahteraan sosial negatif, tetapi kegunaan dari kredit modal kerja adalah positif. Setelah analisis dilakukan, penyebabnya adalah pergeseran investasi dari padat karya ke investasi padat modal, di mana investasi padat modal, penyerapan tenaga kerja rendah. Sebagai konsekuensi lebih lanjut, kesejahteraan sosial menurun meskipun peningkatan kredit investasi terjadi.

4. Basana dan Deltania (2015)

Pengaruh Pemberian Kredit terhadap

Untuk mengetahui pengaruh dari kredit

Metode yang

digunakan peneliti

Tidak semua sektor ekonomi di Jawa Timur signifikan dan


(39)

Jawa Timur menjadi 9 sektor ekonomi dengan variabel control BI Rate terhadap pertumbuhan ejonomi regional Jawa Timur.

Square (OLS). terhadap PDRB. Namun secara bersama-sama penelitian iniberhasil menunjukan bahwa kredit sektor ekonomi dan BI Rate berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

5. Komariyah, Pribadi dan Widjajanti (2015)

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Inflasi, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik

Penelitian ini menganalisis

pengaruh investasi, tenaga kerja, inflasi, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel investasi, tenaga kerja, inflasi, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik.

6. Rama (2013) Analisis Kontribusi Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Penelitian ini menguji hubungan dinamis antara perbankan

syariah dan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Metode analisis yang digunakan penelitian ini adalah uji kointegrasi dan Vektor Error Model (VECM)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara hasil uji


(40)

menunjukkan finance-led growth pada model pertama, yaitu sektor perbankan syariah mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan riil output. Pada model kedua menunjukkan bidirectional causality, yaitu ada hubungan dua arah atau saling mempengaruhi antara perkembangan perbankan syriah dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


(41)

B. Kerangka Teori

1. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pembangunan ekonomi Klasik terdiri dari empat pendekatan antara lain (Todaro dan Smith, 2003:127):

a. Teori Tahapan Pertumbuhan Linear (linear stages of growth model)

Teori pembangunan model pertumbuhan linier dikemukakan oleh Walt W. Rostow dan Harold-Domar. Dasar pemikiran dari model ini adalah evolusi proses pembangunan yang dialami suatu Negara selalu melalui tahapan-tahapan (Kuncoro, 1997:46). Walt W. Rostow seorang sejarawan ekonomi berkebangsaan Amerika dalam bukunya The Stages of Economic Growth menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi terdiri dari lima tahapan antara lain: (1) Masyarakat tradisional, (2) Prakondisi sebelum lepas landas untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, (3) Lepas landas, (4) Tahapan menuju kematangan ekonomi, (5) Tahap konsumsi massal yang tinggi.

Model pertumbuhan Harrod-Domar merupakan model pertumbuhan ekonomi fungsional yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan produk domestik bruto bergantung langsung pada tingkat tabungan nasional neto dan berbanding terbalik dengan rasio modal-output nasional. Harrod-Domar lebih melihat kepada pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab


(42)

investasi dapat meningkatkan stok barang modal yang memungkinkan pertumbuhan output. Semakin banyak yang ditabung dan diinvestasikan maka laju pertumbuhan ekonomi juga akan semakin cepat.

b. Teori Perubahan Struktural (structural-change theory)

Teori perubahan struktural merupakan teori yang menitikberatkan pada mekanisme yang diterapkan oleh Negara berkembang untuk mengubah struktur perekonomian domestik, dari perekonomian tradisional yaitu pertanian menjadi perekonomian modern, lebih berorientasi perkotaan, serta industri manufaktur dan jasa yang lebih beragam.

c. Revolusi Ketergantungan Internasional

Teori ketergantungan suatu Negara cenderung menekankan pada masalah lembaga dan politik, baik internal maupun eksternal, terhadap pembangunan ekonomi. Penekanannya ada pada perlunya kebijakan baru dan utama untuk memberantas kemiskinan, menyediakan kesempatan kerja yang lebih beragam, dan mengurangi ketimpangan pendapatan.

d. Kontrarevolusi Neoklasik: Fundamentalisme Pasar

Pemikiran ini menekankan peran yang menguntungkan dari pasar bebas, perekonomian terbuka, dan privatisasi badan usaha milik negara yang tidak efisien.


