Bagian 1

(1)

Bagian 1

MANAJEMEN

Management Is Getting Things

Done Through Other

(Muninjaya)

A. Pengertian Manajemen

Apakah Anda seorang dokter?

Apakkah Anda seorang tenaga kesehatan atau calon tenaga kesehatan? Apakah Anda juga seorang pimpinan organisasi pelayanan kesehatan?

Apakah Anda menginginkan segala pekerjaan teratur, lancer, dan mencapai hasil sesuai dengan apa yang Anda inginkan?

Apakah yang Anda butuhkan untuk mewujudkannya?. Benar, ilmu Manajemen, karena manajemen juga dibutuhkan untuk semua jenis kegiatan yang diorganisasi, manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Setiap dari Anda dan kita semuanya dalam perjalanan beraktivitas setiap hari akan selalu menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, seperti organisasi sekolah, kelompok music, kelompok pengajian, bahkan menjadi bagian dari organisasi perusahaan yang bersifat profit maupun non profit.

Dalam setiap organisasi mempunyai persamaan dasar dalam pengelolaan, walaupun dapat berbeda satu dengan yang lain dalam gaya pengelolaan. Misalnya, sebuah organisasi rumah sakit akan dikelola dengan gaya formal atau serius untuk menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan organisasi kemahasiswaan yang dikelola dengan gaya informal atau tidak untuk menghasilkan pendapatan.

Fungsi-fumgsi manajemen adalah sama dimana saja dan pada waktu kapan saja Anda berada dalam organisasi. Funsi manajerial akan sama untuk organisasi


(2)

berukuran besar, sedang, maupun kecil, kelompok hobi, dan sebagainya. Maka ada sebuah pernyataan mengatakan, emmimpin perusahaan berskala besar dengan memimpin perusahaan berskala kecil energy yang dikeluarkan sama maka jadilah pimpinan besar diperusahaan besar, energi yang dikeluarkan sama.

Walaupun dilaksanakan oleh seorang manajer yang berbeda, maupun fungsi-fungsi manajemen sama, bahkan di Negara yang berbeda budaya, fungsi-fungsi dan prrinsip manajemen akan sama. Misalnya, Takeo Fujisawa, salah seorang pendiri perusahaan Honda Motor, mengatakan bahwa Manajemen Jepang 95% mengambil cara-cara manajemen Amerika yang sama di terapkan di Negara Jepang, namun perbedaan cara manajemen yang 5% itulah yang membuat manajemen Jepang dipandang mempunyai ciri berbeda dengan manajemen Amerika. Namun secara umum gaya manajemen Jepang hampir sama dengan gaya manajemen di Amerika. Gaya manajemen Jepang menitikberatkan karyawan atau sumber daya manusia sebagai modal utama atau terpenting dalam kegiatan sebuah organisasi. Berbeda dengan gaya manajemen Amerika, karyawan semata-mata dianggap sebagai salah satu unit produksi saja, Gaya manajemen Jepang lebih mengarahkan kepada manajemen peartisipatif.

Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen juga bersifat umum atau universal, dan mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, menyangkut kaidah, prinsip dan konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial.

Ilmu pengetahuan manajemen dapat Anda terapkan dalam semua organisasi manusia seperti perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila Anda seorang manajer mempunyai pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara menerapkan


(3)

kepada situasi yang ada, maka Anda akan dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial dengan efisien dan efektif.

Seperti bidang ilmu lainnya yang menyangkut manusia, manajemen sulit didefinisikan, tidak ada definisi manajemen yang telah diterima secara umum. Coba Anda perhatikan beberapa definisi tentang manajemen berikut ini:

1. Menurut John D. Millet, manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang yang teroganisir secara formal untuk mencapai tujuan.

2. Menurut Mary Parker Follet. Mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti tidak melakukan tugas-tugas itu sendirian.

3. Menurut Ordway Tead, mendefiniskan manajemen sebagi sebuah proses dan perangkat yang mengarahkan dan membimbing kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Dalam definisi ini menitik beratkan pada proses dan perangkat yang dipergunakan dalam mencapai sebuah organisasi.

