PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BE

(1)

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA

Diajukan Dalam Rangka Pemenuhan Tugas Pendidikan Pancasila Semester

Gasal

MAKALAH

Penyusun:

Arlin Muzdalifah (140210102104) Ahmad Lutfi (141510501006) Anisa Nur Syafitri (140210102069) Faridatul Isti’anah (140210102044) Lukman Fadholi (140210102047)

UPT. BSMKU

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . DAFTAR ISI . . . .

i ii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUHAN

1.1 Latar Belakang . . . . 1.2 Rumusan Masalah . . . . 1.3 Tujuan Penulisan . . . .

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma Secara Umum . . . 2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Politik . . . 2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Ekonomi . . . 2.4 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Sosial Budaya . . . 2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Hukum . . . . 2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Kehidupan Antar Umat Beragama . . . 2.7 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan IPTEKS . . .

PENUTUP

3.1 Simpulan . . . 3.2 Saran . . .

DAFTAR PUSTAKA . . .

3 3 4 6 7 7 8 9 10 11 13 13 15


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia. Pancasila mempunyai arti dan makna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam perjalanan sejarah eksistensi pancasila mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan. Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa pancasila dijaadikan sebagai kerangka acuan berpikir, atau sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan sekaligus kerangka tujuan dalam menjalankan kehidupan dalam bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, bidang hukum, bidang kehidupan antar umat beragama dan IPTEKS.

Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LPPKB) telah berhasil menyusun Pedoman Umum Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara, namun masih perlu dirumuskan ke dalam Paradigma yang secara operasional dapat digunakan sebagai pedoman dan model baik dalam merumuskan kebijakan publik maupun sebagai acuan kritik, untuk menentukan mana yang sesuai atau yang tidak sesuai dengan Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka, rumusan masalah untuk makalah ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa yang dimaksud paradigma secara umum?

1.2.2 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan politik?


(4)

1.2.3 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ekonomi?

1.2.4 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya?

1.2.5 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan hukum?

1.2.6 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan kehidupan antar umat beragama?

1.2.7 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan IPTEKS?

1.3 Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1.3.1 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian paradigma secara umum.

1.3.2 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian pancasila sebagai pembangunan politik.

1.3.3 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian pancasila sebagai pembangunan ekonomi.

1.3.4 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian pancasila sebagai pembangunan sosial budaya.

1.3.5 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian pancasila sebagai pembangunan hukum.

1.3.6 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian pancasila sebagai pembangunan kehidupan antar umat beragama.

1.3.7 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian pancasila sebagai pembangunan IPTEKS.


(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma Secara Umum.

Awalnya istilah paradigma berkaitan dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis, tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia pengetahuan adalah Thomas S. khun dalam bukunya yang berjudul the structure of scientific revolution (1970:49) yang berbunyi: “Paradigma adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi nilai (merupakan sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan sendiri.”(Kaelan, 2010: 226).

Dalam perjalanan sejarah istilah-istilah paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, serta tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dari suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan reformasi maupun dalam pendidikan.


(6)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah paradigma, yaitu : 1. Daftar dari semua pembentukan sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut. 2. Model dalam teori ilmu pengetahuan. dan 3. Kerangka berfikir (Azmi, 2013: Online

[http://ululazmiai.blogspot.com/2013/01/pancasila-dalam-paradigma-kehidupan_3.html]).

Dari berbagai pendapat para tokoh disimpulkan bahwa paradigma merupakan kerangka berpikir masyarakat yang berlandaskan pada suatu pedoman tertentu untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat tercapai pemecahan permasalahan-permasalahan yang terjadi.

2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Politik.

Yang dimaksud pancasila sebagai paradigma pembangunan politik adalah meletakkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai sumber nilai politik . Sumber nilai politik harus mengacu pada nilai-nilai pancasila terutama sila ke-4 dimana semua praktik-praktik politik harus berkembang atas asas kerakyatan. Hal ini dikarenakan warga negara merupakan pelaku politik sehingga masyarakat harus mampu menempatkan kekuasaan tertingginya sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem politik demokrasi dimana kekuasaannyan dari rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat (Setiyono, 2013: Online

[anakmudaberbagi.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html]). Selain itu perwujudan pancasila dalam pengembangan kehidupan politik dilakukan dengan cara:

1. Mewujudkan tujuan Negara demi peningkatan harkat dan martabat Indonesia.

2. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, bukan hanya sebagai objek politik penguasa semata.


