SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL RUMAH SAKIT (Studi Empiris pada Rumah Sakit di Kabupaten Pemalang Berstatus BLUD)

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, BUDAYA
ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN PENERAPAN PRINSIP
GOOD CORPORATE GOVERNANCE SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL RUMAH SAKIT
(Studi Empiris pada Rumah Sakit di Kabupaten Pemalang Berstatus BLUD)
INTERNAL CONTROL SYSTEM OF GOVERNMENT,
ORGANIZATIONAL CULTURE, ORGANIZATIONAL COMMITMENT,
AND IMPLEMENTATION PRINCIPAL OF GOOD CORPORATE
GOVERNANCE ALONG THE IMPACT TO MANAJERIAL
PERFORMANCE OF HOSPITAL
(Empirical Study on Hospital Pemalang District BLUD Status)

Oleh:
Hera Nurmalita
20130420293

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, BUDAYA

ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN PENERAPAN PRINSIP
GOOD CORPORATE GOVERNANCE SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL RUMAH SAKIT
(Studi Empiris pada Rumah Sakit di Kabupaten Pemalang Berstatus BLUD)
INTERNAL CONTROL SYSTEM OF GOVERNMENT,
ORGANIZATIONAL CULTURE, ORGANIZATIONAL COMMITMENT,
AND IMPLEMENTATION PRINCIPAL OF GOOD CORPORATE
GOVERNANCE ALONG THE IMPACT TO MANAJERIAL
PERFORMANCE OF HOSPITAL
(Empirical Study on Hospital Pemalang District BLUD Status)

SKRIPSI
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan
Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:
Hera Nurmalita
20130420293


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

i

iv

Motto

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang
tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan
keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang dialami
oleh suatu kaum, sehingga mereka sendiri yang berusaha
merubah apa yang mereka alami
(QS. Ar Ra’du: 11)


v

Halaman Persembahan
Alhamdulillah dengan terselesaikannya skripsi ini, selaku penulis Hera Nurmalita
mengucapkan terima kasih kepada:


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
sampai saat ini saya masih diberikan kesehatan dan dapat menyelesaikan
studi ini dengan memperoleh ilmu yang bermanfaat.



Orangtua yang selalu mendukung dan memberikan semangat. Untuk
ayahandaku tersayang Muntohir yang selalu menjadi inspirasi dalam hidup
saya, beliau tidak pernah mengeluh dan pekerja keras serta selalu
memberikan motivasi-motivasi yang dapat menjadi bekal untukku. Untuk
Ibundaku tercinta Winurmi yang selalu memberikan nasihat yang
bermanfaat, kasih sayang yang luar biasa, perhatian yang tiada tara,
beliaulah yang selalu mengajarkanku kesabaran, keikhlasan dan beliau

salah satu penyemangatku dalam segala situasi yang kuhadapi baik senang
maupun susah. Di hari ini anak perempuanmu yang terakhir ingin
mempersembahkan untuk kalian dan membuat kalian bangga atas gelar
yang saya raih. Alhamdulillah sekarang anak bungsu kalian yang beranjak
dewasa dan masih manja sudah sarjana.



Kakakku satu-satunya yang saya punya Andina, walaupun terkadang kita
suka berantem tapi terima kasih banyak dibalik keusilanmu kamu menaruh
banyak banyak perhatian dan pengertian selama ini. Terima kasih untuk

vi

pengorbanannya, kasih sayangnya layaknya kasih sayang seorang ibu,
saya berjanji suatu saat nanti pasti akan membalas semua kebaikanmu.


Keluarga besar tercinta yang tiada henti mendo’akan serta memberikan
semangat dan nasiahat-nasihatnya yang akan selalu saya diingat.




Dosen Pembimbing Bapak Dr. Bambang Jatmiko.,S.E.,M.Si terima kasih
banyak sudah dengan sabar membimbingku, memperhatikan anak
bimbingan-bimbinganmu, memberikan banyak sekali masukan serta
nasihat, tanpamu saya tidak dapat seperti ini. Terima kasih banyak pak.



Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal masuk kuliah hingga sekarang
seperti Elvina, Choirunnisa, Tiara, Dania dan Mamay terima kasih banyak
selalu memberi semangat dan tidak henti-hentinya memberi nasihat
kepadaku ketika saya lengah. I love you so much guys. See you on top.



Sahabat-sahabat Kontrakan Nina dan Lili terima kasih banyak sudah
menemaniku dalam setiap keadaan apapun, selalu mendengarkan keluh
kesahku, selalu memberi nasihat layaknya orang tuaku, selalu ada ketika

saya membutuhkan serta terima kasih sudah menjadi sahabat dalam setiap
keadaan dan cuaca apapun. I love you so much.



Sahabat-sahabatku dikampung halamanku Pemalang seperti Ninda, Mitha,
Alvia dan Nala terima kasih banyak kalian tiada hentinya menasehatiku
dan memperhatikanku. I love you so much.



Candra

Sukma

Hantiyo

terima

kasih


selalu

menyemangatiku,

menasehatiku, mendengerkanku serta menemaniku dalam setiap keadaan.
Sekali lagi terima kasih banyak ya cun.

vii



Sahabat-sahabat KKNku seperti Viky dan Almira terima kasih kalian
sudah menjadi sahabat terasikku, yang selalu membuatku tertawa, yang
sudah menyemangatiku dan menasehatiku.



Teman seperjuanganku selama bimbingan Shipa Fauziah terima kasih
banyak selama ini sudah menyemangatiku dan berjuang bersamaku.