4. Menurut Stoner, mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Stoner menggunakan kata proses bukan seni, mengartikan bahwa manjemen sebagai seni mengandung pengertian bahwa manajemen adalah kemampuan atau keterampilan pribadi. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.


(4)

Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai metoda, rencana atau logika, bukan hanya atas dasar dugaan atau firasat. Pengorganisasian berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya-sumber daya manusia dan material organisai. Kekuatan suatu oraganisasi terletak pada kemampuan untuk mneyusun berbagai sumber daya dalam mencapai sutu tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja sebuah organisasi, semakin efektif pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Selanjutnya pengarahan yaitu para manajer mengarahkan memimpin dan mempengaruhi para bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri, tetapi menyelesaikan tugass-tugas melalui orang0orang lain. Mereka juga tidak sekedar memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu para bawahan melakukan pekerjaan secara optimal.

Pengawasan berarti para manjer berupaya untuk menjamin bahwa organisasi bergerak kea rah tujuan-tujuannya, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan jalur yang benar maka para menajer harus membetulkannya.

5. Menurut S. Kimball dan D.S. Kimball, mendefinisikan manjemen adalah semua tugas dan fungsi, perencanaan, pembiayaan, kebijaksanaan, penyediaan alat dan penetapan struktur organisasi beserta staffing.

6. Menurut George R. Terry, mendefinisikan manajemen adalah proses yang kahs yang terdiri dari tindakan planning, organizing, actuating, dan controlling yang penggunaannya secara ilmu dan seni untuk mancapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit, ada tiga


(5)

alasan utama yang disampaikan oleh George R. Terry mengapa manajemen dibutuhkan:

a. Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan prindai.

b. Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang saking bertentangan, manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, kreditur, konsumen, pemasok, serikat pekerja, masyarakat, dan pemerintahan.

c. Untuk mencapai efiensi dan efektivitas suatu pekerjaan sebuah organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah dengan mengukur efisiensi dan efektifitas.

Secara klasik manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Apa perbedaan manajemen dengan administrasi?, administrasi adalah ilmu atau seni yang mempelajari suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama. 7. Menurut G. Munijaya, ilmu administrasi mengkaji semua proses dan bentuk

kerjasama manusia yang berinteraksi di dalam sebuah organisasi, sedangkan ilmu manajemen hanya mengkaji pemanfaatan sumber daya untuk mendukung proses adminsitrasi mencapai tujuan organisasi. Namun penegrtian administrasi akan menjadi lebih sempit dibandingkan manajemen jika administrasi hanya berurusan dengan keluar-masuknya surat menyurat, pengarsipan, dan pekerjaan ketatausahaan.


(6)

B. Sejarah Singkat Perkembangan Manajemen

Apakah Anda ingin mengetahui perbedaan ilmu administrasi dengan ilmu manajemen?, salah satu cara sederhana adalah mengetahui sejarah singkat perkembangan ilmu manajemen.

Beberapa pelopor dan tokoh pemikir manajemen ilmiah antara lain: F.W Taylor, Elton Mayo, Henry Fayol. Ketiga tokoh ini diakui sebagai peletak dasar studi ilmiah di bidang manajemen yang berkembang saat ini. Perkembangan manajemen sebagai sebuah ilmu dapat diikuti melalui sejarah singkat sebagai berikut:

1. Manajemen Zaman Pra ilmiah

Pembangunan piramida di Mesir dan berkembangnya kerajaan Romawi adalah peninggalan dari hasil kerja kelompok yang digerakkan oleh seorang atau beberapa pemimpinnya. Kegiatan mereka sebenarnya menggunakan prinsip-prinsip manajemen, meskipun saat itu manajemen ilmiah belum berkembang, adanya visi atau impian, misi dan tujuan yang jelas, pembagian tugas kebijakan dan hirarki yang jelas dari para pemimpin saat itu maka berdirilah beberapa peninggalan bersejarah.