(7)

3. Sistem politik Negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan, sehingga system politik Negara harus mampu menciptakan system yang menjamin perwujudan ham.

4. Para penyelenggara Negara dan para politisi senantiasa memegang budi pekerti kemanusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia.

2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Ekonomi.

Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, sistem ekonomi harus mendasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal itu bertujuan untuk mensejahterakan rakyat secara keseluruhan. Pengembangan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari monopoli serta persaingan bebas yang nantinya akan memberikan keuntungan besar pada pihak-pihak yang kuat dalam bidang ekonomi. Seperti halnya, di era saat ini ekonomi dikuasai oleh pengusaha-pengusaha swasta yang sukses dalam mengembangkan perekonomiannya. Sedangkan, pengusaha-pengusaha kecil akan dirugikan dengan adanya sistem persaingan bebas dalam perekonomian.

Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33, menyebutkan bahwa sistem persaingan bebas dan monopoli dilarang dalam perekonomian. Mengenai pasal 33 ini, penjelasan UUD 1945 menyatakan: “Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat.” Oleh sebab itu sistem perekonomian negara harus mengutamakan kesejahteraan rakyat. Masyarakat pun harus ikut andil dalam kegiatan pembangunan ekonomi. Sedangkan pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi yang sehat bagi perkembangan dunia usaha (Budiyono, 2012: 168).


(8)

Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya adalah mendasarkan pembangunan sosial budaya berdasarkan nilai-nilai yang telah ada dalam masyarakat. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat pada hakikatnya merupakan dasar dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Dalam rangka pembangunan sosial budaya, Pancasila merupakan sumber normatif yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Menjadikan warga negara menjadi masyarakat yang beradab dan berbudaya (Kaelan, 2010: 232).

Pada era globalisasi, nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat sudah mulai tertimbun oleh budaya-budaya barat yang masuk ke Indonesia. Nyaris semua penduduk Indonesia terpengaruh oleh budaya-budaya tersebut baik itu budaya-budaya yang bersifat positive maupun budaya-budaya yang negative. Dengan masuknya berbagai budaya-budaya baru, masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah berkembang dalam ruang lingkupnya dan mereka lebih memilih budaya-budaya bangsa barat yang bahkan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal tersebut membuat masyarakat memiliki sifat-sifat biadab, contohnya seperti gaya berpakaian yang meniru bangsa barat, berbagai macam tarian-tarian bangsa barat yang mengandung unsur pornografi, dan lain sebagainya.

Sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengingatkan serta mengarahkan masyarakat untuk kembali menerapkan aspek budaya yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai ketuhanan, dan nilai keberadaban. 2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Hukum.

Menurut ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Pancasil merupakan sumber dari segala sumber hukum, dengan demikian semua peraturan perundang-undangan di Indonesia harus tidak boleh bertentangan dengan pancasila sebagai Dasar Negara. Pembukaan UUD 1945 yang memuat pancasila tidak boleh dirubah oleh siapapun juga termasuk MPR. Hal ini


(9)

didasarkan pada Pasal 3 dan Pasal 37 karena merubah isi pembukaan berarti pembubaran negara (Budiyono, 2012: 176).

Dengan demikian subtansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang tekandung dalam pancasila. Adapun bentuk-bentuk perundang-undangan Republik Indonesia menurut UUD 1945 ialah sebagai berikut:

a) UUD 1945 b) Ketetapan MPR

c) Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

d) Peraturan Pemerintah e) Keputusan Presiden

f) Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya, seperti: 1. Peraturan Menteri

2. Intruksi Mentri (Budiyono, 2012: 176-177).

Pembangunan hukum yang berdasarkan pancasila tidak hanya tugas dan tanggung jawab penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Masyarakat indonesia secara keseluruhan sudah seharusnya ikut berpartisipasi aktif dalam rangka mewujudkan tegaknya hukum berdasarkan keranggka pemikiran pancasila yang sebenarnya sudah menjadi karakter orang indonesia. Pokok-pokok pemikiran dalam pancasila yang dijadikan sebagai paradigma hukum adalah bahwa Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang menjunjung tinggi persatuan, hal ini adalah syarat mutlak untuk membangun indonesia mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dalam rangka mewujudkan keadilan tersebut, harus dijunjung tinggi asas kedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan. Dan semua pembangunan Indonesiaa merdeka itu harus berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara indonesia bukanlah negara satu agama sehingga sumber hukum yang diambil bukanlah sumber hukum yang berasal dari satu agama tertentu, namun berdasarkan mufakat yang adil.


