HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN RENANG 25 METER GAYA DADA MAHASISWI PENJASKESREK 2010 UNIVERSITAS LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN OTOT
TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN RENANG 25 METER GAYA
DADA PADA MAHASISWI PENJASKESREK 2010
UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh
Yuanda Nugroho S

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013


ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN OTOT
TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN RENANG 25 METER
GAYA DADA MAHASISWI PENJASKESREK 2010
UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh
Yuanda Nugroho S

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya tahan otot lengan
dan otot tungkai dengan kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswi
Penjaskesrek 2010 Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan agar peneliti
mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel. Kepada guru
penjaskes agar penelitian ini dapat memberikan landasan pembelajaran penjaskes
khususnya renang gaya dada,bahwa faktor apa saja yang memberikan dukungan
untuk melakukan olahraga tersebut .
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasional. Sampel yang digunakan adalah populasi sampel yaitu mahasiswi
Penjaskesrek 2010 Universitas Lampung yang berjumlah 10 orang. Pengumpulan

data menggunakan teknik test yang diambil secara langsung.
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa daya tahan otot lengan dan otot tungkai
sangat signifikan mempengaruhi kemampuan renang gaya dada. Hasil penelitian
menunjukan korelasi daya tahan otot lengan dengan renang sebesar 0.179
selanjutnya koefesien korelasi daya tahan otot tungkai dengan renang sebesar
0.489. Ini berarti bahwa variable daya tahan otot lengan lengan memiliki
hubungan yang lemah, dan variable daya tahan otot tungkai memiliki hubungan
yang kuat, dengan kemampuan renang 25 meter gaya dada mahasiswi
Penjaskesrek 2010 Universitas Lampung.
Kata Kunci : Daya Tahan ,Otot Lengan, Otot Tungkai, Renang Gaya Dada

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................


xi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
C. Batasan Masalah..............................................................................
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
F. Kegunaan Penelitian ........................................................................

1
4
5
5
6
6

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Belajar ..............................................................................................
B. Renang ..............................................................................................

C. Daya Tahan .......................................................................................
D. Daya Tahan Otot lengan ...................................................................
E. Daya Tahan Otot Tungkai ................................................................
F. Kerangka Pikir ……………………... ..............................................
G. Hipotesis
......................................................

8
9
14
17
18
19
20

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .............................................................................
B. Variabel Penelitian ...........................................................................
C. Desain Penelitian ..............................................................................
D. Penetapan Populasi Dan Sampel ......................................................

E. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................
F. Teknik Pengambilan Data .................................................................
G. Alat dan Perlengkapan Pengambilan Data .......................................
H. Teknik Analisa Data .........................................................................

22
23
24
25
26
26
26
27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................................
B. Pengujian Hipotesis ........................................................................
C. Pembahasan ....................................................................................

28

30
35

xi

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

37
38

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................

40

xii

1


I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pembangunan

Nasional

merupakan

rangkaian

upaya

pembangunan

berkesinambungan, meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan

negara sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan nasional seperti yang termaktub
dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

Olahraga merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan masyarakat
apabila diberdayakan dengan pola dan metode yang tepat dan merupakan salah
satu upaya yang kongkrit dibutuhkan dalam kerangka pembentukan watak,
disiplin, keunggulan daya saing, produktivitas dan etos kerja yang tinggi dari
individu-individu yang melakukannya. Olahraga menjadi penting artinya bagi
upaya peningkatan kualitas manusia dan seluruh masyarakat untuk memperoleh
dan meningkatkan daya saing yang dibutuhkan suatu bangsa dalam persaingan
ditengah-tengah pasar global.

Olahraga adalah proses sistematis yang berupa segala bentuk kegiatan atau usaha
yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina potensi
jasmani dan rohani seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat
dalam bentuk permainan, perlombaan / pertandingan dan kegiatan jasmani yang
intensif untuk memperoleh kesehatan, rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak

2


dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
berdasarkan Pancasila.

Perkembangan olahraga di Indonesia dari tahun ke tahun semakin manampakkan
kemajuannya, keadaan ini sejalan pula dengan apa yang telah diprogramkan oleh
pemerintah

untuk

menggalakkan

kegiatan

olahraga

dengan

semboyan

“Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.

Olahraga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani. Dengan berolahraga, sistem sirkulasi dan kerja
jantung akan meningkat, peningkatan kekuatan , kelentukan, stamina, kecepatan,
dan kondisi fisik lainnya ( Harsono,2001), sedangkan dari segi rohani, tubuh yang
bugar, tentu akan menumbuhkan rasa percaya diri, bersemangat, dan optimis.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi,
dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita
kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan
otak dan keterampilan jasmani, maka di sekolah-sekolah di Indonesia, diberikan
pendidikan olahraga.

Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sedang berkembang di
Indonesia saat ini, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya perkumpulan renang
yang berkembang di daerah-daerah khususnya Lampung yaitu : Jaka Utama,
Matahari Swimming Club, Tirta Pahoman dll. Selain itu juga dapat dilihat dari
banyaknya kejuaraan renang, baik itu kejuaraan daerah maupun kejuaraan

3


nasional (Pekan Olahraga Wilayah, Kejuaraan Renang Antar Pelajar Nasoinal,
Pekan Olahraga Pelajar Nasional, Pekan Olahraga Nasional, dll. Untuk mencapai
prestasi tinggi diperlukan suatu proses latihan, sistematis, yang berlanjut dan
harus dimulai pada usia dini ( < 8 tahun ). Apabila pembinaan renang diawali
pada usia dini, maka pada usia-usia emas ( > 15 tahun ) dapat menunjukan
prestasi yang tinggi. Ini semua tergantung kepada para pembina dan orang tua
sebagai pendukungnya.

Peneliti masih sering menjumpai bahwa masih ada sebagian besar masyarakat
yang melakukan olahraga renang tanpa disertai kesadaran dan pemahaman akan
manfaat renang serta perlunya berenang. Olahraga renang tampaknya belum
merupakan kebutuhan, ini dapat terlihat dari tidak terlalu banyaknya masyarakat
yang datang ke kolam renang secara rutin untuk berolahraga.

Banyak faktor untuk dapat mencapai prestasi yang diharapkan seperti :
1. Aspek Fisik

: Biomotor dasar yang harus dikembangkan adalah daya tahan,
kecepatan, Fleksibilitas, koordinasi.

2. Aspek Teknik : Pull, Push, recovery, dan entry
3. Aspek Taktik : Strategi dalam prestasi
4. Aspek Mental : Kepercayaan diri dan motivasi

Dari keempat aspek tersebut diatas, aspek fisik merupakan komponen dasar yang
harus dikembangkan sesuai usia, komponen tersebut yaitu daya tahan, kecepatan,
fleksibilitas, dan koordinasi.
Kondisi fisik yang prima sangat diutamakan, karena untuk mencapai teknik yang
sempurna akan lebih mudah, misalnya untuk melatih teknik gerakan lengan.

4

Daya tahan yang akan penulis teliti adalah daya tahan otot lengan dan otot
tungkai. Bila

daya tahan otot lengan dan otot tungkainya baik, maka akan

mempermudah menguasai teknik maupun mencapai kecepatan tinggi yang
diharapkan oleh pelatih ataupun perenang. Persiapan kondisi fisik merupakan
aspek paling penting untuk latihan olahraga sebelum menuju arah pengembangan
aspek lainnya dalam usaha menuju prestasi atau kemampuan yang optimal.

Dari fungsi daya tahan diatas, penulis dapat menyimpulkan, bahwa seorang
perenang harus memiliki unsur-unsur fisik. khususnya daya tahan otot lengan dan
otot tungkai, tentunya unsur tersebut mutlak diperlukan bagi atlet renang.
Mengingat luasnya permasalahan, maka peneliti mengambil salah satu bentuk
kemampuan fisik untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan
pada cabang olahraga renang. Peneliti menganggap bahwa salah satu bentuk
kemampuan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan renang adalah daya
tahan otot lengan dan otot tungkai.

Mahasiswi Penjaskesrek diharapkan memiliki kondisi fisik yang lebih baik dari
mahasiswi lain pada umumnya, mengingat mereka telah melalui berbagai tes atau
ujian untuk dapat menjadi mahasiswi Penjaskesrek, semestinya daya tahan
ototnya juga lebih baik, dari hal tersebut penulis ingin mengetahuai apakah ada
Hubungan antara daya tahan otot lengan dan otot tungkai terhadap kemampuan
renang 25 meter gaya dada pada mahasiswi Penjaskesrek di Universitas Lampung.

B.

Identifikasi Masalah

5

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka muncul beberapa
masalah yang perlu diidentifikasi, yaitu :
1. Kurangnya daya tahan otot lengan dan otot tungkai
2. Kurangnya aspek kecepatan
3. Kurangnya aspek fleksibility
4. Kurangnya aspek koordinasi gerak
5. Kurangnya aspek teknik berenang gaya dada

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, maka
penelitian ini dibatasi pada aspek daya tahan otot lengan dan tungkai renang gaya
dada

25 meter

pada mahasiswi Penjaskesrek angkatan 2010 Universitas

Lampung.

D. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hubungan antara daya tahan otot lengan terhadap kemampuan
renang 25 meter gaya dada ?
2. Apakah ada hubungan antara daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan
renang 25 meter gaya dada ?
3. Seberapa besar kontribusi daya tahan otot lengan terhadap kemampuan renang
25 meter gaya dada ?