2. Manajemen Zaman Ilmiah

Kegiatan manajemen secara ilmiah dimulai awal abad ke -19. Berikut ini Anda akan mengetahui beberapa tokoh atau pelopor perkembangan ilmu manajemen ilmiah dan pola pemikirannya, antara lain:

a. Frederick Winslow Taylor (1870)

Taylor mengembangkan Scientific Managenet Theory sekitar tahun 1870. Latar belakang pekerjaanya sebagai seorang pengawas, beliau mencoba berbagai cara untuk lebih meningkatkan hasil produksi perusahaan di tempatnya bekerja. Beliau memperkenalkan suatu rangkain


(7)

studi gerak dalam berbagai kegiatan dan waktu yang telah dipergunakan oleh para pekerja untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan. Secara ilmiah, Taylor dapat mengukur “a fair days work” atau waktu yang wajar untuk menyelesaikan sebuahh pekerjaan. Untuk mempersingkat waktu dan gerak (time and motion studies). System penggajian yang dipakai adalah differential piece work, yaitu pembayaran tertentu untuk pekerjaan dengan standar tertentu. Tingkat pembayarannya dapat lebih ditingkatnkan lagi jika pekerja mampu menghasilkan lebih banyak dari ukuran standar yang telah ditetapkan. Manajemen harus membayar pekerja dengan upah yang lebih tinggi jika mereka menggunakan metode yang secara ekonomis dianggap lebih baik, sekaligus menghindari mekanisme memperlambat kerja. Dengan kata lain, system ini merupakan konsep baru untuk memisahkan perencanaan dengan pelaksanaan, dan system pengawasan fungsional.

Taylor mengharapkan akan terjadi revolusi mental pada pihak manajer dan butuh. Tapi sistemnya tidak sepenuhnya berhasil karena terhambat oleh sering terjadinya kericuhan di kalangan pekerja akibat kompetisi yang tidak sehat dan system penggajian yang tidak sama, ada pekerja yang malas yang diketahui sering merusak mesin.

Kesulitan Taylor tersebut diperbaiki oleh pengikutnya yaitu Henry Laurence Gantt, beliau memperkenalkan “task and banus plan”. Pemikirannya diterapkan dalam bentuk pemberian intensif atau bonus pada system penggajian, baik untuk pekerja yang bisa menepati waktu kerja dengan tepat maupun jumlah dan kualitas hasil kerjanya. Gantt


(8)

Chart diperkenalkan untuk menggambarkan tingkat kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilihat dari perencanaan waktunya.

Pekerjaan H.L Gantt dilanjutkan lagi oleh Frank Gillberth yang juga dibantu oleh istrinya Lilian. Mereka memperkenalkan system Gillberth yaitu “system kerja cepat”. Suatu cara untuk mempercepat dan memperkecil jumlah gerakan untuk bidang-bidang pekerjaan tertentu dengan posisi yang menyenangkan (ergonomic).

b. Henry Fayol (1916)

Orang yang paling dikenal dalam analisis manajemen ilmiah adalah Henry Fayol, beliau seorang insinyur dari Prancis, lebih menekankan bahwa didalam manajemen tidak ada hokum yang mutlak. Seorang manajer perlu memahami prinsip-prinsip manajemen untuk memimpin organisasinya, beliau menjelaskan fungsi administrasi terdiri dari to plan, to organize, to command, to coordinate, to control. Beliau juga menyodorkan sejumlah prinsip yang perlu diketahui oleh seorang administrator, yaitu:

1) Authority, kewenangan sebagi suatu bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab.

2) Unity of command, setiap orang memiliki atasan yang memerintah dan kepadanya juga ia harus bertanggung jawab.

3) Unity of direction, satu pimpinan dan satu rencana untuk satu kelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama.

4) Gang planks, ditujukkan dengan diagram organisasi. Ada pucuk pimpinan dalam sebuah organisasi, da nada pimpinan yang levelnya lebih rendah. Di dalam organisasi harus ada garis komunikasi anatar pimpinan dan garis koordinasi antar bawahan.


(9)

1) Divsion of work, spesialisasi dalam pekerjaan.

2) Discipline, setiap pekerja harus berdisiplin dnegan tugas pokoknya. 3) Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. 4) Renumeration, pembayaran yang sama untuk pekerjaan dengan ukuran

sama.