(43)

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Islam

Pertumbuhan ekonomi dalam Islam menurut Umar Chapra memiliki karakteristik yang unik diantaranya:

a. Kesejahteraan ekonomi yang diperluas dengan kesempatan kerja penuh dan laju pertumbuhan yang optimal. Jika sumber daya manusia dan sumber daya alam dimanfaatkan secara efisien, maka pertumbuhan ekonomi akan tinggi. Akan tetapi, dalam ekonomi Islam pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukan tujuan utama. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya penting selama memberikan full employment dan kelayakan ekonomi yang luas. b. Keadilan sosio-ekonomi, distribusi kekayaan dan pendapatan yang

merata. Kebijakan moneter menurut ekonomi Islam bertujuan untuk menciptakan keadilan sosio-ekonomi dan pemerataan pendaptan/kesejahteraan bagi seluruh rakyat dengan dasar persaudaraan universal. Al-Qur’an dan Sunnah sangat menekankan tegaknya keadilan dan persaudaraan. Dengan demikian, keadilan dan persaudaraan ini terintegrasi sangat kuat ke dalam ajaran Islam, sehingga realisasinya dalam kebijakan monoteer menjadi komitmen spriritual bagi pembanguan ekonomi masyarakat.

c. Stabilitas nilai mata uang sebagai alat tukar satuan unit dan standar yang adil bagi pembayaran dan alat penyimpanan. Inflasi memiliki pengertian bahwa uang tidak dapat digunakan sebagai nilai tukar yang adil dan jujur. Negera-negara yang berhasil yaitu Negara yang


(44)

mampu memelihara tingkat pertumbuhan ekonomi dan employment yang lebih tinggi di tengah terjadinya inflasi.

d. Mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian dalam suatu cara yang adil sehingga pengembalian keuntungan dapat dijamin bagi semua pihak yang bersangkutan. Salah satu tujuan sosio-ekonomi melalui mobilisasi tabungan. Tabungan yang dihimpun perbankan syariah dapat diproduktifkan bagi kesejahteraan rakyat melalui penyaluran pembiayaan.

e. Perbankan memberikan pelayanan yang efektif bagi kepentingan fakir miskin. Perbankan berkontribusi bagi kelompok masyarakat miskin yang memiliki produktivitas rendah melalui penyaluran pembiayaan guna meningkatkan perekonomian.

3. Produk Domestik Regional Bruto Sebagai Indikator Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan ekonomi daerah menjadi sasaran pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat diukur dengan menggunakan Pendapatan Domestik Regional Bruto. Pendapatan Domestik Regional Bruto merupakan indicator ekonomi makro yang menggambarkan keadaan perekonomian suatu wilayah dalam suatu periode tertentu, baik diukur atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi di dalam


(45)

perekonomian daerah. Hal ini berarti peningkatan PDRB mencerminkan pula peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.

4. Komponen Utama Pertumbuhan Ekonomi

Menurut pandangan para ekonom klasik (Adam Smith dan David Ricardo), maupun ekonom neo klasik (Robert Solow, Trevor Swan dan Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod) tiga komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu (1) akumulasi modal, mencakup sumber daya alam, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia (2) pertumbuhan penduduk (3) kemajuan teknologi (Todaro dan Smith, 2003: 92).

Akumulasi modal merupakan proses penambahan persediaan modal dalam suatu perekonomian dengan upaya untuk meningkatkan total output dan pendapatan. Tingkat akumulasi persediaan modal suatu perekonomian merupakan hal penting dalam penentuan pertumbuhan ekonomi. Di Negara maju tingkat bunga mempengaruhi keputusan mengenai tabungan dan investasi (akumulasi modal) di sektor swasta. Secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh pemerintah. Pemerintah melakukan investasi di bidang infrastuktur. Pengawasan langsung terhadap pengakumulasin modal dan pengawasan tidak langsung terhadap pihak swasta menjadi kewajiban pemerintah dalam mencapai arah pertumbuhan ekonomi yang optimal.


(46)

Jumlah penduduk memiliki hubungan erat dengan peran manusia sebagai tenaga kerja dan pelaku ekonomi. Penduduk yang berkualitas akan mendorong kegiatan ekonomi, sehingga akan meningkatkan produktivitas yang tinggi. Jumlah penduduk yang lebih banyak akan mendorong meningkatkan sisi permintaan. Peningkatan sisi penawaran akan mendorong pelaku ekonomi meningkatkan produksinya sehingga pendapatan yang diperoleh juga meningkat. Dengan demikian, peningkatan mutu tenaga kerja dan jumlah penduduk akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Kemajuan teknologi memberikan peran penting dalam memproduksi barang atau produk secara efisien. Teknologi memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Menurut Todaro dan Smith, tiga klasifikasi kemajuan teknologi yaitu, teknologi mampu meningkatkan efisiensi suatu produksi, mampu menciptakan barang modal baru dan mampu menghasilkan barang dengan mutu tinggi yang bernilai ekonomi tinggi.

