Penguasaan Konsep Fisika Dasar 1 Kemampuan Berpikir Kritis

8 mahasiswa dari waktu ke waktu. Asesmen memberikan umpan balik kepada dosen atau mahasiswa tentang kemajuan dalam rangka mendukung pembelajaran selanjutnya.

2.2 Penguasaan Konsep Fisika Dasar 1

Konsep adalah abstraksikategori yang menggambarkan objek, proses, maupun fenomena dengan ciri-ciri dan karakter yang sama Winkel, 1996; Dahar 1996; Santrock, 2008. Konsep digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsep atau penerapan konsep. Seorang mahasiswa dikatakan telah menguasai konsep apabila ia mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi, memberi contoh atau bukan contoh, dan menganalisis konsep Arends, 2012 sehingga dengan kemampuan ini siswa dapat membawa suatu konsep dalam bentuk lain yang tidak sama dengan buku teks misalnya menerapkan konsep untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari. Penguasaan konsep merupakan salah satu hasil belajar yang dapat dicapai melalui proses berpikir. Proses berpikir melibatkan proses penalaran yang terdiri dari penalaran induktif dan penalaran deduktif Santrock, 2008; Arends, 2012. Kemampuan seseorang dalam menguasai suatu konsep melibatkan suatu proses kognitif yang dievaluasi berdasarkan benar salah yang didasarkan atas dalil, hukum, prinsip pengetahuan Arikunto, 2007. Penguasaan konsep terukur dengan mahasiswa menjawab benarsalah berbagai permasalahan didasarkan konsep. Indikator pencapaian penguasaan konsep yang merupakan ranah kognitif dapat diukur berdasarkan taksonomi Bloom. Indikator dalam pencapaian konsep berdasarkan taksonomi Bloom yang direvisi Anderson Krathwohl, 2010: 99 sebagai berikut; 1 mengingat remember; 2 mengertimemahami understand; 3 mengaplikasikan apply; 4 menganalisis analyze; 5 mengevaluasi evaluate; 6 membuat create.

2.3 Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi Hawes, 2005:10; Presseisen, 1985. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang untuk membuat analisis dan melakukan evaluasi untuk menyelesaikan masalah. Ennis, 1985; King, 1999; Duron, dkk., 2006. Kemampuan berpikir kritis akan membantu siswa menganalisis pemikirannya dalam menentukan pilihan dan menarik kesimpulan terhadap memecahkan masalah. Tujuan berpikir kritis adalah mencapai pemahaman yang mendalam Johnson, 2012. 9 Pemahaman mendalam dapat berkaitan dengan mengerti konsep atau materi itu sendiri atau mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Indikator kemampuan berpikir kritis terdiri dari, 1 mendefinisikan dan mengklasifikasi masalah; 2 menilai informasi yang dihubungkan pada masalah; dan 3 menyelesaikan masalah atau menarik kesimpulan Kneedler, 1985:227. Menurut Ennis 1985:54-56, indikator kemampuan berpikir kritis terdiri dari 12 indikator, yaitu 1 merumuskan pertanyaan; 2 menganalisis argumen; 3 menanyakan dan menjawab pertanyaan; 4 menilai kredibilitas dari suatu sumber; 5 menilai hasil pengamatan; 6 melakukan deduksi; 7 melakukan induksi; 8 melakukan evaluasi; 9 menilai definisi; 10 mengidentifikasi asumsi; 11 memutuskan tindakan,; dan 12 berinteraksi dengan yang lainnya. Penilaian kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan memberikan soal uraian sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis. Soal kemampuan berpikir kritis dikaitkan dengan materi fisika dasar I dan gejala fisika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thompson 2011:5 yaitu penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan dengan menyajikan gejala nyata dan bagaimana siswa mengambil keputusan terhadap masalah.

2.4 Kerangka Pikir Pengembangan