(10)

2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Kehidupan Antar Umat Beragama.

Pada era saat ini, banyak berkembang organisasi-organisasi agama yang mengatas namakan Tuhan. Mereka mengaku-ngaku bahwa agamanya lah yang paling benar. Dalam kasus ini, terlihat semakin melemahnya toleransi dalam kehidupan beragama sehingga menyimpang dari asas kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat beragama untuk dapat hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia. Sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung pada nilai pancasila sila pertama dan sila kedua yang berbunyi ketuhanan yang esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara Indonesia sangat terbuka dengan umat beragama lainya. Negara Indonesia juga memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinanya masing-masing (Kaelan, 2010: 234).

Indonesia harus lebih dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi, saling menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang beradab.

2.7 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan IPTEKS.

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah hasil dari upaya manusia yang meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak dalam meningkatkan kesejahteraan dan martabat manusia. Pancasila memberikan dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan manusia yaitu harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradap. Pancasilaa harus dijadikaan sebagai sistem etika dalam pengembangan iptek.

Sila ketuhanan yang maha esa memberikaan arti bahwa iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibukktikan dan diciptakan, namun juga dipertimbangkan maksud-maksudnya dan akibatnya, apakah merugikan


(11)

manusia dan alam sekitarnya.dengan begitu pengembangan iptek tidak hanya memberikan pengaruh pada kesejahteraan fisik namun juga nonfisik.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradap memberikan dasar moralitas bahwa dalam pengembangan IPTEK haruslah bersikap beradap, pengembangan iptek yang merugikan tidak akan mewujudkan tujuan sebenarnya Iptek yaitu kesejahteraan. Iptek bukan hanya untuk kepentingan pribadi dan mengabaikan orang lain namun untuk kesejahteeraan bersama.

Sila persatuan indonesia memberikan arti bahwa pengembangan iptek hendaknya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, sehingga pengembangan iptek dapat memunculkan persatuan. Dengan begitu Bangsa Indonsia akan semakin kokoh dan damai.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara demokratis, artinya setiap individu bebas dalam melakukan pengembangan iptek. Para pengembang iptek harus bersikap terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan teori lainnya.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, memberikan arti bahwa pengembangan iptek harus menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan. Keseimbangan itu terkait dengan hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat dan manusia dengan alam lingkungannya (Ayu, 2013: Online [http://ayups87.wordpress.com/2013/11/01/pancasila-sebagai- paradigma-kehidupan-dalam-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara-singkat/]).

Dengan begitu Pancasila sebagai paradigma pengembangan iptek adalah bahwa sila-sila pancasila dijadikan sebagai sumber nilai, kerangka berfikir, dan moral dalam upaya pengembangan iptek. Dengan begitu pancasila sebagai dasar negara dalam menjalankan kehidupan berbangsa, benar-benar akan dapat terwujud sesuai dengan dasar yang ada yaitu pancasila.


(12)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan asas normatif untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila adalah tonggak yang dijadikan sebagai paradigma atau kerangka berfikir masyarakat dalam menjalani kehidupan yang berkenaan dengan kegiatan sosial dari berbagai aspek yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aspek – aspek tersebut meliputi aspek politik, sosialbudaya, ekonomi, hokum, kehidupanberagama, dan IPTEKS.

3.2 Saran

Untuk Pemerintah:

 Lebih meningkatkan kualitas program kerja yang berkenaan dengan masyarakat

 Dalam hal ekonomi, pemerintah harus membuat kebijakan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat, agar mampu mewujudkan perekonomian yang stabil dan maju dan terhindar dari persaingan bebas dan monopoli.

