Hubungan Komunikasi Interpersonal dalam Kelompok Tani dengan Motivasi Anggota

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DALAM KELOMPOK TAN1
DENGAN MOTNASI ANGGOTA
(KASUS PENGEMBANGAN SENTRA AGRlSlSNlS KOMODITAS UNGGULAN KAMBING
PERANAKAN ETAWAH DI KABUPATEN KULONPROGO)

Oleh:

NURITA SINAGA

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
NURITA SINAGA. Hubungan komunikasi interpersonal dalam kelompok tani
dengan motivasi anggota. Dibimbing oleh SJAFRI MANGKUPRAWIRA, SUTISNA
RIYANTO, dan HADIYANTO.
Sektor pertanian mempunyai ketangguhan menghadapi krisis dibandingkan
sektor-sektor lain. Diperlukan upaya pembangunan bisnis, yang memanfmtkan secara
optimal sumberdaya lokal seperti ternak kambing peranakan etawah (PE).

Salah satu wilayah yang memiliki potensi sumberdaya lokal, yaitu Kecamatan
Girimulyo khususnya di Desa Jatimulyo dan Desa Purwosari yang telah dikenal
sebagai sumber bibit. Potensi ini tidak diikuti oleh motivasi mereka untuk
mengembangkan usaha ternak kambing PE, dan masih membuatnya sebagai usaha
sambilan. Dengan potensi yang dimilikinya, wilayah ini juga dipilih sebagai
pengembangan sentra agribisnis komoditas unggulan karnbing peranakan etawah.
Proses komunikasi interpersonal yang didekati dari unsur arah, media dan
pesan berhubungan dengan faktor internal, keterdedahan media massa, dan faktor
kelompok. Dengan demikian menimbulkan keefektivan komunikasi dengan indikasi
terciptanya pemahaman, kesenangan, sikap, hubungan sosial, dan tindakan Indikasi
tersebut kemudian menimbulkan efek motivasi dengan melihat pernyahn kebutuhan
anggota, tanggapan akan tujuan, penguatan, harapan, keterikatan, dan kepuasan
sehingga ada perubahan sikap.
Populasi penelitian di Kecamatan Girimulyo, dari Desa Jatimulyo dipilih
delapan dusun, dan dari Desa Purwosari dipilih lima dusuil. Di Kecamatan
Samigaluh, dari Desa Pagerhqo dipilih tiga dusun clan dari Desa Sidohqo dipilih
enam dusun. Tiap dusun diwakili oleh satu kelompok yang juga dipilih secara
sengaja, dan sarnpel tiap kelompok sebanyak 15 orang yang dipilih secara acak,
sehingga seluruh responden berjumlah 330 orang. Data kemudian dianalisis dengan
analisis deskriptif dan analisis korelasional yang menggunakan uji Khi Kuadrat(2)).

Kesimpulannya, (1) faktor internal lebih berhubungan dengan proses
komunikasi interpersonal dibandingkan den@;an faktor keterdedahan media massa dan
fddor kelompok Faktor internal yang berhubungan dengan proses komunikasi
interpersonal meliputi faktor pengetahuan dengan arah clan pesan, faktor keterampilan
dengan arah dan media, dan faktor pengalaman dengan arah, dan pesan, sedangkan
faktor pendidikan tidak terbukti berhubungan, (2) dalam proses komunikasi
interpersonal, pesan lebih berperan dalam menentukan keefektivan komunikasi, arah
hanya menimbubn kesenangan, sedangkan media mampu mendorong anggota
(3) motivasi lebih erat hubungannya dengan
kelompok untuk melakukan tinkeefektivan komunikasi dan berdampak p d a produktivitas jika upayafmotivasi
tersebut diarahkan dengan baik, (4) Kecamatan Chimulyo unggul sumberdaya dam,
sedangkan Kecamatan Samigaluh unggul sumberdaya manusia Tidak a& perubahan
seperti meningkatnya pendapatan di Kecamatan Girimulyo dengan keberadaan
proyek, sehmgga tidak terlihat pedxdaannya dengan keadaan di Kecamatan
Samigaluh, yang belkn mendapat proyek sejenis.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
HUBUNGAN KOMUNLKASI INTERPERSONAL DALAM
KELOMPOK TANI DENGAN MOTIVASI ANGGOTA

(Kasus Pengembangan Sentra Agribisnis Komoditas Unggulan
Kambing Peranakan Etawah di Kabupaten Kulonprogo)
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belurn pemah
dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 25 Februari 2002

Nurita Sinam
Nrp: 99514/KMP

HUBUNGAN KOMUNDKASI INTERPERSONAL
DALAM KELOMPOK TAN1
DENGAN MOTIVASI ANGGOTA

NURITA SlNAGA

Tesis
Sebagai Salah satu Syarat untuk memperoleh Gel= Magister Sains (M. Si)
pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: Hubungan Komunikasi Interpersonal dalam Kelompok

Tani dengan Motivasi Anggota.
Nama

: Ir. Nurita Sinaga

NRP

: 99514

Program Studi


: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

*
Menyetujui :

1. Komisi Pembimbing

Dr. fr. Siafri Manhprawira
Ketua

Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Peri
dan Pedesaan

Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis

Tanggal Lulus: 14 Maret 2002

Program Pascasarjana

i

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 11 September
1964, dari pasangan Bapak Nekan Sinaga dan Ibu Rensiana Girsang, sebagai anak
sulung dari enam bersaudara.
Pada tahun 1975, penulis tamat dari Sekolah Dasar Ev. MPH. Romalbest di
Medan, selanjutnya pada tahun 1978 tamat dari Sekolah Menengah Pertama
Perguruan Teladan di Medan dan pada tahun 1982 tarnat dari Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 di Medan. Kemudian pada pertengahan tahun 1982, penulis
melanjutkan pendidikan tinggi pada Fakultas Peternakan Universitas HKBP
Nommensen dan tamat pada tahun 1988.
Semasa kuliah yaitu pada tahun 1985, penulis sudah menjadi asisten dosen di
Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen Medan, mengasuh matakuliah
Anatomi. Kemudian pada tahun 1989, sebagai tenaga laboran untuk laboratorium
Biologi dan Fisiologi di Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen Medan.
Pada tahun 1991, penulis menjadi tenaga edukatif harian di Fakultas Peternakan
Universitas HKBP Nommensen Medan, kemudian pada tahun 1992 diangkat menjadi
calon pegawai Yayasan Universitas HKBP Nommensen Medan, dan menjadi
Pegawai Tetap Yayasan Universitas HKBP Nommensen sebagai staf pengajar. Pada

tahun 1993 - 1995, penulis menjabat Kepala Bagian Humas, Protokol, dan Publikasi

Kampus di Unit Pembantu Rektor N Universitas HKBP Nornmensen Medan. Pada
tahun 1998, pe~lulisdipercaya untuk menjabat sebagai Pembantu Dekan II di Fakultas
Peternakm Universitas HKBP Nommensen Medan.
Penulis mulai tercatat sebagai Mahasiswa Program Pascasarjana di Institut
Pertanian Bogor pada semester ganjil tahun ajaran 1999/2000 untuk Program
Magster Sains (S-2) di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian clan
Pedesaan.