Teman-teman kelas G terima kasih yang selama ini telah memberikan
semangat yang luar biasa.



Teman-teman seperjuangan prodi Akuntansi UMY terima kasih sudah
memberi kenangan dan pengalaman yang tidak pernah saya lupakan.

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..........................


ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................

iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................

v

PERSEMBAHAN ......................................................................................

vi

INTISARI...................................................................................................


ix

ABSTRACT .................................................................................................

x

KATA PENGANTAR ...............................................................................

xii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................


xvii

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................

xviii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang Penelitian ..............................................................

1

B. Batasan Masalah.............................................................................

12

C. Rumusan Masalah ..........................................................................

12

xiii

D. Tujuan Penelitian ...........................................................................

13

E. Manfaat Penelitian .........................................................................

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................

16

A. Landasan Teori ...............................................................................

16

1. Teori Agency............................................................................

16

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ..................................

17

3. Budaya Organisasi ...................................................................

22

4. Komitmen Organisasi...............................................................

24

5. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance .....................

26

6. Kinerja Manajerial ...................................................................

29

B. Perumusan Hipotesis ......................................................................

32

C. Model Penelitian ............................................................................

38

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................

39

A. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................

39

B. Jenis Data .......................................................................................

39

C. Teknik Pengambilan Sampel..........................................................

39

D. Teknik Pengambilan Data ..............................................................

40

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................

40

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian..............................................

41

G. Teknis Analisis Data ......................................................................

41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................

46

A. Gambaran Umum/Subyek Penelitian .............................................

46

B. Demografi Responden ....................................................................

48

xiv

C. Hasil dan Aalisis Data ....................................................................

51

D. Pembahasan (Interpretasi) ..............................................................

64

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

74

A. Simpulan ........................................................................................

74

B. Saran ...............................................................................................

75

C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................

76

D. Implikasi. ........................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL
1.1. Tingkat Presentase Kinerja .................................................................

11

4.1.Daftar Rumah Sakit di Kabupaten Pemalang.......................................

47

4.2.Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................................................

48

4.3. Responden Berdasarkan Lama Usia Kerja ..........................................

49

4.4. Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ..........................................

49

4.5. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................................

50

4.6. Responden Berdasarkan Status PNS dibagian Non Medis RSUD .....

51

4.7. Uji Statistik Deskriptif ........................................................................

51

4.8. Hasil Uji Validitas variabel Kinerja Manajerial..................................

53

4.9. Hasil Uji Validitas variabel SPIP ........................................................

53

4.10. Hasil Uji Validitas variabel Budaya Organisasi................................

54

4.11. Hasil Uji Validitas variabel Komitmen Organisasi ...........................

55

4.12. Hasil Uji Validitas variabel Penerapan Prinsip GCG .......................

55

4.13. Hasil Uji Reliabilitas .........................................................................

56

4.14. Hasil Uji Normalitas .........................................................................

58

4.15. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................

59

4.16. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................

60

4.17. Hasil Koefisien Determinasi (R2)......................................................

61

4.18. Hasil Uji t ..........................................................................................

62

4.19. Rangkuman Hasil Hipotesis Penelitian .............................................

64

xvi

DAFTAR GAMBAR
2.1. Model Penelitian ...........................................................................

xvii

38

DAFTAR GRAFIK
1.1. Opini Pemeriksaan Laporan Keuangan .........................................

xviii

3

INTISARI
Penelitian ini untuk menguji secara empiris pengaruh dari Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi serta
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Manajerial
Rumah Sakit. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survei, alat yang
digunakan dalam pengambilan data menggunakan kuesioner. Populasi dalam
penelitian ini seluruh rumah sakit di kabupaten pemalang, sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria tertentu
yang berjumlah 144 responden setelah data diolah terjadi outliers sebanyak 32
sehingga total sampel hanya 112 responden yang dapat dipakai. Alat analisis
dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil pada
penelitian ini memperlihatkan bahwa: (1) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial; (2) Budaya Organisasi tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial; (3) Komitmen Organisasi berpengaruh
positif terhadap Kinerja Manajerial; (4) Penerapan Prinsip Good Corporate
Governance berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin baiknya penerapan sistem pengendalian intern
pemerintah maka semakin baik kinerja manajerial, semakin rendahnya budaya
organisasi yang diterapkan dalam organisasi maka kinerja manajerial akan
semakin buruk, semakin baiknya komitmen organisasi setiap pegawainya akan
membawa kinerja manajerial juga semakin baik dan semakin baiknya penerapan
prinsip good corporate governance maka akan semakin baik kinerja
manajerialnya.
Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Budaya Organisasi,
Komitmen Organisasi, Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dan
Kinerja Manajerial

ix

ABSTRACT
This research was to test empirically the effects of the Government's
internal control System, organizational culture, organizational commitment as
well as the application of the principles of Good Corporate Governance against
the Managerial Performance of hospitals. Methods in this study used a survey
method, a device used in data retrieval using the questionnaire. The population in
this research the whole hospital in pemalang, the sample in this study using a
purposive sampling method with certain criteria which totaled 144 respondents
after the data processed as many as 32 outliers occur so that a total of 112
respondents only samples that can be used. In this research analysis tools using
multiple linear regression analysis. The results of this research show that: (1) the
system of internal control of the positive effect of the Government's response to
the Managerial Performance; (2) organizational culture does not have an effect
on Managerial Performance; (3) a positive effect against organizational
commitment to performance menejerial; (4) Principles of Good Corporate
Governance positive effect on Managerial Performance. It concluded that
improvements in the implementation of the internal control system of government
the better managerial performance, the lack of organizational culture that are
applied in the organization then knerja managerial going to get worse, the
improving organizational commitment every employee will bring managerial
performance is also getting better and good application of the principle good
corporate governance, the better managerial performance.
Keywords : Internal Control System of Government, Organizational Culture,
Organizational Commitment, Implementation Principal of Good Corporate
Governance and Manajerial Perfomance

