Deskripsi Pembelajaran Hasil Penelitian dan Pembahasan

III. Metode PenelitianEksperimen

Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif. Responden dari penelitian ini adalah 17 siswa kelas IX SMP di Salatiga. Untuk mengamati jalannya pembelajaran terdapat 5 observer di mana setiap observer mengamati 4-5 siswa. Instrumen dari penelitian ini adalah RPP cermin datar dengan media pembelajaran fun frame in physics melalui turnamen, soal pre-test, soal post-test, kuesioner, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi KBM, dan kamera. Siswa yang menjadi responden merupakan siswa yang pernah mendapatkan materi cermin datar di kelas VIII. Jadi pembelajaran ini adalah review materi cermin datar. Sebelum melakukan KBM, 25 soal pre-test tentang materi cermin datar diberikan pada siswa untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menggunakan media permainan fun frame in physics. Setelah pemberian pre-test, dilaksanakan pembelajaran di kelas sesuai RPP. Selama KBM berlangsung, observer mengisi lembar observasi KBM dan lembar observasi aktivitas siswa serta mendokumentasikan jalannya pembelajaran dengan kamera. Di akhir KBM dilakukan konsolidasi untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran menggunakan media fun frame in physics melalui turnamen. Pada tahap ini siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa berdasarkan ranking kelas. Siswa dibagi dalam 4 kelompok. Di setiap kelompok dibagikan satu set media fun frame in physics Gambar 4 untuk menyelesaikan soal secara kelompok. Setelah selesai diskusi kelompok, setiap siswa akan maju dalam turnamen dengan media fun frame in physics yang berbeda dari yang dikerjakan di kelompok dan soal di turnamen dikerjakan secara individu. Sebagai penghargaan, diberikan poin untuk setiap jawaban yang benar dan waktu pengerjaan diperhitungkan. Kelompok yang menang adalah kelompok yang memperoleh total poin tertinggi dan waktu pengerjaan soal tercepat. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan 25 soal post-test tentang cermin datar untuk mengetahui kemampuan siswa di akhir pembelajaran setelah menggunakan media fun frame in physics. Setelah dilaksanakan post-test, siswa diberikan kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media fun frame in physics. Semua data yang diperoleh dari post-test, kuesioner,lembar obervasi KBM, dan lembar observasi aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif. Jika≥70 siswa mendapat nilai post-test minimal 70 dan ≥70 siswa memberikan respon positif terhadap pernyataan di lembar obesrvasi KBM, lembar aktivitas siswa, dan kuesioner, maka media pembelajaran fun frame in physics dikatakan efektif untuk membantu siswa memahami materi cermin datar.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Deskripsi Pembelajaran

Pembelajaran tentang cermin datar ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan Hukum Pemantulan Cahaya pada cermin datar, menemukan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, menggambarkan pembentukan bayangan dari sebuah benda yang diletakkan di depan cermin datar menggunakan diagram sinar, dan menentukan jumlah bayangan yang terletak di antara dua cermin yang membentuk sudut α melalui percobaan. Di akhir pembelajaran, dilakukan konsolidasi berupa turnamen menggunakan media fun frame in physics. Kegiatan Awal KBM diawali dengan perkenalan dan motivasi. Dalam motivasi guru menunjukkan sebuah cermin datar pada seluruh siswa, siswa ditanya : apa yang terjadi jika sinar datang menuju cermin datar? Sebagian siswa menjawab dipantulkan. Kemudian guru bertanya lagi jika sinar ditembakkan ke cermin, ke mana sinar akan dipantulkan. Guru mengingatkan untuk menentukan ke mana arah sinar pantul diperlukan garis normal. Garis normal adalah garis khayal yang tegak lurus bidang pantul. Kegiatan Inti Kegiatan 1: Menentukan besarnya sudut datang i dibandingkan dengan sudut