6

4. Seberapa besar kontribusi daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang
25 meter gaya dada ?
5. Seberapa besar kontribusi daya tahan otot lengan dan otot tungkai terhadap
kemampuan renang 25 meter gaya dada

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, dan
batasan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Ingin mengetahui hubungan daya tahan otot lengan terhadap kemampuan
renang 25 meter gaya dada ?

2.

Ingin mengetahui hubungan daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan
renang 25 meter gaya dada ?

3.

Ingin mengetahui pengaruh daya tahan otot lengan dan daya tahan otot
tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?

4.

Ingin mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan otot lengan
terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?

5.

Ingin mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan otot tungkai
terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?

F. Kegunaan Penelitian

1.

Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah renang agar memperhatikan bahwa

7

faktor daya tahan otot lengan dan otot tungkai sangat penting dalam
meningkatkan prestasi.
2.

Bagi Dosen Pengasuh Mata Kuliah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bahwa daya
tahan otot lengan dan otot tungkai merupakan faktor yang sangat penting
untuk menunjang kemampuan renang 25 meter gaya dada.

3.

Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) khususnya Program
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan.
Bagi

fakultas,

penelitian

ini

berguna

untuk

menambah

referensi

perpustakaan dan sebagai bahan acuan dan pengembangan bagi para
mahasiswa dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
4.

Bagi guru-guru Penjaskesrek
Dapat dijadikan acuan guru pendidikan jasmani, bahwa dalam pembelajaran
renang, daya tahan otot lengan dan tungkai menunjang kemampuan renang
bagi siswa.

5.

Bagi Pengurus Daerah PRSI Lampung
Dapat dijadikan referensi dan acuan bagi pelatih renang dalam membina
atletnya, agar daya tahan otot lengan dan tungkai dilatih guna mencapai
peningkatan prestasi

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Pada dasarnya belajar mengandung arti luas. Namun, secara prinsip belajar itu
adalah perubahan dalam diri seseorang. Artinya, bahwa perbuatan belajar
mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan
belajar itu.

Menurut Skinner (1950), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar
responnya meningkat dan bila terjadi hal kebalikannya, angka respon menurun
karena itu belajar resminya didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam
kemungkinan/peluang terjadi respon, sedangkan menurut (Brooks, 1994) belajar
adalah pembaharuan dalam bidang pendidikan harus dimulai dari ” bagaimana
anak belajar ” dan ” bagaimana cara guru mengajar ”, bukan dari ketentuanketentuan hasil.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulan bahwa belajar adalah tingkah laku
yang menghasilkan pembaharuan.

1. Tujuan belajar
Bloom membagi tiga ranah atau domain ( Winkel,1996 ) yaitu :
- Kognitif

: 1) Pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Penerapan, 4) Analisa,
5) Sintesa, 6) Evaluasi

9

- Afektif

: 1) Penerimaan, 2) Partisipasi, 3) Penilaian atau penentuan
sikap, 4) Organisasi, 5) Pembentukan pola hidup

- Psikomotor

: 1) Persepsi, 2) Kesiapan, 3) Gerakan terbimbing, 4) Gerakan
yang terbiasa, 5) Gerakan yang kompleks, 6) Motivasi belajar

2. Manfaat Belajar
- Akan terjadi perubahan kearah yang lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tahu menjadi kreatif
- Dengan belajar akan memunculkan pemahaman atau pengertian baru

3. Keunggulan dan kelemahan belajar psikomotor
Keunggulan :
-

Bila seseorang melakukan aspek psikomor, maka pengetahuan yang dia
terima akan lebih melekat dalam dirinya.

-

Akan lebih mengetahui kekurangannya secara langsung

Kelemahan :
-

Akan banyak kesalahan yang ia lakukan karena kurang memahami teori

-

Ditakutkan akan menjadi bingung dalam mempraktekkan antara teori dan
fakta

B. Renang

Renang adalah olahraga yang menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh
bergerak sehingga jantung, paru-paru dan seluruh otot berkembang. Olahraga
Renang dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal perbedaan.jenis kelamin,
perbedaan umur, laki-laki atau perempuan, tua , muda, semua relatif bisa

10

melakukannya. Dan berenang sangat ekonomis, karena dengan uang yang sangat
sedikit saja orang dapat masuk kolam renang dan berenang sepuas-puasnya.
Renang dapat dilakukan kapan saja. tidak mengenal waktu. dapat dilakukan pada
siang hari maupun sore hari. Selain itu dapat juga dilakukan perorangan.
Olahraga ini telah dilakukan semenjak adanya manusia, untuk usaha memenuhi
kebutuhan hidup maupun mempertahankan hidup manusia Renang pada mulanya
menirukan gerakan anjing menyeberangi sungai. Abad 18 hanya ada satu gaya
renang, yaitu gaya anjing (dog style) yang dilombakan.