 Dalam bidang politik, pemerintah harus mengutamakan kepentingan kesejahteraan rakyat dan menanpung serta merealisasikan segala aspirasi rakyat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


(13)

Untuk masyarakat:

 Harus lebih aktif dan ikut andil dalam pelaksanaan program-program pemerintah:

 Bidang Ekonomi

Rakyat harus lebih aktif serta kreatif dalam menjalankan kebijakan pemerintah demi kemajuan perekonomian bangsa dan terhindar dari persaingan ekonomi yang bebas. Rakyat harus memahami secara mendalam dan menyeluruh nilai-nilai ajaran pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan negara.  Bidang Politik

Masyarakat harus berani serta aktif dalam menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah,serta ikut andil dan berpartisiasi dalam mewujudkan aspirasinya, namun masyarakat pun harus memperhatikan nilai moral yang terkandung dalam pancasila dalam menyampaikan aspirasinya.

 Tingkatkan iman pada Sang Maha Kuasa serta lebih menjaga diri dan banyak mencari informasi tentang organisasi-organisasi radikal agar tidak terpengaruh oleh organisasi tersebut.

 Harus mampu menjaga diri dari kebudayaan-kebudayaan yang bertentangan dengan nilai serta norma-norma Bangsa Indonesia.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Kabul. 2012. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Sumber Internet

Tanggal publish 1/11/2013 http://ayups87.wordpress.com/2013/11/01/pancasila-

sebagai-paradigma-kehidupan-dalam-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara-singkat/ Tanggal akses 28/08/2014 pukul 10.36 p.m.

Tanggal publish 06/2013 http://anakmudaberbagi.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html Tanggal akses 28/08/2014 pukul 10.40 p.m.

http://ululazmiai.blogspot.com/2013/01/pancasila-dalam-paradigma-kehidupan_3.html Tanggal akses 28/08/2014 pukul 10.43 p.m.


(1)

didasarkan pada Pasal 3 dan Pasal 37 karena merubah isi pembukaan berarti pembubaran negara (Budiyono, 2012: 176).

Dengan demikian subtansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang tekandung dalam pancasila. Adapun bentuk-bentuk perundang-undangan Republik Indonesia menurut UUD 1945 ialah sebagai berikut:

a) UUD 1945 b) Ketetapan MPR

c) Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

d) Peraturan Pemerintah e) Keputusan Presiden

f) Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya, seperti: 1. Peraturan Menteri

2. Intruksi Mentri (Budiyono, 2012: 176-177).

Pembangunan hukum yang berdasarkan pancasila tidak hanya tugas dan tanggung jawab penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Masyarakat indonesia secara keseluruhan sudah seharusnya ikut berpartisipasi aktif dalam rangka mewujudkan tegaknya hukum berdasarkan keranggka pemikiran pancasila yang sebenarnya sudah menjadi karakter orang indonesia. Pokok-pokok pemikiran dalam pancasila yang dijadikan sebagai paradigma hukum adalah bahwa Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang menjunjung tinggi persatuan, hal ini adalah syarat mutlak untuk membangun indonesia mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dalam rangka mewujudkan keadilan tersebut, harus dijunjung tinggi asas kedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan. Dan semua pembangunan Indonesiaa merdeka itu harus berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara indonesia bukanlah negara satu agama sehingga sumber hukum yang diambil bukanlah sumber hukum yang berasal dari satu agama tertentu, namun berdasarkan mufakat yang adil.


(2)

2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Kehidupan Antar Umat Beragama.

Pada era saat ini, banyak berkembang organisasi-organisasi agama yang mengatas namakan Tuhan. Mereka mengaku-ngaku bahwa agamanya lah yang paling benar. Dalam kasus ini, terlihat semakin melemahnya toleransi dalam kehidupan beragama sehingga menyimpang dari asas kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat beragama untuk dapat hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia. Sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung pada nilai pancasila sila pertama dan sila kedua yang berbunyi ketuhanan yang esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara Indonesia sangat terbuka dengan umat beragama lainya. Negara Indonesia juga memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinanya masing-masing (Kaelan, 2010: 234).

Indonesia harus lebih dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi, saling menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang beradab.

2.7 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan IPTEKS.

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah hasil dari upaya manusia yang meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak dalam meningkatkan kesejahteraan dan martabat manusia. Pancasila memberikan dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan manusia yaitu harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradap. Pancasilaa harus dijadikaan sebagai sistem etika dalam pengembangan iptek.