5) Sentralisasi, terpusatnya tanggung jawab pada satu pimpinan. 6) Order, segalanya diatur pada tempatnya.

7) Equity, kebiasaan baik dan adil harus dikembangkan

8) Stability of tensure personenel, pekerja dan manajer memerlukan waktu untuk mempelajari waktu untuk mempelajari cara kerja masing-masing, perubahan personel akan terjadi karena pension, kematian atau promosi jabatan.

9) Initiative, dalam kewenangan dan disiplin staf sangat diperlukan. 10)Spirit the corps, mampu mengembangkan kekompakan dan rasa

kebersamaan staf bawahan.

Fayol mengatakan bahwa komunikasi lisan atau face to face communication antar manajer dan staf jauh lebih baik jika dibandingkan dengan komunikasi tertulis karena perasaan dan gerak tubuh kedua belah pihak akan ikut berbicara.

c. Elton Mayo (1920)

Mayo adalah seorang psikolog yang ikut memelihara diri dalam penelitian tentang pengaruh kelelahan pada tingkat produktivitas pekerja dan berbagai pengaruh istirahat terhadap peningkatan output kerja atau produktivitas pekerjaan. Dari percobaan yang dilakukannya di sebuah perusahaan di kota Hawtorn, telah dimunculkan sebuah revolusi mental dalam pekerjaan melalui menipulasi leingkungan. Spontanitas kerja telah terjadi tanpa pembayaran ekstra. Dalam hal ini tidak diperlukan adanya


(10)

pembudakan terhadap pekerja untuk mengambil keputusan sendiri dalam mengembangkan tugasnya.

Menurut Mayo, manajemen yang baik harus mencegah penonkolan kepentingan individu pekerja seningga mereka mampu mengatasi apa yang disebut dengan rabble hypothesis. Hipotesis yang menggambarkan bahwa dalam sebuah organisasi terdapat kesemrawutan kerja karena masing-masing individu bertindak demi kepentingannya sendiri.

Di samping itu, karena terjadi atomistic society pada kelompok-kelompok pekerja, menyebabkan adanya gangguan sense of belonging dari salah satu kelompok pekerja terhadap lingkunganya. Menurut beliau, pada sebuah kelompok akan ada tiga tipe individu dewasa sesuai dengan reaksinya terhadap lingkungan. Manusia akan bereaksi logis, non logis, dan irasional.

Mayo membantah pernyataan bahwa manajemen itu harus selalu logis, sebab pekerja pada umumnya masih dikuasai oleh emoainya. Yang peril lebih dikembangkan dalam organisasi adalah sense of belonging. Gagasan ini didukung dengan mengembangkan tipe pengawasan yang lebih simpatik bukan bersifat kaku atau keras.

Elton Mayo juga menanggap pekerja sebagai makhluk sosial, yang tidak hanya dapat dipici motivasi dan produktivitasnya kerjanya melalui peningkatan upah. Mereka akan bekerja lebih produktif apabila kerja sama antar individu di dalam sebuah kelompok kerja lebih dikembangkan dan juga mendapat perhatian khusus untuk pengembangan motivasi mereka melalui insentif non material. Sehubungan dengan pemikiran tersebut,


(11)

Mayo lebih dikenal dengan teorinya yaitu Human Reliationship Theory dan Rabble Hypothesis.

TUGAS PERBAIKAN

NAMA:

ALVIN SEPTIAN M.

11 11011036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2015


(1)

B. Sejarah Singkat Perkembangan Manajemen

Apakah Anda ingin mengetahui perbedaan ilmu administrasi dengan ilmu manajemen?, salah satu cara sederhana adalah mengetahui sejarah singkat perkembangan ilmu manajemen.