PRAKATA
Segala pujian dan rasa syukur penulis panjatkan ke pada Tuhan yang maha
kuasa, karena atas kasih-Nya penulis berhasil merampungkan tesis ini, yang
merupakan syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Komunikasi
Pernbangunal; Pertanian dan Pedesaan, Program Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian ini ialah Hubungan Komunikasi
Interpersonal dalam

Kelompok


Tani

dengan

Motivasi

Anggota

(Kasus

Pengembangan Sentra Agribisnis Komoditas Unggulan Kambing Peranakan Etawah
di Kabupaten Kulonprogo), dilaksanakan pa& bulan Agustus sampai dengan Oktober .
2002.
Tesis ini selesai, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Sjafii Mangkuprawira., Bap& Ir.
Sutisna Riyanto, MS., dan Bapak Ir. Hadiyanto, MS, selaku pembimbing yang telah
banyak memberi saran. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada suami
terkasih Bapak Marudut Marpung, kedua anak kami, Christian Marides Marpaung
dm Marlin Agustina Marpaung atas dorongan, pengertian, dan doanya. Akhirnya


terimakasih kepada kedua orang tua penulis, Bapak Nekan Sinaga dan Ibu Rensiana
Girsang, serta kelima adik kandung terutama si bungsu Rosmaleni Simga, juga
kepada Mertua, Ibu Tiomina Manurung atas doa dan kelapangan hatinya.
Semoga tesis ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2002
Nurita Sinaga

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL ..............................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................
Penunusan Masalah .................................................
Tujk n Penelitian ....................................................
Kegunaan Penelitian ................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi ..................................................................
Komunikasi ..............................................................

Komunikasi Interpersonal .............................................
Pengembangan Sentra Agribisnis Komoditas Unggulan
Kambing PE di Kabupaten Kulonprogo ............................
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kerangka Pemikiran ...................................................
Hipotesis ...............................................................

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian ......................................................
Populasi dan Sarnpel ...................................................
Definisi Operasional ...................................................
Pengumpulan Data dan Instrumentasi ...............................
Keabsahan (validitas)dan Keterandalan (reliabilitas).............
Metode Analisis ........................................................
Indikator dan Pengukuran .............................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Umum Wilayah Penelitian ...............................
Hubungan Faktor Internal. Keterdedahan Media Massa. dan
Faktor Kelompok dengan Proses Komuaikasi Interpersonal ....
Hubungan Proses Komunikasi Interpersonal dengan

Keefektivan Komunikasi .............................................
Hubungan Proses Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi
Bisnis ....................................................................
Hubungan Keefektivan Komunikasi dengan Motivasi Bisnis

Halaman
ix
x
xi
1
4
5

6
7

16
21
34

37
44

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............ .................. ......... ... ... ... ... ... ... ....
Saran ... ...... ... ... ......... ... ...... ......... ... ... ... ....... ... ... .....
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

107
109

DAFTAR TABEL

No.

Teks

Halaman

1.
2.
3.

Populasi Penelitian .................................................
Sampel Penelitian .................................................
Tataguna Lahan Desa Purwosari dan Desa Jatimulyo,
Kecamatan Girimulyo .............................................
Mata Pencaharian Penduduk Desa Purwosari dan Desa
Jatimulyo ............................................................
Struktur Umur Penduduk di Desa Purwosari dan Desa
Jatimulyo ............................................................
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Purwosari dan Desa
Jatimulyo ............................................................
Deskripsi Faktor Internal Responden ...........................
Deskxipsi Keterdedahan terhadap Media Massa ...............
Distribusi Responden menurut pendapat tentang kelompok
.........................................................................
Distribusi Responden menurut pola Komunikasi
Interpersonal ........................................................
Hubungan Faktor Internal dengan Proses Komunikasi
Interpersonal ........................................................

47
48

Hubungan Keterdedahan Media Massa dengan Proses
Komunikasi Interpersonal ..........................................
Hubungan Faktor Kelompok dengan Proses Komunikasi
Interpersonal ........................................................
Deskripsi Ukuran Komunikasi yang Efektif

.........................................................................
Hubungan Proses Komunikasi Interpersonal dengan
Keefektivan Komunikasi .........................................
Deskripsi Motivasi Bisnis ........................................
Hubungan Proses Komunikasi Interpersonal dengan
Motivasi Bisnis ....................................................
Hubungan Keefektivan Komunikasi dengan Motivasi Bisnis

DAFTAR GAMBAR

No.
1.
2.

Teks
Peran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kerangka
Pemikiran ...... ... ... ...... ... ... ......... ... ...... ...... ...... ......
Kerangka Pemikiran Hubungan Komunikasi Interpersonal
Dalam Kelompok Tani dengan Motivasi Anggota ... ... ......

Halaman

39
43

DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.

Teks
Rencana Tatakerja antar Sektor dalam Sentra Pengembangan
Agribisnis Kambing PE ....... ......... .......... ..................
Hasil Pengujian Reliabilitas Instnunen ...... ............... .....
Peta Tataguna Lahan Desa Purwosari dan
Desa Jatimulyo .................................... ..................
Peta Kecamatan Girimulyo ...... ... ............... ...... ...... ...
Peta Wilayah Kecamatan Samigaluh ...... ......................
Deskripsi Nilai Skor Kecamatan Girimulyo dan Kecamatan
Samigaluh ......... ...... ... ............... ........- .........-..- ....
Deskripsi Nilai Skor Selunth Responden .......................
Tabulasi Silang Hubungan Antar Peubah ......... ......... .....
Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Proses Komunikasi
Interpersonal ........................................................
Hubungan Faktor Keterarnpilan dengan Proses Komunikasi
Interpersonal ......... ...............................................
Hubungan Faktor Pengalaman dengan Proses Komunikasi
Interpersonal ......... ... ................................. ... ........
Hubungan Keterdedahan Media Massa dengan Proses
Komunikasi Interpersonal Seluruh Responden ...... ...........
Hubungan Faktor Kelompok dengan Proses Komunikasi
Interpersonal Seluruh Responden ........................ ........
Hubungan Faktor Norma dengan Proses Komunikasi .
Interpersonal ... ...... ... ...... ......... ......... ....................
Hubungan Faktor Kepaduan dengan Proses Komunikasi
Interpersonal ...... ...... ........................... .................
Hubungan Faktor Kepemimpinan dengan Proses
Komunikasi Interpersonal ..................... ....................
Hubungan Proses Komunikasi Interpersonal dengan
Motivasi Bisnis Seluruh Responden ...... .......................
Hubungan Media dengan Motivasi Bisnis ... ... ... .............
Hubungan Pesan dengan Motivasi Bisnis ............ ...........
Hubungan Proses Komunikasi dengan Keefektivan
Komunifrasi Interpersonal Seluruh Responden .................
Hubungan Keefektivan Komunikasi dengan Motivasi Bisnis
........ .........
Seluruh Responden ... ..................... .......