Ukuran kolam renang yang digunakan untuk perlombaan harus sesuai dengan
standar nasional atau internasional yang telah disahkan oleh PRSI atau FINA.
Menurut Irwansyah (2004: 81) syarat-syarat kolam renang adalah: panjang kolam
50 meter, lebar 21 meter, dinding harus vertikal, banyaknya lintasan adalah 8
lintasan, lebar lintasan 2,5 meter, suhu air berkisar antara 23 - 25 "C, kedalaman
air minum 1.80 meter untuk perlombaan, tempat start tidak bolah licin,
kemiringannya tidak boleh lebih dari 10 derajat dan garis-garis tanda lintasan
dapat dibuat di dasar kolam untuk memberi petunjuk kepada perenang.

Pada olahraga renang ada 4 gaya yang diperlombakan, gaya-gaya tersebut adalah
gaya dada (free style- crawl), gaya dada/katak (breast sroke), gaya punggung
(back-stroke), dan gaya kupu-kupu (butterfly) (Irwansyah, 2004: 80).
Sedangkan menurut Sokarno dan Soekintaka (1983) ada empat macam gaya
dalam renang yaitu: gaya dada, gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu.
Berdasarkan kedua pendapat di atas ada empat macam gaya dalam olahraga
renang yaitu gaya dada/crawl, gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu.

11

Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga renang harus latihan sesuai
dengan prinsip-prinsip latihan. Latihan adalah memperkembangkan atlet baik
teknik, taktik, fisik maupun mental secara optimal agar siap menghadapi
tantangan yang akan dijumpai dalam latihan maupun perlombaan. Renang adalah
olahraga individu, maka untuk mencapai prestasi, dari setiap atlet harus
mempunyai kemampuan yang menunjang prestasi renang. Dalam olahraga renang
syarat yang harus dimiliki oleh seorang atlet renang adalah memiliki kondisi fisik
yang prima. Kondisi fisik merupakan salah satu aspek terpenting dalam latihan
untuk mencapai suatu prestasi tinggi.

Harsono (2001), mengatakan bahwa kondisi fisik yang baik adalah sebagai
berikut :
a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung
b. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina. kecepatan dan
lain-lain kondisi fisik
c. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan
d. Akan ada pemulihan yang lehih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan
e. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu
respon demikian diperlukan.

Menurut Sharkey (1986) Unsur-unsur kondisi fisik meliputi : a) strength, b)
endurance, c) power, d) speed, e) flexibility, f) balance, g) agility

Secara umum kondisi fisik atau pengertiannya dikemukan oleh Junjunan dan
kawan-kawan yaitu keadaan fisik pada seseorang pada saat tertentu untuk
melakukan suatu pekerjaan tertentu yang dijadikan bebannya tanpa kelelahan

12

yang berlebihan. Menurut Harsono (2001) berpendapat bahwa macam-macam
kondisi fisik dalam olahraga, antara lain:
1) kekuatan (strength), 2) daya tahan (endurance), 3) daya ledak (muscular
power), 4) kecepatan (speed), 5) kelentukan (fleksibilitas), 6) kelincahan (agility),
7) koordinasi (coordination), 8) stamina.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fisik mutlak diperlukan dalam
cabang olahraga, khususnya dalam cabang olahraga renang. Berkaitan dengan
cabang olahraga renang kemampuan unsur fisik yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
1. Kekuatan (Strength)

: Kemampuan otot untuk menahan beban.

2. Daya tahan (Endurance) : Kemampuan untuk melakukan kerja dalam jangka
waktu yang lama menghadapi kelelahan.
3. Kecepatan (Speed)

: Kemampuan melakukan gerakan dengan waktu

yang singkat.
4. Kelincahan (Agility)

: Kemampuan mengubah arah saat bergerak,

mengubah posisi tubuh dengan cepat.
5. Kelentukan ( Fleksibilty) : Keluasan gerak persendian yang merupakan
kemampuan unit otot tendon melentuk dengan tekanan fisik dipersendian.
6. Power

: Kemampuan otot untuk melakukan kontraksi otot

dengan gerak cepat.
7. Stamina
daripada endurance

: tingkatan daya tahan yang lebih tinggi derajatnya

13

Berdasarkan uraian di atas ternyata begitu penting sekali keberadaan kondisi fisik
pada perenang untuk mencapai prestasi olahraga secara optimal, juga begitu
banyak komponen-komponen kondisi fisik yang telah penulis uraikan. sesuai
dengan permasalahan dalam variabel penelitian ini maka penulis hanya
mengangkat beberapa unsur penunjang fisik renang antara lain daya tahan otot
lengan dan otot tungkai yang mana unsur tersebut merupakan bagian yang penting
untuk dimiliki oleh seorang perenang disamping unsur-unsur yang lain.
Dapat dilihat pada gambar, bahwa unsur daya tahan diperlukan dalam cabang
olahraga renang.