Sila ketuhanan yang maha esa memberikaan arti bahwa iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibukktikan dan diciptakan, namun juga dipertimbangkan maksud-maksudnya dan akibatnya, apakah merugikan


(3)

manusia dan alam sekitarnya.dengan begitu pengembangan iptek tidak hanya memberikan pengaruh pada kesejahteraan fisik namun juga nonfisik.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradap memberikan dasar moralitas bahwa dalam pengembangan IPTEK haruslah bersikap beradap, pengembangan iptek yang merugikan tidak akan mewujudkan tujuan sebenarnya Iptek yaitu kesejahteraan. Iptek bukan hanya untuk kepentingan pribadi dan mengabaikan orang lain namun untuk kesejahteeraan bersama.

Sila persatuan indonesia memberikan arti bahwa pengembangan iptek hendaknya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, sehingga pengembangan iptek dapat memunculkan persatuan. Dengan begitu Bangsa Indonsia akan semakin kokoh dan damai.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara demokratis, artinya setiap individu bebas dalam melakukan pengembangan iptek. Para pengembang iptek harus bersikap terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan teori lainnya.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, memberikan arti bahwa pengembangan iptek harus menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan. Keseimbangan itu terkait dengan hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat dan manusia dengan alam lingkungannya (Ayu, 2013: Online [http://ayups87.wordpress.com/2013/11/01/pancasila-sebagai- paradigma-kehidupan-dalam-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara-singkat/]).

Dengan begitu Pancasila sebagai paradigma pengembangan iptek adalah bahwa sila-sila pancasila dijadikan sebagai sumber nilai, kerangka berfikir, dan moral dalam upaya pengembangan iptek. Dengan begitu pancasila sebagai dasar negara dalam menjalankan kehidupan berbangsa, benar-benar akan dapat terwujud sesuai dengan dasar yang ada yaitu pancasila.


(4)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan asas normatif untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila adalah tonggak yang dijadikan sebagai paradigma atau kerangka berfikir masyarakat dalam menjalani kehidupan yang berkenaan dengan kegiatan sosial dari berbagai aspek yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aspek – aspek tersebut meliputi aspek politik, sosialbudaya, ekonomi, hokum, kehidupanberagama, dan IPTEKS.

3.2 Saran

Untuk Pemerintah:

 Lebih meningkatkan kualitas program kerja yang berkenaan dengan masyarakat

 Dalam hal ekonomi, pemerintah harus membuat kebijakan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat, agar mampu mewujudkan perekonomian yang stabil dan maju dan terhindar dari persaingan bebas dan monopoli.

 Dalam bidang politik, pemerintah harus mengutamakan kepentingan kesejahteraan rakyat dan menanpung serta merealisasikan segala aspirasi rakyat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


(5)

Untuk masyarakat:

 Harus lebih aktif dan ikut andil dalam pelaksanaan program-program pemerintah:

 Bidang Ekonomi

Rakyat harus lebih aktif serta kreatif dalam menjalankan kebijakan pemerintah demi kemajuan perekonomian bangsa dan terhindar dari persaingan ekonomi yang bebas. Rakyat harus memahami secara mendalam dan menyeluruh nilai-nilai ajaran pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan negara.  Bidang Politik

Masyarakat harus berani serta aktif dalam menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah,serta ikut andil dan berpartisiasi dalam mewujudkan aspirasinya, namun masyarakat pun harus memperhatikan nilai moral yang terkandung dalam pancasila dalam menyampaikan aspirasinya.

 Tingkatkan iman pada Sang Maha Kuasa serta lebih menjaga diri dan banyak mencari informasi tentang organisasi-organisasi radikal agar tidak terpengaruh oleh organisasi tersebut.

 Harus mampu menjaga diri dari kebudayaan-kebudayaan yang bertentangan dengan nilai serta norma-norma Bangsa Indonesia.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Kabul. 2012. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Sumber Internet

Tanggal publish 1/11/2013 http://ayups87.wordpress.com/2013/11/01/pancasila-

sebagai-paradigma-kehidupan-dalam-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara-singkat/ Tanggal akses 28/08/2014 pukul 10.36 p.m.

Tanggal publish 06/2013 http://anakmudaberbagi.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html Tanggal akses 28/08/2014 pukul 10.40 p.m.

http://ululazmiai.blogspot.com/2013/01/pancasila-dalam-paradigma-kehidupan_3.html Tanggal akses 28/08/2014 pukul 10.43 p.m.