5. Pembiayaan Perbankan Syariah

Penyaluran pembiayaan merupakan kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat yang mengalami defisit dana. Besarnya penyaluran pembiayaan dapat dilihat pada neraca bank. Selain itu bank mendapatkan imbalan dari penyaluran pembiayaan berupa margin, bagi hasil ataupun ujrah. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi


(47)

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit (Antonio, 2001: 160). Berdasarkan Undang-undang Perbankan Syariah (UUPS) No. 21 Tahun 2008, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik.

c. Tansaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan

istishna’.

d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang dan qardh. e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multi jasa, berdasrkan persetujuan atau kesepakatan antar Bank Syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak-pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyaluran pembiayaan merupakan seberapa besar pembiayan yang diberikan oleh bank kepada masyarkat dengan imbalan berupa margin, bagi hasil ataupun ujrah. Pembiayaan bank syariah secara garis besar terbagi dua yaitu pembiayaan produktif dan konsumtif. Pembiayaan produktif terbagi dua yaitu pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja. Dalam menjelaskan jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat dari sifat


(48)

penggunaannya dan menurut keperluannya. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1) Pembiayaan Produktif

Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan produktif sebagai peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

2) Pembiayaan Konsumtif

Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Sedangkan, menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Pembiayaan modal kerja

Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi, seperti peningkatan produktif baik secara kuantitaf maupun kualitatif.

2) Pembiayaan investasi

Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal.

6. Teori Suku Bunga

Menurut kaum klasik tingkat bunga merupakan hasil interaksi antara tabungan (S) dengan investasi (I) (Nopirin, 1992:90). Tabungan dan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Ketika suku bunga tinggi, maka keinginan masyarakat untuk menabung tinggi. Sedangkan,


(49)

keinginan investasi masyarakat berkurang ketika suku bunga tinggi. Tingkat bunga mengalami titik equilibrium ketika keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk berinvestasi. Ketika suku bunga mengalami penurunan maka akan menurunkan biaya pinjaman pembiayaan di bank. Para pelaku ekonomi cenderung untuk melakukan ekspansi bisnis. Dengan demikian, output perekonomian akan meningkat.

7. Infasi

a. Teori Inflasi Konvensional

Inflasi merupakan fenomena perekonomian yang menyangkut nilai uang sebagai alat tukar perekonomian. Menurut Nopirin, inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus. Untuk mengkur tingkat kenaikan harga menggunakan index harga, melalui indeks biaya hidup (consumer price index), indeks harga perdagangan besar (wholesale price index) dan GNP deflator. Tingkat harga dapat dipandang dari dua sisi, yaitu tingkat harga sebagai harga sejumlah barang dan jasa dan tingkat harga sebagai ukuran nilai uang. (Mankiw, 2006:195).

Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk nasional (Nopirin, 2014:32). Pengaruh inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang diuntungkan di sisi lain ada yang dirugikan. Seseorang mengalami kerugian dengan adanya inflasi ketika, pendapatan mereka tetap


(50)

sedangkan harga barang naik. Sesorang dinilai untung dengan adanya inflasi ketika mereka memdapatkan kenaikan pendapatan dengan persentase lebih besar dari laju inflasi.

Inflasi mempengaruhi alokasi faktor-faktor produksi. Dengan adanya inflasi permintaan barang meningkat, mendorong kenaikan produksi. Kenaikan produksi barang akan mengubah pola alokasi faktor produksi. Para ekonom berpendapat bahwa inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien. Jika laju inflasi tinggi dapat menurunkan output sehingga nilai riil turun dan masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas diikuti dengan turunya produksi. Dapat disimpulkan bahwa, tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan output.

Para ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi diperlukan untuk menggalakkan perkembangan ekonomi (Sukirno, 2013:338). Harga barang naik lebih tinggi dari kenaikan upah. Sehingga, keuntungan perusahaan bertambah melalui kenaikan harga-harga. Sedangkan, ahli ekonom lain berpendapat bahwa inflasi yang tidak terkendali akan menjadi hiperinflasi dengan demikian, pengusaha akan menurunkan kegiatan produktif. Dapat disimpulkan bahwa inflasi memiliki pengaruh positif dan negatif bagi pertumbuhan ekonomi.


(51)

b. Teori Inflasi Islam

Menurut ekonom Islam, inflasi berdampak buruk pada perekonomian karena (Karim, 2014:139): (1) menimbulkan gangguan terhadap fungsi tabungan sehingga minat menabung masyrakat menurun (2) tingkat belanja barang non-primer meningkat (3) masyarakat beralih investasi ke sektor non-produktif. Penyebab inflasi menurut ekonomi Islam seperti yang dikemukakan al-Maqribi (Karim, 2013:142) yaitu (1) natural inflation, inflasi yang disebabkan oleh turunnya penawaran agregatif atau naiknya permintaan agregatif (2) human inflation, inflasi yang disebabkan oleh kesalahan dari manusia itu sendiri (sesuai dengan QS Ar-Rum 30:41).

8. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio merupakan rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap jumlah dana masyarakat dengan modal sendiri. Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) maka semakin tinggi pula dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK). Tingkat rasio FDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sekitar 85-110% (Azis, 2016:52), rasio yang berada di bawah atau di atas yang telah ditentukan Bank Indonesia mengindikasikan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik sebagai lembaga intermediasi. Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan


(52)

semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

��� = � ��ℎ � ��� � %

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kerangka teori dan diperkuat penelitian yang relevan maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan kausalitas antara perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

Modal merupakan komponen utama dalam menentukan cepat lambatnya pertumbuhan ekonomi. Perbankan syariah lebih menekankan produktivitas, terbukti menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam data Statistik Perbankan Syariah tahun 2015, total pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis penggunaan didominasi oleh pembiayaan modal kerja. Sehingga, perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah memiliki peran dalam penyediaan modal bagi pelaku ekonomi melalui penyaluran pembiayaan. Maka, dari penyaluran pembiayaan tersebut akan dialokasikan ke sektor-sektor produktif. Sehingga, perbankan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Demi mempercepat pertumbuhan ekonomi pemerintah memiliki kebijakan yaitu peningkatan investasi yang menyebabkan


(53)

perkembangan perbankan syariah melalui kenaikan pembiayaan sebagai alternatif untuk ekspansi usaha. Perkembangan perbankan syariah, guna memfasilitasi investasi dan akhirnya menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aktivitas ekonomi dan investasi membutuhkan lebih banyak modal yang disupply oleh lembaga keuangan khususnya perbankan syariah. Sehingga, mendorong munculnya produk-produk inovasi keuangan yang beraneka ragam.

Dalam penelitian sebelumnya, Rama (2013) menyatakan bahwa terjadi hubungan kausalitas dua arah antara perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukkan bahwa dinamika perbankan syariah dengan menggunakan proxy penyaluran pembiayaan memiliki hubungan kausalitas terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

2. Terdapat pengaruh jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

Perbankan syariah yang direpresentasikan melalui total pembiayaan sebagai lembaga intermediasi yaitu melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana masyarakat. Melalui penyaluran pembiayaan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui tercipta lapangan kerja, baik melalui perluasan produksi maupun mendorong munculnya unit-unit usaha baru. Kebijakan Bank Sentral Indonesia untuk mengembangkan sistem keuangan Islam yang komprehensif dinilai efektif selama


(54)

perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi saling berhubungan kuat (Rama, 2013:24). Pertumbuhan perbankan syariah merupakan salah satu pilihan kebijakan yang relevan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sektor riil di Jawa Tengah. Perkembangan perbankan syariah secara terus menerus dan jangka panjang akan mendorong perbankan syariah untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rasyad,Yennisa dan Zaharman (2013) menyatakan bahwa jangka panjang hubungan antara perbankan syariah dan pertumbuhan ekonomi akan semakin terkointegrasi dan saling mempengaruhi. Dalam penelitian Rama (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukkan bahwa dinamika perbankan syariah dengan menggunakan proxy penyaluran pembiayaan memiliki pengaruh hubungan jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan diperkuat penelitian yang relevan maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai berikut:

H1 :Terdapat hubungan kausalitas antara perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.


(55)

H2 :Terdapat pengaruh jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.


(56)

(57)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Periode dalam penelitian ini dari tahun 2005:Q3-2015:Q2 untuk melihat hubungan dianamika perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series). Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui media perantara, baik melalui internet maupun bukan dari internet yang telah dipublikasikan oleh instansi terkait. Sumber data sekunder diperoleh dari Badan Statistik Pusat (BPS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).


(58)

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah penyaluran pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan, sampel adalah sebagian atau wakil polulasi yang diteliti (Suharsimi, 2010:173). Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah penyaluran pembiayaan yang diberikan oleh Perbankan Syariah selama 10 tahun yaitu dari tahun 2005:Q3-2015:Q2.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari laporan-laporan dari beberapa sumber. Data tersebut berupa data triwulan yang diperoleh melalui situs resmi dari instansi yang terkait berdasarkan dari periode penelitian yang dilakukan yaitu dari tahun 2005:Q3-2015Q2. Data PDRB Jawa Tengah, total pembiayaan perbankan syariah, inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) diperoleh dengan memanfaatkan fasilitas internet melalui www.bi.go.id.

E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai seluruh nilai tambah PDRB yang dipengaruhi oleh perubahan produksi dan perubahan harga. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya.


(59)

� ℎ � = � �� ��− � � �−

�− %

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) akibat berbagai aktivitas ekonomi pada suatu waktu tertentu.