Gambar 1. Hubungan antara daya tahan dan cabang olahraga
(Harsono,2001:7)

14

C. Daya tahan

Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu berlatih untuk waktu
yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan
latihan tersebut. Oleh karena itu, maka latihan-latihan untuk mengembangkan
komponen daya tahan harus sesuai dengan batasan tersebut. Jadi, latihan-latihan
yang kita pilih haruslah berlangsung untuk waktu yang lama, misalnya lari jarak
jauh, renang, lari lintas alam, fartlek, latihan interval, atau bentuk latihan apapun
yang memaksa tubuh kita untuk bekerja dalam waktu yang lama.
Latihan daya tahan adalah latihan di tingkat aerobik, artinya suplai oksigen masih
cukup untuk melakukan intensitas latihan yang dilakukan. Karena itu pada waktu
latihan daya tahan tidak akan terjadi akumulasi asam laktat yang berlebihan
Tiga sistem latihan atau basic forms yang dapat menjamin peningkatan daya tahan
kardiovaskular ialah (Rushall dan Pyke: 1990) :
a. Latihan kontinyu (continuous training)
b. Latihan fartlek
c. Latihan interval ( interval training)

1. Latihan kontinyu.
Latihan kontinyu (misalnya lari terus menerus tanpa istirahat) biasanya
berlangsung untuk waktu yang lama. Lari terus menerus yang lebih dari 30 menit
dengan tempo di bawah ambang rangsang anaerobik akan menghasilkan adaptasi
aerobik yang baik.

15

2. Fartlek
Fartlek adalah sistem latihan yang sangat baik untuk semua cabang olahraga,
terutama untuk cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Fartlek adalah
latihan yang berupa lari di alam terbuka untuk selama 1 sampai 3 jam.Pada
hakikatnya fartlek sama dengan latihan kontinyu, namun bisa menyelingi larinya
dengan sprints. Karena itu, fartlek bisa dianggap sebagai ”induksi” untuk kerja
lebih efektif.

3. Interval training
Sesuai dengan namanya, latihan interval yang merupakan masa istirahat. Misalnya
lari – istirahat – lari – istirahat – lari lagi – istirahat dst.
Interval training untuk daya tahan aerobik, intensitas larinya biasanya rendah
sampai medium, sekitar 60-70% dari kemampuan maksimal. Ada beberapa faktor
yang harus dipenuhi dalam menyusun interval training, yaitu (Harsono:1998) :
a. Lamanya latihan (jarak lari atau renang)
b. Beban atau intensitas latihan (kecepatan lari)
c. Ulangan (repetition) lari
d. Masa istirahat (recovery interval) setelah setiap repetisi latihan.

Dalam cabang olahraga renang daya tahan merupakan salah satu unsur yang
penting dalam mendukung serta mempertinggi prestasi.
Daya tahan merupakan faktor yang sangat esensial yang mutlak diperlukan guna
meningkatkan dan mempertahankan kecepatan dalam cabang olahraga renang.
Daya tahan adalah kemampuan organisme atlet untuk melawan kelelahan yang
timbul saat menjalankan aktivitas fisik dalam waktu lama (Suharno, 1990: 18).

16

Sedangkan menurut Mochamad Sajoto (1988: 58) mengatakan bahwa daya tahan
otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kelompok ototnya
untuk berkontraksi terus-menerus dalam waktu relatif cukup lama, dengan beban
tertentu. Menurut Sharkey (1986:41), muscular endurance is the ability to lift a
load repeatedly.

Bedasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya tahan otot adalah
kemampuan seseorang dalam mempergunakan kelompok ototnya untuk melawan
kelelahan dalam menjalankan aktivitas fisik dalam waktu yang lama.

Daya tahan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan sebab:
1.

Daya tahan merupakan daya penggerak pada setiap aktivitas fisik.

2. Daya tahan memegang peranan penting dalam melindungi atlet atau orang dari
kemungkinan cidera.
3.

Dengan daya tahan atlet akan dapat lari lebih cepat, menendang atau
melempar lebih jauh dan dapat memperkuat stabilitas sendi-sendi.

Di dalam olahraga kompetisi daya tahan merupakan salah satu unsur kemampuan
gerak sebagai fondamen dominan untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Disampaing untuk mencapai prestasi maksimal, juga untuk mempermudah belajar
teknik,

mencegah

terjadinya

cidera

dan

memantapkan

percaya

diri

(Harsono,2001). Daya tahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang
membutuhakan perhatian dan prioritas sendiri, sehingga membentuk daya tahan
perlu dilatih sebaik-baiknya.

17

D. Daya Tahan Otot Lengan

Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan kerja dalam jangka waktu yang
lama dalam menghadapi kelelahan (Suharno,1990). Daya tahan otot merupakan
faktor penting dalam aktivitas fisik, dengan daya tahan otot yang baik, maka
kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan akan semakin baik. Cabang
olahraga yang sangat menuntut daya tahan otot lengan yang baik adalah renang.

Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang bergantung pada kekuatan
dan daya tahan lengan. Dalam cabang olahraga renang terdapat 4 gaya renang,
yaitu gaya kupu, gaya dada, gaya punggung, gaya dada/gaya katak. Gaya dada
merupakan gaya renang yang membutuhkan daya tahan otot lengan yang baik,
gerakan lengan dalam gaya dada meliputi, gerakan masuk, menarik, mendorong,
dan pemulihan. Dengan daya tahan otot lengan yang baik, maka kemampuan
renang akan menjadi lebih baik, daya tahan otot lengan dapat dilatih. Seorang
perenang yang memiliki kemampuan renang yang baik, tentu memiliki daya tahan
otot lengan yang baik.

Dalam cabang olahraga renang faktor daya tahan sangat diperlukan sekali
terutama pada daya tahan otot lengan, yang mana seorang perenang yang
memiliki daya tahan otot lengan dan otot tungkai yang besar ia akan mampu
berenang dengan cepat untuk mencapai garis finish. Juga seorang perenang yang
memiliki daya tahan otot lengan dan otot tungkai yang sudah pasti daya tahannya
lebih besar dalam mengangkat suatu beban daripada yang lemah. Hal ini sesuai
dengan yang dikatatan Sadoso Sumosarjono bahwa: kekuatan yang aktif dari otot
merupakan salah satu faktor limit tahan tubuh misalnya otot yang lebih kuat sudah

18

pasti daya tahannya lebih besar dalam mengangkat suatu beban daripada yang
lemah. (Sadoso. 1978:144).
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa daya tahan dalam
hal ini daya tahan otot lengan dan otot tungkai memegang peranan yang sangat
penting dan mutlak dimiliki oleh seorang perenang dalam mencapai prestasi
maksimal.

E. Daya Tahan Otot Tungkai

Kita ketahui bahwa semua cabang olahraga seringkali berlangsung dalam waktu
yang lama. Menurut (Dick dkk, 1978) mengatakan bahwa daya tahan otot, yang
diistilahkannya dengan strength endurance, adalah kemampuan seluruh organisasi
tubuh untuk mengatasi lelah pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut
strength dalam waktu yang lama. Jadi atlet-atlet yang mampu aktif terus dalam
aktivitas –aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama. Dan bila kita
telusuri, hampir semua cabang olahraga membutuhkan daya tahan otot yang
tinggi, khususnya dayung, renang, senam alat, gulat, tinju dan sebagainya.

Oleh karena itu, atlet-atlet cabang olahraga tersebut harus diberikan latihan khusus
untuk memperkembang daya tahan ototnya. Khususnya dalam otot-otot yang
paling diperlukan untuk cabang olahraganya latihan untuk daya tahan otot semua
untuk latihan weight training dapat digunakan untuk melatih daya tahan otot.
Yang harus diperhatikan adalah bahwa sesuai dengan batasan masalah daya tahan
otot, repetisi angkatannya harus lebih banyak daripada repetisi untuk latihan

19

strenght dan latihan power. Hal ini berarti bahwa beban weight training lebih
ringan daripada beban untuk strenght dan power.

Setelah suatu tingkatan daya tahan otot tercapai, daya tahan otot tersebut harus
dipertahankan dengan sedikitnya berlatih 1 kali seminggu weight training untuk
endurance.

Renang membutuhkan daya tahan otot tungkai untuk mencapai kecepatan
maksimal, bila daya tahan otot tungkainya kurang baik maka koordinasi
gerakannya tidak sempurna. Tak jarang pelatih mengesampingkan daya tahan
otot tungkai dalam pemberian materi pembelajaran kepada anak didiknya.
Padahal daya tahan otot tungkai dapat dilatih sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat berjalan dengan baik.

F. Kerangka pikir

Kecepatan dalam berenang, khususnya renang gaya dada adalah ditimbulkan oleh
gerakan tangan dan gerakan kaki. Sebenarnya kekuatan ini ditimbulkan oleh
tangan dan kaki ketika tangan dan kaki mendorong air ke belakang. Fase gerakan
tangan adalah gerakan menarik dan mendorong air ke belakang. Gerakan menarik
dan mendorong harus dilakukan dengan kuat, dan arahnya dari muka ke belakang
sampai tangan berada dibawah dada. Selanjutnya dengan tenaga kuat tangan
didorongkan ke belakang sampai siku lurus. Sedangkan gerakan kaki / tungkai
terutama berfungsi sebagai alat keseimbangan dan alat untuk melakukan dorongan
agar mendapatkan kecepatan dalam renang. Selain itu kaki/tungkai berfungsi
untuk melakukan tolakan pada saat start dan pembalikan.

