BAB 5 NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

BAB 5 NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI
A. HAKIKAT NEGARA
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik,militer,eknomi,sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada diwilayah tersebut. Negara merupakan pengorganisasian masyarakat yang
berbeda dengan bentuk organisasi lain terutama karena hak negara untuk menghukum
seseorang. Untuk dapat menjadi suatu negara maka harus ada rakyat, yaitu sejumlah
orang yang menerima keberaaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah
adnya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Selain itu juga maslah
kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebgai pemegang kekuasaan
tertinggi atas diri mereka pada wilyah tempat itu berada.
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, bertujuan untuk
memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya.
Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai
konstitusi, termasuk di dalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagi
anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama dan maksud
didirikannya negara, kedudukan Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinngi
pada suatu negara. Di dalamnya juga mengatur bagaimna negara dikelola, dipelihara,
dan dijaga kedaulatannya.
Dalam bentuk modern, negara terkait erat dengna keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling

konkret pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan
yang diberikan negara pada rakyatnya. Pelayanan negara terwujud berupa begaimana
negara memberi pelayan kepada rakyat secara keseluruhan terutama menyangkut rasa
aman dan sejahtera warga masyarakatnya. Negara menjalankan fungsi pelayanan
keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman,
gangguan,dan hambatan dalam melaksanakan aktifitas sosial kehidupannya. Dalam
perkembangannya banyak negara memiliki kerja layanan yang berbeda bagi
warganya, sehingga negara membuat kebijakan publik untuk menyelenggarakan
pemerintahan secara transparan, bersih ,dan berwibawa.
Dalam suatu konferensi internasional yang diselenggarakan dikota
Montevideo(Uruguay) pada tahun 1933, ditetapkan tentang unsur-unsur atau syarat
berdirinya sebuah negara. Pada konferensi tersebut, disepakati apa yang lazim disebut

dengan “Konvensi Montevideo” walaupun nama resminya adalah “Montevideo
Convension On the Rights and duties of states”
Secara substansial, konvensi Montevideo(1933) menetapkan ketentuan, bahwa
:
The states as a person of international law should posses the following
qualification(negara sebagai subyek hukum internasional harus memiliki kualifikasi,
sebagai berikut :

1. A permanent population (penduduk yang tetap)
2. A defined teritory (batas wilayah yang jelas)
3. A goverment (memiliki pemerintahan)
4. A capacity to enter into relation with other states (mampu menjalin kerjasama
dengan negara-negara lainnya)
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka dapat kita kaji secara lebih mendalam,
misalnya :
Apakah israel sudah sah memenuhi syarat sebagai suatu negara, apakakah palestina
yang diproklamasikan sebgai negara pada tanggal 15 november 1988 sudah memiliki
keempat unsur tersebut, apakah “ republic of china” (taiwan), bosnia,kroasia,serta
republik singapura,brunei darussalam atau bahkan timor leste sudah dapat memenuhi
unsur-unsur negara yang disyaratkan ?
Wadah untuk suatu bangsa untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
nasional disebut negara bangsa atau nation state. Negara nasional terwujud melalui
gagasan penentuan nasib sendiri yaitu suatu keyakinan bahwa tiap-tiap bangsa
memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Nasionalisme mengandung arti
bahwa negara bangsa adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk absah dari organisasi
politik dan bahwa bangsa adalah sumber dari semua kebudayan yang kreatif dan
berkejahteraan ekonomi.
Suatu negara bangsa terbentuk umumnya sama dengan terbentuknya bangsa

dan nasionalisme pada bangsa itu. Karena itu, terbentuknya atau terbentuknya suatu
negara dapat dikategorikan pada dua cara, yaitu :
a. Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer ialah pertumbuhan negara secara evolusi dari suatu kerajaan
besar kemudian menjadi negara berdaulat yang disebut negara bangsa. Negara
yang terbentuk dengan cara ini karena bangsanya umumnya homogen dan

