Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan.

Program Transisi tahun 2009 30 Kab. Probolinggo Kab. Situbondo Kab. Magetan Kab. Blitar Kab. Jember Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Ponorogo Kab. Bangkalan Kab. Ngawi Kab.Trenggalek Kab. Bondowo Kab. Sampang Kab. Pacitan Kab. Pamekasan 9,43 8,39 7,82 7 ,58 7,00 6,22 5,96 5,64 5,54 5,40 4,88 4,68 4,55 4,13 3,91 5,77 5,57 5,12 5,65 5,70 5,56 5,59 5,40 5,55 5,63 5,15 5,30 4,21 5,10 5,24 Kota Kediri 140,06 0,66 Sumber: BPS Propinsi Jawa Timur, 2007 Namun dari hasil evaluasi terhadap kinerja pembangunan dalam berbagai bidang pembangunan, masih ditemukan berbagai permasalahan yang menjadi hambatan dalam mewujudkan target-target yang telah direncanakan. Oleh karena itu rumusan permasalahan pokok Jawa Timur yang diintroduksi dari permasalahan - permasalahan berbagai sektor pembangunan pada bidang-bidang pembangunan adalah sebagai berikut:

A. Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan.

Berbagai upaya pembangunan pendidikan termasuk Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun yang dicanangkan pada tahun 1994 dilaksanakan untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk Jawa Timur. Namun demikian sampai saat ini tingkat pendidikan penduduk relatif masih rendah. Angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2004 mencapai 7,43 tahun. Sementara itu angka buta huruf penduduk usia 10-44 tahun mencapai 750.000 orang. Kondisi tersebut belum memadai untuk menghadapi persaingan global dan belum mencukupi pula sebagai landasan pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan knowledge based economy. Di samping itu, kualitas pendidikan relatif masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik. Hal tersebut terutama disebabkan oleh 1 ketersediaan pendidik yang belum memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, 2 kesejahteraan pendidik yang masih rendah, 3 fasilitas belajar belum tersedia Program Transisi tahun 2009 31 secara mencukupi, dan 4 biaya operasional pendidikan belum disediakan secara memadai. Dalam bidang kesehatan, Kualitas pelayanan belum optimal karena belum semua sarana pelayanan kesehatan melaksanakan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Keterjangkauan dan pemerataan pelayanan dapat dilihat dengan rasio jumlah sarana yang ada. Di Jawa Timur terdapat 922 Puskesmas dan 2.134 Puskesmas Pembantu, berarti setiap Puskesmas melayani 38.698 orang atau belum sesuai standar dimana setiap Puskesmas melayani 30.000 penduduk. Di samping itu, kualitas pelayanan belum optimal karena belum semua sarana pelayanan kesehatan melaksanakan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Keterjangkauan dan pemerataan pelayanan dapat dilihat dengan rasio jumlah sarana yang ada. Disamping itu rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan sering terjadi terutama pada masyarakat miskin karena kendala biaya cost barrier. Berdasarkan jumlah tenaga medis yang ada, rasio tenaga medis masih belum merata. Di sisi lain belum semua tenaga kesehatan memenuhi kompetensi profesi terkait untuk dapat ter- regristrasi sebagai tenaga kesehatan profesional.

B. Kemiskinan, Kesenjangan, dan Pengangguran