x

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi yang semakin maju sekarang ini mampu
mempengaruhi perusahaan jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa seperti
Rumah Sakit sangat berpengaruh langsung terhadap masyarakat. Supaya
perusahaan jasa mampu bersaing dibutuhkan juga sebuah kinerja manajerial
yang baik dan berkualitas. Kinerja manajerial merupakan kondisi yang
memang harus di ketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu
untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu badan jasa yang dijalankan
(Priambodo,2015).
Di Indonesia juga, dalam pengukuran kinerja dilakukan untuk
menanggapi TAP MPR No. IX/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dan UU
No. 28 tahun 1999 tentang hal yang sama. Menanggapi mandat tersebut
maka dikeluarkan Inpres No 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah yang mewajibkan seluruh instansi pemerintah
menyusun perencanaan strategik, melakukan pengukuran kinerja dan
melaporkannya sebagai wujud akuntabilitas.

1

2

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah setiap daerah tentunya
berbeda. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah dimana setiap daerah
melakukan pengelolaan sendiri terhadap keuangannya. Sehingga sampai
saat ini masih banyak ditemukan penyimpangan yang dilakukan oleh
organisasi pemerintah, juga pada pelaksanaan pengelolaan keuangan
organisasi yang pada umumnya masih belum optimal. Hal ini tampak dari
pendapat Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah bahwa yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian
(WTP) setiap tahunnya berubah-ubah pada tahun 2012 0% lalu tahun 2013
mengalami kenaikan drastis sebesar 74% tahun berikutnya menurun sebesar
34% dan tahun selanjutnya mengalami kenaikan 60%. Sebagian besar masih
memperoleh opini wajar dengan pengecualian (WDP) bahkan tahun 2012
ada 100% dan mengalami penurunan hanya pada tahun 2013 dan 2015,
namun memang sedikit yang mendapatkan disclaimer dan advers (tidak
wajar) namun tetap masih ada yang mendapatkannya bukan berarti tidak
mendapatkan sama sekali. Dapat dilihat pada grafik seperti berikut yang
memperlihatkan pendapat BPK dari tahun 2012 hingga 2015 :

3

Grafik 1.1
Opini Pemeriksaan Laporan Keuangan

100%
90%
80%
70%
60%

WTP

50%

WDP
TW

40%

TMP
30%
20%
10%
0%

2012

2013

2014

2015

(Sumber : www.bpk.go.id)
Dijelaskan juga menurut pandangan islam pada ayat seperti berikut :

Yang artinya :
“Katakanlah (Muhammad) tidaklah sama yang buruk dengan yang
baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka
bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat,
agar kamu beruntung.“ (QS. Al-Maidah : 100)

4

Bermula dari tujuan peningkatan pelayanan publik tersebut diperlukan
pengaturan yang spesifik mengenai unit pemerintahan yang melakukan
pelayanan kepada masyarakat yang saat ini bentuk dan modelnya beraneka
macam. Sesuai pasal 1 angka 23 Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara disebutkan “Badan Layanan Umum adalah instansi
di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan dan atau jasayang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukankegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.” Pengertian tersebut
kemudian diadopsi kembali dalam pasal 1 angka 1 PP No. 23 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Ada karakteristik
khusus juga yang membedakan antara organisasi yang berstatus BLUD
dengan organisasi atau institusi pemerintah lainnya seperti halnya status
BLUD ini

diperuntukan bagi

instansi

pemerintah

yang memang

menyediakan barang ataupun jasa yang berhubungan langsung dengan
masyarakat, selain itu pendapatan BLUD itu merupakan lain-lain dari PAD
yang sah bagi suatu daerah, dalam birokrasi pemerintah masih banyak
organisasi yang bertindak bukan sebagai penyedia jasa ataupun barang
misalkan organisasi pemerintah yang membuat regulasi, penegakan
hukum/peradilan, pertahanan dan lain-lain oleh karena itu organisasi
tersebut tidak mungkin menerima pendapatan langsung dari masyarakat atas
layanan/barang yang diberikan.

5

Pengelolaan unit rumah sakit juga memiliki perbedaan sendiri karena
selain sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga memiliki misi sosial,
disamping pengelolaan rumah sakit juga sangat tergantung pada status
kepemilikan rumah sakit. Misi rumah sakit tidak terlepas dari misi
pelayanan sosial, namun dalam pengelolaan rumah sakit tetap terjadi konflik
kepentingan dari berbagai pihak (Lestari,2013). Dalam hal ini kinerja
manajerial yang baik juga berpengaruh terhadap peningkatan mutu rumah
sakit. Ini diperlukan guna memenuhi standar yang tinggi dan mampu
bersaing dalam pasar (Priambodo,2015).
Saat ini Rumah Sakit harus merubah orientasinya dengan memadukan
service

public

oriented

dan

profit

oriented

(Prasetyono

dan

Kompyurini,2007). Sebagai salah satu sarana kesehatan masyarakat,
keberadaan rumah sakit masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Kondisi ini disebabkan perlengkapan medis yang masih minim dan
pelayanan yang diberikan belum mampu memenuhi harapan masyarakat.
Sejalan dengan hal itu pelayanan rumah sakit mempunyai standar dan
prosedur pelayanan yang diharapkan, maka diterbitkan Keputusan Menteri
Kesehatan