3. BI Rate

BI Rate dijadikan sebagai suku bunga acuan. Menurut Bank Indonesia, BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Jika inflasi ke depan diperkirakan melampai sasaran yang telah ditetapkan maka, Bank Indonesia akan menaikkan BI Rate. Begitu pula sebaliknya, Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate jika, inflasi ke depan di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

4. Inflasi

Inflasi merupakan salah satu variabel makro ekonomi yang menggambarkan dimana kondisi ekonomi kurang sehat. Karena harga barang-barang meningkat sehingga melemahkan daya beli masyarakat. Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus (Nopirin, 1987:25).


(60)

Financing to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap jumlah dana masyarakat dengan modal sendiri. Semakin rendah rasio FDR maka semakin rendah pula tingkat penyaluran kredit. Tingkat rasio FDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sekitar 85-110%.

� � = � � ��ℎ � ��� � �

F. Model Penelitian

Model penelitian menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti. Selain itu, menunjukkan jumlah rumusan masalah yang akan dibahas dan dijawab dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menguji hubungan dinamika perbankan syariah dengan proxy jumlah pembiayaan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menambahkan variabel BI Rate (BIR), inflasi (INF) dan FDR. Sedangkan, variabel pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diproxykan sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Model dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada model penelitian yang digunakan oleh Apriana (2016) yang meneliti tentang hubungan kausalitas penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah NTB yang terdiri dari kredit konsumsi, kredit modal kerja dan investasi. Apriana (2016) menggunakan Error Correction Model (ECM) Engle-Granger untuk mengetahui hubungan kausalitas penyaluran kredit


(61)

terhadap pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat. Maka dapat ditampilkan persamaan model ECM Engle Granger sebagai berikut:

∆� � = + ∆���+ ∆���+ ∆� ��+ �� (3.1)

Keterangan:

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto : Konstanta

KK : Kredit Konsumsi pada periode t KI : Kredit Investasi pada periode t KMK : Kredit Modal Kerja pada periode t ∆ : Difference operator

ECT : Error Correction Term

, , : Koefisien regresi dari masing-masing variabel : Kofisien ECT

Pada model penelitian sebelumnya menggunakan data penyaluran kredit yang terdiri dari kredit konsumsi, kredit investasi dan kredit modal kerja yang disalurkan oleh Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggar Barat. Sedangkan, model penelitian yang relevan menggunakan total pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah dengan menambah variabel BI Rate, inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model untuk mengetahui hubungan antara perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Model Vektor Autoregression atau VAR pada penelitian ini digunakan untuk menguji hubungan dan melihat respon antar variabel total pembiayaan (TP), BI Rate


(62)

(BIR), inflasi (INF) dan Financing to Deposit Ratio FDR. Adapun model standar sistem VAR dengan n variabel endogen sebagai berikut (Widarjono, 2009:347):

�= + ∑�=� � �− + ∑�=� � �− + ⋯ + ∑��= � �− + � (3.2)

Dimana merupakan elemen vektor dari PDRB, TP, BIR, INF dan FDR. Sedangkan, merupakan vektor konstanta. , , merupakan koefisien dari �− dan p merupakan panjang lag. et merupakan vektor dari shock terhadap masing-masing variabel. Maka, dapat diuraikan model VAR yang akan digunakan dalam estimasi yakni:

� � �= + ���−�+ ���−�+ ����−�+ � ��−�+ � (3.3) ���= + � � �−�+ ���−�+ ����−�+ � ��−�+ � (3.4) ���= + � � �−�+ ���−�+ ����−�+ � ��−�+ � (3.5) ����= + � � �−�+ ���−�+ ���−�+ � ��−�+ � (3.6) � ��= + � � �−�+ ���−�+ ����−�+ ���−�+ � (3.7) Keterangan:

PDRB : Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah C : vektor konstanta

TP : Penyaluran pembiayaan BIR : BI Rate

INF : Inflasi

FDR : Financing to Deposit Ratio

, , : Koefisien regresi dari masing-masing variabel et : vektor dari shock terhadap masing-masing variabel


(63)

G. Metode Penelitian

Pada dasasarnya ada dua metode utama dalam penelitian ini yaitu metode Granger Causality dan metode Vector Auto Regression (VAR). Metode Granger Causality digunakan untuk menganalisis hubungan kausalitas antara variabel dalam model yang digunakan. Kemudian pengujian stasioneritas data dan uji kointegrasi digunakan untuk menentukan metode yang digunakan Vector Auto Regression (VAR) ataukan Vector Error Correction Model (VECM), dimana tahapan dalam proses estimasi model VAR yang dilakukan.

