Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Meterai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas Kristen Satya Wacana T1 312011705 BAB IV
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sebagaimana telah diuraikan pada
Bab 3 terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan meterai atas dokumen-dokumen di UKSW, khususnya kuitansi
telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UUBM dan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2000, sedangkan penggunaan meterai pada Surat
Keterangan Masih Kuliah (SKMK), nota, dan struk kecil tidak berdasarkan
atas peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena nota
tidak termasuk dokumen sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UUBM jo
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, 2.
Sumber hukum penggunaan
meterai atas dokumen di UKSW mengacu pada UUBM dan peraturan
pelaksanaannya, sehingga kebiasaan penggunaan meterai pada dokumen
(nota, struk, SKMK) yang seharusnya tidak dikenakan Bea Meterai dapat
dikatakan bukan sebagai hukum kebiasaan, tetapi tidak mengindahkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kekuatan hukum penggunaan meterai atas kuitansi di UKSW dapat dikatakan
memiliki kekuatan hukum yang sempurna sebagai alat pembuktian, sehingga
praktik tersebut dapat dibenarkan dan sah menurut ketentuan perundangundangan yang berlaku. Namun untuk transaksi internal perusahaan (SKMK,
nota, dan struk) tidak perlu memakai Bea Meterai, karena tidak diatur dalam
70
71
UUBM dan peraturan pelaksanaannya, meskipun dokumen-dokumen tersebut
menyebutkan penerimaan uang, tetapi penggunaannya dibuat untuk keperluan
intern organisasi, sehingga dokumen-dokumen tersebut seharusnya tidak
dikenakan Bea Meterai sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf f UUBM.
akan tetapi dalam keperluan internal di perbolehkan (nota) jika digunakan
sebagai bukti.
4. Dapat dikatakan bahwa materai tidak hanya sebagai pajak tetapi sebagai bukti
adanya peristiwa hukum selain bukti juga akan melanggar ketentuan
perpajakan jika tidak ditempel materai, kemudian nota di UKSW ditempel
materai karena sudah merupakan aturan dari akuntan publik karena jika tidak
ditempelkan materai maka pengaudit (yang melakukan pengecekan dan
pengawasan) akan menolak dokumen-dokumen tersebut.
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat
disampaikan sebagai berikut :
1. Mengingat Bea Meterai merupakan pajak atas dokumen sebagaimana
diatur dalam UUBM dan peraturan pelaksanaannya, maka hendaknya
penggunaan meterai atas dokumen-dokumen seperti Surat Keterangan
Masih Kuliah, nota, struk kecil sebaiknya tidak dikenakan Bea Meterai,
kecuali untuk kepentingan alat pembuktian di Pengadilan (khususnya
nota). Hal ini bukan hanya bagi tertibnya administrasi dan keuangan di
72
UKSW, tetapi juga agar praktik seperti ini dapat lebih menjamin
kepatuhan pada aturan yang berlaku dan menjamin kepastian hukum di
kemudian hari.
2. Mengingat penggunaan meterai pada kuitansi mempunyai kekuatan hukum
sebagai alat bukti yang sempurna, maka praktik seperti ini harus tetap
dilanjutkan sesuai kaidah hukum yang berlaku. Paling tidak, praktik seperti ini
sudah turut serta dalam mensukseskan pembangunan nasional, terutama
pembiayaan pembangunan nasional yang bersumber dari pajak.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sebagaimana telah diuraikan pada
Bab 3 terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan meterai atas dokumen-dokumen di UKSW, khususnya kuitansi
telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UUBM dan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2000, sedangkan penggunaan meterai pada Surat
Keterangan Masih Kuliah (SKMK), nota, dan struk kecil tidak berdasarkan
atas peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena nota
tidak termasuk dokumen sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UUBM jo
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, 2.
Sumber hukum penggunaan
meterai atas dokumen di UKSW mengacu pada UUBM dan peraturan
pelaksanaannya, sehingga kebiasaan penggunaan meterai pada dokumen
(nota, struk, SKMK) yang seharusnya tidak dikenakan Bea Meterai dapat
dikatakan bukan sebagai hukum kebiasaan, tetapi tidak mengindahkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kekuatan hukum penggunaan meterai atas kuitansi di UKSW dapat dikatakan
memiliki kekuatan hukum yang sempurna sebagai alat pembuktian, sehingga
praktik tersebut dapat dibenarkan dan sah menurut ketentuan perundangundangan yang berlaku. Namun untuk transaksi internal perusahaan (SKMK,
nota, dan struk) tidak perlu memakai Bea Meterai, karena tidak diatur dalam
70
71
UUBM dan peraturan pelaksanaannya, meskipun dokumen-dokumen tersebut
menyebutkan penerimaan uang, tetapi penggunaannya dibuat untuk keperluan
intern organisasi, sehingga dokumen-dokumen tersebut seharusnya tidak
dikenakan Bea Meterai sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf f UUBM.
akan tetapi dalam keperluan internal di perbolehkan (nota) jika digunakan
sebagai bukti.
4. Dapat dikatakan bahwa materai tidak hanya sebagai pajak tetapi sebagai bukti
adanya peristiwa hukum selain bukti juga akan melanggar ketentuan
perpajakan jika tidak ditempel materai, kemudian nota di UKSW ditempel
materai karena sudah merupakan aturan dari akuntan publik karena jika tidak
ditempelkan materai maka pengaudit (yang melakukan pengecekan dan
pengawasan) akan menolak dokumen-dokumen tersebut.
B. Saran
Bertolak dari kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat
disampaikan sebagai berikut :
1. Mengingat Bea Meterai merupakan pajak atas dokumen sebagaimana
diatur dalam UUBM dan peraturan pelaksanaannya, maka hendaknya
penggunaan meterai atas dokumen-dokumen seperti Surat Keterangan
Masih Kuliah, nota, struk kecil sebaiknya tidak dikenakan Bea Meterai,
kecuali untuk kepentingan alat pembuktian di Pengadilan (khususnya
nota). Hal ini bukan hanya bagi tertibnya administrasi dan keuangan di
72
UKSW, tetapi juga agar praktik seperti ini dapat lebih menjamin
kepatuhan pada aturan yang berlaku dan menjamin kepastian hukum di
kemudian hari.
2. Mengingat penggunaan meterai pada kuitansi mempunyai kekuatan hukum
sebagai alat bukti yang sempurna, maka praktik seperti ini harus tetap
dilanjutkan sesuai kaidah hukum yang berlaku. Paling tidak, praktik seperti ini
sudah turut serta dalam mensukseskan pembangunan nasional, terutama
pembiayaan pembangunan nasional yang bersumber dari pajak.