KAJIAN SOSIOLOGIS BENTUK-BENTUK KRIMINALITAS DI ANGKUTAN UMUM (Studi Pada Korban Tindak Kriminalitas di Angkutan Umum Daerah Bandar Lampung)

ABSTRACT
SOCIOLOGICAL STUDY FORMS OF CRIMINALITY
IN PUBLIC TRANSPORT
(Studies on victims of crime on public transport area Bandar Lampung)
By
Nurul Nanda Pratiwi
Along with the increasing number of population density in indonesia, it is no
wonder the crime rate often happens in Indonesia society. Criminal acts can
happen anywhere, anytime, and happen to anyone included in public spaces such
as public transport. Habermas explains that the pubic sphere is an area that is
public and anyone can access it, one of the public space is public transport. Public
transort is an important role, because a lot of people who use public transport, but
unfortunely there are still many problems that occur. The occurrence of various
criminal acts in it, public transport should be safe and comfortable transportastion
for users now turned into anxiety when passengers are not careful when using
these transport services.as for the porpuse of this study is to examine and analyze
the forms of crime on public transport. Benefits of this research are as material
information to the public about the forms of crime on public transport. The
research method use is a qualitative research method. Locations in the study area
airports Lampung. Source data obtained through in depth interviews of six
informants who have been determined. Based on research that has been conducted

by researchers, forms of criminality among others : pickpocketing, mugging,
hold-up with weapons and immoral acts. Namely prevention efforts undertaken
preventive measures and repressive. The impact of crime, namely the positive and
negative impacts.

Keywords : Criminality, Publict Transport

ABSTRAK
KAJIAN SOSIOLOGIS BENTUK-BENTUK KRIMINALITAS DI
ANGKUTAN UMUM
(Studi Pada Korban Tindak Kriminalitas di Angkutan Umum Daerah Bandar
Lampung)
Oleh
Nurul Nanda Pratiwi

Seiring dengan meningkatnya jumlah kepadatan penduduk di Indonesia, maka
tidak heran jika tingkat kriminalitas semakin marak terjadi di kalangan
masyarakat Indonesia.Tindakan kriminal bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan
menimpa siapa saja termasuk di dalam ruang publik seperti angkutan umum.
Menurut Habermas menjelaskan bahwa ruang publik merupakan area yang

bersifat umum dan siapa saja dapat mengaksesnya, salah satu ruang publik
tersebut adalah angkutan umum.Angkutan umum sangatlah berperan penting,
karena banyak masyarakat yang menggunakan jasa angkutan umum, namun
sayangnya masih banyak masalah yang terjadi.Dengan tejadinya berbagai tindak
kriminal didalamnya, angkutan umum yang selayaknya dapat menjadi alat
transportasi aman dan nyaman bagi penggunanya kini berubah menjadi
kecemasan apabila penumpang tidak waspada ketika menggunakan jasa
transportasi tersebut.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan
menganalisis tentang bentuk-bentuk kriminalitas di angkutan umum. Manfaat
penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai
bentuk-bentuk kriminalitas di angkutan umum. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di daerah Bandar Lampung.
Sumber data yang diperoleh melalui wawancara yang mendalam dari enam orang
informan yang telah ditentukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
peneliti, bentuk-bentuk kriminalitas antara lain; pencopetan, penjambretan,
penodongan dengan senjata tajam/api dan tindak asusila. Upaya penanggulangan
yang dilakukan yaitu dengan upaya preventif dan refresif. Dampak dari
kriminalitas yaitu dampak negatif dan juga dampak positif.
Kata kunci : Kriminalitas, Angkutan Umum


KAJIAN SOSIOLOGIS BENTUK-BENTUK KRIMINALITAS
DI ANGUTAN UMUM
(Studi Pada Korban Tindak Kriminalitas di Angkutan Umum Daerah Bandar
Lampung )

Oleh
Nurul Nanda Pratiwi
NPM : 1016011105

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung Pada Tanggal 24
September 1992. Anak pertama dari dua bersaudara sebagai
buah kasih dari pasangan Asnan Yusuf dan Zuraida.

Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan
taman kanak-kanak pada TK Kartini 1 Kecamatan Tanjung
Karang Pusat Kota Bandar Lampung pada tahun 1997-1998, Sekolah Dasar Negri
2 Palapa kota Bandar Lampung pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 25 Bandar Lampung pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas
Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 FISIP jurusan sosiologi.
Selama menempuh studi di UNILA, pada 17 Januari 2013 penulis pernah
menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Tanjung Anom, Kecamatan Kota
Agung Timur, Kabupaten Tanggamus.

Moto

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup
ditepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas
dengan buah (Abu Bakar Sibli)

Hadir terlambat memang lebih baik dari pada tidak hadir
sama sekali tetapi bila berkali-kali adalah suatu kecerobohan

Apapun tugas hidup anda, lakukan dengan baik .seseorang
semestinya melakukan pekerjaannya sedemikian baik
sehingga mereka yang masih hidup, ytang suydah mati, dan
yang belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi
(Martin Luther King)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil alamin hanya Kepada Mu lah Ya Allah Kupanjatkan
puji syukur…
Tiada kata selain ucapan syukur yang ingin aku ucapkan ketika aku telah
menyelasaikan penulisan skripsi ini, dan dengan segala kerendahan hati
serta syukur yang tiada terkira ku persembahkan juga karya sederhana

ini sebagai wujud baktiku untuk ;
BAPAKKU Asnan Yusuf dan MAMAHKU Zuraida tercinta yang setiap
nafas, untaian doa, setiap tetes keringat, selalu dengan sabar dan
ikhlas membesarkan, membimbing, mendidik serta selalu mendoakan
keberhasilanku dan yang terbaik untukku. Akhirnya aku dapat
mempersembahkan karya ini untuk mendatangkan air mata bahagia
untuk kedua orang tuaku, Adikku Nurul Mutiara Dewi makasih buat
semua canda tawa kalian yang selalu memberikan warna dalam hidupku.
Deretan kata-kata ini tidak akan pernah cukup untuk mengucapakan
syukur dan rasa terima kasihku kepada Allah SWT dan RasulNya,
serta kepada sahabat-sahabatku, dosen-dosenku,
dan Alamamater Unila Tercinta.