Gambar 3.1 Metode Penelitian

Uji Stasioner Data

Uji Kointegrasi Johansen

Stasioner 1st

Difference, ada

Ganger Causality Test

Model VECM

Analisis Impluse Response Function

Analisis Variance Decompossition


(64)

Hasil estimasi VAR digunakan untuk memperkuat hasil pengujian dari Granger Causality. Metode VAR digunakan untuk mengamati pergerakan dan respon antar variabel pada periode waktu dan peramalan kondisi variabel jika terjadi shock atau perubahan dati suatu variabel. H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Vektor Error Correlatio Model (VECM). VECM merupakan metode turunan dari VAR. Asumsi yang perlu dipenuhi sama dengan VAR, kecuali masalah stasioneritas. Data stasioneritas pada VECM harus berada di posisi deferensiasi pertama dan semua variabel harus memiliki stasioner yang sama, yaitu terdiferensiasi pada turunan pertama (Basuki dan Prawoto, 2016:251). Beberapa tahapan yang harus dilalui peneliti sebelum menentukan model yang tepat yaitu uji stasioneritas data, uji panjang lag optimal, uji stabilitas model VAR, analisis Kausalitas Granger, uji kointegrasi, model empiris VAR/VECM, analisis Impuls Response Function dan analisis Variance Decomposition.

1. Uji Stasioneritas Data

Data ekonomi time series umumnya memiliki trend yang tidak stasioner/data tersebut memiliki akar unit. Jika data memiliki akar unit, maka nilainya akan cenderung berfluktuasi tidak disekitar nilai rata-rata sehingga menyulitkan dalam mengestimasi suatu model (Basuki dan Prawoto 2016:252). Suatu data dikatakan stasioner jika rata-rata, varian


(1)

14

searah antara variabel TP dan PDRB yaitu hanya variabel PDRB secara statistik signifikan mempengaruhi TP tetapi tidak berlaku sebaliknya.

6. Model VECM

Hasil estimasi VECM akan diketahui hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Pada estimasi model VECM pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah merupakan variabel dependen sedangkan perbankan syariah diproxykan melalui total pembiayaan, BIR, INF dan FDR merupakan variabel indpenden. Hasiil estimasi VECM digunakan untuk menganalisis pengaruh hubungan jangka pendek dan jangka panjang pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen.

Tabel 4.6.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah pada Jangka Pendek

Variabel Koefisien t-statistik

cointEq1 -0.283745 [-1.89974]

D(PDRB(-1) -0.077572 [-0.52646] D(PDRB(-2) -0.223464 [-1.59855] D(LOG(TP(-1))) -3.987654 [-2.43262] D(LOG(TP(-2))) -2.637456 [-1.81412]

D(BIR(-1) -0.120495 [-0.38118]

D(BIR(-2) -0.550818 [-1.97795]

D(INF(-1) 0.184395 [ 1.71998]

D(INF(-2) 0.138547 [ 1.54228]

D(LOG(FDR(-1))) -2.742653 [-1.50616] D(LOG(FDR(-2))) 0.502074 [ 0.35167]

C 0.533338 [ 2.42697]

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan dari tabel 4.6.2 dapat dilihat hasil pengujian pada model VECM pada jangka pendek menunjukkan signifikasi ketika t- statistik lebih besar dari pada t-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa, nilai t-statistik variable TP, BIR, INF, FDR dan PDRB lebih kecil dari t-tabel, yaitu 2.030. Sehingga, kelima variable belum tentu mempunyai pengaruh dalam jangka pendek. BIR dan INF merupakan instrument moneter yang digunakan dalam jangka panjang.

Tabel 4.6.3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah pada Jangka Panjang

Variabel Koefisien t-statistik

LOG(TP(-1) 0.493559 [2.92039]

(BIR(-1) -1.214304 [-5.24443]


(2)

15

(FDR(-1) -12.16211 [-7.83268] Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan dari tabel 4.6.3 dapat dilihat hasil pengujian pada model VECM pada jangka panjang menunjukkan signifikasi ketika t- statistik lebih besar dari pada t-tabel. Variabel TP dan INF pada jangka panjang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah terbukti nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel dengan taraf nyata lima persen.

Pada jangka panjang variabel TP signifikan dengan nilai t-statistik lebih besar daripada t-tabel pada taraf nyata lima persen yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Perbankan syariah diproxykan melalui total pembiayaan (TP) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 0.493559 persen. Hal ini menunjukkan ketika terjadi kenaikan total penyaluran pembiayaan (TP) maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0.493559 persen. Dapat disimpulkan bahwa perbankan syariah dalam jangka panjang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

7. Analisis Hasil Impulse Response Function (IRF)

Setelah beberapa tahapan pengujian yang dilakukan maka kita dapat mengestimasi model VECM ada dua analisa yang paling penting yakni Impulse Response Function dan Variance Decomposition. IRF pada dasarnya digunakan untuk melihat pengaruh perubahan dari satu variabel pada variabel itu sendiri atau variabel lainnya dan dapat digunakan melacak respon dari variabel endogen di dalam sistem VAR karena adanya shock atau peruahan di dalam variabel gangguan (e). Dalam bagian ini hanya akan dibahas impulse response yang berkaitan dengan shock yang berasal dari perubahan dinamika perbankan syariah dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 4.7.1