Republik

Indonesia

No.228/Menkes/SK/II/2002

tentang

pedoman penyusunan standar pelayanan minimum rumah sakit yang wajib
dilaksanakan daerah. Kualitas pelayanan rumah sakit sebenarnya mampu
dipengaruhi oleh banyak aspek salah satunya yaitu budaya organisasi dan
cara pengorganisasian rumah sakit daerah itu sendiri. Dalam manajerial
organisasi tentunya juga banyak faktor yang

mempengaruhi seseorang

6

untuk mencapai tujuannya, sedangkan jalannya organisasi dipengaruhi oleh
perilaku banyak individu yang memang mempunyai kepentingan atau tujuan
masing-masing. Oleh karena itu, budaya organisasi sangat penting karena
merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam lingkungan suatu
organisasi (Fandy,2000) dalam (Lestari,2013).
Budaya organisasi juga sangat berpengaruh terhadap perilaku para
anggota organisasi dikarenakan sistem nilai dalam budaya organisasi dapat
dijadikan pedoman perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi
pada pencapaian tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga apabila
budaya organisasi itu baik, maka secara tidak langsung anggota organisasi
adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula (Abdullah dan Arisanti,
2014). (Widuri dan Paramita,2007) menjelaskan juga bahwa budaya
organisasi dan Good Corporate Governance berbanding lurus, dimana
semakin kuat penerapan budaya organisasi maka semakin tinggi pula
penerapan Good Corporate Governance. Hal ini dikarenakan adanya
kesamaan fungsi antara budaya organisasi dan Good Corporate Governance
merupakan pengendali sistem dari sebuah organisasi, selain itu budaya
organisasi dan Good Corporate Governance sama saja mempunyai fungsi
guna untuk acuan untuk pembuatan keputusan dari suatu organisasi.
Dalam perkembangannya Good Corporate Governance semakin
penting bagi organisasi, yaitu untuk alat control manajemen guna
meningkatkan kinerja perusahaan dan upaya menciptakan organisasi yang
sehat. Good Corporate Governance dalam penerapannya akan mengatur

7

hubungan antara manajemen organisasi, komisaris, direksi, pemegang
saham, dan kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain. Berikutnya
akan dimanifestasikan dalam bentuk kerangka kerja yang dibutuhkan guna
menentukan tujuan organisasi dan cara pencapaian tujuan serta pemantauan
kinerja yang telah dihasilkan (Widuri dan Paramita,2007). Secara teori
Good Governance dapat dibilang menekankan pada proses pengelolaan
pemerintahan dengan adanya stakeholders yang terlibat dalam bidang sosial,
ekonomi, dan juga politik serta mengikuti dalam pemberdayaan sumber
daya yang sudah ada, manusia ataupun keuangan yang dilaksanakan
menurut keperluan masing-masing. Fakta yang telah ada sebagai bukti
lemahnya penerapan Good Corporate Governance yaitu terjadinya kasus
korupsi

yang

terbilang

cukup

tinggi.

Masalah-masalah

ini

yang

mengakibatkan terhalangnya proses perekonomian yang baik di Indonesia
dan juga semakin banyaknya jumlah penduduk. Dalam upaya menerapkan
Good Corporate Governance yang baik maka haruslah diimbangi dengan
Good Goverment pula. Maksudnya adalah tidak hanya tata kelola rumah
sakit saja yang wajib ditekankan. Tetapi, rumah sakit juga harus berlaku
yang baik pula terhadap masyarakat (Ristanti et al,2014).
Tuntutan

masyarakat

dewasa

sekarang

ini

juga

seperti

penyelenggaraan dan penciptaan lembaga-lembaga sektor publik yang Good
Corporate Governance. Rumah sakit sebagai organisasi sektor publik dalam
pengelolaannya belum sesuai dengan harapan masyarakat didaerah,
masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dari

8

rumah sakit. Transparansi dan akuntabilitas publik dianggap masing kurang.
Hal ini terjadi berkaitan dengan belum optimal dalam pengimplementasian
Good Corporate Governance (Prasetyono dan Kompyurini,2007).
Dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu
sistem yang memang mengatur bagaimana suatu kinerja manjerial
dijalankan (operasi) dan dikontrol. Sistem ini mengatur secara rinci dan
tegas hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam organisasi
(Lestari,2013). (Lestari,2013) juga menjelaskan bahwa keberhasilan
penerapan Good Corporate Governance dapat dipengaruhi faktor internal
dan eksternal organisasi yang bersangkutan. Dalam pencapaian prinsip
Good Corporate governance diperlukan sistem pengendalian internal yang
baik dan dapat memenuhi kebutuhan stakeholders serta menjalankan fungsi
pengawasan atau pelaksanaan internal kontrol dalam sebuah organisasi.
Sistem pengendalian internal yang efektif mampu menghindarkan
organisasi dari kerugian besar dan sebaliknya tanpa sistem pengendalian
internal yang efektif maka kendala atau resiko yang dapat mengakibatkan
kerugian besar dapat berlangsung lama tanpa terdeteksi oleh pemilik
organisasi (Siswanto,2005) dalam (Lestari,2013). Penentuan apakah
pengendalian internal telah diimplementasikan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat serta apakah pelaksana sudah memiliki kewenangan dan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan pengendalian
tersebut secara efektif merupakan tujuan dari dilaksanakannya pengujian
pengendalian intern. Seperti yang kita tahu, jika pengendalian internal