SANWACANA

Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, karena
atas Rahmat dan Hidayah-Nya saya selaku penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang telah lama dinanti. Skripsi dengan judul “Kajian Sosiologis Bentuk-Bentuk
Kriminalitas di Angkutan Umum” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

Penulis merasa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki penulis.
Tapi penulis berharap skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H selaku pembimbing utama yang tidak pernah
bosan memberikan nasehat dan bimbingannya selama masa perkuliahan
serta petunjuk, saran dam motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Damayanti, M.H selaku pembahas dosen yang sudah menuntun
penulis dari awal penentuan judul skripsi sampai selesai, makasih banyak
ya ibu dosen tercantik dan terbaik sejagat raya love you banget bu.
5. Kedua orang tuaku tercinta, terima kasih untuk Mamah dan Bapak yang
selalu memberikan doa tiada henti, memberikan kekuatan hati untuk tidak
mudah menyerah dan mendengarkan segala keluh kesah mengenai skripsi.

Terima kasih untuk semua kasih sayang yang telah kalian berikan padaku.
6. Untuk saudariku kandungku Tiara dan semua saudara-saudaraku.
7. Seluruh Dosen FISIP Unila yang telah membekali ilmu pengetahuan
selama masa perkuliahan.
8. Untuk Anis yang dari awal banget pengajuan judul udah banyak bantu ide,
thx buy semoga lo lekas move on.
9. Juga buat lusy dan Aji pasangan fisip, makasih ya udah mau ngasih tau
sewaktu gw blm ngerti ngurus pra riset yang pance itu. semoga kalian
langgeng terus.
10. Untuk sahabat-sahabat ku, terima kasih untuk Nisa bidu, Putri bripzikuizi,
Astri autis, Sekar sarung, sheila jatuh, Pau ranting sahabat tercinta ku
yang dari jaman awal perkuliahan jalan kaki bareng-bareng lewat beringin
banyak luing hingga skrg jaman kita sukses.
11. Untuk sahabat-sahabat jaman SMA, ica, lusy, isti, nevia.jaman dulu ngasih
nama genk chillizennd haha
12. Untuk Lonak, Oyens, Dinak dan imuts yang jauh-jauh dari fakultas lain
nyempetin waktu mau dateng sewaktu seminar.

13. Untuk novirina selly alias endang yang kalo ditanya tentang skripsi pasti
jawabannya gak bikin ngdrop kayak lainnya. Nora yang dari awal

pekuliahan rajin ngejarkom.
14. Untuk bu bayah dan seluruh pegawai pondok santap kenanga1 yang udah
banyak bantu doain nanda selama ngerjain skripsi.
15. Terima kasih juga untuk teman-teman satu angkatan Sosiologi 10 yang
tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah melewati masa susah senang
bersama-sama selama masa perkuliahan
16. Seluruh staf

FISIP Unila, terutama mba siti yang telah membantu

melayani segala urusan perkuliahan.
17. Untuk para satpam FISIP Unila, yang selalu bersedia ditanya tentang
kehadiran dosen dan terimakasih selama ini memberi izin parkir yang
sebenernya gak boleh.
18. Terima kasih untuk para informan yang telah membantu memberikan
semua informasi untuk skripsi ini, terutama bapak petugas polisi yang
udah nawarin kue pas wawancara.
19. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Semoga Allah dapat membalasnya, Amin.


Bandar Lampung,
Penulis

Nurul Nanda Pratiwi

DAFTAR ISI

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
D. Kegunaan Penelitian........................................................................

1
8
8
8


II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kriminalitas .....................................................................................
1. Pengertian Kriminalitas...............................................................
2. Kriminalitas Dari Perspektif Sosiologis ......................................
3. Bentuk-Bentuk Tindak Kriminalitas ...........................................
4. Upaya-Upaya Penanggulangan Kriminalitas ..............................
5. Jenis-Jenis Kriminalitas ..............................................................
6. Faktor Penyebab Tindak Kriminalitas ........................................
7. Dampak-Dampak Tindak Kriminalitas .......................................
B. Angkutan Umum .............................................................................
1. Pengertian Angkutan Umum .......................................................
2. Jenis-Jenis Angkutan Umum ......................................................
C. Kerangka Pikir .................................................................................
D. Alur Kerangka Pikir .........................................................................

10
10
12
14
17
19
21
25
26
26
27
31
32

III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ...............................................................................
B. Lokasi Penelitian ............................................................................
C. Fokus Penelitian ............................................................................
D. Penentuan Informan .......................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
1. Wawancara Mendalam ..............................................................
2. Studi Pustaka .............................................................................
3. Dokumentasi .............................................................................
F. Teknik Pengolahan Data ................................................................
1. Reduksi Data ............................................................................
2. Penyajian Data (Display) ..........................................................
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi Data) ..................................

33
35
35
35
36
36
36
36
37
37
38
38

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ......................................
B. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung ..........................................
1. Pemerintahan .............................................................................
2. Penduduk ...................................................................................
3. Perekonomian ............................................................................
4. Iklim ..........................................................................................
5. Hidrologi ...................................................................................
6. Jalan dan Transportasi ...............................................................
7. Pendidikan .................................................................................
8. Kesehatan ..................................................................................
9. Agama .......................................................................................
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Informan ...............................................................................
B. Bentuk-Bentuk Kriminalitas ...........................................................
C. Upaya-Upaya Penanggulangan Kriminalitas di Angkutan Umum .
D. Dampak-Dampak Kriminalitas di Angkutan Umum ......................
E. Pembahasan .....................................................................................
1. Bentuk-Bentuk Kriminalitas .......................................................
a. Pencopetan ..........................................................................
b. Penjambretan .......................................................................
c. Penodongan Dengan Senjata Tajam....................................
d. Tindak Asusila ...................................................................
2. Upaya Penanggulangan Yang dilakukan Oleh Aparat Kepolisian
dan Masyarakat ..........................................................................
3. Dampak-Dampak Kriminalitas ...................................................
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