20

Perenang yang baik adalah perenang yang memiliki daya tahan otot lengan dan
otot tungkai yang baik pula. Dengan daya tahan otot tungkai yang baik perenang
dapat melakukan tolakan pada saat start dan pembalikan dengan kuat sehingga
menghasilakan dorongan maju yang cepat dan jauh, dan dengan daya tahan otot
lengan yang baik perenang dapat mengayuh dengan kuat dan cepat tanpa
kelelahan yang berarti sehingga dapat menghasilkan kecepatan yang maksimal.

G. Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi (1990) Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar
mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dari definisi tersebut
dapatlah dikatakan hahwa hipotesis terdiri dari sesuatu yang ditolak atau sesuatu
yang diterima. Menurut hasil penelitian dalam penulisan hipotesis haruslah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan bukan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.

Berdasarkan rumusan masalah tentang hubungan antara daya tahan otot lengan
dan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswi
Penjaskesrek Angkatan 2010 Universitas lampung, maka dapat dirumuskan
hipotesa sebagai berikut:
Ha1

: Ada hubungan antara daya tahan otot lengan terhadap kemampuan
renang 25 meter gaya dada pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2010
yang mengikuti mata kuliah renang di Universitas Lampung.

21

H01

: Tidak ada hubungan antara daya tahan otot lengan terhadap kemampuan
renang 25 meter gaya dada pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2010
yang mengikuti mata kuliah renang di Universitas Lampung.

Ha2

:

Ada hubungan antara daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan

renang 25 meter gaya dada pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2010
yang mengikuti mata kuliah renang di Universitas Lampung.

H02

: Tidak Ada hubungan antara daya tahan otot tungkai terhadap
kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswa Penjaskesrek
angkatan 2010 yang mengikuti mata kuliah renang di
Lampung.

Universitas

22

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,
apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan
menggunakan metode atau alat yang tepat penelitian yang dilaksanakan akan lebih
terarah dan dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 1991).

Berdasarkan kutipan pendapat di atas yang dimaksud dengan metode penelitian
adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mengumpulkan data penelitian
untuk di uji kebenarannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 251),
penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, seberapa erat hubungan, serta herarti atau tidaknya hubungan itu.
Sedangkan menurut Sumanto (1990: 6) penelitian korelasional adalah penelitian
yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan seberapa jauh
hubungan antara dua variabel atau lebih.

23

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional adalah penelitian yang
dilakukan untuk menemukan hubungan antara variabel dada dan variabel terikat.
Seberapa erat hubungan antara kedua variabel tersebut tentu akan dipengaruhi
oleh banyak faktor diantaranya faktor bakat (bawaan), kondisi fisik / psikomotor,
minat, dan lain-lain. Variabel dada dalam penelitian ini ada dua yaitu daya tahan
otot lengan dan otot tungkai, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
renang 25 meter gaya dada.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 99). Sedangkan menurut Ibnu Hadjar
(1996: 56) variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan atau
fenomena yang diteliti.
Berdasarkan kutipan pendapat di atas, variabel penelitian adalah objek pengamatan
yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini ditetapkan
dua macam variabel, yaitu variabel dada dan variabel terikat.

1. Variabel dada
Variabel dada adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula berbagai
aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya
variabel lain yang disebut variabel terikat (Hadari Nawawi dan Mimi Martini.
1996: 25). Variabel dada dalam penelitian ini adalah daya tahan otot lengan (X 1)
dan daya tahan otot tungkai (X2) mahasiswi Penjaskesrekrek angkatan 2010
Universitas Lampung.

24

2. Variabel terikat
Menurut Hadari Nawawi dan Mimi Martini (1996: 51), yang dimaksud dengan
variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah
aspek atau unsur yang di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan
diri dengan kondisi variabel lain yang disebut variabel dada. Yang menjadi
variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan renang 25 meter gaya
dada pada mahasiswi Penjaskesrekrek angkatan 2010 Universitas Lampung.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya tahan otot lengan (X
1) dan otot tungkai (X2) dengan kemampuan renang 25 meter gaya dada (Y ). Desain
penelitian dibuat agar peneliti mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan
objektif, tepat dan sehemat mungkin. Adapun desain pada penelitian ini adalah:

Keterangan :

X1
X1 : Daya Tahan Otot

Y

Lengan
X2

:

Daya

tahan

X2
Tungkai
Y : Renang Gaya Dada
Gambar 5. Desain hubungan antara Variabel X dan Variabel Y

Otot

25

D. Penempatan Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah sejumlah individu atau penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti
(Sutrisno Hadi, 1985). Menurut Sudjana (1992) yang dimaksud dengan populasi
adalah totalitas nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kualitatif
atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas. maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan subyek yang diteliti dan yang akan diketahui hasil totalitas yang
mungkin baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswi Penjaskesrekrek angkatan 2010 Universitas
Lampung. Jumlah populasi adalah 10 orang.