9

tersebut terimplementasikan dengan efisien dan efektif, maka pelaporan
keuangan yang dihasilkan akan andal, aset yang dimiliki tetap aman,
peraturan yang dijalankan akan berjalan baik dan juga tata kelola organisasi
akan berkualitas (Ristanti et al,2014). (Priambodo,2015) mengatakan dalam
kinerja organisasi pengendalian intern berperan penting dari fungsi
manajemennya seperti perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan yang tepat. Menurutnya pengendalian intern
merupakan suatu proses yang dijalankan dengan dewan komisaris,
manajemen, dan personil usaha lainnya yang dirancang untuk mendapatkan
keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan.
Tidak hanya pengendalian intern yang haru ditingkatkan, namun
dalam komitmen organisasinya juga, dalam konteks anggota organisasi.
Dimana komitmen organisasi yang kuat dalam dalam individu akan
menyebabkan individu berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
organisasi seperti halnya pemerintah harus memiliki keyakinan akan etika
dan memiliki komitmen untuk loyal, memiliki keinginan untuk mencapai
kinerja prestasi dalam organisasi dan memiliki ikatan emosi (Ristantiet
al,2014).
(Prasetyono dan Kompyurini,2007) menyatakan bahwa komitmen
organisasi dapat tercipta apabila individu dalam organisasi sadar akan hak
dan kewajibannya dalam organisasi tanpa melihat jabatan dan kedudukan,
hal ini disebabkan pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil dari kerja
setiap anggota organisasi yang bersifat kolektif. Oleh karena itu, semakin

10

tinggi komitmen yang dimiliki seseorang dalam organisasi maka semakin
tinggi pula kualitas kinerja manajerial dalam organisasi yang dihasilkan.
Baik atau buruknya kinerja manajerial rumah sakit dapat disebabkan
oleh beberapa hal, seperti contohnya kegagalan organisasi dalam melakukan
pamantauan dan penentuan perncanaan strategis akan menyebabkan
buruknya kinerja organisasi tersebut.
Selain itu, standar akuntasi yang digunakan dalam penyusunan
laporankeuangan rumah sakit adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba.
Standar pelaporan dibuat dengan tujuan agar laporan keuangan organisasi
nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya
banding yang tinggi.
Fenomena yang sekarang ini dihadapi oleh Rumah Sakit contohnya
seperti kurangnya sumber daya manusia atau sama saja dengan
berkurangnya jumlah karyawan, ada juga masalah lainnya seperti kurangnya
pengimplementasian kinerja rumah sakit yang memang menyebabkan
berkurangnya sarana prasarana, seperti contohnya Rumah Sakit dipemalang
belum mempunyai Ruang VVIP, masih ada yang tidak mempunyai ruang
ICU dan ruang tunggu yang memang kurang memadai, perlu dipertanyakan
juga ketika pendapatan rumah sakit dipemalang yang didapat sudah
maksimal maka seharusnya tingkat pelayanan dan sarananya bisa
ditingkatkan, pendapatan yang maksimal dapat dilihat dari tingkat
kesibukan rumah sakit pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kenaikan 8%

11

dan kinerja rumah sakit mengalami penuruan sebesar 2% lalu dapat dilihat
juga dari kurangnya jumlah Sumber Daya Manusia bahkan sampai
mengalami penurunan sebesar 3%, dari sarananya yang juga kurang dari
standar yang mengalami penurunan juga sebesar 2%, pada kenyataannya
jumlah distribusi rumah sakit dipemalang cukup tinggi sebesar 60% bahkan
mengalami kenaikan 3%. Dapat dilihat dari tabel 1.2 seperti berikut:
Tabel 1.1
Tingkat Presentase Kinerja Rumah Sakit Kabupaten Pemalang
No

Keterangan

Presentase
2014
1 Penilaian Kinerja per tahun
45%
2 Sumber Daya Manusia
43%
3 Sarana Pra Sarana
40%
4 Distribusi
60%
5 Tingkat Kesibukan RS
72,1%
(Sumber : www.Findthebestrumahsakit.co.id)

2015
43%
40%
38%
63%
80,1%

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui kondisi internal pada RSUD dengan judul “Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, Budaya Organisasi, Komitmen
Organisasi dan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance serta
Dampaknya terhadap Kinerja Manajerial Rumah Sakit (Studi Empiris
pada Rumah Sakit di Kabupaten Pemalang berstatus BLUD)”.

12

B.

Batasan Masalah
Luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada, serta keterbatasan waktu
dan pengetahuan supaya pembahasan masalah lebih terfokus dan spesifik
maka dibutuhkan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini diajukan hanya pada instansi Pemerintah yang bergerak
pada bidang kesehatan yang memang berstatus BLUD saja
2. Penelitian dan pengkajian hanya dilihat dari Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dan melakukan
penilaian pada karyawan non medis Rumah Sakit.
3. Penelitian ini difokuskan pada penilaian kinerja manajerial pada
Rumah Sakit di Kabupaten Pemalang.

C.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka terdapat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh secara
positif terhadap kinerja manajerial rumah sakit?
2. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh secara positif terhadap
kinerja manajerial rumah sakit?
3. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh secara positif terhadap
kinerja manajerial rumah sakit?

13

4. Apakah penerapan prinsip Good Corporate Governance berpengaruh
secara positif terhadap kinerja manajerial rumah sakit?
D.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh positif terhadap Kinerja
Manajerial Rumah Sakit.
2. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Budaya
Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial Rumah
Sakit.
3. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah Komitmen
Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial Rumah
Sakit.
4. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah penerapan
prinsip Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap
Kinerja Manajerial Rumah Sakit.