39
41
43
44
45
46
47
48
51
51
53

54
56
69
77
81
81
81
83
84
85
85
87

92
94

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel tindak kriminalitas di angkutan umum ..............................
Tabel 2. Jumlah letak geografi dan topografi kota Bandar Lampung ........
Tabel 3. Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kota Bandar Lampung ..........
Tabel 4. Jumlah Kelurahan, Lingkungan dan RT Kecamatan di
Kota Bandar Lampung .................................................................
Tabel 5. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan
Kota Bandar Lampung .................................................................
Tabel 6. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan di kota Bandar
Lampung ......................................................................................
Tabel 7. Data Peristiwa Kejahatan/ Pelanggaran yang dilaporkan,
diselesaikan dirinci menurut Jenisnya di Kota Bandar Lampung
Tahun 2012 ..................................................................................
Tabel 8. Bentuk-bentuk kriminalitas yang dialami para korban ................
Tabel 9. Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian ....
Tabel 10. Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh masyarakat ..........

6
41
42
44
45
52

53
88
89
90

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur kerangka piker .................................................................. 32

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah kepadatan penduduk di Indonesia, maka
tidak heran jika tingkat kriminalitas semakin marak terjadi kalangan masyarakat
Indonesia. Di era globalisasi ini seringkali terdengar terjadinya tindakan
kriminalitas yang menyebabkan banyak orang merasa takut dan hidupnya tidak
nyaman. Kriminalitas atau tindak kriminal adalah segala sesuatu perbuatan
manusia yang melanggar aturan-aturan, norma, bahkan hukum atau sebuah tindak
kejahatan yang membuat resah banyak orang.

Bila dilihat dari aspek sosiologis maka kriminalitas merupakan salah satu masalah
yang paling berbahaya dari disorganisasi sosial. Karena pelaku kejahatan bergerak
dalam aktivitas-aktivitas yang membahayakan bagi dasar-dasar pemerintahan,
hukum, Undang-Undang, ketertiban dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itulah
kriminalitas merupakan salah satu bagian dari disorganisasi sosial yang perlu
diperhatikan.

Sutehrland dan Cressey (1974:51) memberi batasan kriminologi sebagai bagian
dari sosiologis dengan menyebutkan sebagai kumpulan pengetahuan yang
meliputi delinkuensi dan kejatahatan sebagai gejala sosial. Tercakup dalam ruang
lingkup ini adalah proses pembuatan hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi

2

terhadap pelanggaran hukum. Proses tersebut terdiri dari tiga aspek yang
merupakan suatu kesatuan interaksi yang berkesinambungan.

(Fox, 1976: 388) mempelajari kriminalitas sebagai gejala sosial. Dengan kata lain,
ciri-cirinya dapat diidentifikasikan menurut konsep sosiologis. Timbulnya gejala
kriminalitas ditelusuri dari bekerjanya masyarakat. Dengan demikian berbagai
faktor sosial seperti proses sosialisasi nilai dan norma sosial, kohesi sosial,
pengendalian sosial, sturuktur sosial, kebudayaan, disintegrasi sosial, keadilan
sosial, ketidakadilan sosial dan lain-lainnya diteliti tingkat pengaruhnya terhadap
munculnya peristiwa-peristiwa tindak kriminalitas.

Dalam culture conflict theory Thomas Sellin menyatakan bahwa setiap kelompok
memiliki norma tingkah laku sediri dan norma dari satu kelompok mungkin
bertentangan dengan norma kelompok lain. Seorang individu yang mengikuti
norma kelompoknya mugkin saja dipandang telah melakukan suatu kejahatan
apabila norma-norma kelompoknya itu bertentangan dengan norma-norma dari
masyarakat dominan. Menurut penjelasan ini perbedaan utama antara seorang
kriminal dengan seorang non kriminal adalah bahwa masig-masing menganut
norma-norma yang berbeda.. (http://click-gtg.blogspot.com/teori-kejahatan-dariaspek-sosiologis)

Kondisi lingkungan dengan perubahan-perubahan yang cepat, norma-norma dan
sanksi sosial yang semakin longgar serta macam-macam subkultur dan
kebudayaan asing yang saling berkonflik, semua faktor itu memberikan pengaruh
yang mengacau, dan memunculkan disorganisasi dalam masyarakatnya.

3

Muncullah banyak kejahatan. Maka, adanya kejahatan tersebut merupakan
tantangan berat bagi para anggota-anggota masyarakat.

Dambaan pemenuhan kebutuhan materil yang melimpah-limpah, misalnya untuk
memiliki harta kekayaan dan barang-barang mewah, tanpa mempunyai
kemampuan untuk mencapainya dengan jalan wajar, mendorong individu untuk
melakukan tindak kriminal. Jika terdapat pertentangan antara ambisi-ambisi
dengan kemampuan pribadi, maka peristiwa sedemikian ini mendorong orang
untuk melakukan tindak kriminal. Atau, jika terdapat kebutuhan secara ekonomi
yang tidak dapat terpenuhi hal tersebut mendorong orang untuk bertindak jahat
atau melakukan tindak kriminalitas guna memperoleh keinginannya.

Tingkah laku manusia yang jahat, immoral dan anti sosial banyak menimbulkan
reaksi kejengkelan dan kemarahan dikalangan masyarakat, dan jelas sangat
merugikan umum. Tindakan kriminal bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan
menimpa siapa saja termasuk di dalam ruang publik (public sphere) seperti
angkutan umum. Menurut Habermas menjelaskan bahwa ruang publik merupakan
area yang bersifat umum dan siapa saja dapat mengaksesnya, salah satu ruang
publik tersebut adalah angkutan umum.
(http://ringga-arif-w-h.blog.ugm.ac.id/category/hukum)

Angkutan umum merupakan sarana angkutan untuk masyarakat kecil dan
menengah agar masyarakat dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas
dan fungsinya dalam masyarakat. Pengguna angkutan umum ini bervariasi, mulai
dari buruh, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan lain-lain. Angkutan umum,
khususnya angkutan orang yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan

4

Nomor KM 68 Tahun 1993 yang telah diperbaharui menjadi Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 84 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang di Jalan Dengan Kendaraan. (www.wordpress.com)

Angkutan umum memang sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat, baik masyarakat
yang dalam kategori ekonomi mampu maupun masyarakat dalam kategori lemah.
Angkutan umum sangatlah berperan penting, karena banyak masyarakat yang
menggunakan jasa angkutan umum.