Impulse Response PDRB

Period PDRB LOG(TP) BIR INF LOG(FDR)

1 0.574652 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.366879 -0.190372 0.083131 0.017097 0.066100 3 0.181963 -0.205962 -0.077919 -0.007803 0.332764 4 0.112052 -0.113806 -0.272835 -0.072248 0.200179 5 0.137642 -0.090115 -0.231486 -0.126074 0.108974 6 0.249852 -0.077386 -0.208902 -0.195945 0.229534 7 0.256651 -0.079055 -0.249535 -0.160862 0.271344 8 0.197820 -0.087369 -0.239760 -0.126712 0.231870 9 0.193970 -0.105147 -0.226191 -0.142262 0.197438 10 0.225477 -0.093735 -0.228157 -0.154166 0.215801 Sumber: data diolah, 2016


(3)

16

Berdasarkan tabel 4.7.1 nilai impulse response menggambarkan pegerakkan respon variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah diproxykan melalui PDRB terhadap variabel itu sendiri dan variabel lainnya. karena adanya shock suatu variabel terhadap variabel lain. Berdasarkan tabel 4.7.1 menunjukkan bahwa respon PDRB karena shock TP, BIR, INF dan FDR. Jika terjadi shock TP, BIR, INF dan FDR maka nilai PDRB misalnya pada periode kedua sebesar -0.190372 persen, 0.083131 persen, 0.017097 persen dan 0.066100 persen. 8. Analisis Hasil Variance Decomposition

Variance Decomposition menggambarkan pentingnya setiap variabel di dalam sistem VAR karena adanya shock. Variance Decomposition berguna untuk memprediksi kontribusi persentase varian setiap variabel kerena adanya perubahan variabel tertentu di dalam sistem VAR (Widarrjono, 2009: 356).

Tabel 4.8.1

Variance Decomposition PDRB

Period PDRB LOG(TP) BIR INF LOG(FDR) 1 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 90.67303 7.069566 1.348089 0.057023 0.852289 3 70.62578 11.15717 1.841359 0.050098 16.32559 4 60.03863 10.77462 10.28156 0.655428 18.24976 5 55.22482 10.40315 14.70825 2.239240 17.42454 6 50.94237 9.099695 15.89280 5.152396 18.91274 7 47.12499 8.022566 17.69085 6.142974 21.01862 8 44.39227 7.619229 19.39110 6.484598 22.11281 9 42.48422 7.557717 20.56635 7.058607 22.33310 10 41.09798 7.297617 21.33149 7.630025 22.64289 Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.8.1 menggambarkan analisis varian decomposition variabel PDRB sebagai proxy petumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, dimana pengaruh terbesar dari variabel itu sendiri kemampuan tertinggi pada periode pertama yaitu sebesar 100 persen. Pada periode selanjutnya kemampuan menjelaskan variabilitas PDRB mengalami penurunan hingga akhir periode observasi dengan angka terendah sebesar 41.09798 persen.

Pengaruh Dinamika Perbankan Syariah terhadap Pertumbuh Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Terjadi hubungan kausalitas satu arah antara pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah terhadap perbankan syariah. Dengan demikian, terjadi unidirectional causality from Y to X artinya pertumbuhan ekonomi regional mempengaruhi pertumbuhan sektor perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah tetapi tidak berlaku sebaliknya. Pembiayaan sebagai proxy perbankan syariah muncul karena pertumbuhan ekonomi yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB menunjukkan angka riil yang dijadikan patokan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Semakin maju perekonomian suatu daerah akan


(4)

17

berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sehingga akan tercipta lapangan usaha baru. Selain itu, dalam upaya peningkatan perekonomian di Povinsi Jawa Tengah membutuhkan lebih banyak modal yang disupplay atau disediakan oleh lembaga keuangan baik non bank maupun bank dan selanjutnya mendorong munculnya produk-produk inovasi keuangan yang beraneka ragam.