E.

Manfaat penelitian
Penelitian diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bidang Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah
yang terjadi baik Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Budaya
Organisasi, Komitmen Organisasi dan Penerapan Prinsip Good

14

Corporate Governance dan Kinerja Manajerial Rumah Sakit.
Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang dihasilkan
maka fenomena Kinerja Manajerial dapat diperbaiki melalui
perbaikan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, penerapan prinsipprinsip Good Corporate Governance, pengembangan Budaya
Organisasi dan perbaikan Komitmen Organisasi.
2. Bidang Praktis
a. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan mengenai Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, Budaya Organisasi, Komitmen
Organisasi dan dalam menerapkan prinsip Good Corporate
Governance.
b. Bagi Pihak Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu rumah sakit
sebagai organisasi sektor publik dalam memaksimalkan kinerja
yang mampu mencerminkan seluruh aspek baik tangible maupun
intangible.
c. Bagi Penulis
Dapat

menambah

pengetahuan

dan

wawasan

serta

dapat

mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh
selama perkuliahan.

15

d. Bagi Perguruan Tinggi
Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan
masalah sistem pelayanan dan kinerja pada Perguruan Tinggi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang belum optimal
dalam proses pelayanan dan kinerjanya.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. RERANGKA TEORI
1. Teori Keagenan (Theory Agency)
Salah satu asumsi utama dari teori keagenan bahwa tujuan
principal dan tujuan agen yang berbeda dapat memunculkan konflik
dikarenakan manajer organisasi cenderung untuk mengejar tujuan pribadi,
hal ini mengakibatkan kecenderungan manajer untuk menfokuskan pada
proyek organisasi yang menghasilkan keuntungan yang tinggi dalam
jangka pendek ataupun panjang daripada mensejahterakan masyarakat
memalui peningkatan pelayanannya di rumah sakit (Azizah,2012). Dalam
kinerja manajerial berdasarkan pada teori agensi yaitu teori agensi dapat
menjelaskan hubungan pegawai dengan kinerja sebagai agen secara moral
untuk mengoptimalkan pelayanan organisasi. Sehubungan dengan hal
tersebut adapun dua kepentingan yang memang berbeda didalam
organisasi dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai
kemakmuran yang dikehendaki, sehingga munculah informasi antara
manajemen dengan direktur yang mampu memberikan atau melakukan
manajemen laba dalam rangka menyesatkan direktur tentang kinerja
ekonomi di organisasi.

16

17

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan keberhasilan
kinerja manajerial suatu organisasi apabila direktur maupun pegawainya
melakukan pekerjaannya secara maksimal dan tidak mengutamakan
keuntungan saja.
2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Dalam PP No. 66 Tahun 2008 mendefinisikan Sistem Pengendalian
Intern yaitu proses integral pada kegiatan dan perilaku yang dilaksanakan
secara terus-menerus yang dilakukan oleh pemimpin dan semua pegawai
guna memberikan kepercayaan memadai atas pencapaian tujuan organisasi
melalui kegiatan yang memang efektif dan efesien.
Sedangkan definisi Sistem Pengendalian Intern yang dikemukakan
oleh Committe of Sponsoring Oraganizations of the Tradeway Commision
(COSO), bahwa pengendalian intern merupakan suatu proses yang dapat
mempengaruhi dalam memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa
tujuan organisasi dapat dicapai melalui efisiensi dan efektivitas operasi,
penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, kepatuhan terhadap
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Sistem pengendalian intern itu sendiri menurut (Mulyadi,2010)
bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pengendalian
intern seperti struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang gunanya
untuk mengkoordinasikan dalam menjaga kekayaan suatu organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi
dan dilaksanakannya kebijaksanaan manajemen organisasi.

18

Menurut (Mulyadi,2010) juga dalam menciptakan sistem pengendalian
intern yang baik untuk organisasi melalui empat unsur pokok yang harus
dipenuhi sebagai berikut:
a.

Struktur

organisasi

yang

memisahkan

tanggungjawab

fungsional secara tegas.
b.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan.

c.

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.

d.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya
Sistem pengendalian intern yang memadai bagi organisasi
mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, tergantung dari
sifat serta keadaan masing-masing organisasi.

Indikator dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut
(Afrida,2013) sebagai berikut:
a.

Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi
Pemerintah yang memengaruhi efektivitas pengendalian intern.
Unsur ini menekankan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah
dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara
keseluruhan

lingkungan

organisasi,

sehingga

dapat

menimbulkan perilaku positif dan mendukung pengendalian
intern dan manajemen yang sehat.

19

Lingkungan

pengendalian

dapat

diwujudkan

melalui

Penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap
kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, pembentukan
struktur

organisasi

yang

sesuai

dengan

kebutuhan,

pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat,
penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia, perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah yang efektif dan hubungan
kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
b.

Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan
untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan
kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan
mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Unsur ini
menekankan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan
ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang bersangkutan.

c.

Informasi dan Komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau

20

informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu
baik

secara

langsung

maupun

tidak

langsung

untuk

mendapatkan umpan balik. Dalam hal ini pimpinan Instansi
Pemerintah

wajib

mengidentifikasi,

mencatat,

dan

mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang
tepat.
d.