Namun sayangnya masih banyak masalah

yang terjadi. Kasus kriminalitas yang terjadi di angkutan umum seperti tak
ubahnya puncak gunung es yang menjadikannya begitu pelik untuk diselesaikan.

Sebenarnya tindak kriminalitas yang terjadi di angkutan umum bukanlah
persoalan baru, sejak dahulu hingga sekarang semakin bertambah modus-modus
kejahatan yang terjadi di dalam angkutan umum dan menimbulkan banyak
korban. Para korban sungguh sangat dirugikan, baik dari segi materi hingga
menimbulkan trauma. Pelaku-pelaku tindak kriminalitas semakin merajalela dan
modus-modus yang dilancarkan semakin beragam.

Tindakan kriminalitas didalam angkutan umum yang belakangan ini marak terjadi
antara lain :
1. Pencopetan.
Modus-modus yang dilakukan para pelaku guna melancakan aksi tindak
kriminalitas semakin beragam. Modus operandi dalam tindak kriminlitas
pencopetan antaralain :

5

a. Mengalihkan konsentrasi perhatian korban.
Terdapat banyak modus operandi yang dilakukan oleh para pelaku pencopetan,
salah satunya adalah dengan mengalihkan perhatian korban. Biasanya modus
operandi dengan mengalihkan konsentrasi korban dilakukan secara berkomplotan.

b. Hipnotis.
Modus operandi berupa hipnotis didalam angkutan umum begitu marak, dengan
mengandalkan kemampuan pelaku untk menghipnotis oranglain sehingga dengan
tidak sadar korban menyerahkan harta benda yang dimiliki.

2. Penjambretan.
Perampasan harta benda berharga milik korban dengan penjambretan merupakan
tindak kriminal yang memenuhi pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman
hukuman 15 tahun penjara.

3.Tindakan Asusila
Tindak asusila di angkutan umum melanggar asusila/norma dalam kesopanan
sehingga menimbulkan kerugian bagi korban. Tindak kriminal tersebut tercantum
dalam Pasal 281 KUHP Tentang barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan
melanggar kesusilaan di tempat umum akan dikenakan hukuman maksimal pidana
penjara 2 Tahun 8 Bulan.

4. Penodongan dengan senjata tajam/api
Perampasan harta benda milik korban dilakukan dengan mengancam dengan
melakukan penodongan senjata api sehingga korban yang mengalami ketakutan
menyerahkan harta benda miliknya. Tindak kriminal ini memenuhi Pasal 368

6

KUHP tentang penodongan dan perampasan dengan ancaman hukuman maksimal
10 tahun penjara.

Tabel 1. Tabel tindak kriminalitas di angkutan umum
Tindak
Jumlah Kasus
Kriminalitas di Kriminalitas yang
No.
Angkutan
Terjadi di Angkutan
Umum
Umum

Pasal dalam KHUP

1.

Pencopetan

8 kasus

2.

Penjambretan

2 kasus

Pasal 365 KUHP dengan ancaman
hukuman maksimal 15 tahun
penjara.
Pasal 365 KUHP dengan ancaman
hukuman maksimal9 tahun penjara.

1 kasus

Pasal 281 KUHP Maksimal pidana
penjara 2 Tahun 8 Bulan.

3.

Tindak asusila

Penodongan
4.
senjata tajam/api

2 kasus

Pasal 368 dengan ancaman
hukuman maksimal 10 tahun
penjara.

(Sumber: Pra-riset di Polresta Bandar Lampung Tahun 2013)

Dengan melihat kenyataan diatas jelas terlihat bahwa kasus tindak kriminaitas di
angkutan umum marak terjadi di daerah Bandar Lampung dalam kurun waktu
tahun 2013. Kasus terbanyak yang terjadi adalah bentuk tindak kriminal
pencopetan dengan jumlah 8 kasus, kemudian pencopetan dan senjata api dengan
jumlah masing-masing 2 kasus, lalu tindak asusila memiliki jumlah 1 kasus. hal
tersebut mengakibatkan kerugian materi maupun kerugian lainnya bagi para
korbannya. Tindak-tindakan krimialitas diatas tentunya sangat membuat
masyarakat resah, khususnya masyarakat kota Bandar Lampung yang sering
menggunakan jasa angkutan umum.

7

Dari berbagai jenis angkutan umum yang ada, berdasarkan data dari Humas
Polresta Bandar Lampung diketahui tindak kriminalitas paling banyak terjadi di
angkutan umum jenis angkutan kota (angkot). Tindak kriminal yang terjadi seperti
diangkutan kota (angkot) didukung oleh kaca film dari kendaraan itu sendiri yang
begitu gelap sehingga memungkinkan pelaku kejahatan untuk bebas beraksi
melakukan tindak kriminalitas didalam angkot tersebut.

Salah satu sebab masih tingginya kejahatan pada penumpang angkutan umum
adalah longgarnya pengawasan terhadap perusahaan angkutan umum. Selain itu,
kondisi sosial ekonomi masyarakat juga belum membaik sepenuhnya. Karena itu
masyarakat dituntut untuk lebih waspada terhadap tindak kriminalitas di angutan
umum dan memastikan bahwa kendaraan umum yang akan digunakan
identitasnya jelas.(//http.kompasiana.com)

Rasa aman bagi penumpang pada saat menggunakan angkutan umum pada
dasarnya merupakan hak konstitusi warga negara yang telah diatur dalam UUD
1945 Pasal 28g ayat (1), yang berbunyi “setiap orang berhak atas perlindungan
diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang dibawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”.
Dengan tejadinya berbagai tindak kriminal didalamnya, angkutan umum yang
selayaknya dapat menjadi alat transportasi aman dan nyaman bagi penggunanya
kini berubah menjadi kecemasan apabila penumpang tidak waspada ketika
menggunakan jasa transportasi tersebut.