Halaman

Sektor pertanian termasuk di dalamnya perkebunan, petemakan, kehutanan,
perikanan dan kelautan belurn mendapat perhatian yang semestinya, apalagi menjadi
sektor terdepan (leading sector) bagi pemulihan ekonomi negeri ini, sementara
sektor-sektor lain mengalami pertumbuhan. Padahal sektor pertanian sudah
menunjukkan ketangguhannya menghadapi krisis. Pada saat sektor-sektor lain
mengalami pertumbuhan yang minus hanya pertanian, kehutanan dan perikanan yang
pertumbuhannya positif
Pada tahun 1999 pertumbuhan pertanian, kehutanan dan perikanan mencapai
2,1%, sementara keuangan dan jasa perbankan minus 0,4 dan bangunan minus 1,6%
(BPS, 2001). Meskipun para pengusaha besar yang termasuk pada golongan
konglomerat sebagian besar sudah ambruk, dan belum pulih, ekonomi nasional tahun
2000 bisa tumbuh hampir 5%. Pertumbuhan ekonomi yang positif 5% tahun 2000,
setelah hanya tumbuh 0,23% tahun 1999, dan -13,4% tahun 1998, jelas karena
sumbangan ekonomi rakyat, bukan dari konglomerat (Mubyarto, 200 1).
Pengembangan usaha peternakan kambing termasuk jenis ekonomi rakyat

pada kondisi peternakan rakyat yang secara ekonomi layak untuk dilaksanakan.
Perkembangan ekonomi globd menuntut sistem usaha yang berorientasi agrobisnis,

dan ha1 ini akan mempenganh agroindustri petemakan di masa yang akan datang
dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal (local resources based). Sdah satu

potensi sumberdaya lokal adalah bidang peternakan, khususnya ternak kambing

Peramkan Etawah (PE).
Kambing PE merupakan komoditas unggulan terutama di wilayah perbukitan
Menoreh yang memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif dibandingkan
komoditas yang sama di wilayah lain. Keunggulan komperatif adalah karena letak
wilayah ini di ketinggian yang merupakan ternpat yang disukai oleh temak kambing
PE. Keunggulan kompetitif karena bibit unggul jenis kambing ini tidak dimiliki oleh
wilayah laimya atau komoditi ini hanya berasal dari wilayah tersebut apalagi
jenisnya sangat disukai oleh rnasyarakat.

,

Kecamatan Girimulyo khususnya di Desa Jatimulyo dan Desa Purwosari telah
dikenal sebagai sumber bibit. Komoditas unggulan ini mempunyai peluang pasar dan
prospek yang menjanjikan bagi peningkatan kesejahteraan petani setempat. Potensi
pengembangan temak kambing PE di wilayah tersebut dapat dilihat

dari 41asil

pengamatan di lapangan, perkembangan populasi di kecamatan Girimulyo desa
Purwosari sampai dengan tahun 1999 menunjukkan, jumlah induk dan anak KamSing
PE sebanyak 1582 ekor. Di Desa Jati Mulyo, jumlah induk dan anak sebanyzk 1486
i

ekor (Sumber Kecamatan Girimulyo, 1999). Sementara di Kecamatan Samigaluh
jumlah ternak Kambing PE sebanyak 5831 ekor (Sumber: Kecamatan Samigaluh,
1999).
Dengan potensi yang dimiliki wilayah ini, Kanwil Departemen Pertanian
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menyusun Rancang Bangun Pengembangau
Sen-

Agribisnis Komoditas Unggulan Kambing Peranakan Etawah di Kabupaten

Kulonprogo, dengan h p a n dapat memberi kekuatan a w l , memberikan fasilitas
serta memandu masyarakat setempat sehingga mampu menggerakkan agribisnis
dengan kekuatan sendiri sesuai dengan rencana tatakerja antar sektor dalam sentra
pengembangan agribisnis kambing Peranakan Etawah (Lampiran 1).
Meskipun potensi pengembangan kambing PE di wilayah Kabupaten
Kdonprogo ini baik, namun sebagian besar peternak kambing PE (96%) menyatakan
bahwa usaha ternak kambing hanya merupakan pekerjaan sarnbilan dengan pekerjaan
pokok sebagai petani (Bappenas dan LP-IPB, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa
potensi sumberdaya lokal khususnya ternak kambing PE, belum tergali secara luas

dan dikelola secara optimal. Selain motivasi wirausaha penduduk setempat masih
relatif rendah, kendala aspek pemasaran dan perilaku peternak yang menjual kambing
yang berkualitas ke luar daerah merupakan bentuk-bentuk pennasalahan yang
dihadapi.
Perubahan sikap dan motivasi didapat atas proses belajar berdasarkan unsur
perhatian, pengertian, dan penerimaan terhadap stimulasi yang diterima organisme,

ha1 ini dapat dicapai dengan terciptanya komunikasi yang efektif di dalam kelompok
Komunikasi yang efektif dipen-

proses komunikasi yang berlangsung dan

berkaitan dengan faktor intern1 dan faktor eksternal. Komunikasi interpersonal
merupakan bentuk komunikasi yang dianggap tepat dan lebih ampuh &banding

bentuk komunikasi lainnya dalam ha1 mengubah sikap, kepercayaan, opini, cia.
perilaku komunikan Effendi (1993).