pantul r pada cermin datar dan menentukan letak sinar datang, sinar pantul, dan garis normal pada cermin datar. Guru melakukan demonstrasi di depan kelas dengan menggunakan cermin datar, kotak cahaya, dan busur. Guru meminta dua siswa untuk maju ke depan kelas untuk menembakkan kotak cahaya ke cermin dengan sudut datang tertentu Gambar 11. Siswa 1 menembakkan dengan sudut datang 45º dan siswa 2 dengan sudut datang 75º, siswa yang lainnya memperhatikan temannya. Kedua siswa tersebut ditanya, ketika kotak cahaya ditembakkan ke cermin datang dengan sudut datang 45º, berapa besar sudut pantulnya, siswa serentak menjawab 45º. Lalu guru bertanya lagi jika sudut datang 75º berapa besar sudut pantulnya, semua siswa menjawab 75º. Kemudian siswa ditanya lagi, bagaimana besarnya sudut datang dan sudut pantul. Semua siswa menjawab sama besar. Sebelum siswa disuruh duduk kembali, siswa 1 diminta untuk menyalakan kotak cahaya ke arah cermin datar dan merepresentasikan sinar datang dengan pulpen, siswa 2 diminta untuk menentukan garis normal merepresentasikannya dengan pulpen, dan dipanggil satu siswa lagi yaitu siswa 3 yang diminta untuk melihat sinar pantul kalau ketiganya direpresentasikan dengan pulpen. Kemudian kertas ditempelkan pada ketiga pulpen sehingga tampak bahwa sinar datang, garis normal, sinar pantul terletak pada satu bidang datar. Kemudian siswa ditanya bagaimana letak sinar datang, garis normal, dan sinar pantul pada cermin datar, sebagian besar siswa menjawab tertak pada satu bidang datar. Guru menginformasikan bahwa besarnya sudut datang dan sudut pantul sama besar dan sinar datang, garis normal, sinar pantul terletak pada satu bidang datar, kedua pernyataan ini disebut dengan Hukum Pemantulan Cahaya. Gambar 11. Percobaan Kegiatan 1 Kegiatan 2: Menentukan sifat-sifat bayangan pada cermin datar. Sebuah cermin datar ditunjukkan pada seluruh siswa, kemudian satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk bercermin. Siswa ditanya, ketika bercermin, apakah kamu dapat melihat bayanganmu di cermin. Siswa tersebut menjawab ya. Siswa diminta menunjuk dengan jarinya di mana letak bayangannya. Kemudian guru bertanya lagi, apakah kamu dapat menangkap bayanganmu dengan tangan, siswa menjawab tidak bisa. Lalu guru bertanya pada seluruh siswa lagi mengapa kamu tidak dapat menangkap bayanganmu dengan tangan tetapi kamu dapat melihatnya. Ada satu siswa yang menjawab karena maya, ada siswa yang lain karena ada di dalam cermin, dan sebagian tidak menjawab. Guru melakukan percobaan di depan kelas seperti pada Gambar 12. Lilin A yang menyala diletakkan di depan cermin datar setengah tembus cahaya. Salah satu siswa diminta untuk mengamati letak bayangan lilin yang dibentuk oleh cermin datar. Kemudian siswa tersebut diminta meletakkan lilin B yang tidak dinyalakan di belakang cermin dengan melihat dari depan cermin sehingga lilin B seolah-olah menyala. Guru menginformasikan bahwa cermin setengah tembus cahaya itu merupakan analogi cermin datar dan lilin B merupakan analogi bayangan lilin A. Lilin B terletak di belakang cermin, berarti bayangan lilin A juga berada di belakang cermin datar, sehingga bersifat maya dan pada kenyataannya tidak bisa ditangkap layar atau tangan. Kemudian siswa diminta untuk mengukur jarak dari lilin A ke cermin jarak benda dan jarak dari lilin B ke cermin jarak bayangan. Siswa ditanya bagaimana jarak benda dengan jarak bayangan. Siswa tersebut menjawab sama jaraknya. Siswa diminta duduk kembali. Kemudian seluruh siswa ditanya, bayangan yang terbentuk pada cermin datar tadi bersifat maya atau nyata. Semua siswa menjawab maya. Lalu seluruh siswa ditanya lagi bagaimana posisi dan ukuran bayangan yang terbentuk. Sebagian siswa menjawab posisi tegak dan ukuran sama besar, sebagian lagi menjawab sama dengan bendanya. Ketika guru bertanya mengenai rumusan masalah, mengapa kamu tidak bisa menangkap bayanganmu. Seluruh