8

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk membahas lebih
dalam lagi mengenai “Kajian Sosiologis Bentuk-Bentuk Kriminalitas di Angkutan
Umum”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas,
maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1.

Apa saja bentuk-bentuk kriminalitas di angkutan umum ?

2.

Bagaimana upaya penanggulangan kriminalitas di angkutan umum yang
dilakukan oleh pihak kepolisian dan masyarakat ?

3.

Apa saja dampak-dampak dari terjadinya kriminalitas di angkutan umum?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui bentuk-bentuk tindak kriminalitas di angkutan umum.

2.

Untuk mengetahui upaya-upaya penanggulangan kriminalitas di angkutan
umum.

3.

Untuk mengetahui dampak-dampak dari terjadinya kriminalitas di angkutan
umum

D. Manfaat Penelitian

1.

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu penegetahuan sosial di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

9

Universitas Lampung. Yaitu dapat memberikan informasi secara empiris dan
pengetahuan tentang tindak kriminalitas di angkutan umum.
2.

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau
referensi bagi para masyarakat mengenai tindak kriminalitas di angkutan
umum.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kriminalitas

1. Pengertian Kriminalitas
Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang
merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku
dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Dapat diartikan
bahwa, tindak kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan yang melanggar
hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.
(Kartono, 1999: 122)

Secara kriminologi yang berbasis sosiologis, tindak kriminalitas merupakan suatu
pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain terdapat korban)
dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat.
Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi nonformal.

Pengertian kejahatan sebagai unsur dalam pengertian kriminalitas, secara
sosiologis mempunyai dua unsur-unsur yaitu: 1) Kejahatan itu ialah perbuatan
yang merugikan secara ekonomis dan merugikan secara psikologis. 2) Melukai
perasaan susila dari suatu segerombolan manusia, di mana orang-orang itu berhak
melahirkan celaan.

11

Sutherland berpendapat bahwa kelakuan yang bersifat jahat (Criminal behavior)
adalah kelakuan yang melanggar Undang-Undang/hukum pidana. Bagaimanapun
im-moril nya atau tidak patutnya suatu perbuatan, ia bukan kejahatan kecuali bila
dilarang oleh Undang-Undang/hukum pidana. (Principles of Criminology.
1960:45)

Pengertian kriminalitas menurut Beberapa para ahli :
1. Menurut R. Susilo
Secara sosiologis mengartikan kriminalitas adalah sebagai perbuatan atau tingkah
laku yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan
masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.

2. Menurut M.v.T
kriminalitas yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam undangundang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht sebagai
perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum.

3. Menurut M. A. Elliat
kriminalitas adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang
gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa
hukuman penjasra, hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.

4. Menurut Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
kriminalitas adalah setiap perbuatan yang dilarang oleh hukum publik untuk
melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara. Perbuatan
tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu adanya

12

tingkah laku yang patut dari seorang warga negaranya (//http:edyblogspot.comkriminalitas).

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kriminalitas adalah
perbuatan atau tingkah laku yang melanggar hukum, selain merugikan penderita
atau korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya
keseimbangan ketentraman dan ketertiban.

2. Kriminalitas dari Perspektif Sosiologis
Teori-teori sosiologis mencari alasan-alasan perbedaan dalam hal angka
kriminalitas di dalam lingkungan sosial. Teori-teori ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga kategori umum, yaitu: strain, cultural deviance (penyimpangan
budaya), dan sosial control (kontrol sosial). (Topo Santoso, Eva Achjani S
2001:55).

a. Teori Strain.
Menurut Durkheim satu cara dalam mempelajari masyarakat adalah melihat pada
bagian-bagian komponennya dalam usaha mengetahui bagaimana masing-masing
berhubungan satu sama lain. Dengan kata lain, jika masyarakat itu stabil, bagianbagiannya beroperasi secara lancar susunan-susunan sosial berfungsi. Maka
masyarakat seperti itu ditandai oleh keterpaduan, kerjasama, dan kesepakatan.
Namun, jika bagian-bagian komponennya tertata dalam keadaan yang
membahayakan keteraturan/ketertiban sosial, susunan masyarakat itu tidak
berfungsi. (Topo S & Eva A. S, 2001:56-57).

13

b. Teori Penyimpangan Budaya (cultural deviance theories)
Teori ini memandang kejahatan sebagai seperangkat nilai-nilai yang khas pada
lower class (kelas bawah). Tiga teori utama dari cultural deviance theories adalah
sebagai berikut:
1. Theory Sosial Disorganization
Teori ini memfokuskan diri pada perkembangan area-area yang angka
kejahatannya tinggi yang berkaitan dengan disintegrasi nilai-nilai konvensional
yang disebabkan oleh industrialisasi yang cepat, peningkatan imigrasi, dan
urbanisasi. (Topo S & Eva A. S, 2001:65).

2. Theory Differential Association
Teori ini berpendapat bahwa orang belajar melakukan kejahatan sebagai akibat
hubungan dengan nilai-nilai dan sikap-sikap anti sosial, serta pola-pola tingkah
laku . (Topo S & Eva A. S, 2001:66)

3. Theory Culture Conflict
Teori ini menegaskan bahwa kelompok-kelompok yang berlainan belajar conduct
norms (aturan-aturan yang mengatur tingklah laku) yang berbeda, dan bahwa
conduct norms dari suatu kelompok mungkin berbenturan dengan aturan-aturan
konvensional kelas menengah. (Topo Santoso, Eva Achjani S, 2001:66)

c. Teori Kontrol Sosial
Menurut teori ini penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau
pengendalian sosial. Oleh

karena itu, para ahli teori ini menilai perilaku

menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk mentaati
hukum.

