Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Meterai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas Kristen Satya Wacana T1 312011705 BAB I

akan berurusan dengan dokumen-dokumen penting yang pastinya akan melibatkan benda yang namanya meterai. Sebenarnya merupakan hal yang biasa tetapi akan menjadi sesuatu yang patut diperhatikan dengan seksama karena setelah mengamati, melihat dan sedikit bertanya kepada pihak-pihak yang sering berurusan dengan dokumen-dokumen yang harus atau wajib dibubuhkan meterai ada penggunaan meterai sepertinya tidak lazim. Penulis mendapatkan informasi bahwa meterai tidak hanya ditempelkan pada dokumen-dokumen saja tetapi juga terdapat pada kwitansi, nota dan struk kecil atau berupa nota belanja sebagai bukti pembayaran. Penggunaan meterai pada nota, struk kecil ini sepertinya tidaklah lazim dan tidak terdapat petunjuknya dalam Undang-undang tentang Bea Meterai beserta peraturan pelaksananya. Jadi rupanya ada hukum baru yang telah lazim yang digunakan di lingkungan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk mengangkat tulisan dengan judul “PENGGUNAAN METERAI ATAS DOKUMEN-DOKUMEN DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA ”.

B. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada semua Warga Negara untuk berperan serta dalam pembangunan nasional. Dalam hal ini salah satu cara untuk mewujudkan peran serta masyarakat tersebut adalah dengan memenuhi kewajiban pembayaran atas pengenaan Bea Meterai terhadap dokumen-dokumen tertentu yang digunakan berdasarkan ketentuan Undang-undang. 2 Pembiayaan untuk pembangunan membutuhkan uang yang cukup banyak sebagai syarat mutlak agar pembangunan dapat berhasil. Dalam hal ini pada umumnya negara mempunyai sumber-sumber penghasilan yang terdiri dari: bumi, air dan kekayaan alam, pajak-pajak, bea dan cukai, penerimaan negara bukan pajak non tax, hasil perusahaan negara, serta sumber- sumber lain, seperti: pencetakan uang dan pinjaman negara. 3 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pungutan pajak dan bea merupakan sumber dari pendapatan negara. Perlu adanya kesadaran rakyat yang tinggi bahwa dengan membayar pajak kepada negara berguna untuk ketentraman dan kesejahteraan rakyat. 4 Untuk itu diperlukan suatu keserasian antara penduduk dan negara dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila yaitu dengan adanya hukum pajak yang mengatur hubungan hukum antara orang dengan negara, sehingga hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik. 5 Dalam masyarakat, bea meterai merupakan satu hal yang sangat umum dijumpai. Hampir semua dokumen yang dibuat oleh masyarakat harus dilampiri dengan meterai tempel. 6 Definisi dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan, atau kenyataan bagi seseorang dan atau pihak-pihak berkepentingan dalam hal ini dikenal 2 Penjelasan Umum Undang-undang No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai. 3 H. Bohari, Pengantar Hukum Pajak, Ed. Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, hal. 11. 4 Marhainis Abdul Hay, Dasar-Dasar Hukum Pajak, Badan Penerbit Unit Penerbitan Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, Jakarta, 1982, hal. 3. 5 Ibid. hal. 23. 6 Rini Yesti. Tinjauan Penggunaan Meterai Dalam Surat Perjanjian. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2011, hal. 3. sebagai surat dan dapat dikembangkan menjadi akta. 7 Bahkan sebagian masyarakat masih kuat anggapan bahwa bea meterai lebih sering dianggap sebagai suatu keharusan yang mutlak dilakukan dalam pembuatan dokumen. Dokumen perjanjian misalnya, tidak sah karena tidak diberi meterai. Atau setiap tanda terima uang harus diberi meterai supaya sah, tanpa tahu apa yang dimaksud dengan sah itu. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang bea meterai memang masih tegolong rendah. Seperti diketahui, peraturan mengenai Bea Meterai yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai sebagai pengganti dari Aturan Bea Meterai Tahun 1921 zegelverordening 1921 jo Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea Meterai sebagai peraturan pelaksanaannya. Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai selanjutnya disebut UUBM dinyatakan bahwa “Dengan nama Bea Meterai dikenakan pajak atas dokumen yang disebut dalam undang-undang ini ”. Ayat ini mengisyaratkan bahwa yang menjadi objek Bea Meterai adalah dokumen. Adapun dokumen yang dikenakan Bea Meterai adalah dokumen yang berbentuk : a Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata; b Akta-akta notaris sebagai salinannya; c Akta- akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT termasuk rangkap- 7 Siahaan , Marihot Pahala, Bea Meterai di Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 15. rangkapannya; d Surat yang memuat jumlah uang; e Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek; f Efek dalam nama dan bentuk apapun; g D okumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan . Dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai selanjutnya disebut UUBM secara tegas dinyatakan bahwa dokumen yang dikenakan Bea Meterai adalah: a Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata; b Akta-akta notaris sebagai salinannya; c Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT termasuk rangkapannya; d Surat yang memuat jumlah uang; e Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek; f D okumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan . 8 Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UUBM huruf a, huruf b, huruf e, dan huruf f dikenakan bea materai dengan tarif Rp. 6.000,- Sedangkan untuk dokumen sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, huruf d dan e dikenakan: 1 yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp. 250.000 tidak dikenakan Bea Meterai; 2 yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 250.000 sampai dengan Rp. 1.000.000 dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp. 3.000; dan 3 yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 1.000.000 dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp. 6.000. 9 8 Pasal 2 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai jo Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea Meterai. 9 Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea Meterai. Penggunaan meterai di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UKSW bahwa materai tidak hanya ditempelkan pada dokumen-dokumen, misalnya dalam Surat Keterangan Masih Kuliah, seperti yang pernah penulis alami sendiri menggunakan meterai tersebut, tetapi juga terdapat pada kuitansi, nota dan struk kecil nota juga hanya ukurannya lebih kecil atau berupa nota belanja sebagai bukti pembayaran. Penggunaan materai seperti di UKSW ini ternyata berbeda dengan menurut hukum positif. Cara seperti yang dilakukan di UKSW sudah berjalan sejak beberapa tahun, menurut staf yang bertanggung jawab sendiri mengatakan sejak ia menjabat disana hal tersebut sudah berlaku. Demikian juga informasi yang diperoleh dari Kepala Bagian Keuangan bahwa hal tersebut sudah menjadi aturan turun-temurun sejak tahun 1987 beliau mulai bekerja di sana. 10 Oleh karena itulah menarik untuk dilihat bagaimana kekuatan hukum dari penggunaan meterai seperti yang dilakukan oleh UKSW selama ini.

C. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Meterai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas Kristen Satya Wacana

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Meterai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas Kristen Satya Wacana T1 312011705 BAB II

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Meterai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas Kristen Satya Wacana T1 312011705 BAB IV

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mental Accounting pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana T1 162010005 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Etnosentrisme terhadap Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana T1 362008007 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB II

0 0 10

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Minum Minuman Beralkohol Dikalangan Mahasiswa Halmahera Utara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB I

0 0 8

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung T1 Full text

0 1 28

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung

0 0 1