pergaulannya sudah cukup lama dan nasionalismenya tumbuh secara wajar yaitu
untuk memperjuangkan hak-hak sipil dan politik terhadap bangsanya sendiri.
Ancaman terhadap disintegrasi bangsa dan negara itu relatif kecil dan ancaman
yang lebih berarti biasanya datang dari luar negara itu. Negara
Inggris,Prancis,dan muangthai adalah contoh yang sesuai dengan pertumbuhan
negara secar a primer.
b. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder ialah pertumbuhan atau munculnya negara bangsa
yang beru. Negara bangsa yang baru itu bisa terbentuk untuk menggantikan
negara yang ada sebelumnya melalui revolusi atau juga negara bangsa itu
terbentuk dari wilayah jajahan yang memperoleh kemerdekaannya, karena
menyatakan sendiri kemerdekaannya dan berhasil melalui perang kemerdekaan
dan karena dimerdekakan oleh penjajahnya secara baik-baik atau secara damai

dan sukarela pada dekade terakhir ini, yaitu jerman yang dulu terkenal sebagai
jerman barat dan jerman timur.
Rakyat adalah definisi yang diberikan oleh kraneburg(1959), yaitu “negara
sebagai suatu organisasi yang timbul karena kehendak golongannya (bangsanya)
sendiri” . sedangkan pengertian umum dari negara lebih dekat dengan definisi
yang diberikan oleh Robert Mac Iver , yang menyatakan “negara adalah suatu
organisasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam
suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan”.
Dari definisi Mac Iver tersebut diatas, dibedakan organisasi negara dengan
organisasi lainnya dalam masyarakat negaa bersangkutan yang disebut sebagai
“sifat hakikat negara”, yaitu mempunyai sifat :
1. Memaksa, negara mempunyai kekuasan untuk memakai kekerasan fisik untuk
menjalankan peraturan secara legal.
2. Monopoli, negara mempunyai monopoli untuk menentukan tujuan negara dan
cara melaksanakan tujuan tersebut misalnya melalui pengadilan dapat
membubarkan satu partai politik atau alian kepercayaan yang dianggap
membahayakan kesealamatan negara dan persatuan nasional.
3. Mencakup semua peraturan perundag yang dibaut oleh negara berlaku untuk
semua warga negaranya tanpa kecuali.


Dari teori terbentuknya bangsa, nasionalisme, dan negara, maka dapatt
dikatakan bahwa unsur-unsur negara terdiri atas:
1. Rakyat yang disebut juga bangsa.
2. Wilayah tertentu, yaitu wiayah dengan batas-batas yang diakui secara
internasional dimana kekuasaan negara itu berlaku yang terdiri atas
daratan,laut dan udara.
3. Pemerintahan yang sah atau diakui.

B. NEGARA INDONESIA
Wilayah Negara Indonesia merupakan negara bekas jajahan Hindia Belanda
yang merdeka setelah mengalami serangkaian revolusi berdarah menjelang dan
sesudah kemerdekaannya, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Nama Indonesia
sendiri dapat ditelusuri dari berbagai tulisan yang terbit sekitar abad ke-18. Misalnya,
pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the
indian Archipelago and eastern asia (JIAEA), dalam JIAEA Volume IV tahun 1850,
earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk kepulauan hindia atau
kepualauan melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama
hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan india yang lain. Earl
mengajukan dua pilihan nama : Indunesia atau Malayunesia. Earl sendiri menyatakan

memilih nama Malayunesia (kepulauna melayu) daripada Indunesia (kepulaunan
hindia), sebab malayunesia sangat tepat untuk ras melayu, sedangkan indunesia bisa
juga digunakan untuk ceyloon dan maldives.
Dalam JIAEA volume IV halamann 252-347, james richardson logan menulis
artikel berjudul the ethology of the indian archipelago. Pada awal tulisannya, logan
menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan nusantara, sebab istilah “indian
archipelago” terlalu dibuang earl , dan huruf “u” digantinya dengan hufruf “o” agar
ucapannya lebih baik. Dari sini kemudian lahirlah istilah indonesia. Untuk pertama
kalinya kata indonesia muncul di dunia denan tercetak pada halaman 254 dalam
tulisan logan : Mr. Earl suggest the ethnographical term Indunesian , but rejects it in
favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is
merely a shorter synonm for the indian island or the Indian archipelago. Ketika
mengusulkan nama “Indoesia” logan tidak menyadari bahwa di kemudian hai nama

itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peeringkat
keempat terbesar di muka bumi
Lambat laun pemakainan istilh “indonesia” menyebar di kalangan para
ilmuwan bidang etnologi dan geografipada tahun 1884, seorang ahli antropologi di
Universitas berlin, bernama adolf bastian (1826-1905), menulis buku indonesien order
die inseln des malayischen archipel sebanyak lima volume, yang memat hasil

penelitiannya ketika mengembara ke nusantara pada tahun 1864 sampai 1880. Buku
bastian tersebut akhirnya mempopulerkan istilah “indonesia” di kalangan sarjana
belanda, sehingga muncul anggapan bahwa istilah “indonesia” merupakan karya
imajinasi bastian. Pendapat tersebut tercantum dalam encypedie van nederlandschindie tahun 1918. Padahal bastian mengambiil istilah “indonesi” sesungguhnya
berasal dari tulisan logan.
Sarjana indonesia yang mula-mula menggunakan istilah “indonesia” adalah
suwardi suryaningrat (ki hajar dewantara). Ketikadi buang kke negri belanda tahun
1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische pers-bureau.
Pada dasawarsa 1920-an, nama “indonesia” yang merupakan istilah ilmiah dalam
etnolgi dan geografi diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan
Nusantara, sehingga nama “indonesia” akhirnya memiliki makna politis, yaitu
identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya, pemerintah
belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata indonesia.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seeorang mahasiswa Handels
Hoogenschool (sekolah tingggin ekonomi) i rotterdam, organisasi pelajar dan
mahasiswa hindia di negrri belanda berubah nama menjadi indonesische vereeniging
atau pehimpunan indonesia. Majalah mereka , hindia poetra menegaskan dalam
tulisannya, “negara indonesia mereka yang akan datang (de toekomstige vrije
indonesische staat) mustahil disebut “hindia belanda”. Juga tidak “hindia” saja , sebab
dapat menibulkan kekeliruan dengan india yang asli. Bagi kami nama indonesia

menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan
mencita-citakan suatu tanah air di masa depan , dan untuk mewujudkan tiap orang
indonesia (indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”
Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische studie club pada
tahun 1924. Pada tahun itu juga juga perserikatan komunis hindia berganti nama
partai komunis indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond
membentuk kepanduan Nationaal Indonische Padvinderij (Natii). Ituah tiga organisasi
di inidonesia yang mula-mula menggunakan nama “indonesia” . akhirnya nama

“indonesia” ditetapkan sebgai nama tanah air,bangsa dan bahasa pada kerapatan
pemoeda-pemoedi indonesia tanggal 28 oktober 1928, yang kini disebut sebagai hari
Sumpah Pemuda.
Pada bulan agustus 1939 tiga orang Volsraad (dewan rakyat;DPR zaman
belanda) , muhammad husni thamrin, wiwoho pubrohadidjojo, dan sutardjo
kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada pemerintah belanda agar nama
“indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlansch—Indie“, tetapi belanda
menolak mosi tersebut,yang kemudian pada tanggal 17 agustus 1945 ditetapkan
menjadi negara indonesia. Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terbesar
keempat di dunia. Penduduknya sangat beragam, baik dari suku bangsa, etnisitas,
anutan agama,dan terdiri atas lebih dari 17.058 pulau besar dan kecil. agar peta

konfigurasi kekuatan-kekuatan politik dalam masyarakat tersebut dapat disalurkan
dengan sebaik-baiknya menurut prosedur demokrasi (procedural democracy),
berkembang keinginan agar sistem pemerintahan yang dibangun adalah sistem
parlementer ataupun setidak-tidaknya varian dari sistem pemerintahan parlementer
(trubus rahardinsyah,2007).
C. NEGARA HUKUM
1. Pengertian negara hukum
Negara hukum yang dimaksud oleh founding fathers negeri ini ,yang tentu
saja mengambil pemahaman itu juga dari kata belanda, adalah sebuah bentuk
negara (pemerintahan) yang menggunakan hukum sebagai kekuasaan pengatur
yang tertinggi. Hal ini juga yang membuat republik ini berdiri atas dasar huum.
Yang mendukung bukti materiil dan ide “rechtsstaat” ini adalah berlakunya
undang-undang.
Pasaal 1(3) UUD 1945, mengatakan : “negara Indonesia adalah negara hukum”.
Negara hukum tumbuh pertama mula pada zaman liberal di eropa kontinental.
Oleh karena bentuk pemerintahannya yang liberal, maka negaranya disebut negara
hukum liberal. Timbulnya pengertian negara hukum liberal dipelopori oleh
seorang ahli filsafat zaman itu immanuel kant,negara hukum adalah arti material
atau luas. Tipe negara hukum kemudian menjadi popular yang lama kelamaan
diangggap sebagai suatu tipe negara yang ideal, sehingga hampir setiap konstitusi

masukkan istilah “negara hukum”.