Perumusan Masalah
Untuk memperkuat basis ketahanan ekonomi di daerah maka diperlukan
upaya pengembangan bisnis yang memanfaatkan sumberdaya lokal secara optimal.
Oleh karena itu pengembangan usaha peternakan kambing pada kondisi petemakan
rakyat menjadi pilihan yang tepat. Perkembangan ekonomi global menuntut sistem
usaha tani yang berorientasi agrobisnis, dan ha1 in. akan mempengaruhi agroindustri
peternakan di masa yang akan datang. Sistem produksi yang sampai saat ini masih
bersifat tradisional perlu diubah, demikian pula skala pengusahaan ternak yang kecil
dan tersebar perlu ditingkatkan pada skala usaha yang ekonomis dan terorganisir.
Masalah internal utarna petemak sampai saat ini adalah keterbatasan dalarn
orientasi dan kemampuan kewirausaahan (entrepreneurship). Kemuchan informasi
harga di tingkat peternak tidak diketahui petani secara lengkap dan baik, sehingga
peternak cenderung melepas ternak-ternaknya yang berkualitas baik kepada pembeli
yang sebagian besar adalah para tengkulak untuk kemudian dijual kembali ke luar

daerah, sementara petemak harus menjual ternaknya karena kebutuhan yang
mendesak. Dengan keadaan yang seperti ini akan berpengaruh terhadap keberadam
bibit yang berkualitas tinggi.
Melalui komunikasi interpersonal dalam kelompok tani diharapkan terjalin
sebuah pengertian bersama sehingga anggota kelompok sadar akan potensi desanya

dan juga termotivasi untuk ikut dalam program pengembangan sentra agribisnis
komoditas unggulan ternak karnbing PE. Hal ini sangat beralasan karena berbagai

alasan tcrutamajika ditinjau dari segi geografisnya

yang persis di b a d pegunungan,

wilayah ini paling cocok untuk pengembangan ternak kambing PE sehingga

p e m d t a n sumberdaya lokal dapai memperkuat basis ketahanan ekonomi di daerah
ini. Pertanyaannya adalah sejauhmana komunikasi interpersonal dalam kelompok
mampu memotivasi anggotanya ?
Berdasarkan uraian tersebut, rnaka beberapa pernasalahan yang dapat di
identifikasi untuk diteliti adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan proses komunikasi interpersonal

dalam kelompok ?
2. Sejauhmana keterlibatan anggota kelompok

dalam proses

komunikasi

interpersonal ?

3. Bagaimana proses komunikasi interpersonal berhubungan dengan komunikasi
efektif ?
4. Sejauhmana terdapat hubungan antara komunikasi yang efektif dengan motivasi

bisnis ?
Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui darnpak komunikasi
interpersonal dalam kelompk tani terlmdap motivasi anggota kelompok terhadap
pengembangan sentra agribisnis komoditas mggulan kambing peranakan di
Kabupaten Kulonprogo dengan cara:
1. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan proses komunikasi

interpersonal dalam kelompok.
2. Menganalisis hubungan proses komunikasi interpersonal dalam kelompok dengan
keefektivan komunikasi.

3. Menganalisis hubungan proses komunikasi interpersonal clan keefektivan
komunikasi dalam kelompok dengan motivasi b i s ~ s .
Kegunaan
Penelitian ini berg-

bagi pengetahuan perilaku kelompok, baik secara

horizontal (antar anggota kelompok) maupun secara vertikal (anggota kelompok
dengan ketua kelompok taninya), terutama dalam menggunakan komunikasi
interpersonal. Dalam penelitian ini diungkapkan deslaipsi perilaku komunikasi
interpersonal yang terdapat di Desa Jatimulyo dan Desa Purwosari Kecamatan
Girimulyo Kabupaten Kulonprogo dan hubungannya dengan motivasi anggota
kelompok, oleh karena i t . penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. Implikasi bagi peneliti dalarn mernpelajari ilmu komunikasi terutama pendalarnan
tentang penggunaan komunikasi interpersonal.
2. Masukan dan pertanbangan bagi peneliti-peneliti dibidang lain terutama untuk
bidang komunilrasi.
3. Masukan bagi telompok-kelompok tani di wilayah manapun terutama di

kecarnatan Girimulyo dan kecamatan Samigaluh, untuk mengembangkan strategi
komunikasi interpersonal.
4. Masukan kepada pemerintah tentang pengembangan potensi daerah yang
mempunyai komoditas unggulan di wilayah manapun di negara ini, termasuk
pengembangan m g i komunikasi interpersonal serta melihat faiaor apa saja
yang masih diperiukan untuk mendukungnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi
Pengertian Motivasi

Soedijanto (1994) menyatakan bahwa motivasi terdiri atas kata motif yang
berarti dorongan, dan asi berarti usaha. Arti motivasi secara keseluruhan adalah

usaha yang diiakukan manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat atau
melakukan suatu tindakan. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang
berarti bergerak.
Motivasi itu tidak dapat dilihat akan tetapi hanya dapat diamati dari perilaku
yang dihasilkamya, yaitu dari cara atau pola pemenuhan kebutuhan atau pencapaian
tujuan yang dikehendaki. Motivasi dapat menjelaskan tentang alasan seseorang
melakukan suatu tindakan, karena motivasi merupakan daya pendorong yang
menyebabkan seseorang berbuat maupun tidak berbuat sesuatu guna mencapai tujuan
yang diingmkan (Keller, 1948).
Penclapat secada diungkapkan Schiffian (1992) dengan menggambarkan
motivasi sebagai dayzz gerak dalam diri individu yang mendorongnya untuk
melakukan tindakan. Daya gerak ini timbul karena adanya tegangan yang diakibatkan
oleh kebutuhan yang belurn terpenuhi. Arti tersebut dapat dipahami dengan
mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang dimulai dengan kekurangan
fisiologis atau psikologis, atau kebutuhan yang mengaktifkan tingkah laku, atau suatu
dorongan yang dimaksudkan pada tujuan atau intensif (Luthans, 1995). Motivasi

dimulai ckngan suatu kebutuhan fisiologi yang dirasakan sebagai kekuatan yang

sifatnya psikologis, yang memimpin individu untuk memuaskan kebutuhannya.
Kekuatan-kekuatan inilah yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Faktor-faktor yang Mempengarubi Motivasi
Agussabti (1997) dalam hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada tiga
faktor yang mempengamhi motivasi petani, yaitu: jumlah tanggungan, luas lahan
garapan dan teknologi. Faktor yang dapat ditangani adalah faktor lingkungan,
sedangkan faktor internal seperti pengalaman berusahatani kelapa clan kebutuhan
ternyata tidak mempunyai hubungan nyata dengan tingkat pemanfaatan lahan terbuka
di antara pohon kelapa di daerah penelitian.