siswa menjawab karena bayangannya maya. Kemudian guru dengan siswa menyimpulkan bersama bahwa sifat-sifat bayangan dari sebuah benda yang diletakkan di depan cermin datar adalah maya, tegak, ukuran bayangan sama dengan ukuran benda, dan jarak bayangan sama dengan jarak benda. Gambar 12. Percobaan Kegiatan 2 Kegiatan 3: Melukiskan bayangan dari sebuah benda yang terletak di depan sebuah cermin datar dengan diagram sinar. Siswa ditanya ketika bercermin, kamu akan melihat bayanganmu di cermin, bagaimana jalannya cahaya sehingga bayanganmu dapat terbentuk. Tidak ada siswa yang menjawab. Lalu guru bertanya lagi bagaimana melukiskan bayangan dari sebuah benda yang terletak di depan cermin datar dengan diagram sinar. Siswa tidak memberikan jawaban. Guru mengingatkan untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar diperlukan Hukum Pemantulan Cahaya. Siswa diminta untuk memperhatikan gambar di papan tulis Gambar 13. Siswa 1 diminta untuk melukis sebuah sinar datang dari titik A yang membentuk sudut ke cermin datar, lalu siswa 1 diminta menggambar garis normal dan sinar pantul dengan menerapkan Hukum Pemantulan Cahaya. Lalu sinar pantulnya diperpanjang sampai di belakang cermin. Kemudian guru meminta siswa 2 untuk melukis sebuah sinar datang lagi dari titik A yang membentuk sudut lain berbeda dari siswa 1 ke cermin datar. Lalu siswa 2 diminta menggambar garis normal dan sinar pantul dengan menerapkan Hukum Pemantulan Cahaya, dan sinar pantulnya diperpanjang sampai di belakang cermin. Guru menginformasikan bahwa titik perpotongan perpanjangan kedua sinar pantul A’ itulah bayangan dari titik A. Kemudian guru meminta siswa 3 dan siswa 4 untuk melukis dengan langkah yang sama untuk sinar datang dari titik B Gambar 14. Kemudian guru menghubungkan antara titik A’ dan B’ dengan garis putus-putus dan diinformasikan ke seluruh siswa bahwa inilah bayangan dari benda yang terletak di depan cermin datar. Gambar 13. Melukiskan bayangan dari sebuah benda di depan cermin datar Gambar 14. Pembentukan bayangan pada cermin datar dengan diagram sinar Kegiatan 4: Menentukan jumlah bayangan yang dibentuk oleh gabungan dua cermin datar yang membentuk sudut tertentu. Siswa ditanya pernahkah kamu mendengar istilah cermin seribu bayangan. Sebagian siswa ada yang menjawab pernah, ada yang menjawab belum. Guru menginformasikan bahwa kita dapat menemui wahana tersebut di tempat-tempat wisata. Melalui cermin tersebut kamu dapat melihat secara langsung jumlah bayangan yang begitu banyak ketika kamu berada di antara dua cermin datar yang saling berhadapan membentuk sudut tertentu. Salah satu siswa diminta untuk bercermin di depan cermin datar yang membentuk sudut 90º. Lalu siswa ditanya ada berapa bayanganmu di cermin. Siswa tersebut menjawab ada 3. Seluruh siswa ditanya lagi bagaimana cara menentukan jumlah bayangan yang dibentuk oleh gabungan dua cermin datar. Semua siswa diam, tidak ada siswa yang bisa menjawabnya. Karena di kelas VIII dulu belum dijelaskan tentang menentukan jumlah bayangan dari benda yang berada di antara dua cermin yang membentuk sudut. Guru mendemonstrasikan pembentukan bayangan di antara dua cermin menggunakan dua buah cermin dibentuk dengan sudut 90º lalu sebuah spidol diletakkan di antara cermin tersebut. Lalu siswa ditanya ada berapa jumlah bayangan spidol yang terbentuk jika sudut antara dua cermin 90º. Semua siswa menjawab ada 3. Kemudian guru mengganti sudut menjadi 60º, siswa di tanya lagi berapa jumlah bayangan yang dibentuk dengan sudut 60º. Seluruh siswa mulai mengitung dan menjawab 5 bayangan. Kemudian guru mengganti sudut menjadi 45º, siswa ditanya lagi berapa jumlah bayangan yang dibentuk dengan sudut 45º. Semua siswa menjawab ada 7. Guru bertanya pada seluruh siswa bagaimana hal tersebut dapat terjadi, apakah besar sudut mempengaruhi jumlah bayang yang terbentuk. Seluruh siswa serentak menjawab ya. Siswa ditanya