Beberapa pelopor dan tokoh pemikir manajemen ilmiah antara lain: F.W Taylor, Elton Mayo, Henry Fayol. Ketiga tokoh ini diakui sebagai peletak dasar studi ilmiah di bidang manajemen yang berkembang saat ini. Perkembangan manajemen sebagai sebuah ilmu dapat diikuti melalui sejarah singkat sebagai berikut:

1. Manajemen Zaman Pra ilmiah

Pembangunan piramida di Mesir dan berkembangnya kerajaan Romawi adalah peninggalan dari hasil kerja kelompok yang digerakkan oleh seorang atau beberapa pemimpinnya. Kegiatan mereka sebenarnya menggunakan prinsip-prinsip manajemen, meskipun saat itu manajemen ilmiah belum berkembang, adanya visi atau impian, misi dan tujuan yang jelas, pembagian tugas kebijakan dan hirarki yang jelas dari para pemimpin saat itu maka berdirilah beberapa peninggalan bersejarah.

2. Manajemen Zaman Ilmiah

Kegiatan manajemen secara ilmiah dimulai awal abad ke -19. Berikut ini Anda akan mengetahui beberapa tokoh atau pelopor perkembangan ilmu manajemen ilmiah dan pola pemikirannya, antara lain:

a. Frederick Winslow Taylor (1870)

Taylor mengembangkan Scientific Managenet Theory sekitar tahun 1870. Latar belakang pekerjaanya sebagai seorang pengawas, beliau mencoba berbagai cara untuk lebih meningkatkan hasil produksi perusahaan di tempatnya bekerja. Beliau memperkenalkan suatu rangkain


(2)

studi gerak dalam berbagai kegiatan dan waktu yang telah dipergunakan oleh para pekerja untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan. Secara ilmiah, Taylor dapat mengukur “a fair days work” atau waktu yang wajar untuk menyelesaikan sebuahh pekerjaan. Untuk mempersingkat waktu dan gerak (time and motion studies). System penggajian yang dipakai adalah

differential piece work, yaitu pembayaran tertentu untuk pekerjaan dengan standar tertentu. Tingkat pembayarannya dapat lebih ditingkatnkan lagi jika pekerja mampu menghasilkan lebih banyak dari ukuran standar yang telah ditetapkan. Manajemen harus membayar pekerja dengan upah yang lebih tinggi jika mereka menggunakan metode yang secara ekonomis dianggap lebih baik, sekaligus menghindari mekanisme memperlambat kerja. Dengan kata lain, system ini merupakan konsep baru untuk memisahkan perencanaan dengan pelaksanaan, dan system pengawasan fungsional.

Taylor mengharapkan akan terjadi revolusi mental pada pihak manajer dan butuh. Tapi sistemnya tidak sepenuhnya berhasil karena terhambat oleh sering terjadinya kericuhan di kalangan pekerja akibat kompetisi yang tidak sehat dan system penggajian yang tidak sama, ada pekerja yang malas yang diketahui sering merusak mesin.

Kesulitan Taylor tersebut diperbaiki oleh pengikutnya yaitu Henry Laurence Gantt, beliau memperkenalkan “task and banus plan”. Pemikirannya diterapkan dalam bentuk pemberian intensif atau bonus pada system penggajian, baik untuk pekerja yang bisa menepati waktu kerja dengan tepat maupun jumlah dan kualitas hasil kerjanya. Gantt


(3)

Chart diperkenalkan untuk menggambarkan tingkat kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilihat dari perencanaan waktunya.

Pekerjaan H.L Gantt dilanjutkan lagi oleh Frank Gillberth yang juga dibantu oleh istrinya Lilian. Mereka memperkenalkan system Gillberth yaitu “system kerja cepat”. Suatu cara untuk mempercepat dan memperkecil jumlah gerakan untuk bidang-bidang pekerjaan tertentu dengan posisi yang menyenangkan (ergonomic).

b. Henry Fayol (1916)

Orang yang paling dikenal dalam analisis manajemen ilmiah adalah Henry Fayol, beliau seorang insinyur dari Prancis, lebih menekankan bahwa didalam manajemen tidak ada hokum yang mutlak. Seorang manajer perlu memahami prinsip-prinsip manajemen untuk memimpin organisasinya, beliau menjelaskan fungsi administrasi terdiri dari to plan, to organize, to command, to coordinate, to control. Beliau juga menyodorkan sejumlah prinsip yang perlu diketahui oleh seorang administrator, yaitu:

1) Authority, kewenangan sebagi suatu bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab.

2) Unity of command, setiap orang memiliki atasan yang memerintah dan kepadanya juga ia harus bertanggung jawab.