2. Terdapat hubungan jangka panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

Seluruh variabel baik TP sebagai proxy perbankan syariah, BIR, INF, FDR dan PDRB cenderung bergerak menuju equilibrium dalam jangka panjang. Dalam setiap periode jangka pendek, variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah (PDRB), variabel perbankan syariah diproxykan melalui total pembiayaan perbankan syariah dan variabel lainnya cenderung saling menyesuaikan untuk mencapai keseimbangan (equilibrium) jangka panjang. Dengan demikian, diharapkan dukungan pemerintah yang semakin nyata dalam pengembangan perbankan syariah khususnya di Provinsi Jawa Tengah, karena perkembangan perbankan syariah yang pesat dapat memberikan kontribusi positif yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Peranan perbankan syariah melalui pembiayaan diarahkan untuk pemerataan kesempatan usaha antara lain melalui alokasi pembiayaan ke sektor-sektor produktif yang akan menghasilkan barang dan jasa dimana jumlah barang dan jasa akhir merupakan komponen untuk melihat tingkat pertumbuhan suatu daerah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Merujuk pada tujuan penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka kesimpulan yang diperoleh yang berkaitan dengan hubungan antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan searah antara pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dengan perbankan syariah yang diproxykan melaui total pembiayaan. Hal ini membuktikan bahwa tingginya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dapat mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah. Perbankan syariah belum mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah karena porsi pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah sangat rendah dibandingkan dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan konvensional, yang mendominasi lembaga keuangan perbankan.

2. Perbankan syariah yang diproxykan melalui total pembiayaan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dalam jangka panjang. Sehingga, dinamika perkembangan perbankan syariah mempunyai andil dalam kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Pemerintah diharapkan dapat mendorong peran perbankan syariah melalui

peningkatkan penyaluran pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kepada sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi


(5)

18

terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga mampu meningkatkan perekonomian di Provinsi Jawa Tengah.

2. Bagi perbankan syariah diharapkan untuk tetap konsisten pada pola pembiayaan sektor riil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan pola pembiayaan ini secara ekonomi berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Antonio. Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Ariefianto, M. Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews.

Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Basuki, Agus Tri dan Nano Prawoto. 2016. Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & EVIEWS. Jakarta: Rajawali Pers.

Case, E. K. dan Fair, C. R. 2006. Prinsip-prinsip Ekonomi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Chapra, Umar. 2000. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Ikhwan Abidin B (penj.). Jakarta:

Gema Insani Press.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar. alih Bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Gujarati, Damodar dan Dawn C. Porter. 2013. Dasar-dasar Ekonometrik/Basic Econometrics.

Raden Carlos Mangunsong (penj.). Jakarta: Erlangga.

Karim, Adiwarman A. 2014. Ekonomi Makro Islam. Jakarta:Rajawali Pers.

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Kusrini, Dwi Endahdan Setiawan. 2010. Ekonometrika. Yogyakarta: ANDI. Mankiw. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.

Marathon, Said Sa’ad. 2007. Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global.Jakarta: Zikrul Hakim.

Nopirin. 1987. Ekonomi Moneter Buku Dua. Yogyakarta: BPFE. Nopirin. 1987. Ekonomi Moneter Buku Satu. Yogyakarta: BPFE.


(6)

19

Prayitno, Hadi dan Budi Santosa. 1996. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. alih

bahasa Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.

Soelistyo. 2001. Dasar-Dasar Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2014. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Wasana, A Jaka(pen).1991. Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi: Dilengkapi Aplikasi Eviews. Yogyakarta: Ekonesia Kampus Fakultas Ekonomi UII.

Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.

Artikel dan Jurnal:

Apriana, Riska. 2016. Analisis Kausalitas Antara Penyaluran Kredit dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus pada BPD Provinsi Nusa Tenggara Barat). Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Basana, Sautma Ronni dan Tan Serlinda Deltania. 2016. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Ekonomi Regional Jawa Timur. Finesta Vol. 3, No. 1 (2015) 63-67.

Diyani, Lucia Ari dan Edi Widiyanto. 2015. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI Terhadap Pembiayaan Mudharabah. Kabisocio, Vol. 2 No.1 Februari 2015 (98-108). Nangarumba, Muara. 2016. Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan Penyaluran Kredit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2006-2016. JESP-Vol. 8, No. 2 (2016) 14-40.

Pribadi, Adiesta Febrian, Andjar Widjajanti dan Siti Komariyah. 2015. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Inflasi, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik. Artikel Mahasiswa 2015.

Sumanto, Agus. 2016. Pengaruh Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Jawa Timur. JESP-Vol. 8, No. 1 (2016) 40-49.

Rama, Ali. 2013. Analisis Kontribusi Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Skripsi. International Islamic University Malaysia (IIUM).


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN INVESTASI TERHADAP PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

3 14 89

PENGARUH FAKTOR AGLOMERASI INDUSTRI, ANGKATAN KERJA DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005 2010

1 16 111

PENGARUH ASPEK-ASPEK DALAM PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2015

0 3 94

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 3 13

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 5 14

PENDAHULUAN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 3 10

ANALISIS TIPOLOGI DAN SEKTOR POTENSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015 Analisis Tipologi Dan Sektor Potensial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2015.

0 2 17

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2015.

0 2 11

ANALISIS PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN INVESTASI TERHADAP PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH.

0 4 178

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DISPARITAS PENDAPATAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015

0 0 16