lagi, jadi bagaimana hubungan besar sudut dengan jumlah bayangan yang terbentuk. Siswa menjawab semakin besar sudut, jumlah bayangan semakin banyak. yang terbentuk. Guru menginformasikan bahwa untuk menentukan jumlah bayangan yang terbentuk di antara dua cermin yang membentuk sudut dapat dicari mmenggunakan persamaan 1. Kegiatan Akhir Setelah semua materi cermin datar diberikan, siswa diberi konsolidasi dengan media permainan fun frame in physics. Konsolidasi Pada tahap konsolidasi dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media permainan Fun Frame in Physics. Sebelum memulai permainan, siswa dikelompokkan dahulu menjadi 4 kelompok, masing- masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setiap siswa dalam kelompok akan memiliki kode tertentu Gambar 15. Guru juga menjelaskan aturan permainan Fun Frame in Physics ketika siswa telah duduk di meja kelompok masing-masing. Setiap kelompok diberikan soal Fun Frame in Physics untuk diselesaikan dengan berdiskusi kelompok. Tiap kelompok akan dipandu oleh seorang juri yang bertugas mengoreksi dan mengarahkan kelompok untuk mendapatkan jawaban benar. Setelah semua soal telah diselesaikan dalam kelompok, setiap siswa dari kelompok akan melakukan turnamen di meja turnamen yang telah ditentukan Gambar 16. Siswa yang memiliki kode yang sama akan bertanding di meja turnamen yang sama secara bergiliran. Saat bertanding, tiap anggota kelompok mewakili kelompoknya dan bertanggung jawab mengerjakan soal pada fun frame in physics sesuai nomor soal yang telah ditentukan guru di mejaturnamen. Nomor soal yang dikerjakan siswa pada meja turnamen dapat dilihat pada Tabel 1. Ada siswa yang bermain dua kaliuntuk menyeimbangkan jumlah kelompok D yang memiliki 5 anggota. Di setiap meja turnamen ada seorang juri yang bertugas untuk mengoreksi jawaban, memberikan poin untuk jawaban yang benar, serta mengitung waktu yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan soal. Gambar 15. Kode setiap siswa dalam kelompok Gambar 16. Posisi siswa sesuai kode di meja turnamen Tabel 1. Nomor soal yang dikerjakan siswa pada meja turnamen Meja Turna men Kode Siswa Nomor Soal 1 A1, B1, C1, D1 3, 11, 13 2 A2, B2, C2, D2 4, 12, 14 3 A3, B3, C3, C3 1, 9, 15 4 A4, B4, C4, D4 5, 8, 10 5 A4, B4, C4, D5 2, 6, 7 Hasil turnamen dari setiap kelompok dapat dilihat di Tabel 2. Kelompok yang menang adalah kelompok yang memperoleh total poin tertinggi dan waktu pengerjaan soal tercepat. Pemenang dalam turnamen ini adalah kelompok C, sehingga penghargaan atau hadiah diberikan kepada kelompok C. Hal ini menunjukkan bahwa tiap anggota kelompok C ini benar-benar memahami materi dan cara meyelesaikan soal serta mau bertanya pada guru saat mengalami kesulitan, sehingga mereka mampu menyelesaikan semua soal dengan baik saat bertanding di meja turnamen.Selama turnamen berlangsung ada 5 observer yang bertugassebagaipengamat dalam kelompok dan juri dalam tiap meja turnamen.Guru berkeliling mamantau jalannya permainan tiap kelompok dan membantu juri dalam kelompok jika ada kesulitan ketika menjelaskan kunci jawaban serta mengendalikan suasana kelas agar tenang dan kondusif. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian evaluasi tertulis berupa post-test untuk mengetahui pemahaman siswa di akhir pembelajaran mengenai materi cermin datar dan kuesioner pada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media fun frame in physics pada pembelajaran. Tabel 2. Hasil turnamen dari setiap kelompok Turnamen Kel. A Poin Waktu Kel. B Poin Waktu Meja 1 A1 3 1.14’ B1 3 1.04 Meja 2 A2 3 1.04’ B2 2 23’ Meja 3 A3 2 21’ B3 3 1.08’ Meja 4 A4 3 40’ B4 3 2.13’ Meja 5 A4 1 1.01’ B4 1 1.03’ Total 12 3.08’ 12 5.51’ Turnamen Kel. C Poin Waktu Kel. D Poin Waktu Meja 1 C1 2 34’ D1 3 1.32’ Meja 2 C2 2 42’ D2 1 48’ Meja 3 C3 3 26’ D3 3 33’ Meja 4 C4 3 36’ D4 2 34’ Meja 5 C4 3 50’ D5 2 1.01’ Total 13 1.88’ 11 3.48’

a. Hasil Belajar Siswa