Pemantauan
Pemantauan pengendalian intern pada dasarnya adalah
untuk memastikan apakah sistem pengendalian intern pada
suatu instansi pemerintah telah berjalan sebagaimana yang
diharapkan dan apakah perbaikan-perbaikan yang perlu
dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan.
Unsur ini mencakup penilaian desain dan operasi pengendalian
serta pelaksanaan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Pimpinan instansi harus menaruh perhatian serius
terhadap kegiatan pemantauan atas pengendalian intern dan
perkembangan misi organisasi. Pengendalian yang tidak
dipantau dengan baik cenderung memberikan pengaruh yang
buruk dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, agar
kegiatan pemantauan menjadi lebih efektif, seluruh pegawai
perlu mengerti misi organisasi, tujuan, tingkat toleransi risiko
dan tanggung jawab rnasing-masing. Dalam menerapkan unsur

21

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, setiap pimpinan
Instansi

Pemerintah

bertanggung

jawab

untuk

mengembangkan kebijakan, prosedur dan praktik detail untuk
menyesuaikan dengan kegiatan Instansi Pemerintah dan untuk
memastikan bahwa unsur tersebut telah menyatu dan menjadi
bagian integral dari kegiatan Instansi Pemerintah.
Untuk

memperkuat

dan

menunjang

efektivitas

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP. Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan
penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah. Lingkup pengaturan pengawasan intern
ini mencakup kelembagaan, lingkup tugas, kompetensi sumber
daya manusia, kode etik, standar audit,

pelaporan, dan

telaahan sejawat. Sedangkan Pembinaan penyelenggaraan
SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan,
sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pembimbingan dan
konsultansi SPIP, serta peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP) pada setiap instansi
Pemerintahan.

22

3. Budaya Organisasi
Budaya Organisasi didefinisikan sebagai sistem nilai organisasi
yang dipercaya oleh anggota organisasi, yang dapat mempengaruhi cara
kerja dan perilaku para anggota organisasi. Dalam kalangan masyarakat,
budaya organisasi mempengaruhi nilai-nilai ataupun etika individu,
perilaku-perilaku,

asumsi-asumsi

dan

harapann-harapan

individu.

Perpaduan antara budaya organisasi dan budaya masyarakat mampu
menghasilkan dinamika didalam suatu organisasi.
Sebagai mahkluk sosial, pegawai tidak lepas dari dari berbagai nilai
dan norma yang berlaku didalam organisasi. Budaya organisasi mampu
mempengaruhi cara pegawai dalam berperilaku, cara menggambarkan
pekerjaan dan cara bekerja dengan pegawai lainnya. Dalam setiap
organisasi pasti mengharapkan budaya organisasi yang baik, karena
baiknya budaya organisasi dapat menghubungkan

berhasil tidaknya

organisasi dalam mencapai suatu tujuannya. Budaya organisasi yang
positif akan memicu organisasi ke arah yang lebih baik, begitu juga
sebaliknya apabila budaya organisasi yang negatif akan memicu juga
organisasi ke arah yang lebih buruk (Kurniawan,2013).
Jadi budaya organisasi yang memang serius dikelola sebagai alat
manajemen akan berpengaruh dan menjadi suatu pendorong bagi
karyawan guna berperilaku positif, dedikatif, dan produktif. Nilai-nilai
budaya itu tidak terlihat, tetapi merupakan kekuatan yang mendorong
perilaku untuk dapat menghasilkan efektivitas kinerja (Sutrisno,2014).

23

Fungsi Budaya Organisasi
a. Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
b. Alat pengorganisasian anggota
c. Menguatkan nila-nilai dalam organisasi
d. Mekanisme kontrol perilaku
e. Mendorong dan meningkatkan kinerja ekonomi baik dalam jangka
pendek dan panjang.
f. Penentu arah organisasi mana yang boleh dan yang tidak boleh.
Indikator dalam Budaya Organisasi ini berdasarkan karakteristisnya
menurut (Irianto,2014) sebagai berikut:
a. Inisiatif Individual
Berbicara tentang seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki dalam
organisasi yang menjadi wadahnya. Inisiatif individual ini meliputi
derajat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi dari masingmasing anggota organisasi. Yaitu seberapa besar seseorang diber
wewenang dalam menjalankan tugasnya, seberapa berat tanggung
jawab yang harus dipikul sesuai dengan kewenangannya, dan seberapa
luas kebebasan dalam mengambil keputusan.
b. Toleransi
Artinya adalah seberapa jauh sumber daya manusia didorong untuk
lebih agresif, inovatif, dan mempunyai kemauan menghadapi resiko di
dalam pekerjaannya.

24

c. Pengarahan
Artinya adalah kejelasan organisasi dalam mementukan objektif dan
harapan terhadap sumberdaya manusia terhadap hasil kerja yang
dilakukan. Harapan dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas, kuatilas,
dan waktu penyelesaiannya.
d. Integrasi
Yang dimaksud dengan integrasi di sini adalah bagaimana unit-unit di
dalam organisasi didorong untuk melakukan kegiatannya dalam suatu
koordinasi yang baik. Yaitu seberapa jauh keterkaitan dan kerjasama
ditekankan

dalam

pelaksanaan

tugas.

Serta

seberapa

dalam

interdepensi antar sumber daya manusia ditanamkan
e. Kontrol
Pengawasan ini meliputi peraturan-peraturan dan supervisi langsung
yang digunakan oleh pihak manajemen organisasi untuk melihat
secara keseluruhan dari perilaku anggota organisasi.
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi dipandang sebagai suatu orientasi nilai
terhadap organisasi yang menunjukkan individu akan sangat memikirkan
dan mengutamakan pekerjaan dan organisasinya. Individu akan berusaha
memberikan segala usaha yang dimilikinya guna membantu organisasi
mencapai tujuan tertentu.
(Robbins dan Timothy,2008) mendefinisikan Komitmen orgnaisasi
sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi

25

tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi tersebut. Jadi, keterlibatan pekerjaan yang
tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu,
sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memilhak
organisasi yang merekrut individu tersebut.
Dalam mencapai keberhasilan pengelolaan organisasi sangatlah
ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola SDM. Tinggi rendahnya
komitmen karyawan terhadap organisasi, sangat menentukan kinerja yang
akan dicapai oleh organisasi. Dalam dunia kerja komitmen karyawan
memiliki pengaruh yang memang sangat penting, bahkan ada beberapa
organisasi yang mampu memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu
syarat untuk memegang jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan
lowongan kerja. Namun, tidak jarang pegawai masih belum memahami
arti komitmen sesungguhnya. Padahal pemahaman itu sangat penting bagi
organisasi agar dapat tercipta kondisi kerja yang kondusif, sehingga
organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya komitmen organisasi
merupakan suatu proses dalam diri individu untuk mengidentifikasikan
dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan dan tujuan-tujuan organisasi yang
bukan hanya sebagai kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, sehingga
komitmen menyiratkan hubungan pegawai dan organisai secara aktif (Wati
et al,2010).

26

Indikator dalam komitmen organisasi berdasarkan tiga bentuk komitmen
organisasi menurut (Tobing, 2012) yaitu:
a. Affective commitment (Komitmen Afektif), yang berkaitan dengan
adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap
dalam organisasi karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini
yaitu (want to).
b. Continuance commitment (Komitmen Kontinuan), adalah suatu
komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain,
komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas
apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi.
Kunci dari komitmen ini yaitu kebutuhan untuk bertahan (need to)
c. Normative Commitment (Komitmen Normatif), adalah komitmen yang
didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi
keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia
merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini yaitu
kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to).
5. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance
Perkembangan terbaru membuktikan bahwa organisasi tidak cukup
hanya memastikan bahwa proses pengelolaan organisasi berjalan dengan
efisien. Diperlukan instrumen baru, yaitu Good Corporate Governance
untuk memastikan bahwa organisasi berjalan dengan baik atau tidak. Ada
dua hal yang ditekankan dalam konsep ini yaitu, pertama, pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan

27

tepat pada waktunya. Kemudian yang kedua yaitu kewajiban organisasi
untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu,
dan transparan terhadap semua informasi kinerja organisasi, kepemilikan,
dan stakeholder (H. Heriyanto dan Dodik,2009).
Good corporate governance dijelaskan sebagai tata kelola yang
baik pada suatu organisasi yang berpedoman pada etika profesional dalam
berusaha/berkarya. Good corporate governance juga merupakan wujud
dari penerimaan akan pentingnya suatu tata kelola yang baik untuk
mengatur hubungan, fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan
pelayanan publik. Melaksanakan good corporate governance yang baik
tentu kinerja suatu organisasi akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan
tujuan dari suatu organisasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika
pelaksanaan good corporate governance ditingkatkan maka secara tidak
langsung akan mampu meningkatkan kinerja organisasi (Mulyawan, 2009)
dalam (Azlina dan Amelia,2014).
Governance itu sendiri yaitu suatu mekanisme pengelolaan sumber
daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor Negara dan
sektor non-pemerintah dalam suatu usaha kolektif. Definisi tersebut
mengasumsikan banyak faktor yang terlibat dimana tidak ada yang sangat
dominan yang menentukan gerak faktor lain.
(Kharista,2016) mengemukakan dalam Forum for Corporate Governance
di Indonesia (2003) menyatakan bahwa keuntungan tata kelola organisasi
sebagai berikut:

28

a.

Meningkatkan kinerja organisasi melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan memproses lebih baik, termasuk
efisiensi operasional organisasi dan sebagai upaya untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

b.

Menyederhanakan dalam memperoleh dana pembiayaan yang
lebih untuk meningkatkan nilai organisasi.

c.

Mengurangi ekonomi biaya tinggi terutama di tingkat
organisasi pemerintah.

Indikator dalam Good Corporate Governance berdasarkan prinsipprinsipnya menurut (Amelia et al,2014) sebagai berikut :
a.

Transparancy (Keterbukaan)
Keterbukaan adalah keterbukaan dalam melakukan proses
pengambilan

keputusan

dan

keterbukaan

dalam

mengembangkan informasi materiil dan relevan mengenai
organisasi.
b.

Independency (Kemandirian)
Kemandirian adalah suatu keadaan yang memang organisasi
mengelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh dari pihak manapun yang memang tidak sesuai
dengan peraturan UUD yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang baik.

29

Accountability (Akuntabilitas)

c.

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban

organisasi

sehingga

pengelolaan

organisasi terlaksana secara efektif.
Responsibility (Pertanggungjawaban)

d.

Pertanggungjawaban adalah keses

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (Studi empiris pada PT. BRI (Persero),Tbk Cabang Jember)

0 11 17

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (Studi empiris pada PT. BRI (Persero),Tbk Cabang Jember)

0 6 15

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

0 28 4

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI PERUSAHAAN

0 12 11

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI PADA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

1 19 17

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI PADA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

0 13 17

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI PADA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

0 19 17

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN KOMITMEN RGANISASI, PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP- PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (Survei pada Rumah Sakit Mojosongo 2 Palur).

0 1 7

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi (studi kasus pada Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta).

7 41 94

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENERAPAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SUNGAILIAT

1 4 17