14

3. Bentuk-Bentuk Tindakan Kriminalitas
Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma
sosial dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Bentuk-bentuk tindak
kriminal seperti:
a. Pencurian
Pencuri berasal dari kata dasar curi yang berarti sembunyi-sembunyi atau diamdiam dan pencuri adalah orang yang melakukan kejahatan pencurian. Dengan
demikian pengertian pencurian adalah orang yang mengambil milik orang lain
secara sembunyi-sembunyi atau diam-diam dengan jalan yang tidak sah.
(Poerwardarminta, 1984:217). Pencurian melanggar pasal 352

KUHP (Kitab

Undang-undang Hukum Pidana) dengan ancaman hukuman maksimal 15 (lima
belas) tahun penjara .

b. Tindak asusila
Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma
atau kaidah kesopanan yang saat ini banyak mengintai kaum wanita. Tindak
kriminal tersebut hukumannya penjara paling lama 2 th 8 bln tercantum dalam
pasal 289 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP ) tentang perbuatan
asusila dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara.

c. Pencopetan
Pencopetan memiliki pengertian yaitu kegiatan negatif mencuri barang berupa
uang dalam saku, dompet, tas, handpone dan lainnya milik orang lain atau bukan
haknya dengan cepat, tangkas dan tidak diketahui oleh korban maupun orang di
sekitarnya (http://bahasa.cs.ui.ac.id). Tindak kriminal ini memenuhi pasal 365

15

KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. (Soenarto,
1994:220)

d. Penjambretan
Penjambretan merupakan perbuatan atau tindakan negatif dengan merampas harta
berharga milik orang lain secara paksa sehingga menimbulkan kerugian materi
bagi korban. penjambretan merupakan tindak kriminal yang memenuhi pasal 365
ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. (Soenarto, 1994:221)

e. Penodongan dengan senjata tajam/api
Bentuk kriminal merupakan perampasan harta benda milik korban dilakukan
dengan mengancam dengan melakukan penodongan senjata api sehingga korban
yang mengalami ketakutan menyerahkan harta benda miliknya. Tindak kriminal
ini memenuhi pasal 368 dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
(Soenarto, 1994:206)

f. Penganiayaan.
Penganiayaan ialah dengan sengaja menyebabkan sakit atau luka pada orang lain.
Akan tetepi suatu perbuatan yang menyebabkan sakit atau luka pada orang lain,
tidak dapat dianggap sebagai penganiayaan kalau perbuatan itu dilakukan untuk
menambah keselamatan badan. (M.H. Tirtaamidjaja, 1955: 180) penganiayaan
memenuhi pasal 351 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dengan
ancaman hukuman pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
(Soenarto, 1994:226)

16

g. Pembunuhan
Pembunuhan adalah perbuatan yang menghilangkan atau mencabut nyawa
seseorang. Pengertian pembunuhan seperti ini dimaknai bahwa perbuatan pidana
pembunuhan tidak diklasifikasi apakah dilakukan dengan sengaja, atau tidak
sengaja dan atau semi sengaja. (Wahbah Zuhali, 1989: 217). Tindak kiminal
pembunuhan tercantum dalam pasal 388 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum
Pidana) dengan sanksi hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. (Soenarto, 1994:211)

h. Penipuan
Penipuan adalah tindakan seseorang dengan tipu muslihat, rangkaian kebohongan,
nama palsu dan keadaan palsu dengan maksud menguntungkan diri sendiri dengan
tiada hak. Rangkaian kebohongan ialah susunan kalimat-kalimat bohong yang
tersusun demikian rupa yang merupakan cerita sesuatu yang seakan-akan benar.
(R. Sugandhi, 1980 : 396). Di dalam KUHP tepatnya pada Pasal 378 KUHP
ditetapkan kejahatan penipuan dengan ancaman pidana penjara paling lama 4
tahun . (Soenarto, 1994:140)

i. Korupsi
Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi,
merugikan kepentingan umum dan negara. korupsi dalam pengertian sosiologis
sebagai: Penggunaan yang korup dari kekuasaan yang dialihkan, atau sebagai
penggunaan secara diam-diam kekuasaan yang dialihkan berdasarkan wewenang
yang melekat pada kekuasaan itu atau berdasarkan kemampuan formal, dengan

17

merugikan tujuan-tujuan kekuasaan asli dan dengan menguntungkan orang luar
atas dalih menggunakan kekuasaan itu dengan sah Hamzah(1991). Tindak pidana
korupsi memenuhi pasal 209 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana)
dengan hukuman 4 tahun penjara. (Soenarto, 1994:269)

4. Upaya-upaya penanggulangan kriminalitas
Kriminalitas yang kian marak membuat resah masyarakat, untuk itu agar tidak
menambah banyak korban kasus kriminal haruslah tercipta upaya-upaya
penanggulangan maupun pencegahan agar tidak banyak lagi yang mengalami
kerugian materil maupun moril. Upaya-upaya penanggulangan tindak kriminalitas
antaralain :
a. Upaya preventif.
Penanggulangan kejahatan secara preventif adalah upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali . Mencegah
kejahatan lebih baik daripada mencoba untuk mendidik penjahat menjadi lebih
baik kembali. Seperti tidak menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang
mendorong timbulnya perbuatan menyimpang juga disamping itu bagaimana
meningkatkan kesadaran dan patisipasi masyarakat bahwa keamanan dan
ketertiban merupakan tanggung jawab bersama . (Ramli Atmasasmita 1983:66)

Langkah-langkah preventif menurut Baharuddin Lopa,( 2001:16-17) itu meliputi :
1.

Peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi pengangguran, yang
dengan sendirinya akan mengurangi kejahatan.

2.

Memperbaiki sistem administrasi dan pengawasan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan-penyimpangan.

18

3.

Peningkatan penyuluhan hukum untuk memeratakan kesadaran hukum
rakyat.

4.

Menambah personil kepolisian dan personil penegak hukum lainnya.

5.

Meningkatan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para pelaksana
penegak hukum.

b. Upaya represif
Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan secara konsepsional
yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan . Penanggulangan dengan upaya
represif dimaksudkan untuk menindak para pelaku kejahatan sesuai dengan
perbuatannya serta memperbaikinya kembali agar mereka sadar bahwa perbuatan
yang dilakukannya merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan
masyarakat , sehingga tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak akan
melakukannya mengingat sanksi yang akan ditanggungnya sangat berat. (Ramli
Atmasasmita,1983:79)

Langkah-langkah konkrit dari upaya represif adalah:
1.