Pengertian negara hukum atau negara berdasarkan hukum ialah negara yang
pemerintahan, masyarakat,, dan rayatnya dalam bertindak selalu mengedepankan
dan menegakan hukum dengan legalitas dalam arti hukum dalam segala
bentuknya. Negara hukum yang dimaksud mengandung arti,sebagai berikut:
1. Ketentuan ini diangkat dari penjelasan UUD 1945
2. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supermasi
hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dimana tidak ada
kekuasaan yang tidak dipertanggung jawabkan (akuntabel)
3. Hal itu untuk memperteguh paham indonesia adalah negara hukum
4. Ciri negara hukum yang dimaksud selanjutnya ialah adnya supermasi
hukum (supermacy of law), kesetaraan dihadapan hukum (equality before
the law), penegakan hukum dengan cara yang tidak bertentangan dengan
hukum due process of law), hal itu kemudian dijabarkan dengan adanya
legalitas yakni negaraa maupun warganegara dalam bertindak harus
berdasar atas dan melalui hukum kekuasaan kehakiman atau peradilan
yang merdeka, adanya Peradilan tata usaha negara dan jaminan
perlndungAn hak asasi manusia
5. Paham negaa hukum ini )pasal 1 ayat 3) terkait dengan paham negara

kesejahteraan pasal 34 UUD 1945
Dengan demikian sekurang-kurangnya ada tujuh hal pokok yang perlu
ditegaskan yakni: pertama supermasi hkum,kedua kesetaraan dihadapan
hukum, ketiga penegakan hukum dengan cara yang tidak bertentangan
dengan hukum, keempat asas legalitas, kelima kekuasaan peradilam yang
bebas, keenam peradilan tata usaha negara dan ketujuh perlindungan hak
asasi manusia.

2. SEJARAH NEGARA HUKUM
Dalam hubungandengan tipe-tipe negara modern, di eropa kontinental tumnbuh tipe
“negara polisi”. Maksud negara polisi bukan enara yang dikuasai oleh polisi-polisi,
melainkan negara yang mempunyai dua sifat, yaitu salus publica suprema lex dan
princeplegibus solutus. Salus publica suprema lex artinya kepentingan umum itu dapat
melanggar hukum atau hak-hak dasar manusia/rakyat. Hal ini berarti menjalankan

kepentingan umum mengatasi segalanya. Princep legibus solutus, artinya hanya raja yang
dapat mengurus kepentingan engara dan rakyat. Jelas terlihat penguasa itu yang menentukan
segala-galanya untuk rakyat, tetapi bukan oleh rakyat. “police” adalah suatu departemen yang
mengatur segala hal dan ini dapat kita lihat dari tindakan-tindakannya. Tindakan-tindakan ini
ada dua yaitu “wohlfahrts polizei” (tindakan positif) dan “sicherheits polizei” (tindakan
negatif). “wohlfahrts polizei” ini mengenai penyelenggaraan kepentingan umum, sama
dengan bestuur. Sicherheits polizei ini sama dengan polisi yang kita kenal sekarang.
Dimaksud dengan istilah “polizei staat” ialah menjalankan tiugas kemakmuran dan
tata tertib dalam suatu negara oleh penguasanya.kalau penguasanya makmur , maka orang
menganggap rakyat juga makmur. Dalam negara absolut kita kenal tipe “polizei” satat” ,
dimana negara itu untuk kemakmuran rakyat, tetapi tidak dijalankan ooleh rakyat. Tipe
polizei staat ini dipengaruhi oleh aliran mekantilisme. Aliran mekantilisnme ini terdapat
dalam bidang ekonomi yang mementingkan neraca perdagangan yang aktif dimana jaminan
uang atau emas harus terlihat. Aliran merkantilisme yang diikuti dan diperkuat oleh aliran
liberalisme mempengaruhi cara berpikir penguasa-penguasa. Negara hukum paruh kedua
abad ke -19 hingga awal paruh pertama abad ke-20 disebut “negara hukum klasik”. Istilah
“negara hukum” hasil gabungan istilah rechstaat dan rule of law dalam bahasa inggris,
penulis mengajukan istilah law state.
3. Tipe negara hukum
Menurut george jellinek tedapat empat status, yaitu: !.status aktif,yakni rakyat ikut
dalam pemerintahan 2. Status pasif, yakni rakyat irakyat tunduk pada perintahperintaah negara 3. Status negtif, yakni negara tidak ikut campur tangan dalam
urusanrakyat dan 4. Status positif, yakni negaa menyelenggarakan kebuthankebutuhan rakyat. Keadaan ini disebut status negatif, dimana penguasa tidak boleh
ikut campur dalam kemakmuran rakyatnya. Tugas penguasa hanya mengatur atta
tertib saja.
Aliran liberalisme sedemikian kuatnya, sehingga menimbulkan tipe negara
tttertentu, yaitu tipe “negara hukum”.dualisme menunjukan dengan tegas
kedudukan penguasa dan yang tidak dikuasai tidak sama. Negara itu didapat
dengan jalan menarik pajak dari rakyat. Oleh karena itu menyinggung hak asasi
manusia,rakyat tidak mau begtiu saja membayar pajak , tetapi perlu suatu
persetujuan antara penguasa dan yang dikuasai. Untuk resminya pemeritntah