3) Unity of direction, satu pimpinan dan satu rencana untuk satu kelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama.

4) Gang planks, ditujukkan dengan diagram organisasi. Ada pucuk pimpinan dalam sebuah organisasi, da nada pimpinan yang levelnya lebih rendah. Di dalam organisasi harus ada garis komunikasi anatar pimpinan dan garis koordinasi antar bawahan.


(4)

1) Divsion of work, spesialisasi dalam pekerjaan.

2) Discipline, setiap pekerja harus berdisiplin dnegan tugas pokoknya. 3) Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. 4) Renumeration, pembayaran yang sama untuk pekerjaan dengan ukuran

sama.

5) Sentralisasi, terpusatnya tanggung jawab pada satu pimpinan. 6) Order, segalanya diatur pada tempatnya.

7) Equity, kebiasaan baik dan adil harus dikembangkan

8) Stability of tensure personenel, pekerja dan manajer memerlukan waktu untuk mempelajari waktu untuk mempelajari cara kerja masing-masing, perubahan personel akan terjadi karena pension, kematian atau promosi jabatan.

9) Initiative, dalam kewenangan dan disiplin staf sangat diperlukan. 10)Spirit the corps, mampu mengembangkan kekompakan dan rasa

kebersamaan staf bawahan.

Fayol mengatakan bahwa komunikasi lisan atau face to face communication antar manajer dan staf jauh lebih baik jika dibandingkan dengan komunikasi tertulis karena perasaan dan gerak tubuh kedua belah pihak akan ikut berbicara.

c. Elton Mayo (1920)

Mayo adalah seorang psikolog yang ikut memelihara diri dalam penelitian tentang pengaruh kelelahan pada tingkat produktivitas pekerja dan berbagai pengaruh istirahat terhadap peningkatan output kerja atau produktivitas pekerjaan. Dari percobaan yang dilakukannya di sebuah perusahaan di kota Hawtorn, telah dimunculkan sebuah revolusi mental dalam pekerjaan melalui menipulasi leingkungan. Spontanitas kerja telah terjadi tanpa pembayaran ekstra. Dalam hal ini tidak diperlukan adanya


(5)

pembudakan terhadap pekerja untuk mengambil keputusan sendiri dalam mengembangkan tugasnya.

Menurut Mayo, manajemen yang baik harus mencegah penonkolan kepentingan individu pekerja seningga mereka mampu mengatasi apa yang disebut dengan rabble hypothesis. Hipotesis yang menggambarkan bahwa dalam sebuah organisasi terdapat kesemrawutan kerja karena masing-masing individu bertindak demi kepentingannya sendiri.

Di samping itu, karena terjadi atomistic society pada kelompok-kelompok pekerja, menyebabkan adanya gangguan sense of belonging

dari salah satu kelompok pekerja terhadap lingkunganya. Menurut beliau, pada sebuah kelompok akan ada tiga tipe individu dewasa sesuai dengan reaksinya terhadap lingkungan. Manusia akan bereaksi logis, non logis, dan irasional.

Mayo membantah pernyataan bahwa manajemen itu harus selalu logis, sebab pekerja pada umumnya masih dikuasai oleh emoainya. Yang peril lebih dikembangkan dalam organisasi adalah sense of belonging.

Gagasan ini didukung dengan mengembangkan tipe pengawasan yang lebih simpatik bukan bersifat kaku atau keras.

Elton Mayo juga menanggap pekerja sebagai makhluk sosial, yang tidak hanya dapat dipici motivasi dan produktivitasnya kerjanya melalui peningkatan upah. Mereka akan bekerja lebih produktif apabila kerja sama antar individu di dalam sebuah kelompok kerja lebih dikembangkan dan juga mendapat perhatian khusus untuk pengembangan motivasi mereka melalui insentif non material. Sehubungan dengan pemikiran tersebut,


(6)

Mayo lebih dikenal dengan teorinya yaitu Human Reliationship Theory

dan Rabble Hypothesis.

TUGAS PERBAIKAN

NAMA:

ALVIN SEPTIAN M.

11 11011036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2015