2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998) menjelaskan untuk ancer-ancer maka apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. selanjutnya jika jumlah subyeknva besar dapat
diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 %. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
sampel total atau populasi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi
putri yaitu mahasiswi.

26

E. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kolam renang Universitas Lampung

2. Waktu penelitian
Setelah observasi ke kolam renang dan konfirmasi dengan mahasiswi bahwa
disepakati penelitian ini dilakukan pada sore hari.

F. Teknik Pengambilan data

Sesuai dengan judul yang diteliti ada tiga macam data yang dikumpulkan, yaitu:
1) Data hasil tes daya tahan otot lengan,
2) Data hasil tes daya tahan otot tungkai,
3) Data hasil tes kemampuan renang 25 meter gaya dada.
Untuk mendapatkan data tersebut digunakan tiga macam tes yaitu tes push up
untuk mengukur daya tahan otot lengan, squat jump untuk mengukur daya tahan
otot tungkai dan pengukuran kemampuan renang 25 meter gaya dada dengan tes
renang 25 meter gaya dada.

G. Alat dan Perlengkapan Pengambilan Data
- Peluit
- Stop watch

27

Gambar 6. Peluit

Gambar 7. Stopwatch

H. Teknik Analisa Data

Setelah diperoleh dari dua kali pengetesan selanjutnya dapat ditentukan analisa
statistik yang tepat pengolahannya. Adapun rumus yang digunakan : Rumus
Korelasi Linier, menurut (Suharsimi, 2010:213), sebagai berikut :
r xy =

n X i Y  ( X i )( Yi )
{n. X i  ( X i ) 2 }{n. Yi  ( Yi ) 2 }
2

2

Keterangan :
r

= Korelasi

Xi

= Variabel Bebas

Yi

= Variabel Terikat

n

= Jumlah Sampel

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes
dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah
sebagai berikut:

28

Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.
Interval Koefisien Korelasi

Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00

Sangat kuat

0,60 – 0,79

Kuat

0,40 – 0,59

Cukup kuat

0,20 – 0,39

Rendah

0,00 – 0,19

Sangat rendah

Sumber : Riduwan. 2005
Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :

t=

r

n-2
1-r 2

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t

hitung

> t

tabel.

Untuk dk distribusi t

diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya sumbangan
(kontribusi)

antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus

Koefisian Determinansi :

KP = r 2 x 100%

Keterangan:
KP

= Nilai Koefisien Detreminansi

r

= Koefisien Korelasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian pembahasan permasalahan yang disampaikan di atas serta
hasil pembahasan dari proses analisis data hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk cabang olahraga renang khususnya gaya dada, daya tahan otot lengan
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan renang 25 meter
gaya dada mahasiswi Penjaskesrek Universitas Lampung.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot tungkai terhadap
kemampuan renang 25 meter gaya dada mahasiswi Penjaskesrek Universitas
Lampung.

Maka hipotesis yang penulis ajukan diterima, yaitu terdapat hubungan antara daya
tahan otot lengan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan renang 25
meter gaya dada mahasiswi Penjaskesrek angkatan 2010 Universitas Lampung.

38

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang disebutkan di atas, timbul
beberapa wawasan atau pandangan yang dikemukakan oleh peneliti yang berupa
saran yaitu perlu ditingkatkannya daya tahan agar ke depan nya dapat memiliki bibitbibit mahasiswi yang berprestasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta.
Anonimus. 2013. Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar
Lampung.
Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta
Jakarta.
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD.
Surabaya: Giri Surya.
Riduwan, (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti
Pemuda.
Sajoto M, (1989) Pembinaan Dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga,
Dahara Prize: Semarang.
Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons
Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat – Alat Tes.
Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES.
http://www.slideshare.net/Vdika17/renang-gayadada
Universitas Lampung .2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Lampung. Bandar Lampung.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, POWER LENGAN, DAN POWER TUNGKAI DENGAN JARAK LUNCUR SATU KAYUHAN RENANG GAYA DADA

1 19 47

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA PADA ATLET PUTRA BERPRESTASI KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

1 22 66

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

0 8 59

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, POWER LENGAN, DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS PADA MAHASISWA PENJASKESREK UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2015

0 8 44

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 METER

0 12 74

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER TAHUN

1 5 79

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN DAN DAYA TAHAN OTOT PERUT TERHADAP KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA PUNGGUNG.

0 2 30

(ABSTRAK) HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA (BREASTSTROKE) 25 METER PADA MAHASISWA PUTRA PKLO ANGKATAN 2004/2006.

0 0 2

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA (BREASTSTROKE) 25 METER PADA MAHASISWA PUTRA PKLO ANGKATAN 2004/2006.

0 1 62

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai, dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kecepatan Renang Gaya Dada (Breaststroke) 25 Meter pada Mahasiswa Putra PKLO Angkatan 2005/2006.

0 0 1