Keadaan ini dimungkinkan karena motivasi merupakan akibat dari interaksi
individu dan situasi. Dalam suatu motif terdapat dua unsur pokok yaitu unsur
dorongan dan unsur tujuan yang ingin dicapai. Proses interaksi antara kedua unsur ini
di &lam diri manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam (internal) dan faktor dari
luar (eksternal) diri manusia sehingga menimbulkan motivasi untuk bertindak atau
melakukan sesuatu.
Dalam hasil penelitiannya, Prihatini (2000) juga menyimpulkan bahwa
mereka yang termotivasi adalah peserta yang mempunyai jumlah tanggungan yang

besar sehingga perolehan hasil usahanya bukan mempakan penghasilan sampingan

untuk mencukupi kekurangan kebutuhan dalam keluarga. Faktor internal yang
berpengaruh terhadap motivasi akhir bekerja bagi peserta prokesra (produksi keluarga
sejahtera) adalah tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja, kekosmopolitan,

identifikasi din dalam kelompok, dan jumlah anggota keluarga yang menjadi
tanggungan. Pengalaman bekerja dan jumlah anggota keluarga yang menjadi
tanggungan dalam faktor internal berhubungan nyata dengan motivasi akhir bekerja
peserta prokesra. Sedangkan faktor eksternal peserta prokesra yang berpengaruh
terhadap motivasi akhir bekerja adalah penghasilan suami, kesempatan berusaha, dan
pola interaksi anggota dalam kelompok.
Yuhana (1983) dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa secara urnurn
faktor-faktor yang mempengaruhl motif petani di negara-negara Asia dalam
menerapkan paket anjuran berusahatani padi, yaitu: urnur petani, tingkat pendidikan,

besar keluarga, pengalaman berusahatani, kelas sosial, kontak dengan penyuluh,
status penyakapan, keanggotaan koperasi, luas kepemilikan lahan, keragaman
memperoleh kredit pertanian, penyediaan sarana produksi dan keadaan fasilitas
irigasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadinya tingkah
laku disebabkan oleh adanya kebutuhan yang dirasakan oleh manusia. Kebutuhan
yang dirasakan ini ditimbulkan oleh suatu dorongan tertentu, dan kebutuhan yang
terdapat dalam diri manusia menimbulkan keadaan siap untuk berbuat sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan tadi. Keadaan siap tersebut kemudian di arahkan pada suatu
kegiatan konkrit yang diduga dapat memuaskan keb-

yang dirasakannya yang

disebut dengan motif.
Menurut Petri (1981) ada lima faktor penyebab timbulnya motivasi, yaitu: (1)
kekuatan dalam tubuh yang menimbulkan rangsangan untuk melakukan suatu
kegiatan tertentu, (2) faktor kehuunan yang menimbulkan kehgimm-keinginan

naluriah, (3) hasil proses belajar, (4) hasil dari interaksi sosial, dan (5) akibat dari .
proses kognisi.
Pendapat ini dapat dilihat dari hasil penelitian Aziz (2000) tentang hubungan
antara motivasi dan lingkungan kerja. Azis menemukan beberapa faktor lingkungan
kerja yang mempengaruhi kernarnpuan TLD (Tenaga Lapangan Dikmas) mengelola
program Dikmas, diantaranya adalah fasilitas, tunjangan atau pendapatan selain
insentif, dan hubungan kerja baik sesama TLD kepada atasan langsung (Penilik
Dikmas) maupun lintas sektoral.
C

Motivasi Bisnis

Pengertian motivasi kerja sebagaimana halnya pengertian umum mengenai
motivasi yaitu kondisi yang mengaktifkan individu dalam melakukan pekerjaan
tertentu secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Menurut Steer dan Porter
(1979)- motivasi kerja sebagai suatu sistem antara kekuatan internal dan eksternal.
Motivasi diartikan sebagai kekuatan internal yang mendorong individu untuk
mendapatkan berbagai macam cam, clan kekuatan eksternal atau kondisi lingkungan
sebagai pemicu dorongan internal.
Dengan demikian, motivasi kerja meruf>akansuatu kondisi yang menunjuk!
adanya indikasi kesungguhan, clan ketekunan yang mengarah pada suatu objek yaitu
pekerjaan tertentu, secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Motivasi kerja
menurut Bafadal (1992) dinyatakan sebagai salah satu variabel yang sangat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja seseorang.

Flippo dalam Hasibuan (1995), menyatakan motivasi adalah suatu keahlian,
dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil tercapai

keinginan para pegawai sekaligus tujuan organisasi. Dengan perkataan lain motivasi
adalah pemberian &ya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang, agar

mau bekerjasama, bekeja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan. Motivasi bekerja atau berusaha m e r u m faktor yang dapat
ditangani karena merupakan faktor lingkungan.
Sebelumnya Atkinson (1964) juga menyatakan bahwa kekuatan motivasi
sebagai bentuk fungsi persamaan yang dipengaruhl oleh: (1) motif, (2) harapan, dan
(3) insentif. Kekuatan motivasi untuk melakukan kegiatan adalah firngsi dari: (1)

motif, yaitu kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam
memenuhi kebutuhan maupun kepentingannya, (2) harapan, yaitu kemungkinan
ataupun keyakinan perbuatan seseorang dapat mencapai tujuannya, dan (3) insentif,
yaitu imbalan atau ganjaran yang diharapkan demi tercapainya tujuan.
Azis (2000) dalarn penelitiannya juga mengemukakan bahwa untuk
meningkatkan motivasi TLD dalam rangka kemampuannya mengelola programprogram Dikmas, pertama perlu adanyid peningkatan pemberian insentif atau honor.
Hal ini juga dijelaskan dalam dua aspek yang berkaitan dengan motivasi kerja, yaitu:
motivasi intrinsik clan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yang mempengaruhi
kemampuan TLD mengelola program Dikmas ackdah mengembangkan diri,
melibatkan diri dalam masyarakat, berprestasi, dan mengatur organisasi. Motivasi
ekstrinsik yang mempengmh kemampuan TLD mengelola program Dikmas adalah
mendapatkan uang, menmi lapangan pekerjaan, dan mendapdm status.

Tetapi Jung (1978) melihat motivasi dari sisi yang berbeda, menurutnya
terlalu sederhana mengasumsikan motivasi utama untuk bekerja adalah ekonomi.
Bekerja juga memberikan konsekuensi psikologis yang bermakna bagi seseorang.
Jung lebih lanjut menjelaskan bahwa terdapat dua aspek yang berkaitan dengan
motivasi bekerja, yaitu: 1) motivasi intrinsik dan 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik dari pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhan individu seperti:
mengembangkan kreativitas, untuk berprestasi, untuk melibatkan din, membirnbing
orang lain dan mengatur organisasi yang lebih kompleks. Motivasi ekstrinsik timbul
jika yang mendorong untuk bertindak adalah nilai-nilai yang berasal dari luar
individu tersebut, seperti: gaji, kondisi, pekerjaan, kebijaksamadperaturan tempat
bekerja.

Dari teori-teori motivasi dan hasil-hasil penelitian diatas, maka untuk
penelitian ini

motivasi kerja, dalam operasionalnya disebut motivasi berusaha

(motivasi bisnis). Usahanya yaitu pengembangan sentra agribisnis ternak kambing PE

di Kecamatan Girimulyo dan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo. Usaha-usaha yang
dilakukan diduga karena adanya motif, harapan dan insentif Motif yang artinya
dorongan, timbul karena dari segi sumberdaya alarn wilayah ini mempunyai potensi,
terutama bibit temak kambing PE. Keadaan ini membuat peternak kambing PE
berharap agar suatu ketika usaha ini membawa perubahan perekonomian yang
signifikan, sehngga pada akhirnya mereka mendapahn insentif sesuai dengan yang
diharapkan.
Usaha menggiatkan motif-motif tersebut menjadi tin@

laku konkrit yang

disebut dengan tingkah laku bermotivasi. Dengan demikian produktivitas akan

tercapai apalagy jika didukung ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan
seperti intensitas penyuluhan,

ketersediaan modal,

teknologi,

lingkungan,

perencanaan bisnis yang baik, dan posisi bisnis kambing PE itu sendiri.
Dikatakan juga bahwa motivasi adalah suatu keahlian mengarahkan individu
ataupun organisasi agar tercapai tujuan yang dikehendaki. Untuk sampai pada kondisi
tersebut diperlukan berbagai upaya, dan salah satunya melalui komunikasi. Menurut
Robbins (2001) komunikasi menjalankan ernpat fungsi utama di dalam suatu
kelompok atau organisasi, yaitu: kendali, motivasi, pengungkapan emosioml, dan
informasi. Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi antar pribadi
(komunikasi interpersonal), dan dalam penelitian ini digunakan karena diduga
sentuhan personal yang sifatnya persuasif diyakini dapat menjadi media terjadinya
keefektivan komunikasi. Komunikasi akan efektif jika ketepatannya dapat
ditingkatkan dan gangguannya diperkecil, dengan demikian ditemukan pengeldlaan
informasi jrang diterima yang disebut dengan persepsi.
Motivasi dalam Kelompok

Disamping menyelesaikan suatu tugasflcerja, suatu kelompok harus marnpu

untuk mengatur hubungan antara para anggotanya Membangun kepuasan kelompok
diarahkan pada fungsi kelompok dalam membangun serta memelihara kepuasan
dalam kelompok. Suatu kelompok yang efektif memberikan perhatian pada cara
<

bagamana tugas-tugas dilaksanakan, tmgkat kepuasan para anggota kelompok
dengan prosedur-prosedur dalam kelompok. Para pelaksana clan peneliti telah

menemukan tiga unsw yang mempengaruhi proses dan kepuasan kelompok yaitu:
komunikasi kelompok, norma-norma kelompok, dan ikatan kelompok.
Dari hasil penelitian Prihatini (2000) diungkapkan bahwa kelompok ham
dapat menciptakan kegiatan yang menarik bagi anggota serta dapat memungkinkan
setiap anggota melakukan komunikasi dengan baik mengenai u s h n y a . Sebaiknya
kelompok menyusun strategi dan p r o g m kerja bersama-sama anggota kelompoknya
sehingga dapat terus menumbuhkan motivasi berusaha dikalangan anggotanya
terutama dibidang perencanaan dan manajemen usaha.
Dalam kaitan itu Hirawan (1998) menunjukkaannya dengan menyatakan
bahwa hubungan faktor-faktor motivasi kondusif dengan efektivitas komunikasi
penyuluh pertanian di tingkat kelompok tani diperlihatkan oleh hubungan yang nyata
antara faktor-faktor eksternal motivasi kondusif dengan faktor-faktor internal
motivasi kondusif. Faktor-faktor internal motivasi kondusif berhubungan dengan
efektivitas komunikasi penyuluh pertanian di tingkat kelompok tani dan antara faktorfaktor eksternal motivasi kondusif dengan efekhvitas komunikasi penyuluh pertanian
di tingkat kelompok tani.
Untuk itu perlu dilihat kondisi kondusif, baik yang sifatnya internal maupun
ekstemal di dalam kelompok. Silver (1983) menyatakan bahwa penguatan untuk
melakukan suatu aksi atau terlibat dalam aksi adalah sinonim dengan m o t i w i untuk
melakukan suatu aksi. Suatu kekuatan dapat dianggap sebagai kecenderungan hati
(proclivity) menuju ke suatu aksi tertentu Arah dan intensitas dari kekuatan ini

ditentukan oleh tin*

daya tarik dari hasil-hasil langsung suatu aksi dengan harapan

bahwa aksi ini akan menghasillran suatu hasil tertentu. Dalam teori penguatan

(reinforcement theory), mempunyai suatu pendekatan perilaku (behavioristic), yang
berargumen bahwa penguatanlah yang mengkondisikan perilaku dan ini disebabkan
oleh lingkungan. Teori penguatan mengabaikan keadaan internal dari individu dan
memusatkan semata-mata hanya pada apa yang terjadi pada seseorang bila ia
mengambil suatu tindakan (Robbins, 200 1).
Motivasi juga disebut suatu aksi yang merupakan suatu kombinasi dari
harapan-harapan (expectations) seseorang bahwa aksi tersebut akan mempunyai suatu
hasil tertentu, dan manfaat (utilify) dari hasil tersebut dalam hubungamya dengan
hasil-hail lainnya. Dalam teori harapan Robbins (2001), kuatnya kecenderungan
untuk bertindak dalam suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan suatu
pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada
daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu itu. Teori motivasi yang disusun oleh
Victor Vroom (1964) dalam Silver (1983) adalah adanya perbedaan yang halus antara
harapan-harapan orang mengenai hasil-hasil dari aktivitasnya sendiri, dan manfaat
y a g dipersepsi dari hasil-hasil tersebut mtuk mencapai hasil-hasil lainnya.
Ikatan kelompok berarti perasaan yang dimiliki oleh suatu kelompok dan

perasaan perorangan anggota kelompok itu bahwa ia termasuk bagian dari kelompok.
Kelompok-kelompok dengan ikatan kelompok yang erat umumnya mempunyai
komunikasi yang efektif, intensif dan dihargai antar anggota. Untuk itu ada empat

cara untuk mempererat ikatan kelompok, yaitu: mengidentifikasikan diri tiap anggota
dengan kelompok, membangun suatu tradisi kelompok terutama kebiasaan-kebiasaan
yang dis&

para anggota kelompok, mengupaydmn agar kelompok mengenali dan

menghargai hasil pekerjaan yang bruk, menentukm tujum-tujw kelompok dengan

jelas dan dapat dicapai. Dalam kelompok-kelompok den*

ikatan kelompok yang

kuat, para anggota merasakan satu persaudaraan yang erat antar mereka
Komunikasi

Menurut Robbins (2001) tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa
'
C

komunikasi: pentransferan makna di antara anggota-anggotanya Hanya lewat
pentransferan makna dari

sate

orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat

dihantarkan. Disarnping untuk menanamkan makna, komunikasi juga harus dipaharni.
Komunikasi menjalankan empat h g s i utama di dalam suatu kelompok atau
organisasi: kendali (kontrol, pengawasan), motivasi, pengungkapan emosional, dan