Jika menyimpang dari norma hukum adat masyarakat: sanksi diberikan oleh
masyarakat setempat dengan cara dikucilkan dan tidak dihargai didalam dan
masyarakat .

2.

Jika melanggar kaidah hukum positif apalagi hukum pidana positif, dapat
dipidana berdasarkan ketentuan hukum tertulis. Hukuman bisa berbentuk
pidana kurungan, denda, penjara, ataupun pidana mati.

19

5. Jenis-Jenis kriminalitas
Kartono (1999: 130-136), jenis-jenis kriminalitas dibagi menjadi
1. Jenis-jenis kejahatan secara umum:
a. Rampok dan gangsterisme
Rampok dan gangster sering melakukan operasi-operasinya bersama-sama
dengan organisasi-organisasi illegal.
b. Penipuan-penipuan
permainan-permainan penipuan dalam bentuk judi dan perantara-perantara
“kepercayaan”, pemerasan (blackmailing), ancaman untuk memplubisir
skandal dan perbuatan manipulative.
c. Pencurian dan pelanggaran
Pencurian dan pelanggaran tersebut antaralain: perbuatan kekerasan,
perkosaan,

pembegalan,

penjambreta/pencopetan,

perampokan,

pelanggaran lelu lintas, ekonomi, pajak, bea cukai, dan lain-lain.

2. Jenis kejahatan menurut cara kejahatan dilakukan:
a. Menggunakan alat bantu.
Pelaku kriminal tersebut dalam melancarkan aksinya menggunakan
senjata, senapan, bahan kimia dan racun, instrument kedokteran, alat
pemukul, alat jerat, dll.
b. Tanpa menggunakan alat bantu.
Pelaku dalam melakukan tindak kriminal hanya dengan kekuatan fisik saja
dengan bujuk rayu atau tipuan.

20

c. Residivis
Residivis adalah penjahat yang berulang ke luar masuk penjara. Selalu
mengulangi perbuatan jahat baik yang serupa maupun yang berbeda
bentuk kejahatannya.
d. Penjahat berdarah dingin.
Penjahat berdarah dingin adalah pelaku kriminal yang melakukan
kejahatan dengan pertimbangan dan persiapan yang matang.
e. Penjahat kesempatan.
Yang dimaksud adalah penlaku kejahatan yang melakukan kejahatan
dengan

menggunakan

kesempatan-kesempatan

yang

ada

tanpa

direncanakan.
f. Penjahat karena dorongan impuls-impuls yang timbul seketika.

3). Jenis kejahatan menurut obyek hukum yang diserangnya:
a. Kejahatan ekonomi: fraude, penggelapan, penyelundupan, perdagangan
barang-barang terlarang, penyogokan dan penyuapan untuk mendapatkan
monopoli-monopoli tertentu.
b. Kejahatan

politik

dan

hankam:

pelanggaran

ketertiban

umum,

pengkhianatan, penjualan rahasis-rahasia negara kepada agen-agen asing
untuk kepentingan subversi, pengacauan, kejahatan terhadap keamanan
negara dan kekuasaan negara, penghinaan terhadap martabat pemimpin
negara, kolaborasi dengan musuh, dll.
c. Kejahatan kesusilaan: pelanggaran seks, perkosaan, fitnahan.
d. Kejahatan terhadap jiwa orang dan harta benda.

21

6. Faktor Penyebab Tindakan Kriminalitas
Sebagai kenyataannya bahwa manusia dalam pergaulan hidupnya sering terdapat
penyimpangan

terhadap norma-norma, terutama norma hukum. Di dalam

pergaulan manusia bersama, penyimpangan hukum ini disebut sebagai kejahatan
atau kriminalitas. Dan kriminalitas itu sendiri merupakan masalah sosial yang
berada di tengah-tengah masyarakat, dimana tindak kriminalitas tersebut
mempunyai faktor-faktor penyebab yang mempegaruhi terjadinya kriminalitas
tersebut.

Menurut Andi Hamzah (1986:64), faktor penyebab kriminalitas dikelompokan
menjadi faktor dari dalam diri pelaku dan faktor dari luar diri prilaku.

1. Kriminalitas terjadi karena faktor dari dalam diri pelaku sendiri.
maksudnya bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sebuah
kejahatan itu timbul dari dalam diri si pelaku itu sendiri yang didasari oleh faktor
keturunan dan kejiwaan (penyakit jiwa).

Faktor-faktor dari dalam tersebut antaralain:
a. Faktor Biologik secara Genothype dan Phenotype
Stephen Hurwitz (1986:36) menyatakan perbedaan antara kedua tipe tersebut
bahwa Genotype ialah warisan sesungguhnya, Phenotype ialah pembawaan yang
berkembang. Sekalipun sutu gen tunggal diwariskan dengan cara demikian hingga
nampak keluar, namun masih mungkin adanya gen tersebut tidak dirasakan.
Perkembangan suatu gen tunggal adakalanya tergantung dari lain-lain gen,
teristimewanya bagi sifat-sifat mental. Di samping itu, nampaknya keluar sesuatu
gen, tergantung pula dari pengaruh-pengaruh luar terhadap organism yang telah

22

atau belum lahir. Apa yang diteruskan seseorang sebagai pewarisan kepada
genrasi yang berikutnya semata-mata tergantung dari genotype. Apa yang
tampaknya keluar olehnya, adalah phenotype yaitu hasil dari pembawaan yang
diwaris dari orang tuanya dengan pengaruh-pengaruh dari luar.

b. Faktor Pembawaan criminal
Stephen Hurwitz (1986:39) setiap orang yang melakukan kejahatan mempunyai
sifat jahat pembawaan, karena selalu adainteraksi antara pembawaan dan
lingkungan. Akan tetapi hendaknya jangan member cap sifat jahat pembawaan itu,
kecuali bila tampak sebagai kemampuan untuk melakukan susuatu kejahatan
tanpa adanya kondisi-kondisi luar yang istimewa dan luar biasa. Dengan kata lain,
harus ada keseimbangan antara pembawaan dan kejahatan

c. Umur
Kecenderungan untuk berbuat antisocial bertambah selama masih sekolah dan
memuncak antara umur 20 dan 25, menurun perlahan-lahan sampai umur 40, lalu
meluncur dengan cepat untuk berhenti sama sekali pada hari tua. Kurve/garisnya
tidak berbeda pada garis aktivitas lain yang tergantung dari irama kehidupan
manusia.

2. Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di
luar diri pelaku.
Maksudnya adalah bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
sebuah kejahatan itu timbul dari luar diri si pelaku itu sendiri.

23

Faktor-faktor dari luar tersebut antaralain:
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang potensial yaitu mengandung suatu
kemungkinan untuk memberi pengaruh dan terujudnya kemungkinan tindak
kriminal tergantung dari susunan (kombinasi) pembawaan dan lingkungan baik
lingkungan stationnair (tetap) maupun lingkungan temporair (sementara).
Menurut Kinberg (dalam Stephen Hurwitz, 1986:38) menyatakan bahwa pengaruh
lingkungan yang dahulu sedikit banyak ada dalam kepribadian seseorang
sekarang. Dalam batas-batas tertentu kebalikannya juga benar, yaitu lingkungan
yang telah mengelilingi seseorang untuk sesuatu waktu tertentu mengandung
pengaruh

pribadinya.

Faktor-faktor

dinamik

yang

bekerja

dan

saling

mempengaruhi adalah baik factor pembawaan maupun lingkungan.

b Kemiskinan
Kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab dari tindak kriminalitas karena
pasalnya dengan hidup dalam keterbatasaan maupun kekurangan akan
mempersulit seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya baik dari segi kebutuhan
sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (tempat tinggal) sehingga untuk
memenuhi segala kebutuhan tersebut seseorang melakukan berbagai cara guna
memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk dengan cara yang tidak sesuai dengan
ketentuan hukum.

c. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu modal sosial seseorang dalam pencapaian
kesejahteraan. Dimana dengan pendidikan, syarat pekerjaan dapat terpenuhi.

24

Dengan demikian seseorang yang mempunyai penghasilan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dari segi ekonomis. Sehingga apabila seseorang memiliki
pendidikan yang rendah hal tersebut dapat mendorong seseoang untuk melakukan
tindakan kriminal.

d. Bacaan, Harian-harian, Film
Bacaan jelek merupakan faktor krimogenik yang kuat, mulai dengan romanroman dengan cerita-cerita dan gambar-gambar erotis dan pornografik, bukubuku picisan lain dan akhirnya cerita-cerita detektif dengan penjahat sebagai
pahlawannya, penuh dengan kejadian berdarah. Pengaruh crimogenis yang lebih
langsung dari bacaan demikian ialah gambaran sesuatu kejahatan tertentu dapat
berpengaruh langsung dan suatu cara teknis tertentu kemudian dapat dipraktekkan
oleh si pembaca. Harian-harian yang mengenai bacaan dan kejahatan pada
umumnya juga dapat dikatakan tentang koran-koran. Di samping bacaan-bacaan
tersebut di atas, film (termasuk TV) dianggap menyebabkan pertumbuhan
kriminalitas. Tentu saja ada keuntungan dan kerugian yang dapat dilihat
disamping kegunaan pokok bacaan, harian, dan film tersebut.

Adapun Penyebab Kriminalitas menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Aristoteles ,mengemukakan bahwa kemiskinan merupakan penyebab dari
revolusi dan kriminalitas
2. Voltaire & Rousseau mengatakan bahwa penyebab kriminalitas yaitu
kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam
melakukan kontrak sosial.

25

3. Teori klasik mengemukakan, hukuman yang diberikan pada pelaku tidak
proporsional sehingga menimbulkan rasa tidak kapok bagi pelaku
(www.hukumonline.com)

7. Dampak-dampak tindak kriminaltias
Setiap perbuatan pasti menghasilkan dampak dari perbuatannya. Termasuk juga
dalam tindakan kriminal dan kekerasan yang pasti akan menghasilkan dampak
negatif maupun dampak positif. (Kartono, 1999: 151)
1. Kartono (1999:151), dampak negatif dari tindakan kriminalitas antaralain :
a. Kerugian materi.
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam tahap agak berat.
Seperti pencopetan,penipuan penjambretan, pencurian dll, yang tanpa di sertai
dengan tindak kekerasan

b.Trauma.
Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan kriminal yang
biasanya di sertai dengan ancaman seperti dengan membawa benda-benda tajam
seprti pisau, clurit, pistol dll.

c. Cacat tubuh dan tekanan mental.
Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan kriminal di sertai dengan tindakan
kriminal yang lainnya atau jika seseorang melakukan tindakan kriminal itu sudah
memasuki tahap tindakan kriminal yang berat. Contohnya jika suatu tindakan
pencurian disertai dengan penganiayaan, atau pemerkosaan dan lain sebagainya.

26

d. Kematian.
Kematian terjadi jika tindakan criminal yang di lakukan oleh seseorang kelompok
sudah memasuki tingkat sangat berat seperti pembunuhan, mutilasi dan lain-lain.
Biasanya

hal

ini

didasari

oleh

beberapa

motif.

(http://fadilla-

azhar.blogspot.com/2011/03/kriminalitas-sosiolog)

2. Dampak positif dari tindak kriminalitas antaralain:
a. Muncul tanda-tanda baru, degan norma susila lebih baik, yang diharapkan
mampu mengatur masyarakat dengan cara yang lebih baik dimasa
mendatang.
b. Orang berusaha memperbesar kekuatan hukum, dan menambah kekuatan
fisik lainnya untuk memberantas kejahatan.
c. Pemberitaan kriminal memberi ganjaran kepada penjahat, membantu pihak
pengusut kejahatan, membekuk si penjahat (pemuatan foto penjahat yang
akhirnya berhasil membekuk penjahat), penjera yang mujarab untuk
mencegah orang-orang berjiwa kecil/jahat melaksanakan niat jahatnya,
dan pemberitaan proses peradilan dan penangkapan si penjahat, juga
membantu si penjahat dari perbuatan sewenang-wenang pihak penegak.

B. Angkutan Umum

1. Pengertian Angkutan Umum
Angkutan adalah pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan