Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dengan Pascakualifikasi
Berita  Acara sebagai  dasar  penyusunan
adendum kontrak.
36.  Perubahan
Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan 36.1  Perpanjangan
waktu pelaksanaan
dapat diberikan  oleh  PPK
atas  pertimbangan  yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a.  pekerjaan tambah; b.  perubahan disain;
c.  keterlambatan yang disebabkan oleh PPK; d.  masalah  yang  timbul  di  luar  kendali
penyedia; danatau e.  keadaan kahar.
36.2  Waktu penyelesaian
pekerjaan dapat
diperpanjang sekurang-kurangnya
sama dengan  waktu  terhentinya  kontrak  akibat
keadaan kahar. 36.3  PPK  dapat  menyetujui  perpanjangan  waktu
pelaksanaan  atas  kontrak  setelah  melakukan penelitian  terhadap  usulan  tertulis  yang
diajukan oleh penyedia. 36.4  PPK  dapat  menugaskan  PanitiaPejabat  Peneliti
Pelaksanaan  Kontrak  untuk  meneliti  kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
36.5  Persetujuan  perpanjangan  waktu  pelaksanaan dituangkan dalam adendum kontrak.
B.5  Keadaan Kahar 37.  Keadaan Kahar
37.1 suatu  keadaan  yang  terjadi  diluar  kehendak
para  pihak  dan  tidak  dapat  diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban
yang ditentukan  dalam  Kontrak  menjadi  tidak  dapat
dipenuhi. 37.2
Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi: a.  bencana alam;
b.  bencana non alam; c.  bencana sosial;
d.  pemogokan; e.  kebakaran; danatau
f.  gangguan  industri  lainnya  sebagaimana
dinyatakan  melalui  keputusan  bersama Menteri  Keuangan  dan  menteri  teknis
terkait.
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dengan Pascakualifikasi
37.3 Apabila  terjadi  Keadaan  Kahar,  maka  penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat 14 empat  belas  hari  sejak  terjadinya  Keadaan
Kahar, dengan
menyertakan pernyataan
Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang. 37.4
Jangka  waktu  yang  ditetapkan  dalam  Kontrak untuk  pemenuhan  kewajiban  Pihak  yang
tertimpa  Keadaan  Kahar  harus  diperpanjang sekurang-kurangnya  sama  dengan  jangka
waktu  terhentinya  Kontrak  akibat  Keadaan Kahar.
37.5 Keterlambatan  pelaksanaan  pekerjaan  akibat
Keadaan  Kahar  yang  dilaporkan  paling  lambat 14 empat belas hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
37.6 Pada  saat  terjadinya  Keadaan  Kahar,  Kontrak
ini  akan  dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar  berakhir  dengan  ketentuan,  Penyedia
berhak  untuk  menerima  pembayaran  sesuai dengan  prestasi  atau  kemajuan  pelaksanaan
pekerjaan yang telah  dicapai. Jika selama masa Keadaan  Kahar  PPK  memerintahkan  secara
tertulis  kepada  Penyedia  untuk  meneruskan pekerjaan  sedapat  mungkin  maka  Penyedia
berhak
untuk menerima
pembayaran sebagaimana  ditentukan  dalam  Kontrak  dan
mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan  yang  telah  dikeluarkan  untuk  bekerja
dalam  situasi  demikian.  Penggantian  biaya  ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
B.6  Penghentian dan Pemutusan Kontrak 38.  Penghentian dan
Pemutusan Kontrak
38.1  Penghentian  kontrak  dapat  dilakukan  karena pekerjaan  sudah  selesai  atau  terjadi  Keadaan
Kahar. 38.2  Dalam hal kontrak  dihentikan, maka PPK wajib
membayar  kepada  penyedia  sesuai  dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a.  biaya  langsung  pengadaan  Bahan  dan Perlengkapan  untuk  pekerjaan  ini.  Bahan
dan Perlengkapan  ini harus diserahkan oleh Penyedia  kepada  PPK,  dan  selanjutnya
menjadi hak milik PPK;
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dengan Pascakualifikasi
b.  biaya langsung
pembongkaran dan
demobilisasi  Hasil  Pekerjaan  Sementara  dan Peralatan;
c.  biaya langsung demobilisasi Personil. 38.3  Pemutusan kontrak dapat  dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK. 38.4  Menyimpang  dari  Pasal  1266  dan  1267  Kitab
Undang-Undang  Hukum  Perdata,  pemutusan Kontrak  melalui  pemberitahuan  tertulis  dapat
dilakukan apabila: a.  penyedia
lalaicidera janji
dalam melaksanakan  kewajibannya  dan  tidak
memperbaiki  kelalaiannya  dalam  jangka waktu yang telah ditetapkan;
b.  penyedia tanpa
persetujuan Pengawas
Pekerjaan,  tidak  memulai  pelaksanaan pekerjaan;
c.  penyedia  menghentikan  pekerjaan  selama 28
dua puluh
delapan hari
dan penghentian  ini  tidak  tercantum  dalam
program  mutu  serta  tanpa  persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d.  penyedia berada dalam keadaan pailit; e.  penyedia  selama  Masa  Kontrak  gagal
memperbaiki  Cacat  Mutu  dalam  jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
f.  penyedia tidak
mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;
g.  denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui
5  lima  perseratus  dari  nilai  Kontrak  dan PPK  menilai  bahwa  Penyedia  tidak  akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h.  Pengawas Pekerjaan
memerintahkan penyedia  untuk  menunda  pelaksanaan  atau
kelanjutan  pekerjaan,  dan  perintah  tersebut tidak ditarik  selama 28 dua puluh delapan
hari;
i.  PPK tidak
menerbitkan SPP
untuk pembayaran
tagihan angsuran
sesuai dengan
yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK;
j.  penyedia terbukti
melakukan KKN,
kecurangan  danatau  pemalsuan  dalam proses  Pengadaan  yang  diputuskan  oleh
instansi yang berwenang; danatau k.  pengaduan
tentang penyimpangan
prosedur, dugaan
KKN danatau
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dengan Pascakualifikasi
pelanggaran persaingan
sehat dalam
pelaksanaan  pengadaan  dinyatakan  benar oleh instansi yang berwenang.
38.5  Dalam  hal  pemutusan  Kontrak  dilakukan karena kesalahan penyedia:
a.  Jaminan Pelaksanaan dicairkan; b.  sisa  Uang  Muka  harus  dilunasi  oleh
penyedia atau
Jaminan Uang
Muka dicairkan;
c.  penyedia membayar denda; danatau d.  penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.
38.6  Dalam  hal  pemutusan  Kontrak  dilakukan karena  PPK  terlibat  penyimpangan  prosedur,
melakukan  KKN  danatau  pelanggararan persaingan
sehat dalam
pelaksanaan pengadaan,  maka  PPK  dikenakan  sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
39.  Peninggalan Semua