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik
langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui medm, yang komponenkomponennya meliputi komunikator, pesan, media, komunikan dan efek (EffenQ,

Pada studi rise komunikasi khususnya &lam ha1 penyebaran inovasi Rogers
(1971) juga banyak m e m W perhatian pada studi riset komunikasi. Menurut Rogers
dalam Cangara (1998) komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari

sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka. Klasifikasi tip atau bentuk komunikasi di kalangan para pakar berbeda

satu sama l a h y a , dan didasarkan atas sudut pandang masing-masing pakar menurut

Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan mekanisme
fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dm rasa puas
mereka. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dan
perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir yang dilakukan oleh
komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengarnbilan
keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan
kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan
menilai pilihan-pilihan alternatif
Shiddieqy (2001) dalarn hasil penelitiannya menyatakan bahwa salah satu
faktor yang berhubungan positif dan nyata dengan tingkat adaptasi terhadap sistem
SPKS (Surat Perjanjian Kerja Sama) sebagai implementasi sistem pemberian dana
langsung kepada kelompok tani adalah beberapa aspek perilaku komunikasi seperti:
tingkat kekosmopolitan, keterdedahan media massa dan partisipasi sosial. Faictorfaktor yang berhubungan nyata secara positif dengan perilaku komunikasi petani

dalam beradaptasi terhadap sistem SPKS adalah faktor karakteristik individu dan
faktor karakteristik kelompok.
Beberapa aspek dari faktor kamkteristik individu yang mendukung perilaku
komunikasi meliputi: pendidikan formal, pendidikan non fonnal, tingkat pendapatan

dan luas lahan garapan. Makin tinggi pendidikan formal petani cendemg makin
tinggi tingkat kekosmopolitan dan aksesnya terhadap jaringan komunikasi lokal.

Makin sering petani mengikuti latihan-latihan, temyata makin kosmopolit, makin
akses terhadap jaringan lokal serta makin aktif beqmtwipasi sosial, demikian pula
halnya dengan tingkat pendidkin dan luas lahan garapan.

Keefektivan Komunikasi
Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang jelek paling sering disebut
sebagai surnber konflik antar pribadi. Salah satu kekuatan yang paling menghambat
suksesnya kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Suasana
keakraban ini kemudian berkembang membuat komunikasi menjadi efektif.
Lionberger (1982) mengemukakan faktor yang mempengaruhi reputasi sumber
informasi (komunikator), yaitu kredibilitasnya dalarn pengetahuan teknologi yang
marnpu diadaptasikan terhadap situasi setempat dan aksesibilitasnya dalam hubmgan
interpersonal yang didasari sikap hangat dan bersahabat.

Dari hasil penelitian Hirawan (1998) tentang efektivitas komunikasi penyuluh
pertanian di tingkat kelompok tani berdasarkan faktor-faktor motivasi kondusif di
Kabupaten Sukabumi, mengungkapkan bahwa faktor-faktor pendorong efektivitas
komunikasi penyuluh pertanian adalah kuatnya hubungan interpersonal, tingginya
status jabatan, baiknya jaminan keamanan, pekerjaan yang menantang, meningkatnya
rasa tanggrlflgjawab serta pertumbuhan dan perkembangan kerja. Sedangkan faktorfaktor penghambat efektivitas komunikasi penyuluh pertanian adalah kurang tepatnya
kebij&

dan administrasi penyuluhan pertanian, lemahnya supervisi

penyuluhan pertanian, kurangnya dukungan fasilitas operasional, kurang memadainya
penghasilan penyuluh pertanian, belum ommalnya prestasi kerja serta b g n y a
pengakuan dan pen-gaan

atas keberhasilan kerja.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hanafie (1998) mengungkapkan bahwa

kadcteristik komuuikator menunjang efektivitas komunikasi interpersonal pimpinan
dan menentukan pengaruh terhadap perubahan sikap dan selanjutnya memotivasi

komunikan kearah perilaku yang dikehendaki komunikator. Kepemimpinan adalah
komunikasi yang secara positif mempenganihi kelompok untuk bergerak kearah

tujuan kelompok Cragan dan Wright (1980) dalam Rakhmat (1998). Kepemimpinan

adalah faktor yang paling menentukan keefektivan komunikasi kelompok.
Keefektivan komunikasi yang berlangsung ditentukan oleh kesamaan
pengertian antara pengirim pesan dengan penerima pesan. Komunikasi dinilai efektif
apabila rangsangan yang disampaikan dm yang dimaksudkan oleh pengirim dan
sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima (Tubbs, 1996). Jika S adalah pengirim pesan dan R adalah penerima pesan,
maka komunikasi disebut mulus dan lengkap bila respon yang diinginkan S sama
dengan respon yang diberikan R. R/S = 1; R = makna yang ditangkap penerima, S =
makna yang dimaksud pengirim, nilai 1 menunjukkan kesempurnaan penyamaan dan
penerimaan pesan Goyer dalam Tubbs (1996).
Untuk sampai pada kesamaan pengertian, pesan komunikasi dipengaruhi oleh:
1) kejelasun pesan, 2) cara menyampaikan pesan, 3) perilaku, 4) situasi (tempat dan

waktu) komunikasi. Menurut Berlo (1960), komunhsi akan berjalan efektif apabila
ketepatannya (fidelity) dapat d i t i n g k a b dan gangguannya &pat diperkecil.
Oleh karena itu untuk meaingkatkan kekpatan dan mengurangi gangguan
harus terjadi pada setiap unsur komunikasi, yaitu:
1. Seorang komunikator ham memiliki keterampilan berkomunikasi, bersikap
positif terhadap komunikan dan pesan yang disampaikan serta mampu

menyesuaikan diri dengan sistem sosial budaya.