mengadakan peratturan-peraturan tentang pajak , yang selanjutnya perturanperaturan itu berubah menjadi undang-undang .
a. Negara hukum liberal
Negara hukum seprti itu disebut negara hukum liberal yang semata-mata
menjaga tata tertib hukum, diipelopori oleh immanuel kant . jika negaranya
hanya menjaga tata tertib saja seperti halnya penjaga malam , maka negara itu
dinamakan negara jaga malam atau negara polisi yang menjamin tata tertib
saja.
Negara hukum itu semata-mata suatu negara yang tidak ikut campur tangan
dalam urusan rakyatnya , maka negara hukum yang demikian itu negara
hukum liberal, dimana ditekankan “status negatif” dari warganegaranya
,artinya warga negara bebas megusahakan sendiri kepentingan rakyatnya .
pengertin negara hukum dalam arti formal yaitu dilihat dari kenyataan negara
itu tidak bisa terlepas dari kehidupan rakyatnya, ia sedikit banyak
mengusahakan kepentingan umum misalnya pembuatan jalan, jembatan,
irigasi, dan sebagainya.
b. Negara hukum formal
Persetujuan antara pemerintah dan rakyat menimbulkan bentuk tertentu dalam
perundang-undangan , maka bentuk negara hukum yanng demikian disebut negara
hukum formal.dalam arti formil ,yaitu suatu tipe negara yang dalam
perkembangannya kemudian memiliki beberapa unsur tertentu. Negara hukum
dalam arti formil adalah suatu negara yang ideal bagi aliran liberlaisme, yaitu
karena dengan segi formil yang ditekankan pada bentuk tertentu atau persetujuan
dari pada yang memerintah dan yang diperitnah dimana kepentingan umum boleh
dikatakan ditentukan oleh suata terbanyak.
Disebut negara hukum formal karena dalam segala tindakan penguasa itu
memerlukan bentuk hukum tententu secara formal atau bentuk hukum formal
dalam bentuk undang-udang. Penguasa selalu bertindak menurut undang-undang.
c. Negara hukum material
Negara hukum dalam arti lu atau negara hukum material, karena negara
mengutamakan kemakmuran, maka disebut juga negara hukum kemakmuran.
Pada negara hukum material yang dipentingkan yaitu kemakmuran rakyat. Dalam

negara hukum material pandangan orrang terhadap negara tidak dualitis lagi,
dimana penguasa itu berasal dari rakyat. Semboyan abraham lincoln : “pemerintah
dari rakyat ,oleh rakyat dan untuk rakyat
d. Negara hukum yang demokratis
Suatu negara yang memenuhi keempat unsur negara hukum fromal yaitu
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia, pemisahan kekuasaan, pemerintah
berdasarkan undang-undang, dan pengadilan administrasi , maka negara
hukum demikian adalah negara yang menjamin hak-hak asasi
manusia.keempat unsur ini harus ada pada tiap-tiap negara hukum, karena
keempat unsur ini dianggap sebagai kebenaran yang mutlak. Negara
demokrasi tanpa didasarkan pada negara hukum dianggap kurang sempurna,
sebabakan menimbulkan penyelewengan. Untuk mencegah demokrasi yang
absolut itiu, maka perlu adanya negara hukum yang mempunyai empat unsur
tadi. Pasal 1(1) UUDS 1950 menggunaan “negara hukum yang demokratis”.
Pasal 1 (ayat 1) konstitusi RIS 1949 menggunakan “negara hukum yang
demokrai” . pasal 1 (ayat 3) UUD 1945, menggunakan “negara hukum” yang
keberadaannya dalam konteks “kedaulatan berada ditangan rakyat” pasal 1 (2)
UUD 1945 sehingga dapat dimaknai pula sebagai “negara hukum yang
demokratis”

D. ARTI DAN MAKNA KONSTITUSI
Secara umum, seperangkat norma baru dapat dikatakan konstitusi, hukum
dasar, atau UUD jika memenuhi dua syarat. Syarat pertama ialah syarat materiil,syarat
kedua adalah syarat formal, istilah konsitusi bersal dari bahasa prancis (constituer)
yang berarti membentuk. Isilah consitution bagi banyak sarjana ilmu politik
merupakan keseluruhan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak , yang
mengatur secara mengikat cara-cara bagaiimana suatu pemerintah diselenggarakan
dalam suatu masyarakat
.

Di indonesia, istilah konstitusi sudah terbiasa diartikan sebagai undang-undang
dasar. Tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan tindakan pemerintah,
untuk menjamin hak-hak yang diperintah, dan merumuskan pelaksaan kekuasaan
yang berdaulat. Konstitusi diklasifikasikan menajdi:
1.
2.
3.
4.
5.

Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis
Konsitusi fleksibel Dan konstitusi rigid
Konstitusi derajad-tinggi tidak derajad-tinggi
Konstitusi serikat dan konsitusi dan konstitusi kesatuan
Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan
parlementer

Dalams uatu negara hukum, sistem bernegara yang terdiri dari sistem pembagian
kekuasan, perlindungan hak asasi manusia, dan hal-hal lain yang mengenai pengambilan
keputusan publik dan interaksi antara keseluruhan institusi-institusi politik yang
ada,diatur dalam suatu konstitusi.
Miniram budiarjo menyatakan bahwa dalam gagasan konstitusialisme, undang-undang
dasar dianggap sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan
dan membatasi kekuasaan pemerintah disatu pihakdan menjamin hak-hak asasi warga
negaranya di lain pihak. Konstitusi dianggap sebagai perwwujudan dari hukum tertinggi
yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun, sesuai dengan
dalil “government by laws not by en”. E.C.S wade juga menyatakan bahawa konstitusi
adalah naskah yang memapakan rangkaa dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok dari badan-badan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Berdasarkan klasifikasi konstitusi diatas, maka UUD 1945 termasuk dalam klasifikasi
konstitusi yang rigid karena cara dan prosedur perubahannya yang sulit, konstiutusi
tertulis dalam arti dituangkan dalam dokumen, konstitusi berderjat tingii, konstitusi
kestauan dan konstitusi sistem pemeritnahan campuran.
Konstitusi dalam ati sempit sama dengan Undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
hukum an politik resmisuatu negara, yang terdiri atas kesepakatan-kesepakatan pokok,
tentang berdirinya suatu negara, organisasi kekuasaan negara dan hubungan antar
lembaga-lembaga sesamanya, hubungan dengan warga negara dan terdapatnya
perlindungan terhadap hak asasi manusia.

E. PERUBAHAN KONSTITUSI
Oleh karena hakikat konstitusi adalah sebagai hukum dasar tertinggi yang memuat
hal-hal mengenai penyelenggaraan negara,sering dikehendaki agar konstitusi memilki
karakter yang lebih stabil daripada produk hukum lainnya.
Disisi lainnya, karena kandunga konstitusi tersebut harus dipahami pula bahwa
keinginan rakyat utuk mngadakan perubahan konstitusi merupakan suatu hal yang
tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan yang diatur
dalam konstitusi yang berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi
rakyat.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakandalam praktek
ktatanegaraan di dunia. Sistem yang pertama adalah bahawa apabila suatu konstitusi
diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan
(penggantian konstitusi). Sistem yang kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi
diubah , maka konstitusi yang asli tetap berlaku. Perubahan terhadap konstitusi
tersebut.menurut C.F. strong , ada empat prosedur perubahan konstitusi:
1. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan
tetapi menurut pembatasan-pembatasan tertentu.
2. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referendum.
3. Perubahan konstitusi berlaku dalam negara serikat yang dilakukan oleh sejumlah
negara bagian.
4. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh
suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.
Miriam budiaarjo (2008) mengemukakan adanya empay macam prosedur , yang pada
dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh strong, sebagai berikut:
1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat, misalnya dapat
ditetaapkan kuorum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan undangundang dasar dan jumlah minimum anggota badan legislatif untuk menerimanya
2. Referendum atau plesbisit
3. Negara-negara bagian dalam negara federal
4. Musyawarah khusus
Sementara kelsen menyatakan bahwa konstitusi asli dari suatu negara adalah karya para
pendiri negara tersebut. Ada beberapa cara perubahan konstitusi menurut kelsen, yaitu:

1. Perubahan yang dilakukan diluar kompetensi organ legislatif biasa yang diilemagakan
oleh konstitusi tersebut, dan dilimpahkan kepada sebuah konstituante, yaitu suatu
organ khusus yang hanya kompeten untuk mengadakan perubahan konstitusi.
2. Dalam sebuah negara federal,suatu perubahan konstitusi bisa jadi harus disetujui oleh
dewan perwakilan rakyat dari sejumlah negara anggota tertentu.
Seacara teoritis, peruubahan konstitusi mengandung tiga macam : 1. Menjadikan lain bunyi
kalimatnya 2. Menambahkan sesuatu yang baru, dan 3. Ketentuan dalam undang-undang
dasar dilaksanakan tidak seperti yang tercantum didalamnya.
F. KONSTITUSI INDONESIA (UUD 1945)
Sepanjang sejarah Indonesia sudah tiga undang-undang dasar yang berlaku yaitu:
1. UUD 1945 dari tanggal 17 Agustus 1945-27 Desember 1949
2. Konstitusi RIS yang berlaku dari tanggal 27 desember 1949-17 agustus 1950
3. UUDS yang berlaku dari 17 agustus 1950-5 juli 1959.akan teteapi pada tanggal 5 juli
1959, melalui dekrit presiden, UUD 1945 diberlakukan kembali pada tahun 19992002 UUD 1945 telah diamandemen sesuai dengan semangat reformasi.
1, latar bealakang perubahan UUD 1945
Terdapat lima alasan yang melatar belakangi pemikiran mengapa MPR hasil pemilu q999
melakukan perubahan terhadap undang-undang dasar 1945, adapun lima alasan tersebut adalh
:
a. Bahwa praktek ketatanegaraan selama ini penuh dengan rekayasa dan usaha-usaha
lain serta belum mampu menciptakan pemeritnatah yang stabil dan demokratis. Hal
itu disebabkan oleh banyaknya kelemahan pada UUD 1945.
b. Bahwa sesuai UUD 1945, MPR merupakan pelaksana sepnuhnya kedaulatan rakyat
dengan keuasaan tidak terbatas. Akibatnya rakyat senidri kehilangan kedaulatannya.
c. Bahwa pancasila merupakan norma daar yang tidak langsung bersifat operasional.
Karena itu harus dijabarkan dalam pasal-pasal sesuai dengan perkembangan zaman.
d. Bahwa dalam UUD 1945 masih bersifat “sementara”. Hal ini didasarkan pada pidato
presiden soekarno pada rapat penutupan panitia persiapan kemerdekaan indonesia
pada tanggal 18 agustus 1945.
e. Bahwa UUD 1945 dipandang terlalu rumit , ringkas serta bersifat executive heavy .
selain itu, masih belum lengkapnya pengturan tentang HAM , lemahnya pembatasan
kekuasaan dan tidak memadainya sistem checks and balances.

Apabila kita cermati penjelasan umum UUD 1945 tentang sistem pemerintahan negara dan
penjelasan tentang kekuasaan kehakiman, yang telah lebih dielaborasi melalui TAP MPRS
no.