2. Seorang komunikan harus meiniliki kemampuan berkomunikasi, bersikap positif
terhadap komunikator dan pesan yang disampaikan, memahami isi pesan yang
disampaikan, serta perilaku kebiasaan dalam menerima dan menafsirkan pesan.
3. Pesan yang disampaikan harus memenuhi persyaratan W e atau bahasa pesan,
kesesuaian isi pesan dengan tujuan komunikasi, serta pemilihan dan pengaturan

bahasa dan isi pesan.
4. Media komunikasi hams sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sesuai
dengan isi pesan, sesuai dengan situasi dm kondisi masyarakat, serta efisien
dalarn mernilih media. Prinsip penggunaan media hams &pat dilihat, didengar,
disentuh, dicium dan dirasakan.
Menurut Schramm (1973) keefektivan komunikasi ditujukan oleh kondisi
saling melengkapi antara komunikasi dengan penggunaan media komunikasi dalam
mengantarkan suatu perubahan. Tanda-tanda komunikasi yang efektif paling tidak
menimbulkan lima hal, yaitu pemahaman, kesenangan, mempengarulzi sikap,
hubmgan sosial yang baik dan tindakan (Rakhmat, 1986).

Hal senada dikemukakan Tubbs dan Moss dalam Mulyana (1996), bahwa

ukuran bagi komunikasi yang efektif adalah pemahaman, kesenangan, pengaruh pada
sikap, hubungan yang makin baik dan tin-.

Den-

d e a n &pat dikatakan

bahwa keefektivan komunikasi didekati dari unsur-mur komunikasinya, yaitu
frekuensi kunjungan, ketepatan materi yang disamlxdm, penggunaan media
komunikasi dan ketempilan berkomunikasi.
Berdasarkan uraian komunikasi diatas, keefektivan kornunikasi yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kondisi yang menghdhsikan pemahaman,

kesenangan, sikap, hubungan sosial dan tindakan. Komunikasi interpersonal dengan

unsur arah, media dan pesan diduga berhubungan dengan keadaan tersebut.. Arah
komunikasinya cendemg vertikal atau horizontal, medianya menggunakan tatap
muka atau menggunakan media lain, dan pesannya berhubungan atau tidak dengan
pengembangan ternak kambing PE.
Komunikasi Interpersonal

Ada

beberapa

(intrapersonal

bentuk

communications),

komunikasi

yaitu

komunikasi

komunikasi

antarpribadi

intrapribadi
(interpersonal

communications), komunikasi kelompok kecil (small group communications),
komunikasi kelompok besar (large group communications) dan komunikasi massa
(masscommunications).

Komunikasi

intrapribadi

berlangsung

pada

diri

sendiri

sebelurn

berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi antarpribadi berlangsung antara dua
orang atau lebih secara tatap muka. Komunikasi kelompok kecil ditujukan kepada
kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Komunikasi
kelompk besar ditujukan kepada afeksi komunikan dan prosesnya berlangsung
secara linier. Komunikasi massa berlangsung melalui media massa modem seperti
surat kabar, siaran radio televisi, film dan sebagainya. Komunikasi yang paling

ampuh adalah komunikasi antar pribadi (hmunikasi interpersonal) dan komunikasi
kelompok kecil sebab bisa berlangsung hubungan dialogis antara komunikator
dengan komunikan (Effendi, 1993).

Son (1991) dalam hasil penelitiannya mengun-

bahwa hubungan

sangat nyata antara aktivitas komunikasi wawan muka (komunikasi interpersonal)
dengan pengetahuan KB wanita PUS di Desa Semplak dan Desa Wargajaya,
memberikan petunjuk kuat bahwa penyebarluasan informasi KB pada masyarakat
yang kondisinya belum siap secara intern untuk melakukan aktivitas komunikasi,
hanya a h efektif melalui saluran interpersonal.
Dari hasil penelitian Agustina (2000) tentang hubungan komunikasi
interpersonal dan pengalaman kerja dengan sikap pegawai negeri sipil juga terungkap
bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara komunikasi interpersonal dengan
sikap pegawai terhadap pekerjaan. Model komunikasi interpersonal efektif di kantor
BPS Sumatera Selatan merupakan perpaduan antara sudut pandang humanistik yang
mempertimbangkan keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan
kesetaraan dengan sudut pandang pragmatik, yang menekankan pada kepercayaan
diri, kebersatuan, manajemen interaksi, daya ekspresi dan orientasi ke pihak lain.
Tapi menurut Depari dan McAndrew (1385), bahwa komunikasi antar pribadi
untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan untuk masyarakat pedesaan ternyata
terdapat kesulitan. Umumnya pesan-pesan tersebut sarnpainya tidak merata. Faktor
transportasi, walctu, biaya, keterbatasan jumlah penyuluh pembangunan, merupakan
hambatan-hambatan pokok bagi tercapainya komunikasi anta pribadi yang efektif.
Devito (1997), mengemulcakan bahwa kommikasi interpersonal adalah
komunikasi antar dua orang yang lazimnya mempunyai beberapa tujuan seperti
mengenal, berhubungan, mernpengaruhi, bermain dan membantu Barnlund dalam
Goldberg (1985), mengatakan bahwa yang dirnaksud dengan komunikasi

interpersonal bisa melibatkan dua atau lebih individu yang secara fisik berdekatan
untuk menyampailcan dan menjawab pesan baik secara verbal maupun non verbal.
Goldberg sendiri mengungkapkan bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dikaitkan
dengan pertemuan antara dua, tiga, atau mungkin empat orang terjadi secara spontan
dan tidak berstruktur.
Hingga sekarang komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
didefinisikan berdasarkan karakteristik dari suatu situasi jumlah orang yang terlibat,
jarak fisik di antara mereka, dm potensinya untuk memberikan umpan balik seketika
itu juga dan bukamya menundanya. Komunikasi menjadi lebih bersifat antar pribadi
apabila para komunikatornya menjadi lebih bersahabat @miliar) dan melihat
komunikasi antar pribadi sebagai suatu persoalan mengenai tingkat atau derajat. Jadi
interaksi di antara sesarna teman lebih bersifat antar pribadi dibandingkan dengan
yang terjadi di antara sesama orang yang masih asing. Komunikasi antar pribadi
berkembang apabila orang-orang yang terlibat komunikasi sudah lebih mengetahui
tentang pribadi sesamanya (Reardon, 1987).
Dalam komunikasi interpersonal aspek hubungan sangat menonjol, karena
komunikasi interpersonal merupakan suatu bentuk komunikasi yang lebih menyentuh

pada sisi pribadi individu yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian aspek
psikologis menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan agar dicapai proses
komunikasi yang efektif Hal ini &pat dilihat dari apa yang dikemukakan oleh
Rakhmat (1991 ) bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pengolahan inf